Dibawah kepemimpinannya, Suriah menjadi "rumah kedua" rakyat Palestina yang terusir. Ketika hidup, Hafezz al-Assad sangat dihormati dan diperhitungkan. "Tak ada damai tanpa Suriah, tak ada perang tanpa Mesir", adalah ungkapannya yang populer era tahun 70-an dan 80-an.
Saya pernah membaca arsip berita Timur Tengah di beberapa majalah mainstream sejak era 80-an hingga kini, seperti Tempo dan Panji Masyarakat, dll yang mengatakan Hafezz Al-Assad .... sesat. Tidak ada.... !.
Lalu, BASHAR AL-ASSAD melanjutkan pamor sang ayah. Kiprah sang ayah. Garis politik sang ayah. Langgam politik sang ayah.
Tetap menganggap Zionisme Israel sebagai musuh kemanusiaan. Tetap menjadikan negaranya sebagai "Rumah Kedua" rakyat Palestina. Belakangan, semua itu dilakoninya dengan "tertatih-tatih". Dan saya sering mencari suguhan begitu banyak link sambil terselip kalimat, "Bashar anak Hafezz Al-Assad itu ..... sesat lho !"? .
Seumpama negara Syahreza Pahlevi saja. Ketika Syah berkuasa, Iran sahabat setia. Kala Syah suami Farah Diba ini "ambruk", Iran menjadi "menakutkan". Bagian dari "poros setan", seperti kata Bush junior.
Cepat sekali berubah. Padahal merdunya suara penyanyi legendaris Mesir Ummi Kaltsum, masih menggema hingga hari ini.
Heran saja !.
Walaupun beberapa waktu lalu, di era Trump tomahowk membombardir Suriah. Sebelumnya, di era Obama ISIS menjadikan negaranya sebagai eksperimen "mimpi" teo-politik mereka. Luluh lantak. Pilu. Tragik. Tapi, hingga hari ini, Assad masih tetap tegak berdiri. Bahkan, beberapa hari lalu, Suriah melaksanakan Pemilu. Assad lagi-lagi menang 95,1 %.
"Ah, sama dengan Kim Jong-Un. Hampir 100 % ia menang !".
Tidak usah kita perpanjang. Perdebatan dari berbagai perspektif, bisa dimunculkan. Namun kemenangan tersebut, kembali membuktikan, bahwasanya, rakyat Suriah kembali memberikan pesan kepada pihak luar, "entah siapa itu", jangan ganggu negara kami.
Dulu, ada yang menganggu Bashar Al Assad. Dari berbagai penjuru mata angin. Tapi, Assad tetap bertahan, karena rakyat Suriah (banyak) berada dibelakangnya, dan dukungan Rusia serta Iran, tentunya. Biasa, "bargaining position". Perimbangan kekuatan politik kawasan.
Salam damai untuk dunia.
Tidak usah kita perpanjang. Perdebatan dari berbagai perspektif, bisa dimunculkan. Namun kemenangan tersebut, kembali membuktikan, bahwasanya, rakyat Suriah kembali memberikan pesan kepada pihak luar, "entah siapa itu", jangan ganggu negara kami.
Dulu, ada yang menganggu Bashar Al Assad. Dari berbagai penjuru mata angin. Tapi, Assad tetap bertahan, karena rakyat Suriah (banyak) berada dibelakangnya, dan dukungan Rusia serta Iran, tentunya. Biasa, "bargaining position". Perimbangan kekuatan politik kawasan.
Salam damai untuk dunia.
* Pustaka Hayat
* Rst
* Pejalan Suinyi
* Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar