Mengenai Saya

Sabtu, 27 November 2021

MEKKAH DAN MADINAH PADAMU

"Musuh utama pelaku Agama bukanlah Iblis, Setan, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj atau siapapun, melebihi ancaman-ancaman permusuhan dan penghancuran yang berasal dari dalam diri mereka sendiri".

Musuh utama manusia bukan makhluk-makhluk lain yang bukan manusia. Alam, tanah, lautan, gunung, hutan, angin, hewan adalah sahabat-sahabat manusia, yang tunduk kepada kemauan manusia. Manusia sendirilah yang membuat alam bermanfaat baginya atau menjadi bencana bagi kehidupannya.

Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri. Keserakahan mentalnya, kebebalan rohaninya serta kesempitan akalnya.

Musuh utama kaum beragama bukan pemeluk Agama yang lain. Sudah jelas mereka memang selalu saling bermusuhan satu sama lain, saling menipu, saling menyesatkan, menjebak, menjaring muslihat, menjegal dan menghancurkan, menteror-terorkan satu sama lain, secara terang-terangan maupun diam-diam.

Tetapi, yang utama menjadi penghancur kaum beragama adalah kesempitan akalnya sendiri di dalam memperlakukan Agama. Kesempitan berpikir itu berjodoh pula dengan keserakahan terhadap kehidupan.

Musuh utama pelaku Agama bukanlah Iblis, Setan, Dajjal, Ya’juj Ma’juj atau siapapun, melebihi ancaman-ancaman permusuhan dan penghancuran yang berasal dari dalam diri mereka sendiri. Semua yang di luar dirinya tentu saja sangat potensial dan nyata sebagai musuh. Tetapi, bukan musuh utama selain dirinya sendiri.

Para pelaku Agama dikuasai iman. Di dalam darah mereka mengalir iman. Seluruh jiwa dan raga mereka bergelimang iman. Hari-hari dan malam-malam mereka dipenuhi iman. Tidak ada satu lubang pori-pori hidup mereka yang tak dihuni oleh iman.

Tidak ada peluang bagi Setan untuk menyentuh mereka. Tidak ada kemungkinan bagi Iblis untuk merasuki mereka. Kalau Ya’juj Ma’juj menyerbu mereka, tinggal mereka tumbuhkan dan bangkitkan dua tanduk Dzulqornain.

Jika Dajjal bisa menggilas seluruh dunia tapi tidak kuat menyentuh Mekah dan Madinah, setiap pelaku iman tinggal mendirikan Mekah dan membangun Madinah di dalam jiwa mereka, di rumah mereka, dalam keluarga mereka, masyarakat, bangsa dan Negara mereka.

Secara dunia, materi dan teritorial, Mekah danMadinah terletak nun jauh diseberang benua. Tetapi secara akhirat, rohani dan nilai, Mekah dan Madinah tersedia di bangun di dalam diri kita.

Madinah dan Mekah adalah tajalli, penjelmaan simbolik nilai Sang Maha Rahman dan Sang Maha Rahim, yang menggerakkan kaki, tangan dan seluruh jasad kita. Memberi kita informasi dari mana kira berasal-usul dan ke mana satu-satunya tujuan yang tidak bisa Dan tidak harus kita tempuh dalam perjalanan kita.

Rahman dan Rahim membangun konstruksi kesehatan raga kita. Kematangan ilmu kita. Keluasan pengetahuan kita, yang sejauh apapun kita menjangkaunya, takkan pernah bisa kita injakkan kaki pikiran maupun imajinasi kreatif di cakrawala Kita.

Rahman dan Rahim menyusun ketenteraman keluarga kita, keamanan masyarakat kita, keseimbangan organisasi kemakmuran Negeri kita. Rahman dan Rahim dengan beribu-ribu berjuta-juta berjenis-jenis asisten-Nya, staf-Nya atau pesuruh-Nya, mengawal kita di seluruh garis, lipatan atau lingkaran waktu. Di seantero bentangan ruang, yang kita jejaki dengan kaki atau kita gagas dengan pikiran kita, serta kita tembus dengan perangkat lunak rohani kita.

Iblis yang bertugas menguji kita, yang merambahi seluruh sisi ruang dan merasuki setiap butir debu, yang berlalu lalang di langit bumi dan bumi langit serta mengendap di sel-sel darah kita - tidak mencemaskan kita - karena diri kita adalah semesta ahsanu taqwim yang bermuatan Mekah dan Madinah.

Setan tidak pernah kita temukan di luar diri kita, tidak pernah kita kasih ruang untuk lahir dari kedalaman jiwa kepemimpinan kita, dari kecurangan pikiran kita, dari keserakahan mental kita, atau dari kebebalan rohani kesaksian kita. Dajjal silakan menaklukkan Bangsa kita dan semua Bangsa-bangsa yang lain di seantero Bumi. Tetapi kita tidak gelisah, takut atau apalagi panik. Sebab ia bukan tandingan kita.

Dan kita tidak diamanati oleh Tuhan pencipta Dajjal untuk melawan makhluk mengerikan itu, kecuali hanya dalam lingkup diri kita sendiri beserta keluarga kita. Apabila sebagai manusia, sebagai bagian dari suatu Bangsa atau warga dari suatu Negara: kita dikehendaki oleh Tuhan untuk disapu, digilas dan dibunuh oleh Dajjal - itu bukan kekalahan, bukan penderitaan.

Itu adalah kemuliaan di hadapan Tuhan. Sebab Mekah dan Madinah di dalam jiwa dan aliran darah kehidupan keluarga kita, tidak bisa disapu, digilas, dikalahkan atau dibunuh atau dimusnahkan oleh siapapun selain Tuhan sendiri. Sebab, di dalam Mekah dan Madinah-Nya pada jiwa kita: mati itu tidak ada.

--Coretan Pena Nalar Pinggiran, RST--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar