Mengenai Saya

Selasa, 29 Desember 2020

DIRGAHAYU ALOR DAN VISI KAKEKQ, YANG SEORANG IMAM KAMPUNG



Dahulu kata KakekQ, yang seorang Imam Pertama Di lereng gunung Alila-Topbang itu berpesan pada ayahku, "Nak, saya ini tidur beralaskan tangan. namun, jika Engkau (Belajar) sekolah. Paling tidak, engkau Minimal akan tidur beralaskan bantal".

Kakek saya adalah satu diantara banyak orang seusianya yang tau membaca dan menulis, serta sangat rajin membaca. Pasca beliau wafat, alamanak buku-bukunya yang selalu di kirimkan ayahku dari Makassar, habis di ambil kemanakan dan cucu-cunya yang menyambangi Mukimnya. Juga, banyak sekali isi surat menyuratnya dengan ayahku, yang di simpan rapi oleh ayah saya dirumah. 

Dulu, setelah lulus SR (Sekolah Rakyat), ia sempat di tawari menjadi Guru di salah satu Daerah di Alor, yang sangat jauh. Hanya saja, tawarkan tersebut, punya konsekuensi yang menabrak prinsipnya, apalagi ia adalah seorang Imam Tua pertama di kampung. sehingga ia menenggelamkan tawaran tersebut di kedalam realitas.

Itulah juga barangkali, satu sebabnya, saya sangat susah diajak kompromi dengan hal yang menabrak idealisme dan prinsip yang telah lama saya bangun.

Iya, beliau adalah Imam Kampung pertama di lereng Alila-Topbang. 

Dalam penuturan bapak saya, dengan langkah getar-gemetar tangannya. Ia Tetap menanam bibit kenari dan pinang yang butuh bertahun-tahun berbuah. Bukan " untuk saya", katanya. tapi untuk cucu dan cicitnya kelak. 

Uang dari hasil ayaman bambu, yang harus di pikul turun naik gunung, yang tidak seberapa, di pakai untuk menyekolahkan ayah saya. Sedangkan hasil-hasil kebun lainnya, di gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Beberapa adik, ayah saya terpaksa putus sekolah. Apalagi di tengah lingkungan kampung dan alor secara umum masih sangat patriarki, sehingga prioritas untuk di sekolahkan adalah anak lelaki. Hanya dua adik bapak saya yang berhasil mengeyam pendidikan menengah atas, karena di boyong ke makassar tahun 1990-an, setelah ayah kembali ke Alor untuk mempersunting Ibu Saya. 

Ayah saya menginjakkan kaki di Tanah daeng, sekitar tahun 1970-an, setelah lulus SMA di Kupang. Jadi tidak perlu di ragukan soal asam garam, terik dan hujan badai kehidupan padanya, sebab ia telah melakoninya.  

Saya hendak meng-underline, bahwa Ayah saya benar-benar menjalankan amanah Ayahnya dulu, sebelum keluar rumah menuju Ujung Pandang ; Jika engkau sekolah (Belajar), maka engkau akan tidur beralaskan bantal. Tidak seperti ayahmu yang tidur beralaskan tangan". 

Iya, ayah saya memang tidak, bisa melanjutkan sekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Tapi, buah tangannya, banyak sekali menghasilkan sarjana. 

Sekitar 16 anak, kemanakan dan cucu yang berhasil menjadi sarjana (S1), yang tinggal di rumah. sudah termasuk dengan saya, Insya Allah dalam waktu dekat akan melanjutkan study. Jumlah Itu belum di tambah dengan yang tinggal dengan ayah saya sewaktu masih muda. Dan sekitar 8 orang lagi yang sedang mengeyam Kuliah, termasuk adik kandung saya, yang mengambil jurusan Filsafat Islam.  Panjang kalau mengulasnya. Yang pastinya, ayah saya benar-benar amanah menjalankan Visi Kakek saya.

Berkenaan dengan itu saya teringat dengan, Raja Louis XIV yang ingin membangun istana Versailles. Istana yang dalam sejarah, di kenal dengan "Istana yang paling megah dan glamor di dunia". Ketika beliau mengutarakan niatnya ini, banyak yang berusaha menghambat karena alasan durasi waktu yang sangat lama untuk membangun istana yang semegah itu. 

apa kata, Raja Louis XIV ; "saya membangun istana ini, bukan untuk saya. Tapi untuk kejayaan prancis". Bukan hanya Kini saja. tapi, untuk masa depan. Bukan hanya kita atau kami saja, tapi untuk anak, cucu dan cicit. Itulah generasi.

Bulir kerinduan yang masuk menembus Dan menyatu bersama aliran darah, memompa jantung dan mendidihkan kepala yang bekerja lebih extra dari biasanya.

Seberapa majukah derap langkah peradaban Negeri Seribu Moko?.

Satu hal yang perlu kita ketengahkan, bahwa peradaban tidak di ukur dari Seberapa banyak Tanah, Hutan dan laut yang di konversi menjadi gedung-gedung pencoret langit dengan tinta air mata.

Peradaban tidak diukur dari seberapa massif produksi kendaraan perhari. peradaban tidak diukur dengan seberapa canggih Gedget-Gedget terbaru dan Peradaban tidak di ukur dari seberapa intens kita menggunakan Jejeraing sosial. tidak, Itu bukan Hipotesa peradaban.

Kunci suatu peradaban, terletak pada SDM (Sumber daya manusia). apalah arti gedung-gedung Tinggi, jika bersamaan ada derai mata yang tumpah karena tanah, Hutan dan lautnya dirampas. apalah arti produksi kendaraan, jika memarjinalisasi pejalan kaki. apalah arti gedget-gedget tercanggih, jika nurani semakin bau dan bernanah. apalah arti jejaring sosial, jika kita semakin Individualistik.

Harus di akui Bahwa saya Tidak di lahirkan dan di besarkan di atas Tanah Leluhurku, apatah lagi Di tempa dan didik dengan lingkungan, adat, Budaya dan Norma Negeri Seribu Moko. tapi, satu hal yang perlu ku kabarkan pada Kalian ialah, KecintaanKu pada tanah leluhurku bisa saja Melebihi kecintaan kalian pada Alor.

Tetap begitu Alorku, agar rindu ini tetap terawat. Sekali ternoda, kita butuh ratusan, bahkan Jutaan detik untuk mengembalikanmu. 

Rindu ini, kerap datang dengan bahasa kencenderungan yang jarang di pahami orang. Rindu ini sepertimu, yang penuh misteri. Ia keras kepala dan tidak bisa diajak kompromi. 

#Nalar pinggiran

Selasa, 17 November 2020

PAENTENGI SIRI'NU



Di hari jadi Gowa, yang ke -700. saya ingat dengan Diktum yang benar-benar menembus Waktu dan melampaui zaman. Sungguh hari ini, telah di tinggalkan saripatinya oleh generasi kita. 

Diktum yang lahir dari pergulatan dan permenungan yang dalam, dari seorang, yang orang belanda menyebutnya sebagai "Haanstjes Van Het Oesten". Indonesia pun mengenalinya sebagai "Ayam Jantan Dari Timur". Orang Bugis-Makassar menyebutnya sebagai ; "Janggang Lakiya batu i raya" . Dialah I Mallombassi Daeng Mattawang karaeng Bonto mangape Muhammad bakir Tumenga ri bulla pangkawi "Sultan Hasanuddin".

paentengi siri'nuu, punna tena siri'nuu matemako bajiikanggang (tegak dan teguhkan Harga diri. Sebab, jika Harga diri sudah tidak ada. Lebih baik mati). 

Binatang saja, harganya tidak sama. sapi mahal karena dagingnya. semakin gemuk sapi. maka, semakin mahal-lah harganya. tetapi, ada burung perkutut lebih mahal dari sapi, padahal dangingnya sangat sedikit. Mengapa?, karena, burung perkutut mahal bukan pada dagingnya, melainkan pada Suaranya. 

Dimana harga diri seorang manusia; yang paling gemuk?, yang paling bagus suaranya kah?, yang paling kaya kah?, yang paling Cantik?, yang paling Ganteng?, yang paling berkuasa atau yang paling apa, silahkan sebutkan semuanya?. 

Lantas, mengapa kita Malu dan merasa di rendahkan harga diri kita, jika kalah harta dan kalah berkuasa, sehingga mengahalalkan segala cara untuk kaya dan berkuasa. Mengapa kita begitu mudah mematok Harga diri pada soal-soal yang artifisial-material.

Saya Justru menangkap pesan Janggang Lakiya I Raya sangat religius dan memiliki nilai yang terkoneksi dengan Tuhan, bahwa diktum itu Sebagai sebuah spirit yang tidak bisa di ukur dengan standar-standar material. 

Mengapa?. Karena Letak, harga diri manusia?.  Dalam Terma Qur'an adalah  "Inna aqromakum indallahi astqoqum (sebaik-baik manusia adalah yang paling bertaqwa)".

Taqwa dalam pengertian paling Umum adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Kalau sedikit di tarik lebih kedalam; Taqwa adalah waspada, bahwa Allah dalam hidup tidak pernah absen. Siang malam, sedih-gembira, suka dan duka dan dalam keadaan apapun, Allah tidak pernah Alfa dalam hidup, barang sedetik saja. 

Lalu, Mengapa kita begitu mudahnya menjual dan menghacurka harga diri kita, demi merengkuh dan mendapatkan sesuatu yang sangat remeh temeh, dengan standar-standar Material, yang sama sekali tidak substansial?. 

Jika di tarik lebih jauh Kajiannya ; benarkah indonesia adalah anak keturunan bapak, ibu, kakek, nenek dan Leluhurnya ataukah Indonesia adalah keturunan hasil bayi tabung belanda, yang menempatkan harga diri tidak lebih murah dari materi ; Harta, tahta dan Jabatan?. 

Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam Sila pertama Pancasila adalah Harga diri (Siri'), Taqwa dalam terminologi agamanya. Katanya Pancasila, tetapi tidak menomor satukan Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam praktek Hidup. Tidak pernah istikharo, tidak pernah Tuhan di jadikan rujukan Utama atau pertimbangan dalam menapaki langkah-langkah. Makanya, semua yang terjadi diIndonesia saat ini, seperti; Korupsi, kolusi dan nepotisme semakin subur. angka kriminalitas meninggi. Silang sengkarut, sumpah serapah menjadi tayangan paling utama. Kesenjangan ekonomi, politik, pendidikan, dsb semakin menganga. Yang kaya dan berkuasa semakin jumawa menghisap, Yang miskin semakin terpojok. Intelektual dan ilmuannya, sibuk menjadi Oportunis. Yang lebih parah, agamawan dan Pemuka agamanya, masuk ke dalam arus tersebut. memang wajar terjadi. Toh, Itu yang di inginkan, itu yang di kehendaki.

Masih ada waktu untuk berbenah, semuanya belum terlambat. Pantengi siri'nu.

* Air Terjun Takappala-Malino, Kab. Gowa, Sulsel
* Selamat Hari Jadi Gowa yang Ke-700
* Rst
* Nalar Pinggiran

Senin, 26 Oktober 2020

BUKAN KESESATAN, BENAR MENUSUK QOLBU



Jangankan menjadi Nabi, menjadi manusia saja, siapa yang benar-benar lulus?. Alangkah mengagumkannya sahabat-sahabat yang gagah menyertakan kata Ulama, Kiai, Ustadz, Syekh, Maulana, didepan namanya. Yang tanpa hati ragu, memakai surban dikepalanya, mengenakan jubah semampir pundaknya, terlebih lagi rangkaian butir tasbih dijari-jemarinya. Apakah beliau-beliau sangat meyakini diri, ataukah setiap kali perlu meyakin-yakinkan diri.

Adapun ilmuwan, cendekiawan, seniman, budayawan, Begawan, Undagi, Ulil Abshar, Ulil Albab, Ulin Nuha, terlebih lagi, seperti Profesor, Doktor, Profesional, Pejabat, Presiden: disatu sisi itu adalah perjalanan kebenaran dan kemuliaan, disisi lain itu adalah "mata’ul ghurur" (perhiasan dunia), serta "la’ibun wa lahwun" (permainan dan senda gurau).

kita Pakai common sense saja: adakah kaki telah melangkah sebagaimana yang dimaksudkan dulu, oleh Peciptanya. Adakah tangan telah mengerjakan, mendekati gagasan Pembikinnya. Adakah mata telah melihat, telinga telah mendengar, akal telah mengolah ilmu dan wacana, mulut telah memakan segala sesuatu yang dulu merupakan visi dan misi Pihak yang merancangnya.

Dalam Islam, seseorang adalah Nabi karena nubuwah. Adalah Rasul karena risalah. Adalah Wali karena walayah. Dan adalah manusia karena khilafah. Keempat 'ah' itu milik Allah, dilimpahkan alias diamanahkan kepada makhluk dengan strata dan kualitas yang Ia bikin berbeda, dengan Ia siapkan dengan tingkat penetrasi sosial manusianya yang juga bertingkat-tingkat.

Khilafah itu titipan atau pelimpahan bagi semua dan setiap manusia: tidak relevan, tidak rasional dan tidak realistis dan a-historis untuk diambil sebagai ikon suatu golongan. Begitu engkau bukan dimaksudkan Tuhan sebagai Malaikat, Iblis, Jin, hewan atau alam. maka, engkaulah Khalifah yang menyandang khilafah.

Secara simbolik-dinamik sering saya memakai idiom persuami-istrian. Sebagaimana Allah 'memperistri' makhluk-makhlukNya. lelaki 'memperistri' perempuan dan Pemerintah 'dipersuamikan' oleh rakyat. maka, ummat manusia dinobatkan menjadi 'suami' bagi alam semesta. Tugasnya adalah menghimpun ilmu, melakukan pemetaan, menyusun desain dan metodologi, menggambar dan mensimulasikan sistem dan managemen untuk memproduksi "rahmatan lil’alamin".

Sejarah ummat manusia dimuka bumi, telah mencatat peradaban-peradaban para suami istri itu dengan pertumpahan darah yang terlalu banyak. dusta dan peperangan yang selalu berlebihan, hipokrisi dan kepalsuan yang bertele-tele, kebodohan ilmu dan kemandekan akal yang amat memalukan, serta kekerdilan mental dan kebutaan spiritual yang senantiasa ditutup-tutupi dengan berbagai mode kesombangan yang mewah namun menggelikan dan menjijikkan.

Manusia tidak bisa disebut pernah sungguh-sungguh. konstan dan konsisten mempelajari Tuhan, setan, demokrasi, nafsu, kebenaran, kemuliaan, dan terutama mempelajari dirinya sendiri. Manusia melangkah serabutan, berpikir sepenggal, bertindak instan, menimbang dengan menipu timbangan, tetapi Tuhan sendiri memang 'terlibat' dalam hal ini: "Inna khalaqnal insana fil ‘ajal" : sesungguhnya Aku ciptakan manusia cenderung bersikap tergesa-gesa.

Sejarah sekolah dan universitas tidak pernah benar-benar menyiapkan perjalanan tafakkur dan ijtihad ummat manusia melalui tahap-tahap pola berpikir linear, zigzag, spiral hingga thawaf siklikal. Universitas hanya mewisuda Sarjana Fakultatif, meskipun kampusnya bernama universitas. Belum tuntas kaum muda menjadi murid (murid: orang yang menghendaki ilmu), dipaksakan naik ke bangku keangkuhan dengan menggelari diri maha-siswa. Para pembelajar dan pencari ilmu bersemayam di 'koma', begitu dia maha, finallah dan titiklah sudah perjalanan ilmiahnya.

Dimanakah pintu ilmu, babul 'ilmi?, Dimanakah kota raya ilmu, madinatul 'ilmi? Siapa kaum terpelajar yang tertarik pada idiom itu, apalagi menjelajahinya?. Bagi kaum muda Indonesia, cukuplah bagi mereka. Sambil tiba-tiba menaiki 'maha'-kendaraan yang bernama demokrasi, world class society, pilkada dan pemilu, pildacil, publik figur, album 'religi', Majelis Ulama, clean government, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang semakin tak pantas menyandang nama itu, ditengah lautan meluap, gunung meletus, bumi bergoyang-goyang sampai ke urat syaraf otak manusianya.

Padahal kapasitas sistem syaraf otak manusia itu takkan pernah sanggup dirumuskan atau dikuasai oleh si manusia sendiri. Padahal pendaran elektromagnetik 'nur' Allah yang bertebaran, bertaburan keseluruh permukaan bumi, memusat, menggumpal diseputar bagian atas ubun-ubun kepala setiap manusia.

Abrakadabra!, Siapakah yang tak sesat diantara kita?. Makan saja sesat sampai ke propinsi kolesterol, asam urat, jantung, gagal ginjal, ganti hati dan stroke. Kehidupan berbangsa dan bernegara kita adalah festival demi festival kesesatan nasional. Pemilu salah pilih wakil dan pemimpin. 270 juta manusia tersesat ke satu lorong cita-cita: mau kaya, eksis dan berkuasa. Jalannya beribu-ribu, profesinya berbagai-bagai, iconnya berjenis-jenis, namun menuju satu lorong itu juga.

Kesesatan sistem. Kesesatan moral. Kesesatan budaya. Kesesatan ilmu. Kesesatan bermacam-macam kesesatan, dengan kadar yang juga berbeda-beda. Sesat moral atau akhlak. Sesat fiqih atau hukum. Sesat sosial. Setiap keputusan ekonomi yang menjerumuskan orang banyak, kebijakan politik yang kontraproduktif terhadap keharusan kemajuan dan pembangunan, adalah - pinjam bahasa Tuhan - "dhulmun ‘adhim", (kesesatan yang nyata).

Sesat disegala wilayah: perda, perpres, perdes, dirumah tangga, perusahaan, dijalanan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz menangis membentur-benturkan kepala ke lantai, bersujud mohon ampun kepada Allah, 'hanya' karena seekor onta terpeleset dijalan diwilayah pemerintahannya. Sementara dalam kehidupan kita, jumlah penganggur bertambah, puluhan juta tak ada yang merasa bersalah, dilema kesengsaraan ribuan penduduk dibawah jalan tol belum beres, pemimpinnya tega mencalonkan diri akan jadi Presiden, Gubernur, Walikota, bupati, Anggota DPR, Kepala Desa, dsb.

Dan sama sekali tak bisa kita simpulkan bahwa berbagai macam kesesatan yang sedang kita alami atau sedang menimpa mayoritas bangsa kita kalah berbahaya dibanding yang kita ributkan dengan kesesatan AlQiyadah.

Hanya saja AlQiyadah menyentuh wilayah 'pamali', 'sirik', 'wadi', 'jimat' hatinya ratusan ribu orang. Yakni aqidah. Teologi. Wacana sangat privat yang sudah lebih mendalam dilubuk jiwa, meskipun mungkin karena saking mendalamnya. maka, susah diaplikasikan keluar diri manusia, untuk menjadi kebaikan sosial bersama. Andaikan AlQiyadah mengajak korupsi, ia pasti terpuji dan ke mana-mana pasti banyak kawan. Andaikan AlQiyadah memakai tabir Parpol, segera para pencoleng akan berkumpul mengerumuninya. Sebab, bagi cara berpikir keagamaan umum: parpol, uang, korupsi, keculasan, itu tidak selamat dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Diam-diam saya pribadi menemukan bahwa alhamdulillah kesesatan-kesesatan hidup saya tidak diketahui umum atau pihak yang berwajib. Saya mohon dengan sangat, bagi teman-teman yang tahu bahwa selama ini saya mendayung perahu hidup saya dialiran-aliran sesat, karena tidak umum dan bukan mainstream: hendaklah tak usah melaporkan kepada MUI dan Pemerintah. Itu semua karena sampai usia 28 tahun, Allah memperkenankan saya menjadi penduduk yang tak diperhatikan, tak didengarkan, tak dianggap, selalu diletakkan diluar garis-garis pemetaan dalam hal apapun saja. Segala yang saya dan kami lakukan, Isi materi apapun yang pernah kami capai, ke daerah dan tempat-tempat belahan manapun saya tetap mengibarkan Merah Putih didada, dengan berapa banyak orang pun saya bercengkerama, prestasi dan kualitas apapun yang kami gapai: saya dan kami tetap diluar peta.

Bahkan rasa syukur tertinggi saya adalah jika kelak saya masuk sorga, sesudah lewat neraka: orang tetap tidak percaya bahwa saya masuk sorga. Itulah sebabnya pembicaraan disetiap forum selalu saya awali dengan kalimat, "Jangan percaya pada saya, percayalah sama Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW". Saya merasa bodoh kalau saya membaiat orang, karena dengan begitu saya yang melegitimasi kedudukannya, sehingga saya akan turut bertanggujng jawab atas apa yang dilakukan oleh orang yang saya baiat. Sedangkan dihadapan peradilan Tuhan, tidak logis kalau saya bisa menolong saudaraku, anakku, istriku atau aku bisa ditolong orang tuaku. Tidak ada orang disumpah atau disyahadati, yang ada adalah orang bersumpah atau bersyahadat dengan dirinya sendiri.

Saya tidak pernah mengakui diri saya sendiri, karena yang substansial adalah pengakuan Allah atasku, jika hal itu sekarang atau kelak mungkin terjadi. Saya tidak tega dan geli kalau orang menjadikan saya sebagai panutan, menyebut saya Ustadz, Kiai, bahkan ada spanduk berbunyi "Selamat Datang Guru Al-Ust Rais Syukur Timung". Ya Allah lucunya.

Maka, tak pernah ada keberanian pada diri saya untuk mengajak orang lain, apalagi untuk meyakini apa yang saya yakini, untuk berpikir seperti saya berpikir, untuk menganut apa yang saya anut. Setiap orang jangan memandang saya. Pandanglah Allah, Muhammad, Yesus, Budha, Sang Hyang Widhi: take it or leave it. Atau tak usah memandang siapapun kecuali dirimu sendiri, kepentinganmu sendiri, sebagaimana Firaun. Engkau merdeka bahkan untuk menjadi Firaun. Itu urusanmu dengan Tuhan dan dirimu sendiri, bukan dengan saya.

Semua Nabi dan Rasul, umpamanya Adam atau Yunus, hanya berani menyebut dirinya dholim, "Robbana dholamna anfusana", "Inni kuntu minadh-dholimin". Maka, siapakah aku, sehingga mantap untuk tak melihat diriku tersesat?. Kesesatan adalah milikku sehari-hari. Oleh karena itu mengaku diri manusiapun rasanya belum pantas bagi saya. Andaikanpun saya ini Ahlul Bait keturunan Rasulullah SAW, gabung dengan darah Ningrat, pasti kututupi sebagaimana kurahasiakan auratku.

Akan tetapi apakah saya menolak keseyogyaan dakwah?, O tidak. Saya seorang Da’i, pelaku dakwah. Da’wah artinya panggilan, yad’u artinya memanggil, pelakunya adalah Da’i. Menyapa. Memanusiakan. Meneguhkan, bahwa yang selain saya itu benar-benar ada. Da’wah itu panggilan pada skala horisontal dengan sesama makhluk. Kalau vertikal, dari kata yang sama menjadi du’a, bahasa Indonesianya: doa, kata kerjanya juga yad’u, subyeknya juga Da’i. Berdoa adalah menyapa Allah.

Kalau kita tiap saat minta-minta terus kepada Tuhan, menurut suatu logika berpikir: tak akan lebih dikasihi oleh Allah dibanding kalau kita rajin menyapaNya, rajin 'bergaul' sama Dia, 'mentuhankan' Tuhan, sebagaimana memanusiakan manusia. Tetangga lebih simpatik kepada kita yang suka menyapanya dibanding yang sering meminta-minta, meskipun menurut pemahaman lain, Tuhan tidaklah sama dengan tetangga.

Pinjam puisinya Chairil Anwar: "bukan kesesatan benar menusuk Qolbu, keridhaanmu menerima segala tiba, tak setinggi itu atas debu, dan duka maha tuan bertahta". 

Allah sendiri, masyaallah memang Maha Menyesatkan. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah tak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan olehNya tak seorangpun bisa memberinya petunjuk. Aku yang kedua, insyaallah Anda yang pertama.

Kali ini, saya benar-benar Menumpahkan Larva dikepala, yang bercampur, antara sedih, marah, tangis, senyum, duka, suka. Asal engkau Tak Marah Ya Robb, Hamba Ridho, Apapun itu. Apapun itu.!

* Coretan Berserak Nalar Pinggiran
* pejalan Sunyi



MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN PERJALANAN NABI IBRAHIM MENEMUKAN MOMUMEN MANUSIA PERTAMA DI BUMI DALAM TINJAUAN ISLAM YANG RAHMATAL LIL ALAMIN DI INDONESIA



Nabi Adam as adalah Bapak moyang semua manusia, yang diutus oleh Allah ke muka bumi. mengurus satu keluarga saja, ribetnya minta ampun, yaitu Perseteruan antara Habil dan Qobil. Nabi Nuh jangkauannya Satu Kaum. Tetapi, Rumitnya bukan kepalang. Bahkan, Al-Qur'an memberi kabar, anaknya sendiri membangkang pada TitahNya dan perintah Allah. 

Nabi Ibrahim jangkauannya meliputi satu bangsa. Nabi Musa jangkauannya satu Negara, yakni Negara Mesir dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Nabi Sulaiman, jangkauannya satu negara, Juga punya kemampuan yang tidak kalah luar biasanya. Mampu membangun istana megah dan besar dengan tenaga Jin. Nabi Daud pun demikian hingga Nabi Isa. Sedangkan, Nabiullah Muhammad SAW, jangkauannya bukan hanya Satu negara atau bangsa dan kaum saja. Ia menjadi Rahmat Bagi alam semesta (Rahmatal lil alamin). 

Nabi Muhammad SAW Dilahirkan di Mekkah, ketika orang-orang telah menjadi bersuku-bersuku, berbangsa-bangsa. Sehingga, kompleksitasnya jauh lebih rumit dan pelik. Timbul pertanyaan Mengapa Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah, bukan dikolong langit lainnya?. 

Paling tidak, ada beberapa alasan mendasar mengapa Nabi Muhammad Di Lahirkan Di mekkah. 

Mengapa di mekkah?. Karena, Mekkah adalah awal. Awal dimana orang mengenal Allah dan kembali kepada Allah. Titik Awal itulah di beri tanda sebagai monumen - "panduan atau petunjuk". Allah menyebutnya sebagai ; " inni awwala Baiti Wudhiti linnasi lladzi bi baktan mubaroka wahudal Lil alamin". Sebelum menjadi Ka'bah. Monumen tersebut di sebut sebagai Bakkah. Sebuah tugu  yang di buat Allah, agar manusia tidak lupa titik awal kehidupan manusia di muka bumi. Bahkan beberapa Sejarawan mengkaji monumen  tersebut sebagai petilasan pertama ketika Nabi Adam Turun ke Muka bumi. Monumen itu tidak di hilangkan, tetap ada hingga kini, agar menjadi Guiden - petunjuk arah atau penanda perjalanan manusia. 

Selain itu, Di mekkah pula, terjadi pertukaran antara laki-laki dan perempuan dalam wilayah yang paling tersembunyi (privat), yaitu pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa. Pertemuan itu juga di abadikan oleh Allah dengan sebuah Tugu yang disebut sebagai "Jabal Rahma". Dari situ manusia tumbuh dan beranak pinak menjadi suku, bangsa dan negara. Yang membentang ke seluruh kolong langit.

Saat Nabi Adam Masih sendiri, belum ada sesiapa, Kecuali siti Hawa, yang juga turun di bumi bahagian lain. Di titik itulah bahwa Adam dan Hawa - Manusia, bukanlah penduduk asli bumi. Manusia adalah Penduduk yang Bermigrasi ke Bumi. Penduduk yang di datangkan dari langit, untuk mengurusi penduduk bumi (Baca ; Khalifah). penduduk asli bumi adalah binatang dan tumbuhan. Makanya, bentuk Fisik Nabi Adam - Manusia berbeda dengan bentuk fisik Mahkluk lainnya. Bahkan, Al-Qur'an menginformasikan sebagai bentuk terbaik dari pada Yang Lain, "Laqod Kholaqonal Insana Fi Ahsani Taqwim". Bentuk Fisik manusia sangat terbaik, di bandingkan dengan Binatang. 

Manusia itu bisa mengatasi segalanya. Angkasa sebesar bumi di bikinkan pesawat untuk menjangkaunya. Gelombang seluas Samudera di bikinkan kapal untuk menyusurinya. Hutan selebat apapun, jika kedatangan Manusia menjadi Gondol. Padahal, Sejak dulu Segala jenis binatang tinggal di hutan, tidak membuat Hutan menjadi Gondol. Begitu manusia datang, hutannya menjadi Gondol. Jauh terbentang, di bikin Instrumen untuk mendekatkannya - Telephone. 

Tidak ada Yang bisa mengalahkan manusia di bumi. Karena manusia adalah orang yang bermigrasi ke bumi dengan Bekal Akal dan Hati. Maka, Manusia selalu di ingatkan, jangan menjadi lupa. Kelak, kamu akan pulang ke kampung asalmu, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun". Supaya Manusia Tidak lupa, saat pertama kali turun ke muka bumi, di Bikinkan monumen - Tugu, agar Manusia tahu cara kembali.

Nabi Adam sendiri, Ia merasakan kesepian. Saat itulah, ia mengingat pada Cintanya - Siti Hawa. Selama 200 Tahun dia mencari Siti Hawa, barulah di tahun Ke 200 Ia berjumpa dengan Kekasihnya. selama 200 tahun Nabi Adam Turun ke bumi, ujian pertamanya adalah ujian kerinduan. Ihwal itulah, kita di muka bumi ini, tidak ada sakit yang dapat mengalahkan sakitnya Rindu. Makanya jangan rindu, itu berat 😂. 

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana suara Nabi Adam saat Memanggil-manggil Siti Hawa di Bumi. Sebab, tingginya saja 60 Dziro' - Hasta, sekitar 50 meter. Kalau orang 50 meter berteriak, sound saja kalah. 

Akhirnya, Ketemulah Nabi Adam Dengan Hawa, Saat itu Siti Hawa sedang duduk diatas Gunung. Karena Hawa juga menanggung beban kerinduan yang sama, ia hendak turun dari gunung dan menyambut Kerinduan Adam. Tetapi, adam berteriak, jangan turun, Tetap di situ. Kata Hawa, kenapa?. "Kalau engkau turun Hawa, Aku khawatir anak cucu kita akan mencontohi, bahwa ada perempuan yang mengejar lelaki". Maka Naiklah Nabi Adam ke atas gunung tersebut. Peristiwa se agung itu, tidak boleh di lupakan oleh anak cucu Manusia. Oleh Allah di bikin Juga Monumen - Tugu, yang bernama Jabal Rahma. Sebuah tugu atau monumen Cinta Nabi Adam dan Siti Hawa. 

Di titik itulah, tidak salah jika kita membuat tugu. Agar kita tidak melupakan peristiwa apa yang menjadi penanda atas tugu tersebut. Pembebasan Irian barat, ada Monumennya. Puncak gunung-gunung di sulawesi, ada Tugunya. Bahkan, orang yang telah Wafat pun di bikinkan Tugu, agar orang tidak lupa, kalau di situ ada kuburan. Makanya, kalau kita jatuh cinta dan merasakan Energi romantisme. Bikinlah tugu cinta. Misalnya, pergi makan bakso berdua, ambil pisau, ukir nama berdua di meja tukang bakso. Jika, suatu saat terjadi cekcok atau keributan, kita bisa kembali menapak tilas perjalanan tersebut. Mengapa?. Kita pernah mengukir monumen cinta. Dimana buktinya?. Ayo kita cari meja tukang bakso. Sampai di sana, ternyata mejanya telah di cat 😂. 

Setelah dari Jabal rahma, Manusia bertambah, ada anak - anak Adam dan Hawa. Mereka beranak pinak. Akhirnya berkembang, berpisah dan berpindah-pindah ke seluruh penjuru muka bumi. 

Ada bangsa yang terlahir, sebagai bangsa Eropa. Mereka memiliki Musim dingin, kalau musim itu datang. Tidak ada satu pun daun yang bisa hidup, semuanya rontok, kecuali Daun cemara. Saat Hari Raya Natal di Eropa, mereka menggunakan daun Cemara. Bukan karena daun cemara itu hebat, cuman hanya daun itu yang tidak rontok. Makanya kita tidak usah marah, kalau di depan masjid ada pohon cemara. Tidak usah mengatakan, bahwa cemara adalah pohon kristen. Sebab, tidak pernah ada ceritanya Pohon punya agama?. Selain itu, seandainnya Natal adalah Produk Asli indonesia, mungkin saja pohon yang di gunakan sebagai Variasi kegamaannya adalah daun Jambu, daun belimbing, dsb.

Jika musim dingin datang di Eropa, mereka kekurangan matahari. perempuan-perempuannya kehilangan Sinar Ultraviolet. Sehingga Pigment kulitnya berubah menjadi bintik-bintik. Makanya, saat musim dingin orang Eropa kerap berjemur - Tanning, namanya. Kadang kala mereka memilih indonesia sebagai Sarana berjemur. Jadi, tidak usah kaget, jika ada turis berjemur di pantai-pantai indonesia, hanya memakai bikini. Hal itu Bukan bermaksud Pornografi, kita saja yang ngeres. Hal ini juga menjadi catatan bagi Para pemangku kebijakan - Bupati dan Gubernur. Agar, Tidak usah buat Perda Syariah, "Turis masuk indonesia harus pakai Jilbab". Nanti mereka akan lebih memilih Thailand atau Philipina sebagai sarana Berjemur.

Orang eropa, jika musim dingin datang. Tidak bisa makan ikan, karena sungai dan Airnya mengering menjadi Es. Makanya, kalau di musim panas, mereka mengawetkan Ikan, bernama sarden. Untuk di makan di musim dingin. Nah, kita untuk apa ikutan makan sarden. Toh, kita setiap hari cari Ikan di Indonesia. Tidak dapat ikan, Sisok juga bisa. 

Orang Eropa, perang terus kerjanya. Perang di timur tengah, dia yang biayai. Perang dimana-mana selalu saja orang eropa yang ada di belakangnya. Jangan-jangan, yang suka berperang di indonesia juga, di biayai oleh orang eropa. Mengapa orang Eropa demikian agresif?. Karena mereka khawatir kehabisan sumber energi. Kalau musim dingin, harus pakai pemanas. Musim panas harus pakai pendingin dan energi mereka tidak boleh habis, yang terdapat di turbin-turbin PLTNnya mereka.

Di Afrika, Perempuannya tidak bisa berdandan seperti perempuan kebanyakan kita di indonesia, karena Nyamuknya ganas sekali. tidak mampan dengan Tiga Roda atau Baygon. Nyamuknya hanya Mampu, jika Tai gajah di campur dengan Kencing kuda dan saripatinya di usapkan ke badan, Barulah mampan dari Nyamuk. Selain itu, Di Afrika, Hidup banyak binatang Buas - Singa dan Harimau. Barangkali, karena alasan itulah oleh Allah di bikin kulit mereka hitam-hitam. Agar, kalau di kejar Singa, tidak kelihatan. Bayangkan kalau di bikin putih warna kulitnya, lari kemanapun di kejar terus.

Di Arab, negaranya panasnya luar biasa. Mau menanam pohon, susah. Sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar, hanya untuk sekedar menanam pohon. Kita di indonesia, menanam pohon tidak perlu pakai niat. Makan saja semangka atau pepaya, telan bijinya. Besok boker di pematang sawah. Tumbuh itu semangka atau pepaya. 

Di Negara Venezuela, negerinya Maria Mercedes. Negerinya Panas, setiap orang selesai mandi, bisa keringat kembali. Makanya, orang Venezuela tidak ada yang pakai baju seperti kita, mereka hanya pakai baju You Can Si. 

Di china, saat Salju Turun bersamaan dengan Matahari. Sehingga, membuat mata mereka menjadi Sipit. 

Jika kita merujuk pada ayat Al Qur'an yang menginformasikan, tentang bangsa-bangsa dan suku-suku. Maka, bunyi Al- Qur'an adalah, "Yaa ayyuhannas Inna Kholaqnalum min dzakari Wa Untsa wa ja alnakum tsu'ubaw wa qobail ila li ta'arafu - aku bikin kalian berbangsa-bangsa, bersuku-suku agar kalian saling kenal mengenal". Akhirnya manusia berpindah-pindah, Yang tetap tinggal di arab. Tetap cantik dan ganteng. Yang pindah ke eropa, menjadi tinggi besar, rambutnya merah, kulitnya bintik-bintik kala musim semi datang. Yang pindah ke china, menjadi tembem-tembem, matanyanya sipit. Yang pindah ke afrika, berubah menjadi Hitam dan yang ke indonesia berubah menjadi kecil-kecil dan pesek-pesek. 

Ihwal itulah, maka Kita Harus bersyukur, bahwa kita di beri Allah bangsa yang bernama bangsa indonesia. Bangsa yang sejak dulu di sebut sebagai "Mutu Manikam zamrud khatulistiwa". Harus juga kita ketahui, bahwa Indonesia saat ini masih menempati kawasan terindah di muka bumi - Zamrud Khatulistiwa. kita memiliki matahari yang tak pernah ingkar janji. Pagi terbit, sore terbenam. Makanya, Tak usah cemburu, kalau kita pendek-pendek dan pesek-pesek. Tetapi, kita di tempatkan oleh Allah di buminya yang paling indah. 

Selain Kita harus bersyukur sebagai seorang yang di lahirkan dari rahim Indonesia. Kita Juga harus bersyukur sebagai Orang Islam Indonesia. Mengapa?. Karena orang Islam adalah orang yang sangat pintar Bersaudara - Menjalin ukhuwah. kalau kita memahami asas dasar sebagai Ummat Islam, kita diajarkan untuk selalu mengingat dan menjaga titik awal Kehidupan awal manusia saat pertama kali turun di muka Bumi.

Vocal point pertama,  Kita Harus mengingat Allah terlebih dahulu. Sebab, sistem itu bisa bagus, karena ada bumi yang di sediakan oleh Allah. Orang bisa Hidup karena ada Oksigen yang di ciptakan Allah. Orang bisa bertahan hidup karena ada air yang di ciptakan Allah. Sehingga, bagaimana pun baiknya sistem negara dan bangsa manapun. Tetap nomor satu itu, karena jasanya Allah, bukan Jasa yang lain. Meskipun Islam mengharuskan orang berterima kasih terhadap sistem sosial yang baik. 

Misalnya, Kalau kita baca Surat Al Waqi'ah, kata Allah, " ketika kamu menanam benih di bumi, apakah kamu yang menghidupkan?". Paling ikhtiar kita hanya menanam saja, setelah itu kita tinggalkan. Allah menjawab, Saya yang menghidupkan. "Lau Nasyaa u - kalau saya mau, saya menghancurkannya". Ketika kita minum air, "A angtum angzaltumuhuu minal muzni am nahnul mungziluun". 


**

ketika manusia berpindah-pindah, Guiden atau panduan untuk kembali mengingat Allah itu hilang, sehingga orang satu sama lain saling mengklaim. Ketika manusia di ingatkan, bahwa kita berasal dari moyang yang sama, tidak ada yang mempercayainya. Maka, di utuslah Nabi Ibrahim, bersama anak dan Istrinya melakukan perjalanan mencari monumen tersebut. Akhirnya Nabi Ibrahim menemukannya, seraya berdoa, "Robbana Inni askantum min dzurriayati bi watin ghoiri hizar in inda baitikal muharrom robbana liyukimosholata wa ja al mutatamminanassi daawi ilaihim warzukum minatsamaroti la allahum yazkurun - Ya Allah sudah ku temukan dan ki titipkan anak cucuku di tempat gersang yang tidak ada satupun apa-apa, semoga hatinya kuat, dan melaksakan sholat, di cintai manusia dan mendapat rezeky buah-buahan agar bersyukur". 

Setelah Nabi ibrahim menemukan Monumen tersebut bersama anak dan Istrinya. Akhirnya mereka meninggikan - membangun monumen tersebut, kemudian mereka berdoa tentang kelahiran seorang Rosul di sekitaran Ka'bah, "Robbana wa baats fihim rosulum minhum yatluna alaihim ayathika wa yu allihumul kitab wal hikma wa yuzakkihim innaka antal azizun hakim - Ya allah Utuslah Di tengah mereka seorang Rosul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan ayat-ayatmu dan mengajarkan kitab dan hikmah dan mensucikan mereka. Sungguh engkau Maha perkasa dan Maha Bijaksana". (Q.S. Al Baqorah ; 129).

Karena Nabi Ibrahim menemukan Situs atau penanda dimana Nabi Adam Turun pertama kali di bumi. Maka, Nabi Ibrahim terkenal di semua agama atau semua agama-agama samawi bersumbu pada Nabi Ibrahim ; ada yang menyebutnya "Ibrahim", ada yang menyebutnya "abraham", ada juga yang menyebutnya "Brahma". Jika di sebut Ibrahim, maka istrinya adalah saroh. Jika di sebut abraham, maka istrinya adalah sarah. Jika di sebut Brahma, maka istrinya adalah saraswati.

Meskipun, hal itu masih memerlukan pengkajian yang lebih mendalam. 

Guiden tersebut adalah "Bakka - Ka'bah". Dalam Islam Ka'bah adalah sebuah batu yang bagian tengahnya kosong. Di india atau di Bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, mengenal sebuah batu yang bagian tengahnya juga kosong disebut sebagai "Stupa". 

Dalam Islam, ada sebuah tugu Batu, dikenal dengan istilah "Jabal Rahma". Di india, ada juga tugu batu, namanya "Linggayoni". Dalam islam, ada Mata air yang bernama "zam-zam". Di india, ada Hulu air yang Disebut dengan "Gangga yamona atau di indonesia di sebut Arjuno". Dalam Islam, ada perjalanan suci dengan selempang berwarna putih. Di india perjalanan suci dengan kain berwarna kuning. Dalam Islam, ada urusan dengan rambut, disebut dengan "Tahallul". Di india dengan sebutan "Gundul". Dalam islam, disebut "kurban". Di india disebut "gadri". Dalam islam, setelah sujud meninggalkan tanda hitam dua di jidat, di India tanda di jidatnya enam. Sebahagian ulama menganggap hal ini dengan "Millata Ibrahim".

Ihwal itulah, sehingga  Para wali Dahulu mendaku, tidak usah berhaji di arab. Karena kita juga memiliki situs atau monumen yang bisa di jadikan wasilah untuk menapak tilas perjalanan Ibrahim. Makanya, ada Haji Gunung Bawakaraeng dan Gunung Merapi. Mengapa demikian?. Karena ada penjelasan, yang menyebutkan, siapapun yang sholat Jum'at 41 kali di masjidnya, tanpa putus selama sekali, sama dengan Berhaji dan masjid itu ada di gunung bawakaraeng dan Gunung merapi. Jadi, bukan haji dalam pengertian tidak ke mekkah, karena tidak haji. Para leluhur kita ke Gunung bawakaraeng untuk menempuh 41 kali sholat Jum'at tanpa putus. Ajaran itu di sampaikkan oleh Dato ri bandang, anak muridnya Sunan Ampel. 

Setelah Nabi Ibrahim meninggal, Panduan atau petunjuk itu bergeser. Klaim atas guiden terjadi lagi, Sebab Jika di lacak, dari Nabi Ibrahim lah yang melahirkan semua peradaban-peradaban besar di muka bumi. Pertama, peradaban yang di bangun oleh putra Nabi Ibrahim yang bernama Ishaq. Ishaq punya anak namanya Ya'qub (Isroil). Yaqub (Isroil) punya anak 12 - Bani Isroil. Dari Bani Isroil, lahirlah Nabi Musa, punya Kitab Taurat, melahirkan agama besar, bernama Yahudi. penganut terbesarnya, masih bertahan di Israel, hingga sekarang. 

Dari Bani Isroil lahir juga Nabi Sulaiman, Nabi Daud, punya Kitab Zabur dan yang terkahir Nabi Isa. Dari Jalur Nabi Isa punya Kitab Injil yang melahirkan Agama besar bernama Nasrani. Keturnan Bani Isroil ini punya Kota Besar, bernama Baitul Muqoddas - Baitul Maqdis, yang membangunnya adalah Nabi Sulaiman. 

Ihwal itulah, jalur Ukhuwah yang telah terjalin niscaya di uraikkan kembali melalui lahirnya Nabi Muhammad. Nabi Muhammad SAW tidak pernah sekalipun melupakan hal itu. Untuk menghindari benturan saling Klaim siapakah pemilik sebenarnya monumen tersebut, maka Rosulullah SAW di Isro dan Mi'rajkan - Dari Masjidil haram ke masjidil aqso. Bukan tempat lainnya. Mengapa?. Karena dari dan ke adalah simbol perjalanan Sejarah ummat manusia. Makanya, Nabi Muhammad tidak pernah sekalipun melupakan Nabi Ibrahim, hal itu bahkan di abdikan dalam Setiap Tahiyat dalam Sholat kita, " Allahumma sholli ala muhammad wa ala ali muhammad, kama Shollaita ala ibrahim wa ala ali ibrahim". 

Keturunan Nabi Ibrahim, ada yang mau mengikuti dan ada yang tidak mau mengikuti Nabi Muhammad SAW. Yang tidak mau ikut, bertahan pada Nasrani dan Yahudi, maka setelah "Kama Sollaita ala Ibrahim", di lanjutkan dengan kalimat, " wa ala ali Ibrahim" dalam Tahiyat sholat kita. Tidak mengikuti Nabi Muhammad, sekalipun tetap Di doakan, karena mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim, Datok Nabi Muhammad SAW. Siapa "ala ali Ibrahim" adalah Yahudi, Narani dan Islam. 

Makanya pertikaian 3 bersaudara yang terus terjadi di palestina - Yahudi, Nasrani dan Islam, yang meributkan peninggalan nenek moyang mereka. Kalau tidak saling menghargai sesama saudara, maka mustahil perdamaian terjadi. Lalu, jika ribut siapa yang menang?. Pasti Yahudi, karena mereka pintar. Mereka menggunakan Bintang David, bintang Nabi Daud - simbol Logam. Dunia sekarang di kendalikan oleh logam. Sehingga kita ini tidak bisa lepas dari logam. Yang Islam bagaimana bisa menang, kalau sebahagian besar otak penganutnya terus-terusan mundur ratusan tahun ke belakang. Bangsa dan peradaban lain sudah bicara rembulan, kita masih bicara soal Celana Cingkrang, jenggot atau doa orang hidup ke orang mati, sampai atau tidak. Yassalam. 


**

Allah hendak menunjukkan Panduan atau petunjuk awal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. maka, Rosulullah SAW dilahirkan di mekkah, bukan ditempat yang lain. sebab, panduan awal tersebut berada di mekkah Dan juga mekkah adalah kunci. Makanya, salah Satu alasan, Kehadiran Rosulullah di sebut sebagai Rahmat bagi sekalian alam. Selain itu, Kelahiran Rosulullah SAW adalah untuk mengembalikan simbol kenabian dari awal sebagai wujud "khatamul ammbiya wal mursalim". 

Dalam sebuah riwayat, saat Rosulullah Di Isro Mi'rajkan di Jelaskan, Rosulullah SAW bersua dengan Nabi Ibrahim. Rosulullah bertanya : wahai Datuk, aku ini sebagai Nabi Terakhir. namun, ummat-ummat sebelumku mempertanyakan tentang hakKu, ketika aku mengatakan sebagai penerus Ibrahim. Mereka bertanya, apakah aku tahu, dimana peletakan Nabi Ibrahim ketika membangun ka'bah?. Kata Nabi Ibrahim : " Ketika engkau Turun, Engkau beri tanda di 'Jabal Rahma'. Jika pertanyaannya tentang Datukmu Ismail, dimana?'. kamu berikan tanda di hijir Ismail.

Lalu, datukku Siti Hajar di sebelah mana?, kata Rosulullah. Jawab Nabi Ibrahim, "Kamu cari air, diantara bukit shofa dan marwah dan engkau beri tanda di situ. Jika melempari setan dimana?, Wahai Datuk. "Di jamarut ula, wustho dan akobah. Engkau berikan tanda, agar tidak di lupakan oleh ummatmu".

Lantas, yang punya ka'bah itu siapa?. Tanya Rosulullah SAW pada datuknya Ibrahim. "Tanyakan saja, lansung kepada Datuk Moyangmu, Nabi Adam", Jawab Nabi Ibrahim As. 

Wahai Datukku Adam, Ka'bah itu apa?, Tanya Rosulullah SAW. Nabi Adam menjawab, "karena aku takut, aku kehilangan Jejak saat aku turun ke bumi. maka, aku berikan tanda, sesuai dengan petunjuk Allah, 'Inni awwala baiti wudhiatilinnasi llaladzi baktan mubaroka wahudal lil alamin". Sedangkan, Jabal Rahma itu apa Wahai Datuk?. " Kalau Jabal Rahma itu adalah Monumen pertemuanku dengan Datukmu Siti Hawa. Monumen itu adalah Tugu I love you ku bersama Siti Hawa. Ketika engkau turun. maka, kembalikan seluruh jejak kenabian itu. Agar UmmatMu tidak lupa bahwa ia bukanlah penduduk asli bumi, makanya setiap tahun kita di ingatkan untuk Berhaji.  Bahkan setiap hari kita di arahkan untuk menghadap ke sana, " fa wallu wajhaka satral masjidil harom". 

Ketika ada pertanyaan, kenapa Rosulullah tidak di lahirkan di tempat lain selain di mekkah?. Karena, Rosulullah SAW adalah khatamul ambiya wal mursalin, dari jejak kenabian yang mengarahkan penyembahan kepada Allah, dan hal itu terdapat di mekkah dengan situs tertuanya Ialah ka'bah - Bakka. 

Pemahaman tentang Rosulullah SAW yang lahir di mekkah, juga menjadi kunci bahwa kita bukan orang mekkah. Kita orang indonesia sedangkan Rosulullah SAW adalah orang Arab. maka, pelajaran Islam, yang pertama di dedikasikan untuk mengajari orang Arab, agar kembali kepada Allah Dan Rosul tidak pernah kemana-mana, Rosulullah mengajarkan Islam hanya sampai di Kota madinah. Lantas, bagaiamana bisa Rosulullah SAW yang mengajarkan Islam di Mekkah dan madinah bisa sampai ke indonesia yang hampir semua penduduknya beragama islam?.

Rosulullah SAW mengajarkan Islam dengan ramah, sederhana dan tidak membabi buta. Rosulullah bukanlah orang yang keras. Rosulullah disebutkan oleh Allah sebagai "Anihtum khorisun alaikum bil mu'minina roufur rahima". Maka, sistem pengajaran Rosulullah berbeda-beda; ada yang diajarkan dengan standar orang Pintar dan cerdas seperti Sahabat Sayidina Ali, Sahabat Sayidina Umar, Sahabat Sayidina Abu Bakar dan Sahabat-sahabat Era Salaf lainnya.

Misalnya, ketika Rasulullah mendidik Sahabat Ali. " Ya Ali, kamu sholat, yang khusyu. Jika kamu khusyu, akan ku berikan sorbanku yang hijau atau yang merah, terserah kamu pilih yang mana". Selesai sholat, Sayidina Ali lansung mengatakan Ya Rosulullah, saya menginginkan Sorbanmu yang Hijau. Kata Rosulullah, kamu pasti tidak khusyu karena menginginkan sorbanku yang hijau. Ulangi Sholatmu, begitu seterusnya. Sampai suatu ketika Sayyidina Ali Sholat dicabut panah dikakinya. tetapi dia tidak merasakan apapun, saking Khusyunya.

Tetapi, tidak semua sahabat memiliki tangkapan pengetahuan seperti Sayidina Ali dan sahabat-sahabat generasi pertama - Salaf. Generasi kedua dari sahabat Rosulullah, sudah berbeda. mereka sholat namun Lahirnya saja, batinnya melayang, karena punya kebiasaan Ratusan tahun menyembah berhala. Sehingga Rosulullah mengadukannya ke Allah. Allah memberikan petunjuk pada Rosulullah SAW, "u'budulullah ka annaka tarahu fainlam takun tarahu fainnaklahu yaroka" - beribadahlah engkau kepada Allah seolah-seolah engkau melihat Allah. Tapi, jika engkau tidak melihat Allah, yakinlah bahwa Allah melihatmu". 

Dengan dasar metode pendidikan yang berbeda dan Kontekstual itulah, Sehingga para sahabat yang tidak sekelas dengan sahabat Sayidina Ali dan sahabat generasi pertama, ketika Sholat tidak memejamkan mata, karena harus mencari Allah. Maka, sholat menjadi mudah buat mereka yang tidak sekelas dengan Sahabat Sayidina Ali dan sahabat generasi pertama. Makanya, Boleh sholat sambil mendengarkan suara bakso. tapi, karena di lihat oleh Allah. tidak boleh sholat sambil memesan bakso. Sehingga semua sahabat yang tidak sekelas dengan Sayidina Ali dan sahabat generasi pertama bisa sholat. 

Ketika Rosulullah SAW sedang mengajarkan pengajiaan di masjid, ada seorang sahabat yang tetiba datang dari luar memanggil Rosulullah dengan panggilan “Mat”. Hal Ini sesuatu yang tidak lazim kala itu. karena, semua di larang memanggil Rosulullah dengan sebutan Mat atau Muhammad, "la taj alu dhuua aRRosuli bainakum ghot aikum ba'dtho". Tetapi, ada sahabat yang memanggil Rosulullah dengan sebutan "Mat". Sahabat Sayidina Umar sudah geram, dengan perilaku sahabat tersebut, "Ini orang dari mana, tidak punya sopan santun", Gumam Sayidina Umar. 

Rosulullah mengatakan, sudah Wahai sahabatku, Umar. Paling dia dari Kampung, suruh saja dia masuk. Saat dia masuk, justru dia menanyakan "Mat, saya mau kencing". Rosulullah menjawab; ya, kencinglah. Bukannya mencari Toilet, malah dia kencing di dalam masjid. Sahabat Umar, sudah tidak tahan dengan kelakuan orang ini. Di tariklah pedangnya, hendak di penggal kepala orang tersebut. Rosulullah menahannya, jangan Umar, begitu-begitu juga dia ummatku. Dia datang dari kampung yang jauh. Jika kencing memang suka sembarang Dan hal itu di abadikan oleh Allah dalam Al-Qur'an " Wa ja al min aksol madinah" - Jika Allah menggunakan kata Akso, maka itu menunjukkan sesuatu yang datang dari pelosok yang jauh. 

Ada juga sahabat, tidurnya di masjid. Jika Rosulullah datang, dia bangun untuk mencium tangan Rosul. setelah itu, ia tidur kembali, tidak ikut Sholat. Selesai Rosulullah Sholat, dia mengejar Rosulullah. Lalu, bertanya "kapan kiamat Ya Rosulullah?". Rosul menjawab ; Engkau itu menanyakan kiamat, bekalmu apa?. Sahabat tersebut menjawab : "Bekalku adalah cinta kepadaMu ya Rosulullah". Kemudian Rosul meninggalkan sahabat itu, Sahabat tersebut mengejar Rosulullah dan berkata; " saya kan sudah jujur, menyampaikkan bahwa saya cinta kepadaMu Ya Rosulullah, apakah engkau cinta kepadaku juga Ya Rosulullah?. Kata Rosulullah, iya, karena engkau cinta kepadaku maka, saya juga cinta kepadamu.

Kata sahabat tersebut, "Yang terpenting ialah Rosulullah cinta kepadaku. kalau Rosulullah cinta kepadaku. Maka, tidak akan mungkin Rosulullah meninggalkanku (kekasihnya) di neraka". Kata Rosul, iya, " Man ahabba ni kana ma aifil jannah". (Asbabul wurudnya hadist ini).

Saking senangnya Sahabat tersebut, dia sampai berlari-lari. Sesaat setelah percakapan antara Rosulullah dengan Sahabatnya tersebut. Sayidina Abu bakar datang tergopoh-gopoh, apakah percakapan tadi itu benar Ya Rosulullah, hanya cinta bekalnya akan di bawa ke surga olehmu?. "Iyya, benar". Hanya Cinta. "Iya". Itulah sebabnya, Abu bakar, hanya mencintai Rosulullah sebagai bekalnya dan akan di bawa ke surga oleh Rosulullah. saking senangnya Abu bakar, mendengar hal itu, dia berputar sampai jubahnya terangkat. Ihwal inilah yang menjadi Manhaj Thoriqotnya Syech Maulana Jalaluddin Rumi yang di sebut dengan Toriqot maulawiyah, yang kini di kenal dengan Thoriqot sufi

Ada juga riwayat yang menceritakan, bahwa Pernah suatu ketika ada sahabat yang bikin geger penduduk Mekkah, saking bodohnya sahabat ini, ia tawaf hanya dengan satu kalimat saja, yakni "Ya karim". Sahabat yang lain bingung, dan menanyakan perkara tersebut pada Rosulullah ; Ya Rosul sepertinya ada aliran sesat. Dari pagi ia Tawaf hanya menyebut "Ya karim". 

Maka, Rosul mencari tahu kebenarannya, ternyata benar adanya. Sehingga Rosulullah mengikuti orang tersebut dari belakang. Hingga Rosulullah pun mengikuti lafadz yang di sebutkan oleh sahabat tersebut. Lalu, sahabat itu mengatakan ; siapa yang mengikuti saya di belakang. awas, saya banting dan pukul kamu?. Akhirnya, sahabat ini tidak tahan di ikuti terus. dia berbalik, memeluk dan membanting Rosulullah dan berkata, kamu Rupanya yang mengikuti saya sedari tadi, saya akan adukan engkau dengan kekasihku, Nabiku?. "Rosul menghela nafasnya dan bertanya, siapa Nabimu?". Nabiku, Muhammad. "Muhammad siapa ?". Muhammad Ibni Abdillah. "Kamu pernah bertemu dengannya?". Belum pernah, nanti saya banting engkau di hadapannya. 

"Rosulullah merasa sedih, ternyata ada ummatnya yang begitu cinta kepadanya, sedang dia belum pernah bertemu dengannya. Rasulullah menangis, sahabat ini semakin bersemangat. "kamu, baru begitu saja sudah nangis", kata sahabat tersebut. Saat Rosulullah menangis, Arsy berguncang, malaikat jibril Turun, wahai Rasulullah, apakah engkau menangis karena di banting orang ini. "Tidak jibril, jangan salah paham. Orang ini tawaf dari pagi sampai jelang Malam, hanya melafadzkan "ya karim", sehingga menggemparkan masyarakatku. maka, aku mengikutinya, lantas dia marah kemudian membantingku dan hendak mengadukannya kepada Nabinya, kekasihnya. lalu ku tanyakan Nabimu siapa?, Dia menjawab Muhammad, Kan itu saya.

Aku terharu, karena begitu cintanya dia, sementara dia tidak pernah bersua denganku. Kata Malaikat Jibril; mengaku saja bahwa engkau adalah Rasulullah Muhammad SAW. "wahai saudaraku, aku ini Muhammad Ibni Abdillah". Sahabat itu lansung memeluk dengan erat sambil menangis sejadi-jadinya dan berkata ; Ya Rosulullah, saya ini ummatmu, saya belum pernah bertemu denganmu. tapi, saya mengimanimu dan di kampungku saya saja yang paling pintar. Kami tidak tahu apa-apa, Ya Rosulullah. kami hanya tahu "Ya Karim", doa makan, doa masuk wc, dsb. hanya "Ya karim". Tolong, Ya Rosulullah. jika engkau masuk ke surga, ajaklah aku juga, Ya Rosulullah.

Saking senangnya orang ini hendak di ajak ke surga oleh Rosulullah, ia berjoget sambil menangis. Allah memberikan informasi kepada Jibril ; wahai jibril sampaikan kepada Muhammad, sekalipun ia diajak Olehnya ke surga. Dosanya tetap aku hitung. Rosulullah menyampaikkan hal itu, kepada sahabat ini. Orang itu tidak merasa kaget sedikitpun. "Apa, ya Rosulullah, Allah mau menghitung dosaku. Silahkan hitung dosaku, aku tidak takut sama sekali, jika Allah menghitung Dosaku. maka, aku akan mengajak Allah hitung-hitungan. akan ku hitung seberapa banyak dosaku dengan seberapa besar pengampunan Allah kepadaku. Jika Allah Maha pengampun. maka, saya yakin Allah tidak akan menghitung dosa yang sekecil ini", begitu kata sahabat tersebut.

Demikianlah Potret Rosulullah SAW. sehingga dengan metode pengajaran Rosulullah SAW sebagai Rahmatal lil alamin, Ia di terima di setiap kalangan yang jauh sekali dari peradaban. Maka, islam yang sangat sulit di terima bagi orang arab, akhirnya di terima. Orang Arab mengajarkan Tuhan, ada patungnya. Islam tidak ada patungnya. Di arab di ajarkan banyak Tuhan, di Islam diajarkan Tuhan itu Esa. Di Arab tidak ada air, Islam mengajarkan Thoharoh pakai air. Di minum saja susah, ini di suruh pakai mandi. Sudah panas, di suruh puasa. Makanan susah, di suruh zakat. Tawaflah yang paling sulit bagi orang Arab, sebab Orang Arab jika melihat perempuan itu sangat berhasrat, lihat kaki saja sudah sangat bernafsu. Sementara Islam mengajarkan Saat thawaf, memperlihatkan muka Dan saat yang bersamaan lelaki tidak di perbolehkan menggunakan kain yang berjahit.

Makanya, memahami Rosulullah SAW itu tidak mudah. Kenapa?, sebab bagaimana mungkin seorang yang garang, Panglima perang seperti Sayyidana Umar bisa takluk dan tunduk pada seorang Muhammad yang biasa-biasa saja. Bagaimana mungkin seorang Konglomerat, Abu Bakar, mau menuntun unta Rosulullah. Bagaimana mungkin seorang Gadis belia, kurang lebih belasan tahun, gembira Ria di nikahi Rosulullah yang berusia 50 Tahun. Ceritanya bisa kita tahu, tapi suasana psikologisnya tidak bisa kita tangkap.


**


Rasulullah SAW, punya jama'ah generasi pertama namanya Sahabat - Salaf. generasi kedua namanya Tabi'in, generasi ketiga namanya Tabi tabi'in - Khalaf. Sedangkan, kita ini adalah generasi para ulama Dan cara pengajarannya sangat berbeda. Dia arab sana, Dulu Rosulullah mengajarkan makan dengan menggunakan 3 jari, masih bisa di jalankan sampai hari ini. karena, di Arab makannya Kurma dan roti. Begitu sampai ke indonesia makanya sudah tidak Kurma dan roti lagi. tapi, coto, soto, mie, dsb. maka, makan dengan 3 jari sudah bukan menjadi sesuatu yang mudah. Di arab kurban dengan Unta, di indonesia tidak lahir unta, hanya ada kerbau dan sapi. maka, Jangan memaksakan diri berkurban dengan unta. Di Arab masih bisa berjenggot dengan utuh. tetapi, di Indonesia sebahagian besar Rasnya adalah Ras mongolia dan melanesia yang tidak berjenggot. maka, dari itu ulama-ulama awal yang datang ke indonesia tidak pernah meributkan simbol-simbol yang ada.

Di awal-awal saja al- Qur'an tidak di tulis. karena, sahabat menghafal Al Qur'an. Orang hafal tidak perlu menulis (bapak saya hafal wajah mama saya, sehingga tidak perlu membawa foto mama saya kemana-kemana). Setelah Rosulullah meninggal, sahabat menulis Al Qur'an. Untuk apa?. Untuk tabi'in, Tabi' tabi'in dan generasi kita yang tidak bertemu Rosulullah SAW. 

Para sahabat meninggal, tabi'in mengajarkan Al Qur'an ke generasi selanjutnya. Al Qur'annya para sahabat terlalu Sulit dan rumit, sebab tidak memiliki tanda baca. maka, kemudian di kasih titik-titik oleh "Abul Aswad Adduali". Di sebar lagi ke generasi selanjutnya, ternyata titik-titik saja Tidak cukup. maka, di beri tanda baca (Dhommah, Fatha dan kasrah atau sakkal). Yang memberikan sakkal, bernama Syeh Kholil Ahmad al faraidi. 

Al- qur'an Di sebar lagi, ternyata yang mambaca Al Qur'an bukan cuman orang Arab semata. karena, Al Qur'an adalah Rahmatal lil alamin. Kita kalau mengerti dan paham proses kodifikasi Al Qur'an, ketika masuk ke daerah-daerah yang bukan Arab pasti tahu. Maka, dari itu muncullah Ilmu tentang Al Qur'an yaitu "Atajwid fi qiroatil qur'an" yang di tulis oleh "Abu Ubai Qosim bin salam". (Penjelasan ; Baca Tulisan Bid'ah, khilafiyaj dan titik temu di Postingam lainnya)

**


Terdapat perubahan besar saat Islam memasuki Tanah Nusantara. Dimana saat itu, bangsa Nusantara sangat susah di masuki islam. kenapa?. Karena, Dulu bangsa ini di Kuasai oleh Agama Hindu. Kasta Tertinggi mereka adalah Kasta Brahma. Sedangkan Kasta Sudra - Kelas petani dan pedagang, tidak di perbolehkan membicarakan agama. Artinya, jika Islam di sebarkan ke INDONESIA oleh para pedagang dan Petani, secara Metodologis tidaklah Rasional. 

Dalam bahasa agama, ada dua tempat yang di berkahi, yaitu Masjidil Harom dan masjidil Aqsa. Peradaban Manusia di Masjidil aqso inilah yang bergerak ke Eropa - Yahudi dengan Tauratnya dan Nasrani dengan Injilnya. Yang bergerak ke Timur, yaitu Islam dengan Al qur'an. 

Ukuran bangsa yang maju dan tidak, tidak terletak pada peradaban siapa yang tua. Tetapi, terletak pada kesiapan eksplorasi sebuah bangsa melihat dan menyambut perubahan. Dulu, Eropa juga harus memaksakan peradabannya untuk menerima perubahan, yaitu Renaisans. Setelah sebelumnya mereka mengalami Fase kegelapan - Terkunci di benua mereka masing-masing, tidak mendapatkan asupan pengetahuan dari luar. 

Mengapa mereka lebih maju?. Iya, karena mereka adalah sebuah bangsa yang tidak bisa berkompromi. Mereka Punya Musim dingin, yang apabila musim itu datang, mereka mengalami kesulitan. Kondisi, semacam itulah sehingga mereka harus berpacu, agar bisa bertahan. Sebagaimana yang saya sampaikkan diatas.

Di titik itulah, semua bangsa untuk bisa survive, maka mereka membuat atau menghasilkan sesuatu - produksi. Lantas, siapa yang akan menjadi Konsumernya, sementara konsumsi terbesar adalah Konsumsi dalam negeri. Amerika Memproduksi sesuatu, untuk di pakai di dalam negeri. Syukur-syukur, jika di pakai di luar negeri. 

Misalnya, bangsa kita juga punya olahraga. Tetapi, Sepak bola adalah olahraga bangsa pemenang, sehingga olahraga tersebut di ekspor kepada bangsa-bangsa lainnya. Kita juga punya seni bela diri yang cukup banyak. Tetapi, Bangsa pemenangnya adalah Korea, China dan Amerika. Maka, seni beladiri dari tiga negara itulah yang kita impor. Kita juga punya Model Rambut. Tetapi, bangsa pemenang adalah Amrika, korea dan eropa. makanya Model rambut yang menjadi Trend di ketiga negara itu yang trend. Kita juga punya musik, tetapi karena bangsa mereka adalah bangsa Pemenang. Makanya, kita mengimpor musik K-POP, Rock, metal, Blues dan Jazz.  

Padahal, sebenarnya kita lebih maju. Orang Arab, alat musiknya Adalah Terbang, terbuat dari kayu dan Kulit. Mudah sekali cara buatnya. Orang Eropa, alat musiknya adalah Gitar. Terbuat dari Kayu dan senar. Gampang bikinnya, tinggal mengatur Notasinya. Sedangkan bangsa kita, Alat musiknya dari Gamelan. Terbuat dari Logam. Hanya bangsa yang menguasai Ilmu pertambangan yang mapan dan Penguasaan Metalorgi yang luar biasalah yang bisa. Tetapi, kita belum menjadi bangsa pemenang. Sehingga, kita Susah mengekspor alat musik itu keluar. 

Dalam cerita-cerita besar, kita juga punya cerita-cerita besar; orang Eropa punya kisah tentang Cinderela, kita punya cerita tentang bawang putih dan bawang merah. Orang Eropa punya samson, orang Arab punya Sam'un, kita punya cerita sangkuriang dan Si pahit lidah. Orang eropa punya Romeo dan Juliet, orang Arab punya cerita Laila Majnun, kita punya cerita Andi-andi lumut, Diah pitaloka dan tenggelamnya Kapal Van Der Vijk.

Bahasa kita juga tidak bisa di rendahkan ; orang Eropa bilang Rise, orang Arab bilang Rush. Orang indonesia (kalau masih di sawah di sebut padi, kalau sudah di panen namanya gabah, kalau sudah di giling namanya beras, kalau patah-patah namanya menir, kalau sudah di masak namanya nasi, kalau di bungkus pakai daun pisang namanya burasa, lontong. kalau di bungkus pakai janur atau daun pandan namanya Ketupat, di curi satu namanya sebutir nasi, kalau di haluskan namanya bubur, pantatnya hangus namanya kerak). Di luar indonesia, sebutan Nasi hanya Rise dan Rush. Inilah alasan sehingga kita tidak boleh malu menjadi bangsa indonesia.

Selain itu, sebelum islam masuk bangsa ini telah menjadi bangsa yang beradab, bangsa ini bukan bangsa kecil. Tahun 1220 ke atas sebelum 1300 sudah mampu mengalahkan kedigdayaan Mongolia, Eropa dan Arab, yaitu kerajaan siangosari dan sriwijaya. 

Mengapa hal itu hilang, padahal dulu kita Punya Kemalahayati, kaliyama, Gajah mada?. 

"Faktornya bisa banyak dan yang paling penting untuk kita ketahui adalah Trend dunia telah berubah saat itu, Dari emas ke rempah-rempah. Kejayaan bangsa kita Dahulu itu di era emas. Begitu masuk era rempah-rempah, Peradaban telah di kuasai eropa. Padahal, Rempah-rempah juga berasal dari Indonesia. Kita bisa saja lansung menjualnya ke eropa. Tetapi, Jalur perdagangannya di kunci oleh Kadim - Kamar dagang orang belanda yaitu VOC dan mereka mengambil semua rempah-rempah indonesia. 

Akibatnya kita tidak bisa lagi menjual hasil bumi kita sendiri, karena Tahun 1515 pintu perdagangan - Selat Malaka di Kunci sama Orang Portugis. Tahun 1511 mereka menginjakkan kaki di Bumi Nusantara, Tahun 1515 Alborqorque mengalahkan paramaisyuara atau Sultan bekat Iskandar Syech. DI situlah juga Titik balik Trend Dunia berubah, dari negara Maritim ke negara Daratan. Hampir semua kerajaan Bertransformasi menjadi negara daratan. 

Hal itu terulang kembali, ketika Singapura dan Malaysia masuk kedalam Negara Persemakmuran inggrish. Terkahir, Oleh Inggrish, Malaysia dan Singapura di beri 1 jam lebih awal ketimbang Jakarta. Mereka melanggar teori bujur dan teori lintang. Artinya keuntungan ekonominya sangat luar biasa di keuangan digital, karena Bursanya buka satu jam lebih awal. 

Basic Bangsa kita memang adalah bangsa yang beragam. Tetapi, Bersepakat dengan satu negara. Arab adalah bangsa satu, tetapi bersepakat dengan puluhan negara. Eropa juga demikian. Sedangkan kita, berbeda. Pulahan bangsa di pikul oleh satu negara. kita memiliki pilihan yang berbeda. Pilihan bangsa yang di sebut, " waja al nakum su ubaw wa qobail ila li taaruf". Di sinilah indonesia tempatnya, Arab tidak di temukan bangsa yang berbeda-beda, mereka satu bangsa, Eropa pun demikian yang melahirkan negara-negara lainnya. Di indonesia ada begitu banyak bangsa yang di pikul oleh satu negara yaitu negara Republik Indonesia. Hal ini juga telah saya kemukakan diatas. 

Ihwal itulah, Sehingga para Wali, Ulama dan leluhur kita saat mendirikan bangsa yang berbeda suku, Agama dan Ras ini menggunakan Konsep dan Gagasan Rosulullah SAw, tentang Masyarakat yang berbeda-beda tetapi hidup saling bertanggung jawab, " kulluqum ro'in wa kulluqum mas'ulun an Ro'iyati" - kalian semua adalah para pemimpin dan kalian semua harus hidup bertanggung jawab". 

Terma Raja dan Hamba di lebur. Sahaya menjadi saya. Dari situlah, mestinya kita tidak perlu khawatir, se Mayoritas apapun Kaum muslim indonesia, TIDAK AKAN PERNAH MENJADI DIKTATOR. Sebab, kita Malu sama Rosulullah. Kecuali, kawan-kawan yang A History, yang menganggap Konsep awal Muslim Indonesia, adalah Konsep kafir. 

Konsep Ro'iyat - di serap kedalam bahasa indonesia menjadi Rakyat inilah yang di terapkan di indonesia. Jadi, orang bisa berbeda agama, tetapi, "Lakum dinukum Waliya din". Ro'iyat - Rakyat itu adalah masyarakat yang berbeda-beda, tetapi hidup saling bertanggung jawab. Bukan, "People". Sebab, Terma People adalah Fox Populi Fox Dei - suara Mayoritas adalah suara Tuhan. Begitu menjadi Mayoritas, Tuhan Di klaim. Makanya, Khilafah, tidak cocok di Bangsa ini. Kita juga bukan Komunis. Karena Komunis itu identik dengan Diktator Proletariat, begitu kelompok Proletariat menjadi kuat, dia menjadi Diktator. 

Satu-satunya bangsa yang mengadaptasikan kalimat "Ro'iyati" menjadi kalimat Rakyat adalah konsepsi ulama-ulama indonesia.

Jika Sudah Ro'iyati (Rakyat). maka, tidak ada lagi kata Kafir, karena Kafir ialah orang yang menentang Allah dan memusuhi kaum muslim. Kalau sudah hidup bersama namanya dzimmi. Kalau sudah saling bertanggung jawab namanya Ro'iyat. ketika para ulama telah menyebut kita dengan sebutan Rakyat, maka jangan lagi kita turunkan derajat Ro'iyat menjadi kata kafir. sebab, sudah tidak ada lagi Kafir di indonesia. 

Kalau rakyat sudah berkumpul bersama-bersama, berbicaralah yang baik-baik. maka, konsep yang di ajarkan ialah " waa syawirum fil amri". Ketika rakyat telah berkumpul bersama dan berbicara bersama. maka, konsep yang di tawarkan ialah Musyawarah. Dalam bermusyawarah, jangan mau menang sendiri, Toleransi, "Tafassahu fil majalis". maka, kemudian di kenal dengan Istilah Majelis. ketika menjadi NKRI, Create Tertingginya bernama, "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Ketika Rakyat mengangkat pemimpin harus seluas cakrawala yang di ajarkan Allah " wasiya kursi yu hus samawati". maka, Kedudukannya bernama kursi, ada kursi presiden, ada kursi Gubernur, ada kursi Menteri. 

Konsep besar yang sangat luar biasa tersebut, di perkenalkan oleh para Wali, saat suku bangsa kita masih dalam bentuk Nusantara. 

Teritori Ro'iyat - Rakyat, disebut dengan Wilayah. Wilayah itu daerahnya para Wali. Wilayah inilah yang kemudian bersatu ke dalam NKRI. Ro'iya ketika berkumpul, namanya Musyarokah - Masyarakat. Kalau terjadi perselisihan, ada Konsep "wasyarihum fil amri - Musyawarah". 

Di titik  itulah, saya kerap bertanya?. dimana ada sebuah negara dengan struktur keagamaan islam paling total, di kolom langit ini?. Tidak ada kita temukan. Selain, hanya di indonesia. Maka, jangan sekali-sekali engkau menyebut negara ini, negara Thogut. sebab, rakyat, musyawarah, kursi dan wilayah adalah bahasa resmi yang tertuang dalam UUD negara, yang di konversi dari bahasa Al Qur'an.

Akhirnya kita memahami bahwa kita ini adalah pengikut Rosulullah. Tapi, bukan pada pangkat sahabat, tabi' in atau tabi' tabi in. Tetapi, Kita berpangkat pengikut para ulama.


**

Beragama itu biasa sajaa. Maka, seringkali kita dapati, dulu bahkan sampai hari ini masih sering terjadi; sholat dhuhur itu jam 12. tapi, kadang kala terlambat sampai jam 2. karena, jama'ahnya masih ada di sawah, di kebun. Lantas, adzan di kumandangkan. karena, lama menunggu jama'ah. maka, mereka melantunkan puja pujian. Begitu kita sholat, untuk Khusyu sangat susah. karena sinyalnya kita jauh sekali, pemancar yang kita pakai adalah pemancar lokal, yang ketika Lewat penjual bakso, sinyal hilang-hilang. Makanya, para ulama mengajarkan, jika dalam sholatmu tidak khusyu, kepalamu bocor. maka, selesai sholat tambal, itulah dzikir. 

Dzikir dengan geleng-geleng kepala, sekarang banyak yang protes. kenapa, dzikirnya sambil kepala di goyang-goyang. Bukankah sahabat jika berdzikir, ia terdiam. Iya, sahabat sangat dekat dengan Rosulullah, batinnya khusyu kepada Allah, karena Mendapatkan Teatring - Hotspot Rosulullah SAW. Sedangkan kita ini, berjarak waktu dan ruang dengan Rosulullah SAW. jika di suruh dzikir, dengan diam, kita Malah tertidur. Puasa juga sama, orang indonesia puasa tidak terlalu khusyu. sebab, keluar rumah ada mangga, ada belimbing, ada jambu. Kalau di arab keluar rumah ketemunya padang pasir, sehingga bisa lebih khusyu. Maka, di sini lebih sering di perintahkan untuk tidur, dalilnya apa " Naumi shaumi min ibadah"

Haji juga sama, karena antrian - Daftar tunggunya lama sekali. makanya, orang-orang, kerap menempelkan masjidil harom untuk latihan -  ihramnya benar, niatnya benar. tapi, ka'bahnya triplex, inilah yang di sebut Manasik Haji.

Artinya kita harus mengetahui pangkat kita, derajat kita, bahwa Letak Mekkah jauh sekali dengan indonesia. Ada jarak waktu dan jarak geografis. Hal ini, jika di pahami. maka, islam kita tetap menjadi islam yang ramah dan islam yang merangkul, islam yang tidak kasar dan gasak grusuk. Mampu mengayomi seluruh karakter manusia yang berbeda seperti Rosulullah yang " anihktum khorisun alaikum bil mu'mina roufur rohima".


**

Untuk point ini, saya tutup dengan sebuah konsep, bahwa Islam di zaman Rosulullah SAW, sangat mengusai di semua segmen kehidupan. Sehingga Yahudi dan Nasrani ikut masuk ke dalam bahagian kepemimpinan Rosulullah SAW, tertuang di dalam Piagam Madinah. Mengapa?. Karena, Rosulullah SAW Bertugas sebagai Orang yang menegakkan, "Illaladzina amanu wa aminussholihati". 

Tetapi, ayat ini di awali dengan, "Wattini wa dzaitun, Waturizinina, wa Hadzal baladil amin". 

"Wat tini - Buah Tin adalah sumpahnya Allah untuk Nabi Nuh. " Wa Dzaitun - Buah Zaitun adalah sumpahnya Allah untuk Nabi Ibrahim dan Nabi Isa. " Wa turisinina - Gunung Tursina adalah Sumpahnya Allah untuk Nabi Musa. Lalu, sumpahnya Allah untuk Nabi Muhammad SAW, apa?. Yaitu, " Wa Hadzal baladil amin - Dan demi keamanan sebuah bangsa dan negara". 

Artinya, kalau mau membangun, " wa amanu sholihat". Jangan lupakan, " Baladhil amin". Nah, ahsani taqwim - Bentuk terbaik manusia indonesia ini yang paling ribet. Sebab, hampir seluruh bentuk terbaik manusia terdapat di Indonesia. Arab itu hanya satu bangsa yang di pikul oleh puluhan negara. Eropa pun satu bangsa - Bangsa arya, di pikul oleh puluhan negara. Tetapi, indonesia Puluhan bangsa di pikul oleh satu negara. Makanya Indonesia lebih berat dan lebih kompleks.

Lantas, Bagaimana membentuk bangsa yang aman bagi kaum muslim?. Nah, inilah bahagian terberat bagi umat islam indonesia. Tetapi, kita tidak bisa bertahan dengan "Amanus sholihat", tetapi melupakan "Baladhil amin". Makanya, akhir-akhir ini bangsa kita agak sedikit keras. HTI di pukul oleh pemerintah, karena mereka mengajarkan "amanus sholihat", tapi konsep baladhil aminya adalah Palestina. Tidak cocok di terapkan di indonesia. "Wa ulil amri mingkum - Kumnya islam sendiri. Padahal di indonesia, bangsanya dan agamanya berbeda-beda. 

Ikhwanul Muslimin, mereka juga menebarkan, " illalladzina amanu wa amilusholihat". Tapi, konsep Baladhil aminya adalah Mesir. Teroris-teroris juga menegakkan "Amanu sholihat", tapi konsep Baladhil aminnya adalah konsep afghanistan. Jelas tidak bisa di terapkan di indonesia. 

Menciptakan "Illalladzina amanu wa aminus sholihat", dengan Konsep Baladhil amin. Indonesia sudah di temukan rumusannya, yaitu Pancasila. Sila pertama, Yang pokok adalah "qul huwallahu ahad". Tetapi, kalau di bunyikan seperti itu, maka ribut dengan Agama dan Bangsa lain di dalam tubuh indonesia. Maka, di Bunyikan, dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Di titik itulah yang paling berat menjalankan amanu Sholihat dalam Konsep Besar Baladhil amin. Karena semua orang Ingin menjalankan konsep tersebut, tetapi melupakan masa lalu, bahwa Kita bersaudara Dari Rahim Ibrahim.


Allahumma Sholli ala' Muhammad Wa ala lai Muhammad...!



* Pustaka Hayat
* pejalan Suyi
* Coretan Nalar Pinggiran
* RST









Jumat, 23 Oktober 2020

NABI MUHAMMAD SAW. SANG PEMBERI SYAFAAT



Kelak, alam akan hancur sehancur-hancurnya. Gunung-gunug meletes, gempa bumi, air tumpah ke darat, halilintar menyambar, planet-planet bertabrakan dan semua yang hidup akan mati bersamaan, tanpa persiapan termasuk para malaikat. Saat itulah Allah berseru-seru "Limanil mulkul yaum (siapa penguasa hari Ini)"; mana itu Fir'aun yang mengaku Tuhan, Mana Abraha, mana Namrud, Mana Mussolini, mana Hitler, mana itu Husni mubarok. Mana Soeharto. Tidak ada yang muncul. sebab, sudah mati semua, Allah lalu berkata " Laailaha illa Ana (tiada Tuhan selain Aku). 

Waktu itu Allah Sombong, jika Allah sombong itu pantas sebab bunyi Hadis Qudsinya "Al qibriayu li ba shi (sombong itu jubahku)". Maka, itulah jika ada manusia yang sombong. Pelan-pelan saja. 

Singkat cerita, Di hidupkanlah malaikat-malaikat, lalu di utuslah Jibril dan Mikail, untuk membangunkan kekasih Allah yakni Muhammad SAW. bangun dari kubur seperti orang yang bangun dari tidur, mengusap-mengusap mata kemudian menoleh ke kanan, ada jibril. menoleh ke kiri, ada Mikail. Baginda Nabi lalu berkata : " ayyu yaumin hadza ya Jibril (ini hari apa ya Jibril)". Jibril : "hadza ma wa adha rahman (hari yang di janjikan oleh Allah). Nabi :  "jika hari ini adalah hari kimat. lalu "ayyna ummati (mana ummatku).

Subhanallahu, belum pernah saya baca latar belakang pemimpin besar seperti seorang Baginda Rasulullah SAW. dari dunia sampai akhirat, dia cinta terhadap ummatnya. dari dunia sampai akhirat, dia bela ummatnya. Bangun dari mati, tau bahwa hari telah kiamat, yang pertama di tanya adalah ummatnya. Jibril ; ummatmu?. engkau adalah manusia pertama yang di bangkitkan.

lalu, menurut Riwayat, Jibril mengantar Rosulullah ke Surga.

Setelah berbangkit dan orang-orang dikumpulkan dipadang Mahsyar. Mereka akan sibuk memikirkan dirinya sendiri, tidak terkecuali Para Nabi. Akan tetapi, Ada satu Nabi, yang saat itu dimintai pertolongan yaitu Nabi kita Muhammad Saw. Hal itu sebagaimana SabdaNya : " Aku Penghulu manusia di hari kiamat. Pada hari itu, Allah SWT mengumpulkan seluruh Manusia, sejak generasi pertama sampai Generasi terakhir disuatu tempat ".

Semua manusia, saling memandang dalam kebingungan. Sebab, Matahari begitu dekatnya, mereka kepanasan dan menanggung kesulitan yang tak sanggup Diemban. Saat itulah hari dimana, berdasarkan Firman Allah ; " Yauma la yan Fa u malun yauma banu (Hari itu, dimana harta tak lagi ada artinya, anak-anak tak lagi jadi beban dan orang-orang sibuk dengan dirinya sendiri)". 

" Mereka berkata-kata?, tahukah kalian apa yang kita alami ini?. Tahukah kalian apa yang sedang kita hadapi?. Tahukah kalian orang yang dapat memberikan syafaat kepada Tuhan buat kita?, sebahagian mereka berkata pada sebahagian yang lain, 'bapak Kita, Adam".

Disabdakan Oleh Nabi Saw bahwa mereka mendatangi Adam dan berkata, " Wahai Adam, Bapak Ummat Manusia. Allah SWT menciptakanmu dengan KuasaNya, meniupkan Rohnya kedalam Dirimu, memerintahkan para Malaikat untuk Bersujud, dan menempatkanmu disurga. Maukah engkau memintakan syafaat kepada TuhanMu untuk kami?. Tahukah kamu apa yang kami alami dan menimpa kami saat ini?".

Adam Menjawab, " Sesungguhnya Tuhanku saat ini sangat marah, hari ini. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelum dan sesudahnya. Aku sibuk mengurusi diriku, pergi saja ke yang lain. Pergilah kepada Nuh". 

Mereka pun mendatangi Nabi Nuh dan berkata, " Wahai Nuh, engkau adalah Rosul setelah Adam yang diutus kepada penduduk bumi. Allah SWT menilaimu sebagai hamba yang banyak bersyukur. Tahukah kamu apa yang kami alami dan menimpa kami saat ini?. Maukah engkau memintakan syafaat kepada TuhanMu untuk kami?. Nuh Menjawab: " Sesungguhnya, Tuhanku saat ini sangat marah, pada hari ini. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelum dan sesudahnya. Aku sibuk mengurusi diriku, pergi saja ke yang lain. Pergilah kepada Ibrahim".

Kemudian mereka pun mendatangi, Ibrahim dan berkata : " wahai Nabi Allah dan kekasihNya, mintakan syafaat untuk kami. Tahukah engkau apa yang kami alami saat ini?". Ibrahim menjawab, "Sesungguhnya, Tuhanku saat ini sangat marah, pada hari ini. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelum dan sesudahnya. Aku sibuk mengurusi diriku, pergi saja ke yang lain. Pergilah kepada Musa". Lalu mereka pergi kepada Musa dan berkata : " Wahai Musa, Allah SWT melebihkanmu dengan risalah dan kalamnya. Mintakan Syafaat kepada Tuhanmu untuk kami. Tahukah engkau apa yang kami alami saat ini?".

Musa berkata, "Sesungguhnya, Tuhanku saat ini sangat marah, pada hari ini. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelum dan sesudahnya. Aku sibuk mengurusi diriku, pergi saja ke yang lain. Pergilah kepada Isa". Mereka lalu mendatangi Isa dan berkata : " Wahai Isa, Engkau adalah utusan Allah dan kalimatNya disampaikkan kepada Maryam serta Roh dariNya. Engkau juga dapat berbicara saat masih dalam buaian. Mintakan syaafat kepada TuhanMu untuk Kami?".

Isa menjawab, "Sesungguhnya, Tuhanku saat ini sangat marah, pada hari ini. Dia tidak pernah marah seperti itu sebelum dan sesudahnya. Aku sibuk mengurusi diriku, pergi saja ke yang lain. Pergilah kepada Muhammad ". 

Mereka pun mendantangi, Nabi Muhammad dan berkata: " Wahai Muhammad, Engkau adalah utusan Allah dan Penutup para Nabi. Sesungguhnya Tuhan Mengangkat engkau Ya Rosulullah, ke tempat atau kedudukan yang terpuji. Mintakanlah syafaat kepada TuhanMu untuk Kami. Tahukah engkau, apa yang kami alami saat ini?".

Maka, Nabi Muhammad Bertolak hingga sampai Dibawa arsy. Beliau bersimpuh dan bersujud kepada Allah. " Kemudian Allah membuka pintu Hatiku untuk memujiNya yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelumku", Kata Nabi. Kemudian, Allah berfirman, " Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mintalah, Niscaya permintaanmu akan dikabulkan". Lalu, Aku Mengangkat Kepalaku, seraya berucap, " Ummatku, wahai Tuhanku. Ummatku, Wahai Tuhanku, Ummatku".

Kala itu, hanya ada satu pemimpin yang memanggil ;  " ummati ana laha, ta'ali (ummatku sini)". Ummat yang mana yang di panggil?. ada hadist yang berbunyi ; " inna ummati ya tuna yaumal kiama hurran muhajjalin min astaril wudhu ( ummatku esok menghadap Allah dengan muka berseri karena wudhu)". 

" Wahi Muhammad, Bangkit dan Syafaatilah. Syafaatmu akan diterima". Masuklah kedalam Surga dari kalangan ummatmu yang telah engkau Syafaati.

Semoga, kita termasuk dari kalangan Ummat Nabi Muhammad Saw yang Kelak mendapat Syafaat di Yaumul Qiyamah.

Panggilan yang Disukai Rosulullah Saw Kelak, sebelum semua Mahkluk dikumpulkan dipadang Mahsyar. Manusia yang pertama kali dibangkitkan dari Kubur Ialah Sayyidul Wujud Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Allah mengutus Malaikat Jibril untuk membangkitkan Nabi.

Dalam sebuah Hadist, Rosulullah Saw menceritakan: Kemudian Jibril memanggilku, Wahai Muhammad. Aku tidak menjawab. Wahai Ahmad, aku tidak menjawab. Wahai Abal Qosim, aku juga tidak menjawab. Wahai Manusia yang Paling Mulia dari Ciptaan Allah, aku tetap tak menjawab. Jibril meneruskan panggilannya; Wahai Yang Paling Mulia dari seluruh Para Nabi. Aku masih tetap tak menjawab.

Dalam sebuah riwayat dinukilkan, jibril kemudian menemui Robbnya : Ya Allah Sungguh Engkau Maha Mengetahui. Engkau mengutusku untuk memanggil KekasihMu Muhammad. Sudah ku panggil dengan semua Namanya, tetapi Dia tidak menyahutiku. Allah SWT lalu Berfirman : Panggilah saat ini Muhammad dengan Nama yang paling Ia Cintai. Panggilah Muhammad saat ini dengan nama yang paling Ia senangi.

Kemudian Jibril diajarkan Dengan TuhanNya, Nama Itu adalah "Ya Syafi'al Mudznibin". Wahai yang akan memberi syafaat pada orang-orang yang berdosa. Spontan Rosullah Menjawab : "Faakulu Labbayk".

Karena sesungguhnya Rosulullah dipersiapkan untuk memberikan syafaat kelak diyaumil qiyamah.

Begitu Cintanya Rosulullah kepada Ummatnya, sekalipun seorang Pendosa. Untuk itu, jangan sampai kita melakukan suatu kedzoliman yang akan membuat Rosulullah berpaling kelak.

Sebab, satu-satunya harapan kita kelak di Yaumul Qiyamah adalah Syafaat beliau. Salah satu petikan Doa yang Diajarkan Az-Zahro Puteri Rosulullah : Ya Allah Jangan jadikan Shirot (Jalan akhirat) sebagai sesuatu yang menggelincirkan dan Jangan biarkan Muhammad berpaling dari Kami.

* coretan Pena Nalar Pinggiran

Selasa, 20 Oktober 2020

KORUPSI MAKIN SUBUR, SEBAB KITA LUPA MENDEDAH NILAI PADA PARA PEMDAHULU : ESAI (27)



"Robert Klitgard", mengatakan korupsi adalah kombinasi antara monopoli kekuasaan, yang di dukung oleh kesewenang-wenangan dalam membuat keputusan. namun, minim pertanggung jawaban. Senada dengan hal itu, Bangsawan inggris bernama "Lord Acton" sangat terkenal dengan kalimat pendeknya, yang berujar "kekuasaan cenderung korup". Diktum ini bukan saja relevan. tetapi juga, ingin menyadarkan kita bahwa kekuasaan cenderung di selewengkan oleh penguasa. Sementara, "Steven Lukes" memahami kekuasaan sebagai kemampuan memproduksi pengaruh dan kekayaan.

Keakutan mental korup di hampir semua entitas bangsa ini terutama pemimpin, birokrasi dan pejabat publik kita yang paling terpapar. Padahal gema reformasi adalah penanda matinya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme bersama rezim otoritarianisme (orba).

Faktanya, kita kini berada pada fase "Feodemokrasi". Bentuk dan tata kelolanya adalah demokrasi. Tetapi, mental dan pelakunya masih seperti raja-raja di masa lalu, yaitu Feodalistik.

Lingkaran iblis ini masih dan sedang berlansung, Uniknya lagi adalah banyak mantan aktivis di dalamnya dan mereka bergembira.

Reformasi birokrasi yang mereka teriakkan 20 tahun silam adalah omong kosong. Jokowi datang dengan revolusi mental yang kehilangan gemannya. Sebab, praktek kolusi dan nepotisme berakhir di landscape kamera bahkan OTT KPK di nilai tidak efektif.

Kita adalah bangsa Dengan penduduk Mayoritas muskim terbesar di dunia. Tidak ingatkah mereka bahwa dalam Islam, kehalalan pendapatan mesti terverifikasi dari prosesnya. Jika Prosesnya mungkar, dibuat apapun, sifat hartanya tetap tidak halal, begitu terminologi fiqih dalam Islam.

Lucunya lagi, hal itu dianggap lampiran hidup yang tidak terlalu penting diurus, yang pasti hasilnya banyak untuk di nikmati. Padahal peradaban terendah manusia adalah mengunyah harta lewat jalur gelap.

Untuk itu, kita sejenak bertamasya pada sejarah, menyerap nilai yang menubuh pada pribadi pemimpin, pejabat publik dan politisi kita dahulu, yang telah mengukir kegemilangan sebuah era dengan tinta emas.

Soekarno mislanya, dalam Cyndia Adams, penulis Biografinya menuturkan, "Simpanlah uangmu pada Bung Karno, yakinlah uangmu tidak akan berkurang. Sebab, kekayaan bagi Bung Karno tidak begitu penting. Rakyat indonesia tahu bahwa Bung Karno tidak akan tergiur dengan Uang".

Tidak hanya itu, pengakuan Pardede, orang yang sangat dekat dengan Bung Karno yang melihat kenyataan bahwa betapa Getir dan mengharu birunya kehidupan perekonomian seorang Bung Karno. bahkan, Pardede pernah di todong oleh Bung Karno untuk di pinjamkan uang Atau tentang Putu Sugiantiri, ajudan terakhir Bung Karno yang terpaksa harus membayarkan buah rambutan karena Si Poetra Fajar tidak memiliki Uang.

Ada juga kesaksian Ali Sadikin (Ex Gubernur Jakarta), saat menjabat sebagai Menko Maritim, ditanya oleh Bung Karno : apakah bisa membantu bisnis mertua saya (Bung Karno), tentang perjanjian sebuah pelabuhan. Tetapi, Ali Sadikin mengatakan "Tidak bisa". Sebab, peraturannya sudah demikian. Kata, Bung Karno, "Ya sudah jika demikian". Hal itu tidak membuat Bung Karno marah dan dendam, sebab kelak Ia mengangkat Mayjen KKO Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta.

Apa yang tidak bisa Si Poetra Fajar itu lakukan atas nama seorang Presiden, atas nama pendiri bangsa Ini. Atas nama orang yang berjasa besar untuk hadir dan berdirinya bangsa ini. Tetapi, Ia tak lakukan. Karena harga diri, moralitas dan Integritasnya lebih mahal dari uang yang bergambar dirinya.

Hatta misalnya, ketika menjabat sebagai Wakil Presiden sampai pensiun sebagai Wakil Presiden tidak mampu membeli sepatu bermerek Bally, hanya karena tidak memiliki uang. Uang pensiunan sebagai Wakil Presiden dan uang dari hasil menulis kolom di berbagai media, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Tidak hanya itu, kesaksiaan Ali Sadikin, mantan Gubernur Jakarta yang dibikin tercengang oleh Si Poetra Subuh ini. karena, meminta pemotongan tunggakan listrik yang menunggak akibat terkuras dengan biaya sekolah anak-anaknya.

Di akhir hayatnya, Hatta memang tidak meninggalkan uang yang banyak dan kehidupan yang Glamor. Hidupnya lebih banyak berkisah tentang pergulatan Ideologis, Kesederhanaan hidup dan kisah kehidupan yang mengharu biru, yang kadang membuat mata kita sabak.

Jika saja Hatta mau, semua bisa ia lakukan atas nama pendiri Negeri ini. Tetapi, ajaibnya ia bisa mengontrol Hasrat dan keinginannya, saat berada dipuncak kekuasaan.

Haji Agus Salim, misalnya : menurut tokoh Muhammadiyah, Kasam Singodimedjo, dalam buku “seratus Tahun Haji Agus Salim”, menilai kepribadian HAS adalah manusia pintar, asal minang ini, Sebagai manusia cerdas. Hebat diplomasi, mentor Soekarno tentang kebijakan luar negeri. Ia memiliki banyak kelebihan. Salah satunya menguasai dan mampu menulis dengan 8 bahasa yang berbeda. Tetapi, ia punya kelemahan. Kelemahannya adalah hidupnya “Melarat”. Pindah dari satu gang banjir ke gang buntu.

Tentang DN. Aidit : orang Kaya, Tanah dan sawahnya sejauh mata memandang di kampungnya. Tetapi, memilih melarat demi membesarkan partainya, demi terwujudnya masayarakat yang berkeadilan. Seorang politisi yang berani menggebrak konflik politik agraria : "1 orang tani, 1 hektar sawah". Ia bahkan pernah mengepung pangkalan kapal asing dengan gerakan rakyat, hingga membuat asing ketakutan dan membuat Bung Karno pusing. Aidit sangat membenci korupsi serperti, dalam Jargon terkenalnya "hancurkan 3 setan desa dan 7 setan kota". Juga kritikannya pada politisi yang acap berbisnis wewenang dalam menjual kekuasannya pada cukong dengan Istilah kapitalisasi birokrat.

Mungkin mereka terlalu berjarak waktu. karena, digenerasi silam. Maka, kita maju sedikit pada Sosok Baharuddin Lopa, pernah hidup digenerasi kita, kisah hidupnya sangat Inspiratif dan mengharu biru. Tentang bagaimana seharusnya seseorang, ketika memiliki jabatan dan kewenangan yang besar.

Lopa di kenal amat bersahaja. Selain dari gaji, penghasilannya sebagai Jaksa Agung di pakai untuk membuka warung telekomunikasi (wartel) dengan lima bilik dan penyewaan PS (Playstation) disamping rumahnya, di Pondok Bambu, Jakarta. Ia juga rajin menulis kolom di berbagai majalah dan surat kabar harian. Terang-terangan dia akui itu untuk menambah penghasilan dari keringatnya sendiri. Honor ratusan ribu rupiah dari menulis kolom inilah yang dia andalkan untuk memperbaiki ini dan itu di rumahnya.

Penuturan Pengusaha Yusuf Kalla yang dua kali menjadi Wakil Presiden, menujukkan kejujuran, integritas dan moralitas seorang Baharudin Lopa, mantan Jaksa Agung Republik Indonesia, yang membuat mata kita berair, kala mengenang perjalanannya sebagai seorang Jaksa yang tanpa pandang bulu.

Pemimpin-pemimpin besar dulu berkesempatan bergelimang harta, karena memiliki kewenangan yang besar dan dengan kewenangan itu bisa di pakai untuk hidup mewah. Tapi, mereka tidak melakukannya.

Keraguan kita pada pemimpin dan pejabat publik kita yang bermental korup ini, di perparah dengan data yang disampaikkan ICW : sepanjang Tahun 2004-2018, sebanyak 104 Kepala Daerah di Indonesia yang terjerat kasus korupsi dan di pidanakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Paling banyak terjerat kasus korupsi adalah Kepala Daerah di tahun 2018, yakni berjumlah 29 Kepala Daerah. Kerugian negara akibat korupsi pada tahun 2018, di taksir mencapai Rp. 9, 29 T.

itu belum ditambah dengan kerugian negara akibat korupsi mega proyek seperti; Hambalang, E-KTP, BLBI, Kotawaringin Timur, Pelindo II, Bank Century, dan yang merebak belakangan adalah Jiwasraya serta kasus korupsi yang melibatkan Komisioner KPU dan Asabri.

Apakah kita telah benar-benar kehilangan jati diri, kehilangan nilai, kehilangan orisinalitas berbangsa dan bernegara, demi terwujudnya masyarakat adil makmur. Ataukah pejabat, politisi, pemimpin dan penguasa kita harus melarat agar bisa dikenang sejarah?. Apakah konsep melarat menjadi magnet?.

Bagi saya, bukan disitu maknanya. Makna, melaratnya pemimpin besar, politisi dan pejabat kita dulu terletak dalam pernyataan mantan orang nomor satu India, Pandit Jawaharlal Nehru : "kebesaran bukan terletak pada jiwa demokratisnya seseorang, bukan juga karena ia berasal dari keluarga aristokrat-terpelajar. Kebesaran adalah bahwa kesempatan untuk menyeleweng yang ada padannya, Ia kontrol sekecang-kencangnya".

Begitulah pemimpin kita dahulu, mereka seumpama matahari. Janji matahari bukan hanya terbit, terbenam pun meninggalkan kesan yang sangat indah.

Bertamasyalah pada kisah klasik pemikir-pemikir besar, pemimpin-pemimpin besar Bangsa ini dahulu. sebab, selalu ada secercah nilai yang menubuh dan menyejarah dan tak akan pernah lekang oleh waktu.


* Makassar, 31 Januari 2020
* Pernah Terbit Di Media On Line
* Coretan Pena Nalar Pinggiran