Ciptaan Allah Yang paling awal adalah Nur Muhammad (cahaya yang terpuji). Ihwal ciptaan itulah, membuat Allah berminat menciptakan jagat raya. salah satu episode tugasnya adalah berlaku menjadi Muhammad bin Abdullah. Bertugas Di Mekkah selama 63 tahun, berpangkat Nabi dan menjabat sebagai Rosul terakhir; salah satu “profesi” utamanya adalah dihina, dicaci, dijustifikasi, disudutkan dan dituduh.
Tidak ada perdebatan, mengapa hanya Usia Biologisnya, hanya 63 tahun saja. sementara pendahulunya. misalnya, Adam atau Nuh, ditugasi menjadi pelakon utama, antara 900 sd 1300 tahun. Barangkali Allah mengambil keputusan tersebut : Hai, Muhammad, engkau sebentar saja. tetapi, saya berikan buku panduan lengkap, Al-Qur’an. tinggal disampaikan, terserah manusia mau memakainya atau tidak. Sebab, Para pendahulu dikasih ratusan tahun. tapi ternyata, tidak cukup untuk meneliti dan menemukan jati diri. Maka, engkau yang Terakhir sekaligus yang awal, 63 tahun saja, dengan “buku manual” yang terjaga kemurniannya secara absolut. “Inna nahnu nazzalnadz-dzikro wa inna lahu lahafidhun”, Allah kasih buku bimbingan, dan Ia berjanji menjaganya.
63 tahun dengan pencapaian sejarah yang membuat Michael Hart, dkk, meletakkannya sebagai tokoh nomor satu yang paling mempengaruhi sejarah Dunia, terlalu revolusioner dan ekstra-fenomenal, sehingga sangat potensial untuk melahirkan rasa cemburu dan kedengkian diseluruh muka bumi. Mungkin karena itulah, sehingga “software” manusia yang Bernama Ahmad dengan Gelar "Min" juga niscaya disiapkan oleh Allah untuk memiliki ekstra-resistensi terhadap berbagai jenis pelecehan yang amat merendahkannya.
Sejak Muhammad mensosialisasikan "Tauhid" dikomunitas sekitar Ka’bah-Mekkah. siang malam ia diejek, dihalangi, dirancang untuk dibunuh, atau dilempari batu seperti ketika ia berimigrasi ke Ethiopia. Tidak hanya teologinya yang ditolak dan dianggap anarkis. "Hak paten" Muhammad atas sumber air Zamzam pun, karena ia adalah cucu penemunya, yakni Kakeknya Abdul Muthalib: merupakan ancaman terhadap dominasi konglomerat Abu Jahal atas perekonomian Mekkah. Selama ini kita terlalu berpikir polos, menyangka bahwa yang diberangus dari Muhammad hanya "tauhid", bahwa yang dihancurkan hanya Islam saja. padahal faktor air zamzam dan tambang minyak, sebenarnya mungkin lebih primer.
Melihat wataknya, soal Agama tak penting-penting sekali bagi Abu Jahal. Tapi, para anak buahnya terperdaya ; mereka pikir "Muhammad" dan "Islam" nya yang menjadi sasaran utama. Sehingga fokus mereka adalah memukuli Muhammad, membuat karikatur untuk memperolok-olokkannya, membikin film yang memperhinakannya, bikin macam-macam games diinternet untuk menyebarkan virus kebencian kepada Muhammad.
Belakangan ini, entah kapan bermulanya, setiap teror bom dan ledakan Bom Bunuh Diri. Maka, interpretasi orang cepat-cepat mengalamatkan Pada "ISLAM". Bahkan negara dan media-media asuhannya, tanpa Filter mensubsidi informasi, dikunyah oleh rakyat gagal paham. Akibatnya, Islam menjadi tertuduh. Selalu begitu alurnya. Entah, Islam model seperti apa yang dipahami, sehingga melekatkan dengan pembantaian.
Ada perasaan bersedih sebenarnya, sambil bertanya membatin ; "Kira-kira kalau Rasulullah SAW melihat tayangan, informasi dan justifikasi ini, akan naik pitam kah atau tersenyum kah, Beliau ?"
"Apakah yang kira-kira diucapkan oleh beliau?" Ataukah, Justru beliau menDoakannya, sebagaimana Waktu DiThoif : "Ya Allah ampunilah mereka, karena mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan". Batin saya merenung lebih lanjut, kita akan ikut tersenyum dan berdoa seperti itu, ataukah mengamuk, membikin Counter informasi, atau bagaimana?".
Mengamukpun bisa dipahami, tersenyum juga oke. Mengcounter informasi juga wajar, diam dalam kesabaran juga tidak aneh. Yang mungkin perlu kita disepakati adalah jangan melakukan apapun yang memang dikehendaki oleh mereka yang memasang ranjau melalui penghinaan, justifikasi dan tuduhan-tuduhan ini.
Para penghina Nabi Muhammad SAW itu berjasa besar kepada Ummat Islam, karena tidak perlu repot-repot menciptakan momentum, konteks dan nuansa kekhusyukan agar kita semua lebih rajin menyatakan cinta dan kesetiaan kita kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Bentuk pernyataan cinta itu bisa batiniah saja, bisa dengan pekikan-pekikan dalam demo, bisa counter-informasi, atau apapun. Yang penting tidak perlu "GR" seolah-olah Nabi Muhammad SAW butuh pembelaan kita, karena beliau kita anggap lemah dan kita yang kuat. Jadi, pembelaan kita atas Nabi Muhammad SAW Sasaran utamanya adalah integritas kita sendiri di hadapan beliau dan Allah. Apalagi semarah-marah kita terhadap penghinaan itu, masih jauh lebih murka Allah, sebab cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW tidak ada sebutir debu dibanding cinta Allah kepada kekasih-Nya itu.
Kaum Muslimin juga diam-diam berterima kasih kepada para penghina Nabi Muhammad SAW, karena kekejaman mereka adalah peluang sangat indah untuk memaafkan mereka, sehingga derajat kita meningkat di mata Allah. Penghinaan adalah rejeki kemuliaan bagi yang dihina. Ayo, hinalah daku, kau kusayang.
Sebab, bagaimana mungkin agama yang menjadi alat pemersatu antara Kau Auz dan Khazraj di madinah, menjadi Tertuduh?. Padahal kaum Auz dan Khazraj saling bermusuhan berabad-abad. Bagaimana mungkin ajaran yang mempersatukan kaum anshor dan Muhajirin, kerap dilabeli kejam?. Padahal, belum ada sejarahnya hingga datang Manusia Agung bernama Rosulullah Muhammad SAW.
Piagam Madinah adalah Legal stunding, regulasi formal yang lahir dari tangan Rosulullah, agar saling melindungi sesama ummat manusia. Bukan hanya ummat beragama.
Itulah sebabnya, pastikan setiap pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Bukan ORANG BERAGAMA, APALAGI BAHAGIAN DARI AJARAN AGAMA.
**
Entah mengapa, saat bom terjadi : Argumentasi yang kerap berkelindan, bahkan telah membentuk streotipe di hampir semua lapisan masyarakat, bahwa Bom bunuh diri adalah Terorisme. Terorisme adalah radikalisme. Radikalisme adalah Paham, ujungnya adalah agama?. Entah, sejak kapan Terma Radikalisme di paksa lekatkan pada paham, agama tertentu.
Padahal, Radikalisme adalah infiltrasi semiotik, dari politik konspirasi untuk memberangus revivalisme Islam.
Tentu, kita terluka atas peristiwa Bom bunuh diri, di Bumi "TAU" (MANUSIA) - Makassar. Entah, kenapa harus gereja, yang menjadi sasarannya?. hampir semua motif pengeboman di Indonesia, selalu berafiliasi dengan geraja. Sehingga menjadi wajar, bila Sudut pandang pengetahuan masyarakat kita, bahwa Ini rantai radikalisme agama.
Padahal, sosiologi di ciptakan sebagai bidang Ilmu, untuk menyelesaikan konflik dan keragaaman Dan kita sudah selesai dengan ihwal-ihwal demikian. Meminjam tutur Gus Mus, bahwa "agama adalah kereta kencana yang di sediakan Tuhan untuk kita berangkat menuju hadiratnya. Jangan terpukau pada keindahannya saja, apalagi sama saudara sendiri bertikai, karena berebut tempat paling depan. Kereta kencana cukup luas untuk semua hamba yang Rindu Tuhan. Berangkatlah, sejak lama Ia menunggu".
Sependek pengetahuanku, puzle-puzle peristiwa ini, bukanlah radikalisme paham agama tertentu. Ia hanya di paksa lekatkan saja. Ada motif besar yang merayap di belakang semua ini. Jadi, tolong. Berhentilah sejenak menggiring opini publik untuk memaksa lekatkan peristiwa bom bunuh diri dengan radikalisme agama tertentu. Sebab, semakin sering kita ucapkan, maka kita telah menciptakan kejahatan baru. Kejahatan semiotik namanya. Ujung dari kejahatan yang di maksud adalah kegagalan nalar menghormati perbedaan.
Mestinya hal ini menjadi, bahan permenungan, bahwa dalam satu atau dua tahun ini ‘teror orang gila,” mengisi relung-relung kehidupan kita. Hingga kini, belum satupun riset, yang mengungkap, kenapa orang gila begitu gregetnya pada masjid, ustad, kyai atau ulama. Korbannya tidak sedikit.
Sebaliknya, pelaku yang sama (Orgil) dengan tindakan serupa tidak terjadi pada rumah ibadah dan tokoh agama lain. Alangkah terfokusnya peristiwa demi peristiwa tersebut. Ini juga yang membuat kita heran, sedikit tercengang.
Di WAG dan jejaringa medsos lainnya beredar video onggokan daging yang tercecer di tanah, bergumul debu, bagikan daging yang disuwir-suwir. Tergeletak tak karuan. Katanya itu jasad pelaku bom bunuh diri depan gereja Katedral Makassar. Bahkan Foto pelakunya, sebelum meledakkan dirinya telah beredar.
Inisial dan jaringan pelaku secepat kilat terdeteksi aparat. Bukan main cepatnya. Namun terbersitlah pertanyaan, kenapa peristiwa itu tidak terdeteksi dini oleh BIN?, Dengan infrastruktur yang mumpuni, BIN semestinya bekerja lebih cepat, mendeteksi dini peristiwa dimaksud. Apa kerja BIN?
Apapun itu, perilaku bom bunuh diri depan gereja katedral Makasar adalah nista. Siapapun pelakunya dan apapun motifnya. Perkara pelakunya kelompok mana dan apa motif, tentu itu urusan aparat. Merekalah yang punya infrastruktur untuk mendeteksi. Yang jelas, kedengarannya, pelaku bukan ORANG GILA !
tulisan ini tak menuding siapapun. Sebatas sebuah observasi dan konstruksi pengetahuan. Bahwa setiap peristiwa sosial, tentu memiliki unsur-unsur knowledge yang sekiranya penting di transfer ke publik. Yang jelas, tidak mudah mengungkap jejaring teror ini. Bisa dilakukan siapa saja. Siapapun bisa menjadi aktor dan mastermind.
Ketika ada isu besar yang menyangkut hajat hidup orang banyak. maka, dagangan isu primordial mulai di frame. Seumpama Terma politik balanda "Devide at impera". Hal ini sejalan dengan Gagasan Michael faucoult bahwa "kekuasaan mengontrol pengetahuan warga negara melalui subsidi informasi kepada setiap warga negara untuk melanggengkan kekuasaan oligarki".
**
Hinaan di balas hinaan, Cacian di balas cacian. Apakah menghina dan mencaci adalah nilai yang terintegrasi dalam Islam?. Ini pertanyaan serius dan saya tidak sedang menguji. Sebab, Sependek pengetahuanku ; Islam, sebagai sebuah sistem Nilai hidup dan cara pandang, serta ajaran. Hanya akan di temukan saripatinya. jika kita membongkar, mengurai Tokoh utamanya dan menemukan bahwa Pribadi seorang Rosulullah SAW, merupakan lakon Paradigmatik dalam segala hal. Ia meneguhkan konsistensi Ide dan realitas dalam hidup untuk kehidupan yang lebih baik. Itulah sebabnya, Rosulullah adalah pribadi, yang satunya kata dan perbuatan. Tidak dualitas atau mendua. Apa yang dia ucapkan, itu yang dilakukan.
Muncul pertanyaan, Rosulullah adalah seorang Nabi, manusia pilihan sehingga Niscaya paripurna Akhlaknya. Sehingga tidak ada dualitas dalam perilaku hidupnya, apa yang Ia Ucapkan, itu juga yang dilakukannya?.
Dengan dalil seperti itu, apakah ummatnya boleh mencaci maki, asal Sholat sampai Nangis-nangis. Boleh korupsi asal sedekah. Boleh berzina asal berderma. Pertanyaan yang demikian, merupakan Bias pengetahuan yang lahir dari ketidak-utuhan membaca Rosulullah sebagai Guindance. Padahal kita sendiri sadar, bahwa Output dari pengakuan atas KeRosulan Muhammad SAW dalam Syahadat, bukan hanya sebatas pengakuan. begitu kita mempersaksikan KeRosulan Muhammad. maka, setiap hal yang bersumber darinya ; entah itu akhlaqnya atau ibadahnya adalah keniscayaan untuk di teladani. Karena menurut saya, menjalankan sunnah juga bagian dari kewajiban.
Di titik itu, Tidak ada pengecualian ; Mau dia Ningrat, Kiai, Ulama, Ustadz, pemulung, pendosa, bahkan Habaib sekalipun. Apalagi, jika dia adalah seorang Ulama, konsekuensinya lebih berat. Sebab, Rosulullah SAW sudah menekankan sedari awal, bahwa mereka (ulama) adalah pewarisku. Makanya, defenisi Ulama menurutku tidak mudah, harus terverifikasi secara utuh dan menyeluruh. Ia harus bisa, menjadi menara api untuk menerangi kegelapan ummat dan menjdi menara air untuk menghapus dahaga ummat. (Nanti saya tulis Khusus Soal ini).
Kita kembali ke soal pertanyaannya, Rosulullah SAW Kan Nabi, manusia Pilihan?. Siapa yang menyangkal hal itu, tetapi ingat juga bahwa Rosulullah SAW adalah Uswah - Tauladan - Contoh. Sebagaimana firman Allah SWT, " Laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah -Rosulullah SAW merupakan Uswah (Tauladan)". begitu Al Qur'an menyebutkan, Bahwa Rosulullah SAW adalah Suri Tauladan. Maka, segala apapun yang bersumber darinya adalah standar hidup yang niscaya di ikuti.
Saya belum temukan satu ayat pun, yang menyebutkan, ketika Rosulullah SAW diutus sebagai tauladan. di sisi lain juga ada pengecualian untuk mengikutinya dalam hal-hal tertentu dan ada hal-hal yang Hanya Rosulullah SAW saja Boleh melakukannya. Sedangkan pengikutnya, bagaimanapun teguhnya mereka melakukannya, tidak akan mungkin sama.
Sebagaimana yang saya kemukan diatas Tidaklah demikian cara membacanya. Perintah meneladani Rosulullah SAW, bukanlah perintah untuk menyamakan setiap hal yang Beliau Lakukan. Perintah meneladani, yang Oleh Allah berikan kepada kita adalah peta Hidup, jaring pengaman, dan sistem filter. bahwa apapun yang hendak kita lakukan, perbuat dan katakan. Maka, Al-Qur'an dan Rosulullah SAW adalah sumber primernya, Standarnya, rujukannya, protype dan Guindancenya. Jangan keluar dari itu, karena akan berimplikasi pada pengakuan atas KeRosulan Muhammad SAW.
Jika pertanyaan itu di arahkan dalam rangka, menyamakan skala dan intensitasnya ibadah dan ahklaq Rosulullah SAW sebagai seorang Nabi. Jelas tidak bisa, karena mustahil seorang Uswah, terdapat cacat cela. Ia harus Paripurna, makanya Ia di jadikan Prototype manusia.
Selain itu, Saya menduga pertanyaan itu adalah pledoi, untuk sengaja membenarkan sesuatu yang jelas di larang oleh Rosulullah SAW. sebab, Kita telah mahfum, bahwa Skala dan intensitas apapun yang di lakukan Oleh Rosulullah SAW, tidak akan bisa disamai oleh Ummatnya, itu dalam hal apapun. sudah pasti Nomor Wahid, beliau. Hanya saja, saya hendak meng-underline satu hal, yang tengah riuh dan merebak, sampai lintas dunia : nyata dan maya. apakah menghina dan mencaci itu adalah ajaran dari akhlaq Rosulullah SAW?.
Menghina apapun jenis dan bentuknya dan siapapun orangnya, merupakan perbuatan yang di cela Allah dan dilarang oleh Rosulullah SAW. Allah Bahkan mewarning Istri-Istri Rosulullah SAW dalam Qur'an Al-Ahzab ; 30-31, Istri-istri Nabi, jika berbuat baik, pahalanya berlipat. Ketika berbuat dosa, dosanyapun berlipat. Berkenaan dengan itu juga, Rosulullah pun mengandaikkan sikap cintanya pada keadilan, sekalipun itu anaknya ; "Jika Fatimah, anakku mencuri, maka, aku yang akan memotong tangannya". (Hadist).
Dari dua dasar diatas jelas, silahkan di uraikkan lagi. Apakah itu sikap kecintaan atau sikap kebencian?.
Ihwal itulah, Penting kiranya kita renungkan wasiat para walisongo dalam berdakwah atau menyampaikkan khazanah kepada ummat, "pancing ikannya jangan sampai keruh airnya". Jika sebaliknya yang terjadi, saya sudah tidak bisa membayangkan, betapa krisis metedologisnya kita dalam menyampaikkan kebaikan. Begitulah adab yang seharusnya, mereka para guru-guru, dan pemuka agama terapkan Dan kita juga harus ingat, bahwa ustadz, kyai, ulama, tokoh agama. Semua itu hanya supir, jika sampai terlena sedikit memegang kemudi. maka, kebinasaan penumpang tidak mungkin terelakkan.
Berkenaan dengan itu, saya teringat dengan untaian kalimat Indah dari, Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri yang bertutur, " Ketika aku mendengar orang bicara atas nama Islam dengan bahasa yang kasar dan caci maki, aku bersyukur kepada Allah tidak memahami Islam lewat lisan mereka". Sebagaimana Diwannya Imam Asy-Syafi'i, "orang pandir mencercaku, aku tak ingin menjawabnya. Dia bertambah pandir, aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang di bakar, malah bertambah wangi".
***
Muslim itu seperti Matahari, jika ia terbenam disuatu tempat. Maka, dia akan terbit ditempat lain - Mohammad Iqbal-
Para buzzer itu, dioperasikan oleh tangan gelap, membawa narasi Islamphobia ke etalase negara kita. Seolah mendesak agar negara mengakui isu-isu, yang secara jelas merugikan ummat Islam, bahkan ingin mengajari lagi ajaran yang begitu damai sebagaimana adanya. Ini proyek internasional yang dilakukan secara terstruktur. Sayangnya, masih banyak yang belum percaya.
Teori propaganda yang di populerkan Paul Joseph Goebbels di Era Nazi, yaitu "Kebohongan yang terus menerus di kabar beritakan akan menjadi sebuah kebenaran". Tehknik inilah yang di gunakan hari ini, Islam terus menerus di fitnah telah melahirkan Teroris. Parahnya, banyak yang percaya, bahkan ummat Islam sendiri. apa yang terjadi Di India adalah contoh kecil dari sekian kasus yang menyandera Islam.
Dulu, media yang di gunakan Goebbels dalam melancarkan propagandanya, hanya lewat radio dan pertunjukan. Sekarang, hampir semua sarana media telah di gunakan. Tidak ada lagi ruang yang tersisa, yang tidak terjangkau. Ihwal itulah, menjadi wajar, jika tidak sedikit yang tidak percaya.
Coba kita bayangkan, Buzer - sampah ini mengendalikan public discourse di sosmed. Perbincangan publik justru menjadi kumuh dan liar. Mereka seperti underground influencer, Merusak dan mengeroposi bangunan civil society.
Pos-pos checks and balance yang gagal dilakukan oleh institusi resmi negara, mahasiswa, media masa dan civil society lainnya, membuat peran sampah-sampah ini kian tak tertahan dengan aneka cuitan-cuitan yang disokong akun-akun fake.
Saya meyakini, jangan-jangan, ada gurita besar di belakangnya?. Mereka bekerja kolaboratif, terkendali dengan biaya besar. Mereka membikin perbincangan publik menjadi kumuh dan liar.
Padahal, menurut penelitian Yang Berbasis Ilmiah yang pernah saya baca, di Prancis menemukan bahwa sejak Kuran waktu 1979 - 2019, Korban Aksi terorisme 91,2 % adalah Ummat Islam. 81, 1 % aksi terorisme di lakukan di negara Mayoritas Muslim.
Jika pelaku Teror adalah muslim, maka media terus menerus Memblow Up berita tersebut. tetapi, jika pelakunya Non Muslim, maka media akan bosan dan mencari berita lain. Inilah fakta yang banyak di kritik, termasuk di Amerika serikat itu sendiri dan hal ini juga menjadi Fakta di Media Kita.
Negara ini memang kapasitasnya rendah. tetapi, saban hari, me-make up dirinya seolah-olah sukses. Salah satu gagalnya negara adalah gagal menghadapi narasi yang memberangus Revivalisme Islam dan kekerabatan ummat berbangsa. Saya tidak mengerti, siapa juru bicara negara saat ini. Ada begitu banyak kebingungan yang ada dan mereka tidak mengerti dari kemerdekaan rakyat itu Dan mereka tidak punya juru bicara.
Di Amerika sana, mereka punya press secretary, yang melayani media 24 jam. Bicara setiap hari. Ada issu yang berkembang, dia jawab, Dia tenangkan rakyatnya. Kalau ada hoax yang berkembang ditengah masyarakat, dia jawab saat itu juga. Sehingga, Hoax itu tidak harus dihukum.
Sekarang, orang cuman bilang idiot, masuk bui. Ditambah lagi, kita akan dihadang dengan kriminalisasi dan terorisme. Sehingga, kemerdekaan berpikir ini, akan dihambat. Tidak boleh bicara ini, tidak boleh bicara itu.
Naas betul ummat islam ini, Jika kita tenang membaca semua ini. Ummat islam memang dirugikan dari semua sisi. Misalnya, Ketika Gereja Ortodoks di rusia mengatakan, pembunuhan sipil oleh Tentara di Rusia adalah "Perang suci", tidak ada yang mengatakan Gereja Ortodoks di rusia melahirkan teroris, sebagaimana yang terus di tuduhkan kepada Islam. Atau Ketika Perilaku 19 teroris yang membajak pesawat dan menghancurkan gedung putih di Amerika sana, harus ditanggung 1,6 milyar Muslim hingga hari ini. Amerika yang menghancurkan satu negara, bahkan seisinya, tidak pernah disebut Teroris. Padahal saat itu Josh Bush berpidato bahwa pertempuran ini adalah "Perang salib" yang harus dimenangkan. Siapa yang Peduli terhadap Agama Josh Bush Laknatullah Itu?
Saat para Biksu Di Myanmar mengajak masyarakat membantai ummat muslim, sebahagian terusir hingga kini. Tidak ada yang mengatakan agama Budha melahirkan para teroris dan ajarannya harus dikoreksi. Kenapa Hanya Islam?.
KENAPA HANYA ISLAM?
Hingga kini, Palestina DiHujani Bom, kapanpun Israel Mau. Anak-anak, perempuan hingga orang-orang Uzur ditangkap, bahkan dibunuh sesuai dengan selera Israel. Media internasional dan nasional tidak heboh memberitakan bahwa ada teroris beragama Yahudi. Kenapa sikap Dunia berbeda ketika berhadapan dengan Islam?.
Jika kita mengurai semua ketidakadilan, terhadap Islam, khususnya Media yang secara telanjang mengabarkan hal itu. Yah, Dunia memang hanya menghargai mereka yang kuat Dan kita Ummat Islam, sebagaimana Sabda Rosulullah, Seperti Buih Diatas Lautan?
Cara mereka menghancurkan kekerabatan beragama kita, seumpama "Genghis khan", kaisar mongolia. Yang dulunya disegani oleh bangsa-bangsa lainnya, karena sangat agresif itu. Suatu saat Genghis khan bersama pasukannya begitu sulit menaklukkan kota Bukhara. Akhirnya Genghis Menulis surat kepada penduduk Bukhara. Genghis dalam suratnya tersebut menuturkan ; "siapa diantara kalian yang membelot bersama barisan kami, maka akan aman" .
Sebagaimana mental penjajah pada umumnya, setelah membaca surat tersebut, penduduk bukhara terbelah kedalam dua kelompok. Pertama membelot, kedua menolak. Kemudian Genghis khan mengatakan kepada mereka yang membelot ; siapa dari kalian yang bersedia berperang merebut kota Bukhara bersama kami. Maka, akan kami angkat sebagai pemimpin.
Setelah bukhara jatuh ke tangan Genghis khan, akibat retaknya soliditas penduduknya. Genghis khan kembali berguman kepada pasukannya ; "jika mereka (rakyat yang membelot) bisa dipercaya, maka mereka tidak akan mengkhianati saudara sebangsanya, demi kita orang asing ini. Bunuh dan kubur mereka, yang setia juga yang berkhianat"!. Pengkhianatan tidak datang dari musuh. Itulah sebabnya, jangan pernah takut mendengar suara tembakan. Karena, suara tembakan yang mebunuh biasanya tidak terdengar.
Misal, Ketika bangsa Cina sedang tenang, mereka membangun tembok cina yang sangat besar. Mereka berkeyakinan bahwa tidak ada yang sanggup menerobosnya karena sangat tinggi sekali. Setelah 100 tahun tembok itu usai dibangun, Cina terlibat 3 kali peperangan besar. setiap kali peperangan berkecamuk, pasukan musuh tidak menghancurkan atau memanjat tembok tersebut, melainkan menyogok penjaga gerbang tembok.
Cina di zaman itu terlalu sibuk membangun tembok (Infrastruktur). tapi abai pada menciptakan Sumber daya manusia. Membangun manusia seharusnya dilakukan sebelum membangun apapun.
**
Kembali ke topik, kita punya catatan soliditas yang kuat. Misalnya, saat Sultan Sulaiman Al-Qonuni menjadi Raja Di Ottoman. saat spanyol hendak menyerbu Belanda. Raja belanda meminta bantuan kepada sultan Sulaiman Al-Qonuni. Sultan mengirim 40 seragam Pasukan Ottoman, agar dipakai Pasukan belanda. Melihat pasukan Ottoman berdiri dibarisan Belanda, 30 tahun spanyol tidak berani menyerang, - ahmet akunduz.
Itulah salah satu nikmatnya bersatu. Sebab, dunia hanya menghargai mereka yang kuat.
Terbelahnya Ummat islam Di Bangsa ini secara Khusus dan secara Umum Ummat islam di dunia, pasca Bom meledak seumpama Ruang-ruang Konflik Sunni - Syiah, kerap kali dimanfaatkan banyak pihak untuk menghantam kekerabatan dunia Islam. Coba perhatikan dengan tenang, apa yang terjadi didunia Islam saat ini. Disamping faktor-faktor Eksternal, ada masalah internal yang besar dan faktor internal tersebutlah peluang eksternal masuk mengobrak abrik kekerabatan ummat, yaitu tidak mau menerima pendapat, masukan dan kebenaran dari orang diluar Mazhabnya. Padahal, itu adalah perilaku Jahiliyah yang di perangi Rosulullah SAW, saat pertama kali diutus.
Mestinya ulama-ulama ahlu sunnah berikan alternatif, sebab kita punya opsi, seperti yang dilalui Ulama-Ulama Asyariyah. Alternatif-alternatif seperti inilah yang mestinya ditempuh agar menjadi jalan atas solusi dunia Islam, yang seolah terbelah menjadi Dua bagian besar. Apalagi setelah peristiwa Bom Bunuh diri, kerap dialamatkan pada islam.
Jika dunia Islam tidak mengambil jalan alternatif lain atau mendayung diantara dua Kutub besar diatas. Maka, solusinya ada pada keterbukaan. sebagaimana Islam Inklusifnya Cak Nur, Cak Nun, GusDur, dll. Jadi, jika kita perhatikan sejarah Islam dengan runut. maka, kita akan menemukan bahwa pemikiran terbukalah yang justru membawa peradaban islam itu berada pada era kegemilangan, sedangkan, pemikiran tertutup dan Jumud, alias Penganut Status Quo, ada pada era Kemunduran dan perang.
Kalau kita baca sejarah, secara garis besar, kemajuan dimanapun disebabkan oleh Pertemuan beberapa ide dari beragam konsep yang berbeda-beda. Itu motivasinya, agar kita bangkit.
Dalam Kekhilafaan Islam, keterbukaan ini pernah diterapkan dengan Baik. Misal, An-Nasir, Khalifah Dinasti Abbasiyah, dikenal sebagai penganut syiah, walau Abbasiyah adalah kekhilafaan Sunni. Beliau punya hubungan Kuat dengan Kalangan Sunni saat Itu. Hal ini Hampir, tidak kita dapati pada dunia-dunia Islam hari ini. yang ada, Justru saling mengkafirkan, menuding, dan membunuh satu sama lain Dan tanpa Kita tidak sadari, bahwa hal ini membuat peradaban kita semakin tertinggal ribuan kilo mil langkah. Serta menjadi peluang untuk dimanfaatkan oleh faktor ekternal yang menghancurkan soliditas ummat.
Salah satu prinsip ahlu Sunnah adalah Persatuan. maka, konflik-konflik yang kerap menuding atas nama Agama Ini akan sangat Mudah selesai. Cuman masalahnya, percaturan ini sengaja dirawat, sehingga ummat Islam sibuk mengurusi perbedaan. padahal, dengan Persatuan kita akan Kuat.
Salah satu dendam kesumat atas nama trah genitik dan mazhab, ketika Ash-shaffah berkuasa menjadi Khalifah pertama era dinasti abbasiyah, semua kuburan para petinggi Bani Umayyah menjadi sasaran kemarahan. Kuburan yang tidak bersalah, di gali dari kuburan ke kuburan yang lain, meski hanya menemukan tulang belulang dan mayat yang tidak utuh lagi. Termasuk Muawiyah.
Semua potongan jenazah itu dibakar, lalu abunya ditabur ke udara terbawa angin. Semua keturunan bani Umayyah yang tersisa di buru, di persekusi dan dibunuh. Kecuali wanita dan anak-anak. Sebahagian lolos kabur ke eropa.
Di tahun 132 H Dinasti Umayyah Runtuh, di gantikan oleh Khilafah Abbasyiah. Ada satu orang pangeran dari Dinasti Umayyah yang berhasil melarikan diri, karena seluruh anggota kerajaan di sembelih semuanya oleh Dinasti Abbasyiah. Dia berhasil lari dari Damaskus, lewat Mesir sampai Ke spanyol. Jarak itu di tempuh dengan berjalan kaki, selama 6 Tahun. Lalu, Ia berhasil mendirikan kembali Dinasti Umayyah di Andalusia.
Politik dan kekuasaan yunani, arab dan eropa abad pertengahan, hingga politik moderen diberbagai belahan dunia. Kerap Merawat dendam politik, melahirkan keangkuhan dan mengajari manusia untuk mengumbar kemarahan.
Meski di beberapa kepemimpinan, ada yang alim dan bijak, seperti Umar Bin Abdul azis, juga Harun Al-Rasyid. Tetapi, syahwat berkuasa serta dendam antar suku yang dulu di hapus Nabi Muhammad SAW, tidak juga hilang sepenuhnya hingga runtuhnya dinasti Ustmani.
Sebut saja Abu Hanifah yang alim itu, dia beberapa kali di penjara oleh penguasa Daulah Umayyah dan Abbasiyah, karena menolak jabatan yang ditawarkan kepadanya.
Dari catatan-catatan yang demikian itu. Kita dapat belajar bahwa sejak dahulu di dunia islam, beberapa orang juga komunitas tertentu mempertaruhkan harkat dan martabat manusia demi syahwat berkuasa. Meski bukan berawal dari sana. Sebab, penikaman Umar adalah catatan pertama, betapa dendam antar suku itu sama sekali tidak terhapus oleh dakwah Rosulullah SAW selama 22 tahun lebih. Bahkan Dari 4 khulafaur rasyidin, hanya Abu bakar yang wafat secara wajar.
Kita jangan warisi itu. Sebab, Bilal yang badui dan Salman dari Persi itu diperlakukan Istimewa oleh Rosulullah SAW, meski hidup di komunitas Quraisy.
***
Dunia Islam kehilangan wibawa, lenyap marwahnya sebagai kekuatan ke dua pasca runtuhnya Soviet.
Secara internal ada patologi yang kian hari semakin terawat. OKI yang mestinya menjadi lembaga merepresentasikan suara dunia islam justru tumpul dan mandul menghadapi tekanan luar.
Palestina, Afganistan, khasmir, suriyah, sudan, yaman, Xinjiang, Patani, Moro tak kunjung damai sampai hari ini. menunjukan betapa rapuhnya kesolidan itu dibangun.
Kita hanya melakukan siklus ini berulang-ulang. ada pembunuhan, genosida, penembakan, penangkapan dalam skala yang besar. Maka, semua dunia Islam pasti melakukan demo untuk mengecam. Protes ini berakhir dengan membakar bendera, atau foto presiden zionis - Israel dan Amerika, dsb.
Hanya sampai disitu, tidak ada ikhtiar lebih dalam mendorong satu tindakan yang lebih kongkrit. Paling kencang ada di sidang darurat DK PBB atas usulan beberapa negara islam, tapi ujung dari pertemuan itu pasti diveto Amerika.
Turki dibawah Erdogan ingin menunjukkan superioritasnya atas dunia Islam. Tapi ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan-keputusan barat. Dia justru Takut.
Kini kita harus berani jujur, Indonesia adalah masa depan kekuatan dunia Islam. Bangsa ini harus di kemas menjadi episentrum peradaban dimasa yang akan datang, menjadi lokomotif dalam mengembalikan peradaban dunia islam yang telah lama hilang Dan Anak-anak muda hari ini, di 10-15 tahun yang akan datang harus mengambil peran itu. Memproyeksikan masa depan bangsa ini beserta dunia islam menjadi lebih kuat dan berwibawa di mata dunia internasional.
" Musuh islam yang paling jahat adalah seorang muslim yang bodoh tentang agamanya, tetapi tetap fanatik dengan kebodohannya".
**
Sampai Kiamat, radikalisme itu akan tetap ada. Sebab, ia adalah langgam keagamaan. Setiap agama menuntut kedalaman dan ketercelupan penganutnya pada Fundamental values.
Sebab, semakin sholeh seseorang secara Individu, meniscayakan semakin sholeh secara sosial dan bernegara.
Hanya saja, Radikalisme terlalu sering di lekatkan pada Teroris, sehingga Streotipe tersebut menjadi Horor. Padahal, tidak semua Terorisme bersumbu pada Radikalisme keagaamaan.
Makanya, menjadi wajar jika Pelabelan radikalisme pada langgam agama adalah upaya pemberangusan Revivalisme agama.
Padahal, Corak berpikir Radikalisme, bisa di bantah dengan ide Kritisisme. Atau di reduksi secara alamiah oleh watak Ingklusifisme sosial kulutur Indonesia yang lekat dengan Langgam agama.
Oleh sebab itu, kita mesti beyound the Mainstream, bahwa Bisa jadi satu dari sekian akar Terorisme adalah ketimpangan Ekonomi, sosial ataukah distribusi kekuasaan.
Sebab, sudah banyak fakta yang menunjukkan : semakin Dewasa/makmur Suatu negara, semakin berkurang tindak kekerasan.
***
Partai Demokrat Di amerika merekomendasikan, agar ada semacam Lembaga Khusus yang mengurusi ISLAMPHOBIA. sontak Amerika Menjadi Riuh.
Selain senat Amerika menyetujui RUU yang berkaitan dengan anti Islamphobia. Tidak berselang lama, Senat Amerika juga menyepakati, sekalipun hanya partisan (Demokrat dan Republik), seorang Muslim bernama Rasyed Husain sebagai seorang Ambasador kebebasan beragama di Amerika. Nah, saya kira ini menarik, karena posisi ini tidak pernah diduduki oleh seorang muslim?.Pasalnya, Dalam dua dekade terakhir, seluruh dunia memang menganggap ISLAMPHOBIA merupakan proyek politik global, yang sudah tidak laku jika di Jual dan tidak berguna lagi. Semua itu, karena perubahan Cara Pandang dan cara berpikir dunia dalam melihat, "apa itu TERORISME". Jauh sebelum rekomendasi Partai Demokrat di bikin, Amerika telah memberi tanda yang sangat kuat, setelah Amerika keluar dari Afganistan, "yang dianggap" sebagai pusat Radikalisme.Dititik itulah, kita bisa memahami perbedaan, antara Partai demokrat dan Partai Republik di Amerika. Partai Demokrat kerap memelihara Ide Solidaritas Kemanusiaan, sedangkan Partai Republik acap menjadikan Isu Agama sebagai komoditas politiknya.Mestinyal hal itu juga menjadi jendala buat Pemerintah Indonesia, agar mengakhiri ISLAMPHOBIA. tetapi, dasar sebahagian Manusia peliharaaan ini, otaknya memang otak Udang. Mereka tidak bisa membaca perubahan politik dunia. tetapi, terus memproduksi Islamphobia. Akhirnya kita tau bahwa kemampuan berpikir Mereka yang terus mengeksploitasi Islamphobia di indonesia, memang Nyaris Nol.
Mengapa Nyaris Nol?. Karena, Nanti mereka yang Memberi Nol atas dirinya sendiri.
Kita sebetulnya sedang di uji, bahwa Islamphobia adalah Diskriminasi yang di buat untuk kepentingan politik pengendalian. Selain itu, mestinya kita mengapresiasi, bahwa Partai Demokrat di Amerika memang dalam tradisi politiknya, menjadikan Solidaritas Kemanusiaan sebagai Lem Perekatnya.
Kita Tau Obama juga dulu mengkahiri Proyek Islmaphobia, karena Politik Luar negerinya, lebih memandang ke timur tengah, menjalin Perdamaian dengan Fraksi-Fraksi negara Islam di Timur tengah.
Joe Biden tinggal meneruskan saja proyek Obama tersebut.
Suatu cara Pandang dunia baru sedang di hasilkan. Sedangkan kita di indonesia, masih suka mengutak atik soal agama. Padahal, Dengan Amerika menempatkan sebuah lembaga yang mengurusi Islamphobia, di kementerian luar negerinya adalah sebuah pesan kepada kita, bahwa ini adalah agenda Global. Amerika akan mengekspor perdamaiaan dan akan menjadikan Perdamaian sebagai SOP (Standar Operasional Prosedur) kepada seluruh entitas Pemerintahannya. tentu, hal ini akan Mengubah dan atau mengalihkan Energi Islamphobia Ke negeri Tirai Bambu (China).
Mesti kita tau juga, bahwa dunia ini di kendalikan oleh kemampuan Amerika untuk mengubah-ubah Isu dan hal itu sesungguhnya adalah momentum untuk Indonesia, agar mengakhiri juga Islamphobia. Karena kita sepakat untuk menghasilkan perdamaian dunia dan menciptakan kesetaraan warga negara indonesia untuk mengucapkan apa saja.
Artinya, kemerdekaan kita tidak boleh di halangi oleh (semacam) desain politik rezim yang hendak mengontrol masyarakat sipil dengan menghembuskan terus menerus phobia terhadap politik islam di dalam negeri, karena hal itu merupakan kekonyolan yang sangat luar biasa dan sifat kenak-kanakan.
Hembusan nafas phobia terhadap islam politik inilah, akhirnya Mayoritas Ummat Islam akan mengungkit-ngungkit share mereka terhadap pendirian republik indonesia. Padahal, Sebahagian Problem Indonesia, bisa selesai, jika menyelesaikan Problem mayoritas ummat islam.
Misalnya, kalau kita mau melacak lebih jauh. sejak awal yang Memerdekan republik ini adalah gerakan Islam. karena, yang di jajah pertama kali oleh belanda adalah kesultanan-kesultanan Islam, sebelum NKRI ada. Hanya ada kepulauan Indonesia yang di huni oleh Kesultanan-kesultanan Islam dan mereka yang pertama kali melawan penjajahan belanda. Share inilah yang mestinya di pahami oleh Buzzer, oleh Pemerintah Indonesia dan sebahagian manusia Kerdil Bin konyol tersebut, juga seharusnya di hasilkan oleh parpol-parpol yang tidak paham sejarah republik ini.
Sesungguhnya itu suatu kehendak sejarah, yang Kita harus tau bahwa jejak untuk menghasilkan kesetaraan dan keadilan di mulai dari gerakan sultan-sultan Nusantara yang basisnya adalah Islam, untuk mengusir kolonial.
Kita ini sudah merdeka dan kemajemukan merupakan dasar kehidupan kita bersama. Jangan terus menerus menggiring isu untuk menyatukan lempengan keadilan dan kesejateraan, yaitu Isu tentang bahayanya jika Kadrun memerintah. Apalagi, jika presidensial Thershold di bikin nol. maka, HRS akan jadi presiden. terus terang Isu ini, berbahaya bagi negeri kita. Kekonyolan inilah yang sedang di tertawakan dunia.
Hentikan sudah kekonyolan ini, karena kita ingin basis kita adalah konstitusi, yang perintahnya adalah setiap parpol peserta pemilu berhak mencalonkan presiden. Artinya presidensial thershold, Harus NOL.
Para buzzer Otak udang dan Manusia-Manusia yang Cari Makan di sekitaran Istana ini tidak paham bahwa Orientasi Joe biden telah berubah sekaligus dalam upaya memperlihatkan kembali, bahwa Amerika adalah negara yang hendak mengeskpor dunia bebas dan mau bekerja sama dengan dunia luar.
Tentu, Joe biden tau bahwa potensi politik indonesia kedepan tidak mungkin tanpa Variabrl Islam. Karena pengertian itulah Joe Biden Tau betul, Untuk mengcounter China, hanya Indonesia yang paling dekat dengan China (proxy ekonomi). Tetapi, sebetulnya indonesia lebih punya kemampuan untuk mencounter china secara ideologi, karena islam dan Komunis pasti diametral pertentangannya (sekalipun hal ini Deabetable).
Dari beberapa hal yang kita baca, Amerika sesungguhnya negara yang tidak ada asal usulnya. Amerika adalah Negara seluruh bangsa, tidak seperti kita di indonesia, yang memerdekakan diri. punya asal usul etnisitas. Amerika itu adalah benua semua orang. Jadi, di Amerika tidak ada keunggulan satu pihak kepada pihak lain. Karena itulah, Amerika terus mengupayakan Politik Multikulturalisme, bisa menjadi jendela untuk dunia dalam membaca Amerika.
Dalam dua dekade ini Amerika menganggap bahwa soal agama adalah bahagian dari politik luar negerinya (Komoditas Politik), yang kini telah tereduksi pengertiannya. Karena, dianggap bahwa ancaman-ancaman agama sesungguhnya sudah berakhir. Di tambah banyaknya negara Arab yang akhirnya berdamai dengan Isrsel, sekalipun motifnya adalah mendapat lampu hijau, agar bisa membeli senjata di Amerika. Apalagi dalam persepektif partai Demokrat, selalu ada yang disebut sebagai Soft Power, yang diuraikan dua dekade lalu oleh seorang profesor, bahwa "Sebaiknya Amerika mengekspor demokrasi ketimbang mengekspor Senjata".
Penunjukkan seorang Muslim sebagai duta besar kemajemukan atau kebebasan beragama di Amerika, adalah sebuah upaya yang di tunjukkan bahwa Amerika, terutama dalam versi partai Demokrat, sangat peduli dengan kebebasan manusia dan Hak Asasi Manusia.
Kita di indonesia, sesungguhnya terikat secara ideologis dengan Ide tersebut. Sebab, kita merupakan Masyarakat yang Multikultural. Jadi, membaca Amerika, sesungguhnya bahagian dari kepentingan kita membaca indonesia. Sebab, jangan sampai Amerika, justru lebih bisa mengajarkan kita tentang kemajemukan. Padahal kita terus memproduksi bahwa kita adalah masyarakat yang majemuk dan heterogen.
Penting sekali bagi kita, anak muda untuk terus memantau politik luar negeri. Selain kita tidak hidup di ruang hampa sejarah, kita juga terikat dengan sebuah pakta kemanusiaan dan kita tau setiap perubahan politik diIndonesia, tidak mungkin tanpa variabel global, apalagi Amerika. Begitu juga dengan China, karena kita sudah dianggap condong ke poros beijing.
***
Dalam relasi sosial, tidak ada paksaan memakai pakaian atau lambang agama mayoritas kepada minoritas. Islam justru menjaga kebebasan minoritas. Di indonesia konstitusi kita juga melakukan hal yang sama. Artinya, secara agama dan negara, indonesia sudah selesai dengan hal ini. Makanya, Indonesia mestinya mengecam dan mengusir dubes India, sebagai protes atas diskriminasi manusia di sana.
Indonesia sudah terlanjur di buat sebagai rumah yang aman bagi semua entitas agama. Tapi, yang kerap kita lupa dalam bernegara, Tidak hanya minoritas yang memiliki hak. Mayoritas juga memiliki Hak yang harus dijaga. Bukan atas nama menjaga minoritas, lalu melupakan hak mayoritas. Hal ini biasa terjadi di negara mayoritas Muslim.
Padahal, belum pernah ada Hak mayoritas yang terganggu oleh umat islam di negara mayoritas Kristen, Hindu, Budha. Lihat saja, di eropa, India, Mynamar, contohnya.
Salah satu Hak Mayoritas adalah menjadikan agama mayoritas sebagai agama resmi negara, tanpa mengecilkan keyakinan minoritas. Negara-negara demokrasi besar, telah lama menjadikan agama mayoritas sebagai agama resmi negara dan di tulis dengan jelas dalam konstitusi mereka. Sedangkan, Kita Di Indonesia Justru PHOBIA.
Misalnya, Argentina dan Meksiko menjadikan Katolik sebagai Agama resmi negara dan di tulis dalam Konstitusi mereka atau Konstitusi negara Panama, sangat jelas tertulis bahwa Negara harus mengajarkan Agama Katolik di kelas-kelas dan tidak mengajarkan agama minoritas atau Yang paling dekat dengan kita, Fhilipina yang katolik. Konstitusi Yunani dan Bulgaria, begitu juga Georgia menyebut Kristen Ortodoks, sebagai agama Resmi negara. Konstitusi Denmark dan Norwegia menyebut Gereja Lutheran harus di bantu dan dijaga oleh negara tanpa menyebut agama minoritas.
Lantas, Mengapa Kita justru "Pemerintahan Islam", dianggap aneh oleh negara dan sebahagian Intelektual?. Artinya, biarlah itu menjadi diskursus yang melahirkan banyak Khasanah Keilmuan, Sebagaimana dulu di lakukan Intelektual Islam. Toh, islam juga tidak harus di konversi menjadi negara.
Kesalahan fatal beberapa kawan Minoritas di negara Mayoritas muslim adalah menganggap semua yang berbau Islam sebagai Musuh, Harus di perangi. Baik dalam konteks politik, maupun Sosial. Padahal, negeri Muslim adalah Surga bagi Minoritas. India hari ini adalah contoh Kongkret.
* Rst
* Nalar Pinggiran