Mengenai Saya

Selasa, 02 Februari 2021

JIKA ALLAH TAK MENCIPTAKAN ALI MAKA TAK ADA PASANGAN YANG SEPADAN DENGAN FATIMAH



Nikahkan anakmu dengan orang yang bertakwa. Sebab, jika ia mencintainya, maka ia menyayanginya Dan jika ia tidak mencintainya, maka ia tidak akan menyakitinya. (Hadist) 

Dalam sebuah riwayat, dikisahkan dialog romantis  Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib bersama istri sang kekasih putri Baginda Nabi Muhammad SAW, Fatimah Zahra. Dialog dua manusia Agung ini sering terjadi bahkan sering bersama pergi ke kebun pada zaman itu. Penggalan dialog ini, terjadi di akhir-akhir  umur bunda Fatimah Az Zahra , beliau berkata  kepada suami sang pujaannya;  Wahai Ali, putra pamanku; Ketika hidup bersamamu, tiga (3) hal tidak ada dalam hidupku;  Berbohong, berkhianat dan berbuat senonoh (aib). 

Kenapa Fatimah?. Karena dialah ideal Role rumah tangga, suri tauladan menjadi istri, ibu, tetangga bahkan bermasyarakat. Tapi, adakah riwayat dan kisah hidupnya di utarakan orang?,  Adakah buku tentangnya, adakah para uztad dan ulama mengkisahkan riwayat hidupnya di mimbar-mimbar?. Ternyata tidak, kenapa?. Sejarah menguburkan riwayat hidupnya, yang tersisa  hanya historisnya saja, bahwa dialah putri Nabi.

Kisah cinta sayidina Ali dan Fathimah Azzahra adalah salah satu kisah cinta yang penuh romantika dan keberkahan dari Allah. Bahkan Rasulullah pernah bersabda ; " Allah menyuruhku menikahkan Fatimah dengan Ali". (Diriwayatkan oleh Thabrani).

Sosok 'Sayidina Ali adalah lelaki sebenarnya, sifat baiknya melebihi matahari waktu dhuha. Menyibak semua masalah. Istananya hanya gubuk tua. Pedang berkilau harta kekayaannya'. Begitulah seorang pujangga menggambarkan sosok Ali dalam syairnya.

Sementara Fatimah Azzahra adalah teladan bagi wanita. Ayahnya adalah manusia terbaik yang diciptakan Allah sebagai rahmat bagi alam semesta, dan Ibunya adalah sebaik-baik wanita. Setiap langkahnya selalu memancarkan cahaya.

Kisah cinta mereka adalah kisah cinta yang sudah terpendam sejak lama, kisah cintanya sangat terjaga kerahasiaannya dalam kata, sikap dan ekspresi mereka, bahkan konon setan pun tak bisa mengendusnya, mereka bisa menjaga izzah mereka, hingga Allah telah menghalalkannya.

Siapakah Gadis yang mencuri hati Sayidina Ali?. Seorang Lelaki yang pernah menggantikan Rosulullah tidur ditempat tidur Rosulullah, saat kaum Quraisy ingin membunuh Rosulullah?.

Gadis tersebut adalah Fatimah Az-zahra, anak tersayang Junjungan kita, Rosulullah Muhammad SAW

Sebuah kisah datang dari putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra, dan Sayidina Ali Bin Abi Talib. Pintu hati Ali terketuk pertama kali saat Fatimah dengan sigap membasuh dan mengobati luka ayahnya, Nabi Muhammad SAW yang luka parah karena berperang.

Dari situ, Sayidina Ali bertekad untuk melamar putri Nabi. Lantas dengan tekun dia kumpulkan uang untuk membeli mahar dan mempersunting Fatimah. Belum genap uang Sayidina Ali untuk membeli Mahar, Tersiar kabar sahabat Nabi, Abu Bakar hendak melamar Fatimah.

" Aku tidak punya harta, bahkan jauh sekali dari kemewahan. Siapalah aku untuk Fatimah, sementara masih banyak lelaki yang lebih baik", Sayidina Ali Membatin pada dirinya sendiri.

" Allah sedang Mengujiku", Kata Sayidina Ali Pada diri sendiri. Dia merasa diuji, karena apalah dirinya, jika dibandingkan dengan Abu Bakar, yang menjadi teman Rosulullah ketika peristiwa Hijrah. Sedangkan Sayidina Ali, hanya menggantikan Rosululah Ditempat tidurnya.

Siapalah dirinya, jika di bandingkan dengan Abu Bakar, Yang karena sentuhannya banyak yang memeluk Islam. Seorang Bangsawan dan Saudagar Mekkah, seperti Ustman, Thallaha, Zubair, Sa'ad Abi Waqqos, Abdurrahman Bin Auf dan banyak kaum muslim yang dibebaskan, Oleh Abu Bakar dari budak kafir.

Abu Bakar juga seorang saudagar yang mampu memberikan kesenangan dan kemewahan kepada Fatimah kelak. Lalu, apalah saya ini (Kecamuk batin Sayidina Ali), seorang pemuda miskin dari keluarga yang miskin, jika di bandingkan dengan Ahu Bakar.

" Aku lebih mengutamakan Abu Bakar atas diriku dan aku lebih mengutamakan kebahagian Fatimah atas cintaku", Kata Sayidina Ali terhadap dirinya sendiri. Namun, rencana Allah sungguh tak di sangka, kabar berita pinangan Abu Bakar di tolak oleh Rosulullah SAW, sampai Ke telinga Sayidina Ali.

Mendung dihati Sayidina Ali, seakan sirna saat mendengar Rosulullah SAW menolak lamaran Abu Bakar. Hati yang tadinya sedikit resah, kembali menjadi tenang. Tetapi, ternyata Sayidina Ali kembali mendapat Kabar berita, Bahwa Umar Bin Khottab sedang menuju ke rumah Nabi, Untuk melamar Fatimah.

Hati Sayidina Ali kembali sayu, tetapi ridho pada ketentuan Ilahi.

Sayidina Ali, kembali membatin ; " Siapalah dirinya, jika dibandingkan dengan Umar Bin Khottab. seorang lelaki yang digelari Al-Faruq ; pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Seorang lelaki yang memompa semangat ummat Islam, setelah ketakutan dengan Kafir Quraisy. Tetapi, kini bangkit, disebabkan masuk islamnya Umar.

"Sayidina Ali kerap mendengar, Rosulullah berkata ; Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar, serta Aku keluarga bersama Abu Bakar dan Umar". Dan hal ini semakin menyakinkan Sayidina Ali, bahwa betapa tingginya kedudukan Abu Bakar Dan Umar disisi Rosulullah. Demi Kebahagian Fatimah, Sayidina Ali Ridho atas ketentuan tersebut.

Tetapi, sekali lagi, tersiar kabar bahwa Pinangan Umar ditolak oleh Rosulullah SAW. Sayidina Ali merasa ada ruang untuknya, tetapi Ia terlanjur resah. Bagaimana mungkin dirinya bisa menjadi menantu pilihan Rosulullah SAW. Sedangkan kedua sahabat Rosulullah SAW yang dekat saja, ditolak pinangannya.

Setelah itu menyusul Abdurahman bin Auf melamar sang putri Rosulullah SAW dengan membawa 100 unta bermata biru dari mesir dan 10.000 Dinar, kalo diuangkan dalam rupiah kira-kira 55 milyar Dan lamaran bermilyar-milyar itupun ditolak oleh Rasulullah SAW.

Tetapi kekhawatiran Ali bin Abi Thalib belum berakhir sampai disini, karena ternyata sahabat yang lainpun melamar sang Az Zahra. Usman bin Afwan pun memberanikan dirinya melamar sang putri, dengan mahar seperti yang dibawa oleh Abdurrahman bin Auf, hanya ia menegaskan kembali bahwa kedudukannya lebih mulia dibanding Abdurrahman bin Auf, karena ia telah lebih dahulu masuk islam.

Tidak disangka, tidak diduga. Ternyata Rasulullah SAW pun menolak lamaran Usman bin Affwan.

Empat sahabat sudah memberanikan diri dan mereka semua telah ditolak oleh Rasulullah SAW.

Suatu hari Abu Bakar, Umar dan Sa'ad bin Mu'adz duduk bersama dengan Rosululah SAW. Pada kesempatan tersebut, pembicaraan mereka, sampailah pada puteri Rosulullah SAW, Yakni Fatimah Az-Zahra. Lalu, Rosulullah Berkata pada Abu Bakar ; "Apakah engkau bersedia menyampaikkan persoalan Fatimah kepada Sayidina Ali?".

Abu Bakar menyatakan kesediaannya kemudian bergegas untuk menemui Sayidina Ali. saat itu Sayidina Ali belum berani mengambil sikap, dia sadar dia hanya pemuda miskin. Bahkan harta yang dia miliki hanya ada satu set baju besi ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.

Melihat Sayidina Abu Bakar datang, dalam keadaan yang tergopoh-gopoh, Sayidina Ali Berkata ; "Ada kabar penting apa yang engkau bawa, Duhai Abu Bakar". Lalu Abu Bakar Menjawab ;

" Engkau adalah orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rosulnya, dan engkau diberi keutamaan ketimbang orang yang lainnya. Semua sifat utama terdapat pada dirimu, semua lamaran kepada Puterinya telah di tolak oleh Rosulullah SAW. Sesungguhnya Rosulullah SAW menyerahkan urusan puterinya kepada Allah.

"Hai, Ali mengapa engkau tidak pernah menyebut perihal Fatimah, puteri Rosulullah SAW dan mengapa engkau tidak melamarnya untuk dirimu".

Mendengar perkataan Abu Bakar, Tanggul Samudera diMatanya Sayidina Ali jebol, membanjiri pipinya, Seraya berkata ; "Wahai Abu Bakar, Engkau telah membuat Hatiku terguncang, sekaligus membuat hati ini menjadi tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan".

Sayidina Ali menyatakan Hasrat hatinya memang menghendaki fatimah. Tetapi, keadaan dirinya yang tidak memiliki harta menjadi penghalang.

Mendengar hal itu, Abu Bakar bersedih seraya berkata ; "Wahai Ali, Janganlah engkau risau dan berkata demikian, karena bagi Allah dan Rosulnya, Dunia dan Seisinya hanyalah debu yang beterbangan".

Mendengar jawaban Sayidina Abu Bakar, kepercayaan diri Sayidina Ali kembali muncul untuk melamar gadis pujaannya, saat teman-temannya sudah mendorong agar Sayidina Ali berani melamar Fatimah. Dengan ragu-ragu Sayidina Ali menghadap Rasulullah SAW. 

Dari hadist riwayat Ummu Salamah diceritakan bagaimana proses lamaran tersebut. Sayidina Ali bertemu Rosulullah dan menyatakan Hasrat hatinya untuk Meminang Fatimah. Awalnya Sayidina Ali hanya duduk disamping Rasulullah SAW dan lama tertunduk diam. Hingga Rasulullah SAW pun bertanya ; " wahai putra Abu Thalib, apa yang engkau inginkan?".

Sejenak Sayidina Ali terdiam, dan dengan suara bergetar iapun menjawab, " Ya Rasulullah SAW, aku hendak meminang Fatimah". Mendengar jawaban Sayidina Ali, Rosulullah SAW tidak terkejut. Bahkan, kulihat wajah Rasulullah SAW nampak berseri-seri. Sambil tersenyum, baginda berkata. "Bagus, wahai Ibnu Abu Thalib, beberapa waktu terakhir ini banyak yang melamar putriku. tetapi, ia selalu menolaknya, oleh karena itu, tunggulah jawaban putriku".

Kemudian Rasulullah SAW meninggalkan Sayidina Ali dan bertanya kepada putrinya, ketika ditanya Fatimah hanya terdiam dan Rasulullah SAW menyimpulkan bahwa diamnya Fatimah pertanda setujuannya.

Kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib, Rasulullah Bertanya; "Wahai Ali, apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kawin?". Jawab Sayidina Ali ; "Demi Allah, Tidak ada sesuatu pun tentang diriku yang tidak engkau ketahui, aku tidak punya apa-apa. Kecuali, sebilah pedang, Seekor unta dan sepasang baju Besi".

Rosulullah berkata ; " Pedang itu engkau perlukan untuk berperang, unta itu untuk mengambil air buat keluargamu dan perjalanan yang jauh. Sebab itulah, akan ku nikahkan engkau dengan mas kawin sepasang baju besi".

Sayidina Ali bin Abi Thalib menjual baju besi tersebut dengan harga 400 dirham dan menyerahkan uang tersebut kepada Rasulullah SAW, dan Nabi pun membagi uang tersebut ke dalam 3 bagian. Satu bagian untuk kebutuhan rumah tangga, satu bagian untuk wewangian dan satu bagian lagi di kembalikan kepada Sayidina Ali sebagai biaya untuk jamuan makan untuk para tamu yang menghadiri pesta.

Setelah segala-galannya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira dan di saksikan oleh para sahabat Rasulullah SAW mengucapkan kata ijab kabul pernikahan putrinya. Kemudian Nabi SAW bersabda : "Sesunguhnya Allah SWT, memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah Putri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib. Maka, saksikanlah sesunguhnya aku telah menikahkanya dengan mas kawin empat ratus dihram (nilai sebuah baju besi)".

Setelah menikah, Kehidupan rumah tangga mereka sangat sederhana. Sebuah rumah tanpa perabotan apapun. Hanya beralas tidur kulit domba, satu bantal berisi serabut kurma. Bahkan fatimah pernah menggadaikan kerudungnya kepada seorang Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Namun Maha Suci Allah yang telah menjaga kebersihan rumah tangga Fatimah secara fisik dan ruhani.

Ali ra. berkata, " Aku menikah dengan fatimah. Kami tidak memiliki alas tidur kecuali selembar kulit domba. Malam hari kami pergunakan sebagai alas tidur dan siang harinya kami jemur. Kami tidak memiliki pembantu, pekerjaan rumah tangga ditangani oleh fatimah. ketika fatimah pindah kerumahku, Rasulullah SAW membawakan selimut, bantal kulit berisi serabut kurma, dua gilingan tepung, satu gelas, dan kantong susu. Saking seringnya menggiling tepung, sampai berbekas pada tangan Fatimah, dan saking seringnya membersihkan rumah sehingga pakaiannya penuh debu, dan saking seringnya menyalakan tungku sampai pakaiannya penuh arang ". (dikutip dari 35 Shiroh Shahabiyah, Mahmud Al-Mishri)

Rasulullah SAW memberikan perhatian yang tinggi agar setiap istri berkhidmat kepada suaminya, seperti nasihat beliau kepada Fatimah. Beliau bersabda :

" Wahai Fatimah, wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti menetapkan pada saat setiap biji tepung itu, kebaikan, menghapus kejelekannya dan meningkatkan derajatnya".

" Wahai Fatimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan yang disebutkan diatas adalah keridhaan suami atas istrinya. Andaikan suamimu tidak meridhoimu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai fatimah bahwa kemurkaan suami adalah kemurkaan Allah SWT".

"Wahai Fatimah, tidaklah wanita berkhidmat melayani suaminya sehari semalam dengan rasa suka dan penuh keikhlasan serta niat yang benar, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya dan memakaikan kepadanya pada hari kiamat dengan pakaian yang hijau gemerlap, dan menetapkan baginya setiap rambut di tubuhnya seribu kebaikan, dan Allah memberinya pahala seratus ibadah haji dan umrah".


***


Ada satu kisah yang saya kerap utarakan, saya anggap ini paling menggahar relung. diberbagai kesempatan, kerap saya sampaikkan. Percakapan Sayidina Ali dan Fatimah, sesaat setelah mereka menikah.

Setelah sayidina Ali menikah Dengan Fatimah. Sekarang, Fatimah telah menjadi istri Ali. Mereka telah halal satu sama lain. Beberapa saat setelah menikah dan siap melewati awal kehidupan bersama, barulah mereka punya kesempatan berbicara. Fatimah berkata pada Ali ; "Wahai suamiku Ali, aku telah halal bagimu. Aku pun sangat bersyukur kepada Allah karena ayahku memilihkan aku suami yang tampan, sholeh, cerdas dan baik sepertimu".

Sayidina Ali pun menjawab, "Aku pun begitu, wahai Fatimahku sayang. Aku sangat bersyukur kepada Allah, akhirnya cintaku padamu yang telah lama kupendam telah menjadi halal dengan ikatan suci pernikahanku denganmu".

Fatimah pun berkata lagi dengan lembut, "Wahai suamiku, bolehkah aku berkata jujur padamu?. Karena, aku ingin terjalin komunikasi yang baik diantara kita dan kelanjutan rumah tangga kita".

Kata Sayidina Ali, " Tentu saja istriku, silahkan. Aku akan mendengarkanmu".

Fatimah pun berkata, "Wahai Ali suamiku, maafkan aku. Tahukah engkau bahwa sesungguhnya sebelum aku menikah denganmu, aku telah lama mengagumi dan memendam rasa cinta kepada seorang pemuda. Aku merasa pemuda itu pun memendam rasa cintanya untukku. Namun akhirnya, ayahku menikahkan aku denganmu. Sekarang aku adalah istrimu. Kau adalah imamku, maka aku pun ikhlas melayani, mendampingi, mematuhi dan menaatimu. Marilah kita berdua bersama-sama membangun keluarga yang diridhai Allah".

Sungguh bahagianya Sayidina Ali mendengar pernyataan Fatimah yang siap mengarungi bahtera kehidupan bersama. Suatu pernyataan yang sangat jujur dan tulus dari hati perempuan sholehah. Tapi, Sayidina Ali juga terkejut dan sedih ketika mengetahui bahwa sebelum menikah dengannya, ternyata Fatimah telah memendam perasaan kepada seorang pemuda. Sayidina Ali merasa bersalah karena sepertinya Fatimah menikah dengannya, karena permintaan Rosulullah yang tak lain adalah ayahnya Fatimah. Sayidina Ali kagum dengan Fatimah yang mau merelakan perasaannya demi taat dan berbakti kepada orang tuanya yaitu Rosulullah dan mau menjadi istri Sayidina Ali dengan ikhlas.

Maafkan aku, karena sebelum menikah. Aku pernah merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda". Sayidina Ali Bertanya ; Lantas mengapa engkau mau menikah denganku?".

Fatimah menjawab; "Ya Pemuda itu adalah Kamu, Yang Jadi Imamku".

Berbahagialah untuk hari ini. Sebab, Hari ini adalah alasan Rosulullah Bahagia.

Selamat hari lahir wahai pemimpin Perempuan Surga, " Ummuna Sayyidah Fatimah Az-Zahra".



***


Ada sebuah Cerita dari kehidupan Sayidah Fatimah Az-Zahra, yang sangat Luar biasa. Suatu ketika, Nabiullah Muhammad SAW, menangis dan Tidak henti-hentinya beliau menangis. Sayidina Abu Bakar datang menenagkannya, Rosulullah tetap menangis. Saat Sayidina Umar Datang, Rosulullah, tetap Menangis. Begitupun saat Ustman datang menenangkannya. Rosulullah tetap dan masih menangis. Sampai Abu bakar mengatakan, tidak ada yang bisa mendiamkan dan menenangkan Tangisan Rosulullah. kecuali, Putri tercintannya yaitu Sayidah Fatimah Az-Zahra.

Maka, Diperintahkanlah Abdurahman Bin Auf kerumah Fatimah Az-Zahra. Diketok pintu rumahnya, Terdengar dari dalam Rumah, sahutan Fatimah : "siapa diluar?". Ibni Auf, Wahai Fatimah. "Untuk apa engkau Kemari?". Kami ingin meminta Bantuanmu, sebab Nabi dari Tadi Menangis dan terus menangis, kami sedih melihatnya. " baik sebentar, aku memakai pakaian dulu", kata Fatimah.

Kenapa Nabi Muhammad SAW, Menangis. karena Nabi telah mendapatkan wahyu Yang berbunyi : " waa in minkum illa wariduha (tidak seorang pun dari kalian, kecuali pasti melewati diatas Neraka)". Itu yang membuat Rosulullah menangis. Tidak ada satupun diantara kita yang tidak akan melintas diatas Jahannam. Bagaimana tempat lintasan kita?. Tergantung pada amal kita. Tipis atau tebal lintasan itu sangat bergantung pada amal kita, yang kerap kita tidak memperdulikannya, tidak memikirkannya. Nanti semua akan terpampang didepan mata kita.

Semoga, kita termasuk yang mendapatkan amal yang banyak, dan menyenangkan Hati Rosulullah SAW.

Berangkatlah Sayidah Fatimah, bersama Ibni Auf. begitu Fatimah masuk ke dalam mihrab, semua Sahabat berteriak : "Allahu Akbar".

Mengapa semua Sahabat berteriak. karena, mereka tidak pernah melihat Sayidah Fatimah Az-Zahra.

Seorang Syarifah, anaknya Nabi. Yang pada suatu waktu, Nabi membuat pertanyaan, bunyi pertanyaan begini: Tahukah kalian, siapakah sebaik-sebaik wanita?. Tidak ada seorang pun sahabat yang menjawab, sampai Kemudian Sayidina Ali pulang kerumahnya, dan Ia menyampaikkan pertanyaan Nabi tersebut kepada Fatimah.

Kata Fatimah : "Aku tau jawabannya". Apakah itu Wahai Fatimah Binti Rosulullah?, tanya Sayidina Ali. Jawabannya, ialah " sebaik-baik perempuan adalah yang tidak pernah dilihat oleh lelaki dan tidak pernah melihat lelaki".

Lantas, Kenapa Para sahabat berteriak : Allah Akbar, saat Sayidatuna Fatimah memasuki mihrab?. karena, baju yang dikenakan oleh Fatimah banyak tambalannya, bahkan sampai 20 tambalan pada bajunya. Sehingga sahabat semua sedih dan ibah, Melihat puteri tercinta Rosulullah SAW, orang Yang senantiasa dipuji Oleh Nabi. Orang Yang paling mirip dengan Nabi. Orang yang paling sering dijadikan rujukan Oleh Nabi, bagi kaum perempuan untuk Diikuti dan Diteladani. Ternyata pakaiannya, sesederhana itu. Allahu Akbar..!

Saat itulah, para sahabat merasa tidak tega dan ibah pada kehidupan Puteri tercinta Rosulullah SAW. Maka, Rosulullah mengatakan pada Umar Bin Khottab : "Biarkan saja, Wahai Umar. Demi Allah, Puteriku Fatimah adalah pemimpin dari seluruh perempuan yang masuk surga".

Andaikkan Para perempuan-perempuan mengetahui, bagaimana Pakaian Sayidah Fatimah, melihat bagaimana perempuan yang dibanggakan Oleh Rosulullah SAW. Yang sejatinya kita, sebagai Ummat menjadikannya sebagai Teladan dan contoh. bukan, seperti sekarang, Yang katanya pengikut Rosulullah, merindukan dirinya seumpama Khodijah dan Az-Zahra. Tetapi, justru di sisi yang lain membangga-banggakan pakaiannya, merek harus ternama. kemewahan merupakan hal mendasar, asal mendapat decak kagum dari semua yang memandangnya, sekalipun ada banyak orang, yang bahkan memiliki pakaian saja susah untuk di beli, deritanya berlipat-lipat, duhaii.

Sayidah Fatimah adalah orang yang sempurna : tangannya sempurna, matanya sempurna, Hidungnya sempurna. sebab, dialah yang Paling mirip dengan Rosulullah SAW.

Suatu waktu, Nabi Kita Muhammad SAW, datang ke rumah Fatimah. Berdasarkan nukilan-nukilan sejarah, memang Nabi paling sering mengunjungi rumah Fatimah, paling sedikit 2 kali sehari : saat pagi hari dan saat malam hari. setiap kali Rosulullah hendak bepergian, pertama kali yang dikunjungi setelah pulang dari bepergian adalah Rumah Fatimah dan terakhir kali yang di datangi sebelum Rosul Berangkat adalah Rumah Sayidah Fatimah Az-Zahra.

Saat Nabi Memasuki Rumah Fatimah, Dimana didalam rumah itu terdapat 2 putera Sayidah Fatimah Az-Zahra, yaitu : Sayidina Hasan dan Sayidina Husein. Saat itu Fatimah sedang menghaluskan Gandum, Husein menangis. maka, digendong dengan tangan kirinya. lalu, Hasan juga menangis digendong lagi dengan tangan kanannya.

Bilal yang melihat hal itu, merasa Iba dan menawarkan kepada Fatimah untuk mengambil salah satu pekerjaannya : Wahai Binti Rosulullah, jika engkau mau. biarkan aku yang menggiling gandung itu dan bila engkau pun mau, biarkan aku juga yang menggendong kedua puteramu.

Begitu Nabi Melihat Putrinya, dipeluk dan Diciumnya. Setiap kali Nabi bertemu Fatimah, selalu dipeluk dan dikecup keningnya, sebagai Tanda Bahwa Nabi ridho kepada Fatimah. Bahkan Tempat duduk Rosulullah yang tidak diberikan kepada siapapun, jika Fatimah datang. maka, diberikan tempat Duduk tersebut untuk diduduki oleh Fatimah.

Itulah qudwah bagi Para perempuan. sayyidah Fatimah Az-Zahra adalah Teladan yang paling utama bagi para perempuan-perempuan.

Sayidah Fatimahlah yang pernah diceritakan Oleh Rosulullah SAW dalam salah satu Hadistnya, bahwa Pernah suatu waktu, Fatimah melukai Hati dan perasaan Suaminya, Sayidina Ali. Dia berbicara dengan suatu ucapan, yang tidak disadari atau disengaja, ternyata membuat marah suaminnya. Bukan tidak paham, tetapi tidak disengaja dan tidak disadari. Melihat muka Suaminya yang memerah, menandakan suaminya dalam keadaan marah. Akhirnya, timbul rasa takut Fatimah kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya : "maafkan aku, wahai suamiku". Tetapi, wajah Sayidina Ali, masih tetap merah. Fatimah bertambah ketakutannya kepada Allah, sampai Rasa takutnya yang luar biasa itu, membuat Fatimah menangis, histeris sampai berjingkrak-jingkrak sambil memutari suaminya, layaknya seorang yang sedang bertawaf : Wahai suamiku, maafkan aku. Maafkan aku.

Melihat tindakan Fatimah tersebut, Sayidina Ali merasa ngeri dan memeluk istrinya dan berkata : Wahai Fatimah Binti Rosulullah, aku sudah memaafkanmu.

Sore harinya, Fatimah bertemu dengan ayahandanya, Rosulullah Muhammad SAW. Ketika bersua dengan Ayahnya itu, Nabi bertutur telah sampai kepadaku apa yang telah engkau lakukan tadi, Wahai Fatimah : "Seandainnya engkau (Fatimah) meninggal dunia, sebelum engkau mendapatkan Maaf dari suamimu. maka, Niscaya aku tidak akan melaksanakan Sholat Jenazah kepadamu".

