Tadi seseorang Kawan tetiba berbicara Soal Hak, yang membikin Hati orang yang berpikir waras, menjadi Remuk redam.
Kawanku ini, agaknya tak pernah Membaca Peringatan "Minke" Dalam "Bumi Manusia" Pramoedya, bahwa Segala Hak yang berlebihan adalah PENINDASAN.
"Wiji Thukul" Penyair yang Tak akan Pernah Kembali itu, hanya Punya satu Kata Untuk Segala Jenis PENINDASAN, YAITU LAWAN 🔥.
Sebagai Kawanmu, saya ingatkan kamu, bahwa "Orang Yang Kamu Pilih saat Kontestasi Demokrasi adalah Dia Yang dengan Sirene polisi menyuruhmu Minggir di jalan Raya.
Kawanku, Yang tak tertangkap statistik adalah getar denyut di nadi warga yang telah lama bergerak dalam diam. Hal itu mustahil terpotret dalam keriuhan buzzer dan influencer : Ia dengung bersambut yang hanya bisa dirasakan melalui desir angin, Yaitu ANGIN PERUBAHAN.
Makanam saja untuk matang, perlu dimasak. Bahwa untuk berhasil, manusia perlu berusaha. Bahwa untuk sukses, seseorang harus menginvestasikan tenaga dan waktunya. Ini adalah sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah, muslim maupun tidak.
Ada sunnatullah di alam semesta. Namun kita cenderung terpesona dengan kisah-kisah yang membuat kita terlalu bertumpu pada keajaiban. Pada mukjizat. Padahal, seluruh hidup Rasulullah SAW itu dihias dengan ikhtiar manusiawi yang begitu besar. Tetapi kita lalai melihat dimensi tersebut.
Untuk memenangkan pertempuran Badar, Rasul tak sekadar menunggu kabar dari langit. Beliau bermusyawarah untuk menentukan tempat strategis. Beliau atur langkah pasukan untuk mencounter serangan. Bahkan Rasul memilih posisi yang secara apik membuat sinar matahari tidak menyilaukan buat sahabat.
Namun setelah semua ikhtiar itu diusahakan, Allah menyempurnakan dengan turunnya hujan rintik yang menegakkan langkah. Allah sempurnakan dengan hadirnya rasa kantuk yang melegakan di malam sebelum tempur.
Jika dilihat, Polanya sederhana; ikhtiar manusiawi sebagai mukaddimahnya. Kemudian pertolongan Allah akan hadir dengan kemenangan.
Ihwal itulah yang membuat dalam berbagai sejarah umat islam, jumlah yang sedikit tapi serius dalam imannya dan serius dalam manajemennya bisa menang.
Tahukah Kamu?. Sebelum "Musa" menjadi pembela keadilan yang kokoh dan membawa obor perubahan. Ia dididik lansung di bawah jemari Fir'aun, di suapi lansung oleh raja diktator itu, dan hidup di bawah bayang-bayang istana mesir yang megah.
Tahukah kamu?. Sebelum namanya menjadi Madinah Al Munawwarah - kota itu bernama Yastrib, sebuah daerah kelam penuh dengan peperangan dan tanah dimana Yahudi mengepakkan sayap keangkuhannya. Kini, Madinah menjadi Primadona yang di rindukan Milyaran Muslim untuk menziarihinya.
Allah itu digdaya, dia dengan mudahnya memenangkan semua pertempuran dan menolong hamba-hambanya melawan musuh mereka. Namun, Allah sang Kreator Skenario terbaik menginginkan lebih dari hanya sekedar menang. Allah sengaja, memberi kita panggung sejarah ; bahwa Musuh yang berusaha meluluhlantakkan kita, malah merencanakan kekalahannya sendiri dengan perbuatannya.
Semua itu agar menjadi pengingat bagi siapapun yang mentadabburi kisah-kisah kaum muslimin ; bahwa para pendengki dan pembenci bisa saja merencanakan makar terkuat, tapi ketika mereka merasa diatas angin, sebenarnya Allah sudah meliputi mereka dengan genggamannya, "Padahal Allah mengepung dari belakang mereka." (Al buruj ; 20).
Dalam Al qur'an, skenario Maha agung itu terbentang dalam kisah "Yusuf". Semua makar di lakukan oleh saudara - saudaranya ; berbohong, berkhianat, berkonspirasi atas kejahatan mereka pada Yusuf.
Namun di akhir kisah, Justru Allah befirman dengan gagahnya, " Kadzalika Kidna li Yusuf - demikianlah kami mengatur rencana untuk Yusuf," (Yusuf ; 76).
Olehnya, Tidak ada kemenangan yang layak dikenang sejarah, yang tidak dimulai dengan kerja keras dan perjuangan yang berat.
Kita telah bertumbuh dari keterbatasan, lalu berkembang dari setiap jengkal kerumitan. seperti itulah jalan hidup yang kita lewati dengan segala keindahannya.
Kita yang telah berkali-kali diterjang badai, apakah gentar dengan sekadar cipratan gerimis? Tidak, Sayang. Sama sekali tidak!.
Perjuangan memang butuh kesabaran. Karena itu, Simpan semua kemarahanmu, simpan segala luka dan dukamu, lalu bawa serta semuanya nanti di Tanggal 14 februari di bilik suara, pastikan dengan jelas, bahwa ; Kita berpihak kepada tegaknya demokrasi, kepada Cita - Cita reformasi!.
Setiap anak muda harus mengambil peran. Percayalah, generasi akan berganti. Hal Itu adalah sunnatullah. Tetapi setiap generasi punya determinasi akan menjadi apa mereka dalam lingkaran siklus sejarah ; Menjadi generasi yang pro pada status quo atau berani memecahnya dan menciptakan kisah baru.
Kepada siapapun yang berada di persimpangan. Gelombang selanjutnya akan datang. Tetapi, kita belum tahu, apakah ia gelombang yang mengantarkan kita pada Palung atau mengantar kita pada puncak gulungannya. Apapun itu jangan pernah Kehilangan HARAPAN.
Mari menelusuri rantai panjang perjalanan Peradaban Bangsa ini, ia saling bertautan dan berkelindan. Apa-apa yang terjadi di masa depan amat erat kaitannya dengan masa lalu.
Milineal dan Gen Z harus diajak berpikir agar lebih banyak belajar dari peristiwa masa lampau, di lekuk naik masa jayanya dan sebab kemunduran bangsa kita.
Sejarah banyak mengajarkan kita tentang nilai-nilai penting. Jika Ia ditakdirkan memiliki lisan, mungkin Ia akan berkata lirih pada kita semua, “Di masa lalu, telah hancur beberapa sendi nilai Kehidupan karena ini dan itu, kalian jangan mengulanginya, agar ke depan kalian tak mewariskan bangsa ini dalam keadaan hancur berkeping-keping"
Mempelajari setiap lekuk sejarah bangsa ini, bukan sekedar mempelajari tanggal dan tahun, kapan lahir, siapa tokoh-tokohnya. Lebih dari itu, ia adalah cara kita menyelidiki masa lalu, mengambil pelajaran dari kejayaannya, agar kita bisa mengulangi kegemilangan, prestasi sekaligus menghindari sebab-sebab kemunduran.
Langit yang menaungi kejayaan bangsa ini dahulu, adalah langit yang sama yang menaungi dunia kita sekarang. Pun mentari yang cerah benderang menerangi kita kini, adalah mentari yang sama yang menemani awal perjuangan para pendiri bangsa Ini.
Dalam genggaman semua orang yang berikhtiar adalah kewajiban manusiawi memenuhi semua persyaratan kemenangan. Setelah itu yakin bahwa pena Tuhan sedang menulis taqdir untuk menjadi seseorang yang akan mengubah alur sejarah.
Yakinlah bahwa Di jalur yang benar, mungkin engkau akan terjatuh berulang - ulang. Tetapi, selama engkau masih mau berjalan, engkau pasti akan sampai ke tujuan.
Para nabi dan Rosul Tuhan, mewariskan Nilai - nilai profetis sebagai mental model kepemimpinan. Basis Nilai kepemimpinan, seperti Kecerdasan, amanah, Jujur dan Humality di gerakkan oleh sumber paling tinggi dan infinity, yakni ILAHI.
Nilai - Nilai kepemimpinan di maksud adalah nature atau Fitrahnya Manusia.
Semakin dekat seseorang Pada TuhanNya, ia makin lekat pada Naturenya. Makin mengayomi, inklusif dan merdeka dari semua batasan primordial yang Kaku.
**
Memilih adalah hak tiap warga Negara. sehingga tidak ada konsekuensi lansung berupa sanksi, jika mengabaikkan hal itu (tidak memilih).
Belajar pada kasus pemilihan presiden amerika Serikat, seluruh lembaga survey Amerika serikat. Dari CNN. cc. DetikNews. Hampir semua bersepakat bahwa Hillary Clinton akan menang. Padahal lembaga-lembaga Survey di Amerika tersebut canggih-canggih. Metedologi mereka teruji. Tapi, dalam perilaku politik (political Behaviuor) dan perilaku memilih (electoral Behaviour), selalu ada yang membuyarkan prediksi.
Siapa mereka?. Mereka yang meyatakan "Diam". Nyatanya " Donald Trump" yang setiap hari di Bully luar biasa itu, menang. Padahal jauh-jauh hari opini telah terbentuk bahwa Trump itu "memuakkan". Post Factum (setelah Fakta berlansung), seluruh lembaga survey bersepakat mengatakan, bahwa Trump di menangkan oleh mereka yang selama ini berada dalam posisi yang tidak masuk dalam hingar bingar, caci maki dan perdebatan yang tidak berkesudahan, yang menghiasi suasana politik Amerika serikat menjelang pilpres. Mereka itu adalah Swing Voters. Iya, pemegang hak pilih yang diam itu.
Hati-hati dengan mereka.!.
Dalam psikologi politik ; semakin harapan mereka di sudutkan, semakin mengkristal militansi mereka. Dan mereka akan "membalasnya" di bilik suara, hanya dalam hitungan detik.
Saya hanya ingat apa yang dikatakan Sayidina Ali Bin Abi Thalib, pendapatnya dapat di gunakan oleh pihak yang Anti A dan Pro A (tergantung bagaimana memaknainya saja) ; bahwa "kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan di kalahkan dengan kebathilan yang terorganisir".
Makassar, 12/02/2024
*Islam Progresif
*Pejalan Sunyi
*Muslim Intelektual Profesional
*Nalar Pinggiran
*RST


Tidak ada komentar:
Posting Komentar