Mengenai Saya

Senin, 07 Februari 2022

PUASA MERAWAT KESEHATAN - Bagian Ke empat

Saya bukan orang pemerintahan, bukan orang kesehatan dan bukan siapa-siapa. Hanya saja, kebetulan sekolahnya di Ilmu pemerintahan. 

Sebenarnya, tidak ada satu hukum pun, kecuali bagi para ulama, khususnya bagi para Fuqoha, "Illa wa la hu hukmun (kecuali disitu ada hukum)".

Dimasa Rasulullah SAW, tidak pernah di jabarkan secara terperinci tentang Bab Vaksin. Tetapi, Nabi mengungkapkan,  " Innal halal bayyin" (Halal itu jelas dan haram itu jelas)". Diantara halal dan haram itu, ada "umurun musthabihat La ya'lamu hunna katsirum minannas (ada perkara yang samar, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia)". Artinya hanya diketahui oleh segelintir manusia. 

Dalam perkara Kesehatan, Para ulama-ulama kita, baik yang diindonesia, Maupun di luar Indonesia, fatwa mereka semua sama.

Ada satu dalil. Dalil itu, tidak hanya Al-Qur'an dan Sunnah. Tidak hanya Ijma dan qiyas. Tetapi, ada dalil yang tidak tertulis seperti Al-Qur'an dan Ijma, yaitu dalil kehidupan. Yang kerap disebut oleh ulama Ushul Fiqih, sebagai "tsaddu syariah (upaya preventif)". 

"Lalu, adakah dalil vaksin didalam Al-Qur'an atau tidak ada?". Tidak ada secara Eksplisit. Tetapi, secara Implisit ada. Namun hanya ulama tertentu yang bisa menyentuhnya.

"Lantas bagaimana dengan dalil yang lain?". Ternyata di Sunnah, Nabi pernah Mengatakan dalam Hadist yang shohih, "tadawaw ibadhallahu (berobatlah wahai Hamba Allah)". 

Konteks hadist ini adalah ketika kita sedang sakit Dan obat yang paling bagus adalah berlindung atau kita memakai sesuatu yang dapat menghindarkan kita dari penyakit. Maka, benarlah para ahli kedokteran, menjaga diri dari penyakit dan menjauhkan diri dari yang berbahaya. Hal inilah yang dimaksud dengan "Tsaddu Syariah". 

Jika berobat saja diperintahkan Nabi, apalagi mempertahankan diri agar selamat dan sehat. Nabi Mengatakan Dalam Hadist Thabrani, ada dua riwayat yang bertentangan secara kualitas sanad, yang satu riwayatnya dhoif (lemah) dan yang satu Hasan (sedang). 

Pada kesempatan ini, kita mengambil Hadist yang riwayatnya Hasan. Kata Nabi, "Tsumu tasyifu (berpuasalah kamu, agar sehat)". Jika kita berpuasa, maka kita mendapatkan benefit sehat. Maka, puasa adalah upaya preventif, agar seseorang tidak sakit. Jika hal ini di kembangkan, maka hal itulah yang menjadi "Tsaddu syariah". 

Imam yang paling banyak menggunakan "Tsaddu syariah" adalah Imamuna Ahmad bin Hambal di Baghdad, murid terbaik dari Al Imam Al Mutallabi Muhamad bin Idris Syafi'i, yang mengatakan bahwa tidaklah aku tinggalkan baghdad, kecuali aku mewariskan satu orang yang paling bertaqwa dan paling paham agama, yaitu Abu Abdillah Ahmad bin Hambal atau yang di kenal dengan Imam Hambali. 

Beliau sangat membuka ruang terhadap Konsepsi Tsaddu Syariah (tindakan preventif). 

Entah, Vaksin ini ada unsur Konspirasi atau tidak, diluar sana. Saya tidak punya urusan dengan soal-soal itu. Yang menjadi urusan kita bahwa semua kita berhak untuk sebuah keselamatan dan kesehatan. 

Misalnya, Dulu Rosulullah SAW mengadopsi metode bekam dari India. Barangkali sebahagian kita baru mengetahuinya, bahwa "Al hijamah" itu adalah gagasan yang dipinjam dari negeri India, sebab sebelum Yunani berkembang, teknologi kesehatan India sudah berkembang. Barulah bergeser ke China, lalu ke Yunani, ke Romawi, Persia dan Arab. 

Diatas, saya menyebutkan bahwa "berpuasalah kamu, agar sehat".  Maymun Ibnu musa dalam bukunya "Tadbir as shihah" menyebutkan, Penyakit itu Bisa muncul dari 2 perkara. Pertama, Terlalu sedikit atau terlalu banyak makan. Kedua, Terlalu sedikit atau terlalu banyak gerak.

Artinya, Makan adalah Obat bagi lapar dan makan juga bisa jadi bencana jika kelebihan dosis. Dalam Terma Orang di Makassar, disebut "Balala".

Suatu Ketika Bertanyalah seorang "Kisra" (Raja persia), "adakah obat yang tidak memiliki efek samping?". 

seorang Filosof dari Sudan, Imam Jalaluddin As-suyuthi mengatakan, "Ya Tuanku, jangan Tuan makan setelah lapar dan angkat tanganMu (berhenti makan) sebelum kenyang. Maka, tidak ada alasan bagimu untuk mengeluh selain kematian.


***

Saya kadang heran, jika medis mendiagnosa penderita Maag itu akibat pola makan tidak teratur?. Karena, Saya sering tidak makan seharian (24 jam), bahkan bisa lebih dari sehari. Alhamdulillah, Tidak pernah mendapati gejala seperti Maag. Justru, pantangan medisnya kerap saya Lakoni dan hal itu sudah berlansung lama. Makanya, Tubuh saya tipis 😂. Sama juga dengan Panik dan Cemas, hampir jarang. Padahal kantong sudah bocor 😂.

Misalnya, mengapa Orang yang puasa itu wajib niat ?. Karena niat itulah yang menjadi kontrol otak atas asam lambung. Asam lambung itu diaktifkan oleh instruksi Otak. Kalau otak kita mengendalikan persepsi, Asam lambung akan mengikuti instruksi dan hal itu sudah biasa di lakukan oleh orang-orang yang berpuasa.

Sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai parah. Niat itu, bukan di mulut bilang mau puasa, tapi hatinya tidak yakin. Pasti tumbang.

Manusia itu, secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya, puasa dan buka - Sahurnya cuman minum sedikit. Itu kuat. Asalkan niat dan tekadnya juga kuat.

Makanya, raja-raja dulu itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat Puluh hari. cuman minum air Sungai.

Hal itu berkenaan dengan salah satu kalimat dalam sebuah buku, saya lupa judulnya. Kira-kira begini bunyinya, "mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang".

Artinya, ketika kita memikirkan ; ‘ah, kalau terlambat makan, nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, berarti kita mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang, bahwa perkataan bisa menjadi doa. Nabi Musa itu, jika merasa sakit, langsung mensugesti diri; ah, sembuh. Ya sembuh dia. Orang-orang debus itu tidak merasakan sakit saat diiris-iris, karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang menemukan bom atom, konon cuma 5% pendayagunaan otaknya. Jadi, potensi otak itu luar biasa.

Jadi, sebenarnya Jadwal makan sembarangan tidak apa-apa?”.

“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur dan kalau bisa konsisten. agar menjaga aktivitas asam lambung. Misalnya, kita makan 3x sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang, bikinlah sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam ; sarapan jam 6 pagi, makan siang jam 12 siang, makan malam jam 6 petang. Kalau siang, misalnya jam 11. karena mungkin tidak sempat makan siang jam 12. yah, niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam 2 misalnya, ganti saja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.

Tapi, Yang lebih penting adalah pikiran kita, yakin tidak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubuh kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri Dan itu bisa diaktifkan secara optimal. kalau pikiran kita optimis. Kalau kita cemas, takut, kuatir, justru imunitas kita turun dan rentan sakit juga.

Sama juga dengan orang yang berkali-kali divonis tipes?. Itu salah kaprah. Sekali orang kena bakteri thypoid, penyebab tipes. maka, antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan 2 tahun. Sehingga selama 2 tahun itu mestinya orang tersebut tidak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai 5 tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif. tapi, itu bukan tipes. Jadi, selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opname. Itu biar rumah sakitnya penuh dan untung saja. Padahal, Kemungkinannya hanya demam biasa.

Kalaupun tipes, tidak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Insya Allah Sembuh. 

Dulu, ada seorang Dokter di RS Sardjito (Jogyakarta) menganjurkan agar belasan pasien tipes yang tidak mampu, tidak punya asuransi, di rawat jalan saja. Yang penting tetap konsumsi obat dari dokter tersebut. minum yang banyak dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka menurut. Akhirnya, dalam waktu maksimal 4 hari sudah sembuh semua. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah 1 minggu, itupun masih lemas.

Bukankah pasien harus bedrest?. Iya, tapi kan bisa di rumah dan harus Yakin bisa sembuh.

Dulu, Ada seorang wanita kena kanker payudara. Payudara Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di RS Sardjito (Jogyakarta). Tidak lama kemudian, ternyata payudara kirinya terkena juga. Karena, tidak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merambat ke paru-paru dan jantung. Tim Medis di RS Sardjito angkat tangan. Bahkan, pasien Di divonis punya harapan hidup maksimal hanya 4 bulan.

Lalu, pasien tersebut bertemu Dokter yang memulangkan pasien Tipes tadi, untuk di rawat saja di rumah. Bukannya sang Pasien minta obat atau apa. Dia cuma bertanya, pada Dokter tersebut ; saya sudah divonis maksimal empat bulan. Kira-kira bisa tidak, kalau diundur jadi enam bulan?’

Sang Dokter heran saat itu dan bertanya kenapa?. Pasien tersebut, menjawab, bahwa enam bulan lagi anak bungsunya akan menikah, dia ingin ‘berada' dimomen itu.

Di jelaskanlah oleh Sang Dokter dengan bahasa, yang apa adanya. Bahwa vonis medis itu tidak seratus persen, walaupun persentasenya sampai 99%. tetap masih ada satu persen, berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun. Maka, Dokter tersebut menyatakan, Ibu tidak usah berpikir akan mati 4 bulan lagi. Justru Ibu, harus siapkan mental, bahwa hari ini atau besok kita sudah siap untuk mati. Kapanpun mati, siap!.

Begitu, kita pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan kapanpun. Tetapi, harus tetap berusaha bertahan hidup.

Saya yang membaca nasehat Dokter tersebut, semakin bingung. Karena, Tidak menyangka ada nasehat semacam itu. Kukira sang Dokter akan memotivasi pasiennya, agar semangat untuk sembuh. Justru, disuruh siap mati kapanpun 🤭.

Akhirnya, pasien membutuhkan waktu sebulan untuk menuruti nasehat Dokter, Untuk menyiapkan mental, siap mati kapanpun.  Jadi, Enjoy saja dan tidak perlu mengkhawatirkan penyakit itu lagi. Nah, saat itu sang Dokter cuman memberi satu macam obat, Itupun hanya obat anti mual. Agar, pasien tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.

Setelah hampir empat bulan, pasien tersebut check-up kembali lagi ke RS Sardjito dan di sana dokter yang memeriksanya geleng-geleng kepala. Ternyata, Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!. Orangnya masih hidup Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.

Namun, semua itu tidak cukup dengan  pasrah saja. Tidak mau berusaha.

Di waktu yang lain, Dokter tersebut bercerita tentang kenalan dokter, lanjutnya. Dulu tugas di RS Bethesda, Dokter asli Jakarta. lalu pindah bermukim di Tennessee, Amerika.

Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun. Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika. Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira bagaimana kasus kanker di Afrika. Dia cari-cari referensi tentang itu, tidak ada satupun referensi yang menyebutkan kasus kangker di Afrika. Akhirnya dia menghubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.