Pada Konteks itulah, Ijitihad para ulama mengatakan, Jika istri yang tidak sholihah, tidak akan mendapatkan Syafaat Dari Rosulullah Muhammad SAW.

**

Salah satu Tokoh perempuan terbesar dalam peradaban Islam adalah Putri Rosulullah SAW, yaitu Fatimah Az Zahra.

Di dalam Buku Klasik, yang di tulis oleh seorang yang berasal dari Prancis, bernama Emile Dermenghem - tentang Kehidupan Nabi Muhammad. Buku tersebut di tulis dengan Cara memikat sehingga cerita sejarah Nabi tampak begitu menarik. Dia menceritakan, Betapa Elegannya Penampilan Nabi, betapa Mempesonanya Wajah Nabi. Sehingga orang terpukau karena Keindahan dan ketampanan Wajah Nabi.

Tetapi, dalam waktu bersamaan dalam buku tersebut, ia menggambarkan Fatimah Az Zahra dengan sangat buruk. Fatimah Az Zahra itu jelak dan tidak ada seorang pun yang tertarik padanya.

Seorang penulis lain, masih juga seorang Orientalisme mengatakan, bahwa Emile Dermenghem menulis hal tersebut karena kecemburuannya sebagai seorang Romo - Keluarga Suci di dalam Gereja. Ternyata ada kalangan suci di kangan Ummat Islam, yaitu Fatimah. 

Sebenarnya, jika kita menggunakan data sejarah. Sangat sulit untuk menolak bahwa Fatimah adalah seorang yang sangat Buruk rupa dan tidak di sukai orang. Karena, Kata Aisyah, tidak ada orang yang berjalannya dan bicaranya begitu mirip dengan Nabi, kecuali Fatimah.

Makanya sangat mengherankan, jika Emile Dermenghem, menggambarkan Nabi begitu luar Biasa. Tetapi, dalam Waktu yang bersamaan Mendiskreditkan Fatimah.

Tetapi, bagi kami hal itu tidak penting. Karena Sayidah Fatimah Penting untuk kita bicarakan sebagai seorang Tokoh penegak keadilan.

Ketika Nabi Wafat, Fatimah datang menuntut Tanah Fadaq yang di hadiahkan Nabi kepadanya, kisah tanah fadaq di jelaskan dalam H.R. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, An-Nasa'i, Turmudzi. Tetapi, abu bakar menyatakan, Bahwa Rosulullah tidak meninggalkan apa-apa, karena semua warisan Rosulullah di peruntukkan kepada Ummat Islam. Sehingga Fatimah menyatakan, bukankah para Nabi sebelumnya juga mewariskan Kekayaan pada keturunannya - " Wa warisa Sulaiman Daud"  (Bukankah sulaiman mewarisi Daud). Bukankah Nabi Zakariyah berkata,  yarisutni wa yaritsu ni min ali Ya'qub ( berilah aku anak dan mewarisi keluarga Yakub)".

Para Nabi mewariskan diantara sesamanya dan fatimah menyampaikkan tuntutannya dalam sebuah Pidato, yang di catat di Balaghah tun Nisa. Banyak orang menuduh Fatimah adalah Matre dan mencintai dunia. Padahal sesungguhnya Fatimah tidak mencintai tanah Fadaq tersebut. Yang Fatimah cintai adalah keadilan. Jika penguasa sudah berani merampas harta keluarga Nabi, apalagi yang menghalangi mereka untuk merampas Hak-hak rakyat kecil - Fatimah berdiri bersama Suaminya sebagai suara Keadilan Insani.

Sekarang, ketika kaum perempuan mencari idola untuk kehidupan mereka. Bukankah sebaiknya mereka kembali menengok kepada Sayidatuna Fatimah - perempuan yang ahli Ibadah, yang setia kepada Suaminya dan pada saat Yang sama ia berjuang bersama Suaminya untuk menegakkan keadilan. 

*Pustaka Hayat
*Rst
*NalarPinggiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar