Awwalal Islam yang menjadi perangkat Nubuwah adalah Yahudi dan Nasrani. Karena, yang lain tidak tahu Nabi itu apa?.
Suatu saat Nabi berusia 12 Tahun. Ia datang Ke Syam (Syiria, lebanon, Palestina) bersama Abu Thalib. Begitu sampai ke Syam, Ia di ketahui oleh Rohib dan Bukhaira. Di tanyalah Abu Thalib oleh kedua Pendeta Tersebut, "Siapakah Gerangan anak yang bersamaMu?". Abu Thalib menjawab, "Anak Saya".
kedua Pendeta tersebut tidak percaya, sehingga di tanyalah Abu Thalib sampai tiga kali. Hal itulah yang membuat Abu Thalib sedikit emosi dan menjawab, "memangnya Kenapa jika ini anak saya". Lantas, Bukhaira menjawab, "semua ciri - ciri Nabi terdapat pada anak ini, kecuali satu, yaitu anak kamu". Sebab, Dalam Injil dan Taurat di sebutkan Nabi Yang terakhir itu Yatim.
Akhirnya Abu Thalib mengakui bahwa Anak tersebut bukanlah anaknya, tetapi kemanakannya.
Artinya yang pertama kali mengetahui ciri-ciri Kenabian Muhammad adalah Para Pendeta. Mengapa?. Karena yang mempunyai Khazanah Kitab Samawi adalah Orang Nasrani dan Yahudi. Meskipun pada akhirnya Al Qur'an mengkritik Kaum Yahudi dan Nasrani. Tetapi, tidak bisa kita tidak membicarakan Kaum Yahudi dan Nasrani.
Selain itu Yang menunjukkan ciri-ciri kenabian terdapat pada Muhammad adalah perlakuan pohon yang usianya ribuan tahun. Ketika Nabi duduk di bawahnya, dahan pohon tersebut bergerak untuk menutupi wajah Nabi dari Sinar Matahari. Nabi itu memang orangnya Lugu, duduk di bawah pohon saja, ia enggan berpikir. Yah, memang syarat menjadi Nabi itu lugu. Lugu itu ummi. Tidak boleh Nabi berpikir besok makan apa, menjabat apa. Seorang Nabi tidak demikian. Kalau ada yang demikian, tentunya bukan Nabi. Tapi, makelar.
Ihwal itulah Al Qur'an mensifati Nabi dengan, "ma kunta Tadri mal kitabu walal Iman - Kamu itu tidak tahu kitab itu apa, iman itu apa".
Maka, Nabi Muhammad Saat ketemu Malaikat Jibril. Dia mengira malakul maut, sehingga ia ketakutan dan Lari menuju rumahnya. Jadi Nabi itu tidak tahu bahwa yang dia temui adalah Malaikat jibril. Sementara Jibril tidak bisa seperti acara Seminar yang memperkenalkan diri, saya Jibril, kuliah di sini, tinggal di sini. Tidak bisa seperti itu.
Artinya Nabi Muhammad tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Nabi. Karena memang syarat menjadi Nabi adalah Ummi. Justru karena ciri Ummi itulah sehingga Semua perkataan Nabi pasti orisinil dari Wahyu. Kalau yang jadi Nabi adalah kita, Pasti kita akan berpikir, besok yang saya bicarakan apa, agar orang tertarik. Makanya kita - kita ini tidak akan bisa menjadi Nabi. Selain karena sudah di tutup, juga berbahaya.
Ihwal itulah, saat saya di minta ceramah atau ngisi Kajian, Saya tidak pernah punya konsep. Saya ceramah dan Ngisi kajian sekenanya saja. Karena Ceramah itu menarik atau tidak, terserah Nasib. Kalau Nasib sedang baik, orang tidak paham akan mengatakan ceramah saya sangat tinggi. Kalau nasib sedang tidak baik, kita sudah enak bicara dan menarik, orang akan mengatakan Ahh, ceramahnya biasa saja. Jadi, hal ini hanya persoalan Qolbu - Allah yang maha membolak balikkan Hati.
Tidak Tahu itu bagus, kalau untuk seorang Nabi. Makanya, saat Nabi berlari Ketakutan ketika Bertemu Malaikat Jibril yang dianggapnya Malakul Maut. Sampai di rumah bertemu Khodijah, Nabi mengatakan Dzammiluni - Selimuti aku. Khodijah ini Lucu, saat Nabi dalam keadaan ketakutan, ia mengatakan, "kalau Mahluk yang membuatMu ketakutan itu datang lagi, Bilang ke saya kalau dia datang". Kata Nabi, "iya". Lucunya, karena Nabi ini tidak tahu, kalau Khodijah sedang menguji.
Suatu saat Jibril datang lagi, Nabi dengan Lugu mengatakan, Khodijah Mahluk itu datang lagi. Khodijah "Fa khosarot an fakhidiyah - pahanya agak di buka". Riwayat ini sangat Mahsyur. Khodijah lalu bertanya lagi, "Suamiku, Mahluk itu masih di situ". Kata Nabi, "Dia telah hilang". Setelah Mahluk itu pergi, paha Khodijah di tutup lagi. Sekarang Mahluk itu datang lagi, kata Khodijah. Iya dia datang lagi, jawab Nabi. Absir ya Muhammad, kamu harus senang. Sebab, kamu benar-benar seorang Nabi.
Artinya, Khodijah punya sekian defenisi, jika Yang datang itu adalah Malaikat betulan maka ketika ia melihat aurat pasti ia lari. Karena kalau itu setan, pasti dia senang melihat aurat. Jadi, pahanya Khodijah di buka. Ternyata Jibril lari. Khodijah ini tidak tahu bahwa mahluk itu adalah Jibril dan Nabi Muhammad Tidak tahu kalau ia sedang di uji. Sebab, kalau Nabi Tahu, akan berbeda ceritanya.
Uniknya, Nabi Menjadi Nabi, yang lebih tahu dahulu adalah Khodijah ketimbang Nabi Muhammad mengetahui dirinya adalah Nabi.
Suatu kesempatan lain, Ketika Nabi Berusia 25 Tahun, saat itu ia adalah seorang Pedagang. Khodijah mengutus seorang yang memata-matai bernama Maisyaroh (Laki-laki). Bagaimana Muhammad di perjalanan?. "tu dzilluhul ghomama tu ti'uhus saha'i - kemana- kemana di payungi oleh awan".
Sekian informasi tentang Rosulullah di Tampung semuanya oleh Khodijah. Tetapi, kekecewaan khodijah, ketika Nabi menikah di usia 25 tahun dan Khodijah umur 40 tahun. Ia ragu karena 15 tahun menunggu suaminya menjadi Nabi?. Ihwal itulah, ketika Nabi Berusia 40 tahun dan khodijah mendengar bahwa ia bertemu Dengan Malaikat Jibril, senangnya bukan main. Karena apa yang di bayangkan Khodijah terjadi.
Pasca kejadian Nabi Bertemu dengan Malaikat Jibril. Paginya, diajaklah Nabi bertemu Waroqah bin Naufal - Pamannya Khodijah. Waroqah ini Nasrani, Di Kitab Bukhari di sebutkan, "wa kana imro an tanassoro fil jahiliyah wa yak tubu injil bi ibroniyah masyallah ayya yaq tub - Waroqah itu seorang Penginjil".
Akhirnya Nabi menceritakan pertemuannya dengan Jibril, sekalipun pada dasarnya Nabi tidak tahu bahwa yang berjumpa dengannya adalah Jibril. Lalu, kata Waroqah - "Hadza namus alladzi ja bi musa - Masih menggunakan Diksi Namus" - Semacam Malaikat yang mendatangi Nabi Musa.
Uniknya Waroqah mengatakan begini, "wa iy yudrib ni yaumuka an sulka nasron muadzaroh - andaikkan saya menemukan hari ketika kamu menjadi Nabi, akan saya belah kamu mati-mati". Kapankah itu Paman?. " hina yuhriju kaumu - ketika kamu di usir oleh kaummu".
Nabi sebagai orang baik bertanya, " awa muhrijiahum - masa saya nanti di usir oleh kaumku. Sebab, saya ini termasuk keluarga terhormat dan tingkah laku saya baik. Lalu, waroqah melanjutkan, "Tidak ada seorang pun menjadi Nabi, kecuali kelak dia akan di usir"
Artinya, yang mengetahui bahwa kelak Nabi akan di usir adalah Waroqah. Bahkan, Nabi bertanya masa saya nanti di usir. Itulah sebabnya di atas saya sebutkan bahwa syarat menjadi Nabi itu Ummi - Tidak tahu. Tetapi, ingat Tidak Tahunya Nabi itu adalah Sifatun madhin - sifat pujian, bukan sifatun Naksin - sifat kekurangan.
Makanya Kitab Fathul bari - Syarahnya Kitab Bukhari di jelaskan, "Kamu jangan terlalu Fiqih. Karena orang yang berpikir terlalu fiqih, dia tidak boleh percaya apa yang di ucapkan orang Kafir atau ahli Kitab. Sementara, "awa'ilun nubuwah" - nubuwah pertama, yang berkomentar adalah ahli kitab. Yang mengetahui bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi, justru orang yang datang dari ahli kitab.
Akhirnya Nabi mulai Yakin ketemu Malaikat Jibril lagi, lalu Turunlah Q.S. Al Mudassir. Setelah sering bertemu Malaikat Jibril, Nabi (dalam Tanda Kutip) tidak tahu aturan main menjadi Nabi. Saking yakinnya bahwa setiap problem yang dia hadapi, ada malaikat jibril yang datang memberitahu solusinya.
Suatu ketika ada Orang Yahudi Bertanya kepada Nabi, "Wahai, Muhammad jika engkau adalah Nabi. Beritahukan kami tentang Zulkarnain, Lukman Al Hakim dan Ruh?". Karena reputasi Hariannya Nabi selalu di pandu Jibril, ia menjawab ; Oke, Besok kamu datang lagi dan saya akan menjawabnya.
Besoknya Jibril tidak datang memberitahu perkara tersebut, sampai berbulan-bulan. Bahkan Nabi sampai jenuh. Karena terlalu lama menunggu, akhirnya Nabi Protes, "bagaimana engkau wahai Jibril, saya dalam keadaan tertekan. Tapi, engkau tidak pernah datang.
Akhirnya Jibril datang dan mentarbiyah Nabi, Turunlah ayat dalam Q.S. kahfi ; 23-24, "wala taqullana li syai'in inni fa' ilun dzalika ghodan, illa ay yasya' Allah - jangan katakan besok bisa melakukan sesuatu tanpa menyandarkan semua itu kepada Allah SWT".
Semenjak itu Nabi Mensyari'atkan jika kamu berjanji. Maka harus mengatakan, Insya Allah.
Andaikkan Nabi Tahu semua, pasti Nabi mengatakan Insya Allah. Tetapi, memang Nabi sebaiknya Tidak Tahu. Karena itulah Al Qur'an menyebutkan, " Wa ma Yantiqu anil hawa in huwa illa wahyu Yuha".
Kita tidak punya data tentang Legitimasi Nabi Muhammad sebagai Nabi, kecuali dari Ahli kitab.
Kaum Yahudi lebih spesifik lagi melegitimasi kerosulan Muhammad. Mereka mematok kriteria bahwa syarat menjadi Nabi Harus dari Jalur Ibrahim. Mereka mempertanyakan Muhammad itu siapa?. Mengapa tetiba menjadi Nabi?. Muhammad itu orang Arab. Orang Arab itu Jahiliyah?. Jadilah polemik Ilmiah.
Akhirnya Nabi Melegitimasi dirinya adalah Keturunan Ibrahim yang di buktikan bahwa Nabi Ibrahim pernah singgah di mekkah, " fi hi ayatum bainatum maqomu ibrahim - Ibrahim pernah hidup di mekkah karena ada bekas kakinya di dekat Ka'bah". Setelah itu Nabi Ibrahim meninggalkan ismail. Ismail kecil kekurangan air, Ibunya Siti Hajar lari - lari mencari air bolak balik 7 kali. Makanya menjadi Rukum Haji (Syai baina shofa wal marwah).
Ada sekian bukti bahwa Nabi Ismail hidup di mekkah dan menikah dengan Suku Jurhum. Makanya orang Yahudi mulai menerima bahwa Muhammad adalah Nabi, karena Nazabnya terhubung kepada Nabi Ibrahim.
Andaikkan Orang Yahudi tidak komentar dan tidak meragukan Kerosulan Nabi Muhammad, tentu Nazabnya pun tidak akan di lacak.
Makanya kitab Barzanji itu bagus karena Berisi tentang Sejarah perjalanan sejarah Nazab Nabi Muhammad. Mengapa Barzanji itu menarik?. Karena, Penulisnya Tahu betul betul bahwa Problem utama Penolakan Orang Yahudi terhadap Kerosulan Muhammad adalah Nazabnya - Bahwa Nabi adalah Orang Quraisy, yang dianggap tidak memiliki Darah dengan Nabi Ibrahim.
"Wa ba'du fa aqul huwa Muhammad bin abdillah Bin abdil Muthalib, wasmuhu syaibatul hamdi humithot hisolu saniah - saya pastikan bahwa Muhammad adalah Cucunya abdul Muthalib. Dialah yang punya pintu bagi orang yang ingin memasuki Ka'bah - Babu Bani syaibah (Nama Lain dari Abdul Muthalib)".
Barzanji ingin melegitimasi bahwa Muhammad adalah keturunan Ibrahim. Kalian kira dia orang mana?. Hanya saja Nasib Kitab Barzanji kurang baik, Yang Baca tidak paham, yang mendengarkan lebih tidak paham lagi, akibtanya sebahagian kelompok Islam yang suka sekali membi'dakan, menganggap kita sedang membaca mantra.
Ada seorang Yahudi bernama kabil Akbar, Dia mengaji kepada bapaknya tentang Kitab Taurat sampai Khatam. Tetapi dia janggal, sebab ada satu lampiran yang tidak di ajarkan. Justru mereka menyimpannya. Orang yahudi itu unik, mereka membenci, tetapi tidak membakar semua informasi (naskah) yang menjelaskan tentang Kerosulan Muhammad.
Ketika Bapaknya Kabilah Akbar wafat, dia membuka kotak yang menyimpan lampiran sebuah naskah Taurat yang tidak di ajarkan kepadanya. Di dalam Kotak tersebut, tersimpan satu lampiran yang menjelaskan bahwa "Fa idzan fi hi nabiyan yahruju akhiru zaman, mauliduhu bi makkah wa yajhiru bi madinah wa sultonuhu bi syam - akan ada Nabi yang keluar di akhir zaman, dia lahir di mekkah, wafatnya di madinah dan kerajaannya terdapat di syam".
Kabul akbar ini sebenarnya Tahu Rosulullah SAW. Tetapi ia enggan beriman kepadanya. Karena Nabi Muhammad tidak lengkap menurutnya : Nabi Muhammad sudah benar lahir di Mekkah, wafatnya di madinah. Tetapi, masih kurang satu yaitu kerajaannya di Syam. Saat itu syiria, lebanon dan Palestina masih di bawah kendali pasukan Salib. Karena itulah sehingga Kabul akbar ini berpikir - Katanya Kerajaan Islam terdapat di Syam. Ihwal itulah sehingga Kabul akbar menunda Imannya.
Kelak di era Sayyidina Umar saat Beliau menaklukkan Baitul Maqdis, barulah Kabul akbar beriman kepada Islam. Sekali beriman kabul akbar ini, lansung cerdas. Sebab, sejak dulu ia khatam kitab-kitab samawi. Makanya, sayyidina Umar ketika hendak bertanya tentang Taurat dan Injil, ia kerap bertanya kepada kabul akbar.
Nabi itu Kasyaf, suatu ketika ada seorang sahabat bernama syuroko. Dia tanya sama Nabi, Wahai Syuroko bagaimana jika suat saat engkau memakai mahkotanya Raja Syam?. Karena syuroku menganggap Nabi bercanda, ia menanggapi biasa saja. Singkat cerita, suatu Saat Umar Menaklukkan Baitul Maqdis, karena ketakutan, Kaisar Syam lari sampai mahkotanya terjatuh. Syuroko menyaksikan hal itu dan mengingat bahwa dulu Nabi pernah menyatakan kepada saya, bagaimana jika suatu saat saya memakai Mahkota Kaisar Syam. Akhirnya Syuroko memakainya. Setelah di pakai, kata Umar Lepaskan Mahkota tersebut, sebab hendak saya gunakan untuk Baitul mal. Kata Syuroku, Dulu Nabi mengatakan bahwa yang memakai mahkota ini adalah saya. Umar menjawab, iyaa kamu di suruh pakai saja, bukan untuk di miliki.
Salman Al farizi itu pemikir, dia orang persia (Iran). Dia mengaji lama sekali sama pendeta - Pendeta Yahudi. Karena kerap berpindah - pindah mengaji pada pendeta, akhirnya ia bertemu dengan pendeta yang benar-benar mendalami Kitab, sehingga pendeta tersebut memberikan saran, "kamu ke Yastrib saja, di sana ada Nabi Akhir zaman". Kata Salman Al Farizi, bagaimana saya bisa mengetahui bahwa Dia adalah seorang Nabi?" . Pendeta tersebut memberikan Alamat (sandi) yang di berikan kepada Salman Al Farizi, ada tiga, yang menurut kita aneh : Pertama, "La yakbalu shodaqoh - Dia tidak akan mengambil sedekah". Kedua, "Hadzihi hadiatun laka - Menerima Hadiah". Ketiga, "wa fi katifihil aysar khotaman nubuwah mitsluhu baidhotin nuama - di pundak bagian kiri ada tanda bahwa dia adalah Nabi.
Akhirnya Salman Al Farizi bersedia menjadi Budak, agar ia bisa di bawa ke Madinah. Demi sebuah penelitian, Salman al farizi rela menjadi budak di madinah. Ia bekerja di madinah dan di upah. Datanglah ia ke Rosulullah, "Ya Muhammad saya punya banyak uang, kamu kan punya sahabat banyak. Uang ini saya sedekahkan ke kamu". Nabi memanggil semua sahabatnya untuk makan sedekah Salman Al Farizi. Sedangkan Nabi sendiri tidak menyentuh sedekah Salman Al Farizi. Hal ini membuktikan bahwa alamat (sandi) yang di berikan kepadanya benar.
Setelah dua minggu berikutnya, salman kembali bekerja, ia mendapatkan upah lagi. Dia datang kembali kepada Nabi, "Hadzihi Hadiatun laka - Ini Hadiah Untuk Kamu". Nabi lansung mengambilnya dan ikut menikmati hadiah tersebut. Hal itu membuktikan alamat (sandi) yang di berikan kepada salman adalah benar.
Kalau Logika kita, apa juga bedanya Hadiah dan sedekah. Toh hakikatnya sama-sama dapat. Ternyata semua itu adalah sandi. Bahwa Nabi menerima Hadiah, tetapi tidak menerima sedekah.
Sandi ketiga ini yang membingungkan, karena untuk mengetahuinya harus dia melihat Nabi saat tidak memakai Baju. Tetapi, Nabi itu unik. Begitu Nabi mengetahui salman datang, Nabi sedang wudhu. Seketika Nabi melepas Bajunya. Padahal Tidak pernah Nabi membuka bajunya saat Wudhu. Makanya setelah mengetahui itu, salman Al Farizi, "Fa akabba alaihi - Tersungkur di depan Nabi". Seraya mengatakan, "aman tu bika Ya rosulullah".
Tiga ciri kenabian yang di berikan kepada Salman Al Farizi juga di dapatkan dari seorang Ahli Kitab. Makanya di awal - awal Islam, ahli kitab itu luar biasa. Sekalipun ďi akhir-akhir bermasalah, karena banyak merubah substansi Kitab.
Ilmu - ilmu seperti ini jangan Hilang, jangan mentang-mentang orang Yahudi dan Nasrani sekarang sudah banyak di warisi kitab yang di ubah- ubah, sehingga kita anti sama sekali. Artinya kita Fair saja, Yang salah adalah salah. Benar adalah benar. Makanya saking Fairnya Nabi, ketika menghormati suatu Ilmu itu luar biasa. Kata Sayyidina Umar, "saya ini punya Naskah Taurat banyak, karena Naskahnya menarik Ya Rosulullah".
Jawabannya Nabi Adalah "La thusoddikuhum wa la tu kadzibuhum - Kamu jangan bilang Iya dan Jangan Bilang tidak". Kalau kamu bilang semua benar, ternyata ada yang salah. Begitupun sebaliknya".
Salah satu inspirasi terbesar kehidupan Rosulullah SAW yang tetap relevan dengan kehidupan ummatnya adalah betapa pentingnya sebuah proses.
Rosul di pilih menjadi utusan Allah dari sekian ummat Manusia, tentu bukan dengan persiapan yang serba tiba - tiba.
Sejak kecil hingga remaja, rosulullah menunjukkan kepada kita semua bahwa nabi benar- benar di didik oleh Allah untuk menjadi manusia yang kuat secara fisik dan mental.
Beliau telah menjadi Yatim dan Piatu sejak kecil, ayahnya meninggal saat Ia masih di kandung ibunya dan ibunya wafat saat ia berusia 6 tahun, serta di susul oleh Kakek yang mengasuhnya saat berusia 8 tahun.
Saat muda telah bekerja mandiri sejak usia 15 tahun, seperti mengembara domba, berdagang, berperang, dll.
Semua ini, agar kita ummatnya tahu betul, bahwa berproses adalah cara kita mengimani sunnatullah. Allah adalah Robb yang Maha Bijaksana - Al Hakim. Dia menetapkan sebuah sistem, dimana siapapun yang ingin berjaya : Janganlah ia menafikan Proses.
Sebagaimana Firmanya, langit dan bumi di ciptakan dalam 6 masa. Jika Allah berkehendak, dia maha kuasa untuk menciptakan semesta dengan sekejap saja", Tulis Imam Qurtubi, "namun Allah mengajarkan Hambanya tentang kelembutan dan ketelitian pada segala Hal".
Maka Hargailah proses. Di situ sabar dan Syukurmu terasa bermakna.
Terakhir, saya mengatakan bahwa sifat Nabi yang Paling asyiek, paling abadi itu adalah sifat basyariahnya. Karena hal itu menjaga Islam sampai hari Kiamat.
Misalnya, Allah pernah menyebut Nabinya begini, " wa ma Arsalnaka qobla minal mursalim inna illahum la ya'quluna tho'amahum wa yam syuna fil asywaq". Bahwa nabi itu kalau lapar, yah makan.
Artinya, unsur basyariahnya Nabi itu penting. Sebab, Beliau menjadi Nabi setelah Nabi Isa Menjadi Nabi yang sangat Luar Biasa alim dan baiknya, Sampai - sampai Ia di pertuhankan.
Nah, Hal itulah yang paling tidak di inginkan oleh Rosulullah SAW. Makanya kita sebagai Ummatnya mensifati Nabi sebagai - Sidiq, amanah, Tablig, fatonah dan Harus Alal a'rod Al Basyariah - Saking kuar biasanya sifat ini, sehingga Allah itu sangat senang. Karena berkahnya sifat Nabi ini, sehingga orang tidak menstatuskan Nabi Muhammad SAW Sebagai Tuhan.
*Rst
*Nalar Pinggiran
*Jalan Sunyi