Kawannya itu tidak bisa menjawab. Lalu, dia dihubungkan langsung dengan kementerian kesehatan di sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di Afrika tidak ada kasus kanker. Nah, dia pun kaget dan penasaran.

Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah. Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?. Orang-orang di sana makannya sangat sehat, Yaitu sayur-sayuran mentah dilahap, tidak dimasak seperti kita.

Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan. Jadi, betul-betul sehat. Tidak kayak kita, sudah pupuknya pakai pestisida, eh pakai dimasak lagi. Serba salah kita.

Bahkan beras merah dan hitam, yang sehat-sehat itu, kita tidak mau makan. Justru, kita jadikan pakan burung dan ayam. Akibatnya, burung dan ayam yang sehat, kita yang sakit-sakitan.

Keterangan ini mengingatkan saya pada obrolan dengan Ibu-ibu, tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali. 

Kawan, seorang Dokter Di Jogya yang bermukim di Amerika itu awalnya hanya ingin tahu, akhirnya dia ikut-ikutan. Dia tinggal di Afrika Tengah, selama tiga mingguan dan melakukan pola makan seperti orang-orang Afrika itu.

Akhirnya, Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee, Amerika. Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami. Lalu, beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya. Yah, Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang. Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini bukti bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan adalah energi yang luar biasa. Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh. Makanya dalam kondisi apapun, Tidak  usah cemas, tidan usah takut.

Cerita-cerita diatas adalah pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme.

Hal itu juga mengingatkan saya, pada beberapa artikel yang ku baca, tentang seorang Alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir. Singkatnya, ada seorang santri mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya. Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia menangis di depan dokter saat itu. Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.

Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Kiyainya, menyampaikan maksudnya itu. Kemudian oleh Kiyai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan), Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.

Riyadhoh pun dimulai. Ia lalui hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti. Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh. Kadang, Santri tersebut merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.

Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau, mirip bangkai tikus, kenang narasumber yang menuliskan kisah tersebut. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.

Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati. Pihak rumah sakit pun heran. Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!.

Saya secara pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik. Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit. Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih.

Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan. Kita tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu, hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib. Itu sangat efektif. Kalau orang pencak silat, ditahannya bisa sampai tujuh detik. Tapi kalau untuk kesehatan, cukup tiga detik saja.

Setelah membaca anjuran ini, saya mencoba mempraktekkannya. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda. Terutama untuk mengatasi insomnia akut saya. Memang ampuh, Yakni metode empat-tujuh-delapan.

Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu oleh berbagai hal. Maka, pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan. Tidak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.

Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali. Memang iya mata kita tidak langsung terpejam mengantuk, tapi pikiran menjadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap. Awalnya saya juga ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.

Mengapa?. Karena, Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita.

Hal itu persis ketika kita sholat dua menit saja dengan khusyuk. sinyalnya lebih bagus ketimbang kita sholat satu jam. tapi pikiran kita kemana-mana. Apalagi dengan keampuhan sholat malam, Sholat tahajud. ketika kita baru bangun di akhir malam, gelombang otak kita itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang terjadi pada waktu Isya atau Shubuh.

Jadi, logis jika doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang. Ketika tekad kita begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa kita.

Tubuh kita ini, diberi kemampuan oleh Allah untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu. populer disebut dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk dan yang lama dibuang. Ketika pikiran kita positif untuk sembuh. maka, yang dibuang pun sel-sel yang terkena penyakit.

Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali. Silahkan menyimpulkannya sendiri. Apakah itu Puasa senin-kamis atau apapun namanya. Tetapi yang pasti, bahwa ketika kita puasa, Regenerasi sel berlangsung dengan optimal. Makanya, orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit. Intinya, kita harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri.

Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang tidak perlu-perlu sekali, tidak usah di konsumsi. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau kita banyak berkeringat. yah, tergantung kebutuhan. Lalu, Tertawalah yang lepas, bergembira dan menonton Filem Yang lucu. bisa merangsang produksi enzim endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.


#Pejalan Sunyi
#Samar Cakrawala
#Rst
#Nalar Pinggiran