Mengenai Saya

Selasa, 07 November 2023

KEMANA ARAH PERANG PALESTINA VS ISRAEL ?

Sebelum saya menguraikan Kemana arah perang palestina vs Israel. Saya coba refleksikan sebuah memori kepada kita sebagai orang indonesia.

Pertaman, GAZA - Lokasi terjadinya pertempuran antara Hamas dan Israel adalah tempat kelahiran dan kampung halaman IMAM SYAFI'I. Seperti yang kita ketahui, Imam Syafi'i adalah satu dari sekian Imam Mazhab yang terkenal dalam Islam dan kebanyakan pengikutnya berada di Asia tenggara, terkhusus di indonesia. Artinya, tempat peperangan antara Hamas dan Israel adalah tempat Imam mazhabnya orang indonesia.

Di samping Gaza, ada satu tempat beranama ASQALAN - Termasuk ke dalam wilayah Israel adalah tempat kelahiran dan kampung halaman IBNU HAJAR AL ASQOLANI. sepetti yang kita ketahui, Ibnu Hajar Al Asqolani ini di gelari sebagai Amirul mukminin dalam Ilmu hadist, karena beliau menulis Kitab Fathul Bari - yang mensyara' kitab Shohih Imam Bukhari. Maksudnya, hadist-hadist Imam Bukhari di syara' oleh Ibnu Hajar dan Syara' Ibnu hajar adalah syara' paling lengkap. Selain itu, Ibnu Hajar Al Asqolani juga adalah pengikut Imam Syafi'i - Mazhab syafi'i.

Kedua, saya juga teringat dengan wawancara presenter Al Jazera yang bernama Ahmad Mansour kepada pendiri Hamas, yaitu Syekh Ahmad Yasin - yang juga di kenal sebagai bapak spritual Hamas, bahkan sebenarnya di kenal sebagai bapak spritual bangsa Palestina.

Ahmad Mansour bertanya kepada Syekh Ahmad Yasin, "Bagaimana anda memandang masa depan Palestina dan Israel?". Hal Yang mengejutkan adalah Syekh ahmad Yasin menjawab, bahwa Israel kelak akan runtuh pada tahun 2027.

Mengapa penting untuk saya sampaikkan ini. Karena, jawaban beliau menjelaskan kepada kita, bagaimana nubuwah, firasat atau Ramalan yang berbasis pada ayat-ayat Al Qur'an, yang di baca dengan firasat seorang mu'min. Bertemu secara perlahan-lahan dengan realitas di lapangan.

Ahmad Mansour, prensenter Al Jazera ini kaget, karena Syekh Ahmad Yassin menyebutkan angka (Tahun 2027). Syekh Ahmad Yasin di tanya mengapa anda menyebut angka tersebut - 2027?. Syekh Ahmad Yasin menjawab, sumber saya hanya Al Qur'an, karena Al Qur'an bercerita tentang Qissatu thihi - Sejarah tentang tersesatnya bani Israel di gurun sinai selama 40 tahun. Setelah fir'aun runtuh, mereka di minta oleh Nabi Musa untuk keluar dan mendatangi palestina untuk melawan para diktator-diktator di sana. Tetapi, mereka tidak mengikuti ajaran Nabi Musa dan akhirnya Bani Israel ini tersesat di gurun sinai selama 40 tahun.

Jadi, Al qur'an menyebutkan angka 40 tahun dan kata Syekh Ahmad Yasin, mengatakan Angka 40 tahun itu adalah angka generasi atau siklus satu generasi.

Israel berdiri pada tahun 1948. 40 tahun kemudian, tahun 1988 puncak dominasi Israel. Tetapi, di tahun yang sama, Kalau tidak salah di tahun 1987 - 1988 Hamas Lahir dan sekitar tahun 2027 Hamas Berumur 40 tahun atau kematangan Usia Hamas.

Para Ulama kita dahulu kerap memfirasati atau membaca zaman dengan menggunakan ayat-ayat dalam Qur'an dan membaca landscape dalam realitas yang mereka hadapi, serta kemana arah dari realitas tersebut.

Hal yang paling menarik lagi adalah Majalah News Week tahun 2002, sudah membuat sebuah cover Story yang berjudul Masa Depan Israel - Bisakah Israel sebagai sebuah negara bertahan?. Saya khawatir dalam waktu kedepan ada dua negara yang hilang dari Peta dunia ; Pertama Ukraina, kedua Israel.

Ramalan atau Firasat Syekh Ahmad Yasin sesuai bacaan beliau kepada Al qur'an dan kita ketahui bersama beliau telah syahid. Hari ini perlahan-lahan terbukti, terutuma serangan kejutan Hamas pada tanggal 7 oktober 2023 yang menghancurkan kepercayaan orang tentang Kedigdayaan Militer, kedigdayaan Intelejen, kedigdayaan sistem pertahanan udara. Hancur berantakan di sabtu kelabu tersebut.

Ihwal itulah, kita bisa membayangkan peristiwa 7 oktober adalah bencana militer terbesar yang pernah di hadapi israel. Sehingga, israel melakukan lamgkah bombardemen secara brutal kepada gaza. Hal ini di nilai sebagai upaya untuk menjaga air mukanya, menjaga malunya di panggung dunia atau mencoba mengembalikan harga dirinya di hadapan mata dunia. Sekaligus menjaga kepercayaan militernya, yang hancur oleh serangan badai Al aqsa.

Langkah pembalasan atas badai al aqsa yang di lakukan israel kepada Gaza sudah bukan lagi langkah pembalasan. Tetapi, pembataian atau genosida kepada warga sipil Palestina.

Respon terbesar atas tindakan Hamas, datang dari Amerika. Dua kapal induknya merapat di perairaan mediterania. Tentu kita bertanya, Untuk apa?. Dalam keadaan paling buruk, jika seandainya perang terbuka terjadi. Maka, kapal induk Amerika akan berfungsi sebagai jembatan udara untuk menyuplay logistik kepada israel.

Tetapi, Menlu Amerika sedang melakukan kunjungan di timur tengah menemui beberapa pemimpin-pemimpin negara arab dan kita melihat semua pemberitaan sepanjang kunjungan clinton ke timur tengah ini, semacan upaya de-Eskalasi atau mencegah jangan sampai perang ini melebar dan meluas menjadi perang kawasan.

Lantas kemana arah perang palestina Vs Israel?. Pertanyaan seperti ini, bisa kita uraikkan dengan membuat pertanyaan baru, Bisakah perang Palestina Vs Israel berkembang menjadi perang Kawasan?. 

Hal inilah yang sangat di khawatirkan Amerika. Karena begitu Perang Palestina Vs Israel berkembang menjadi perang kawasan, maka dampaknya kepada dunia sangat besar, termasuk indonesia. Pertama, kawasan tersebut menjadi kawasan penyuplai energi ke seluruh dunia. Kedua, kawasan tersebut, akan melibatkan hampir semua global player di dunia - China, Rusia, Amerika, Eropa akan terlibat. Situasinya bisa jauh lebih dahsyat dari Perang Ukraina. Sementara Di kawasan Timur tengah, ada dua Negara yang memiliki senjata Nuklir, yaitu Iran dan Israel.

Jika tidak ada kesepakatan politik, antara para pihak yang ada di kawasan tersebut. Misalnya, israel memaksakan pengusiran 1 juta lebih (stengah) penduduk gaza. Dengan tujuan menghindari jatuhnya korban sipil, jika serangan lanjutan Israel terjadi. tentu, tujuan penduduk Gaza yang di ungsikan, hanya satu negara yaitu Mesir. Sementara Mesir sudah mengatakan menolak menampung penduduk Gaza. Persis sama dengan perang Syiria, Turki yang mendapatkan beban pengungsian warga Syiria.

Tetapi, hari ini kita menyaksikan potensi kesepakatan politik ini tidak mudah. Kenapa?. Karena negara-negara yang tadinya bersekutu dengan israel atau dianggap sangat dekat dengan Israel, sekarang mengalami perubahan secara geopolitik. Misalnya, mesir tidak seperti sebelumnya. Beberapa waktu lalu, dewan keamanannya berkumpul yang di pimpin lansung oleh Presidennya, menghasilkan keputusan, diantaranya ; menolak penduduk Gaza, hanya ada satu solusi bagi palestina, yaitu merdeka dan keamanan mesir diatas segalanya. Maksudnya mesir, menolak penduduk Gaza atau pengungsi, karena orang lain yang perang, kami yang memikul bebannya.

Israel memang sengaja Mendesain untuk setengah dari penduduk Gaza untuk mengungsi ke luar Gaza dengan dalil Keamanan Sipil. Di bangunkan Kota di Sinae dan lapangan kerja. Tetapi, penduduk Gaza tidak mau keluar dari kotanya. Karena mereka ingat betul, ketika Pengusiran yang terjadi di tahun 1948, orang palestina di suruh keluar dari palestina, setelah itu mereka tidak bisa kembali lagi.

Soal tawanan perang. Hamas sudah mengatakan, tidak ada pembahasan tawanan perang sampai perang berakhir. Artinya, soal tawanan pun tidak ada tanda-tanda akan terjadi kesepakatan. Hanya Bantuan kemanusiaan yang paling memungkinkan di sepakati. Sekalipun, Israel menolak untuk di buka jalur distribusi Bantuan. Tetapi, seluruh mata dunia mendesak agar Yordania dan mesir membuka Jalur.

Di dalam negeri Israel sendiri, terjadi perpecahan, baik Pemerintahannya, maupun militernya. Kemarin, kita lihat demo untuk menurunkan Netanyahu dalam kepemimpinannya. Netanyahu hanya punya satu dari dua kemungkinan ;  pertama, dia membuat politik bumi hangus, dia seret israel ke dalam perang yang lebih besar. Sehingga semua orang tidak memikirkan dia atau dia masuk kedalam penjara. Sebab, Netanyahu punya banyak kasus, sementara oposisi sudah masuk ke dalam pemerintahan. oposisi Israel telah melakukan rapat kabinet menghasilkan keputusan untuk menunda serangan darat ke Gaza. Artinya perpecahan di Israel sendiri sangat menganga lebar.

Tekanan yang di hadapi israel sangat besar, dari dalam ada konflik Di tubuh pemerintahan dan militernya. Sementara Tekanan eksternalnya adalah perang.

Di sinilah kita akan lihat, apa yang akan di lakukan Netanyahu. Sebab, hal ini menyangkut dirinya sendiri. Netanyahu adalah pelaku utama. Posisinya tidak sekuat dulu, tapi masa depannya sangat buruk. Makanya, salah satu sumber yang mengubah landscape perang di Gaza menjadi perang kawasan, jika Netanyahu mengambil langkah Bombardir sembarang - Hantam semua. Sebab, jika tidak dia lakukan, maka ancaman penjara menanti dia. Apalagi, dia telah menyatakan, kita akan memasuki perang yang sangat panjang, sulit dan lama.

Namun, Amerika menginginkan De - Eskalasi. Ia tidak mengingkan perang kawasan terjadi. Sebab, front yang berperang akan semakin banyak, jika perang kawasan terjadi. Hal ini belum di tambah Front Taiwan yang juga memanas dengan China. Serangan Hamas secara mengagetkan saja, membuat Amerika sudah menyeret semua sekutunya untuk terlibat ; Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dsb.

Hanya saja, Eropa tidak dalam posisi sekuat dulu. Tekanan ekonomi eropa tidak memungkinkan mereka memikirkan banyak Front sekaligus. Artinya, baik Eropa maupun Amerika tidak dalam posisi menginginkan Eskalasi perang lebih luas dan lebar. Tetapi, Netanyahu akan memaksakan Perang tersebut lebih besar. Maka, Mungkinkah israel akan keluar dari kendali Amerika, Dengan menyeret AS dalam perang yang lebih jauh.

Faktor yang paling penting untuk kita ketahui, militer Israel saat ini nyalinya ciut setelah serangan mendadak Hamas. Serangan balasan yang terjadi, hanya serangan udara. Sementara dalam Perang, tidak ada yang namanya kemenangan akhir, tanpa pendudukan.

kabinet Israel menunda serangan Darat. Karena alasan cuaca. Saya membayangkan, perang darat inilah yang akan memicu perang kawasan meledak. Sebab, jika terjadi perang darat. Kita akan menyaksikan, peristiwa yang di alami Amerika di Vietnam, Afganistan dan Irak. Di ketiga front ini, Amerika membunuh sangat banyak sekali korban. Tetapi, Kalah dalam Perang ; Keluar dari Vietnam dalam keadaan kalah. Keluar, dari Afganistan dalam keadaa kalah dan Keluar dari Irak dalam keadaan kalah. Artinya Mereka menang dalam medan Tempur, tetapi kalah dalam peperangan. 

Sekarang dalam makna perang, Israel kalah dari Hamas. Kalau pun serangan darat terjadi, tentu hal itu sangat di nantikan Hamas. Sebab, mereka tidak punya cover udara. Kebanyakan orang memprediksi, Israel tidak berani masuk. Tetapi, situasi yang terjadi saat ini berbeda, karena ada faktor Netanyahu yang terancam secara internal jika tidak memaksakan perang lebih besar terjadi.

Artinya, jika Israel menginginkan kemenangan, maka dia harus menempuh perang darat dan melakukan pendudukan. Tetapi, Semua negara memprediksi, jika itu terjadi. Maka, israel akan mengalami apa yang di alami Amerika di Vietnam, Di Afganistan dan di Irak.

Jika perang kawasan meledak, dampaknya kepada dunia dan Indonesia sangat besar.



*Pustaka Hayat

*Pejalan sunyi

*Rst

*Nalar Pinggiran