
Merebak dimana-mana, bahwa HAMAS adalah bentukan zionis Israel , tujuannya untuk melawan FATAH, agar terjadi perang sesama Islam. Hamas dianggap Sama seperti ISIS yang merupakan bentukan AS - PAMAN SAM. Tapi lama-lama Melawan kepada tuannya.
Hal Ini steatmen Paling bodoh yang pernah saya baca, serius. Maksud saya, kalau engkau Gila. Engkau gila sendiri saja, jangan ajak orang lain untuk ikut menjadi Gila.
Saya beritahukan yah, Yang mendirikan HAMAS adalah Syaikh Ahmad Yassin, yang sejak awal kerap menjadi incaran zionis Israel untuk dibunuh. dalam serangkain percobaan pembunuhan. Tetapi, zionis Israel gagal terus. sekalipun akhirnya terbunuh juga oleh roket Israel.
Jika memang HAMAS adalah bentukan zionis Israel. Mestinya di jelaskan, keterkaitan antara alm. Syaikh Ahmad Yassin dengan Zionis Israel?. Bukan malah menjustikasi tanpa dasar. Apalagi sampai berapi-api.
HAMAS itu muncul di Palestina, Ketika FATAH menerima dialog dengan zionis Israel dan akhirnya memberi pengakuan pada Israel. Jika demikian logikanya, untuk apa zionis Israel membuat faksi yang justru akan melakukan perlawanan kepada dirinya sendiri, disaat FATAH sudah berhasil dijinakkan?. (Di bagian bawah saya ulas).
Saya justru berpikir, bahwa Yang memfitnah HAMAS. Sebenarnya mereka adalah kaki tangan Zionisme. Untuk membendung banyaknya orang yang berpihak kepada HAMAS. Karena, Zionis kini semakin terdesak, dan HAMAS semakin maju dalam persenjataan. Akibatnya, Zionis dan kaki tangannya menebar fitnah, bahwa HAMAS adalah buatan Israel Bin Amerika Bin Inggris.
Bukalah mata selebar dunia, untuk melihat fakta bahwa HAMAS- lah, yang paling keras perjuangannya dan perlawanannya terhadap penjajahan Zionis Israel. Sekalipun, Selain HAMAS, ada juga kelompok perlawanan, yang berhaluan Komunisme, yang bernama PFLP. (Saya akan ulas secuil di bagian lain).
Disaat dan kondisi genting, bahkan Ratusan darah manusia tak berdosa telah jatuh membumi di Palestina. kehadiran pahlawan memang penting. Itulah sebabnya, saat melihat kiriman video dan foto hoax presiden Turki (Erdogan) mengirim pasukan militernya ke Palestina, langsung dipercaya mentah-mentah. Hehehe...bahkan mereka mengElu-elukan Erdogan bak pahlawan dunia Islam. Tapi ternyata, Erdogan tidak sepenuhnya benar-benar ingin membantu Palestina.
Beberapa ulama-ulama yang dulu, dengan mulut berbusa-busa mengeluarkan fatwa dan menggerakkan milisi-milisi jihadis ke Suriah, akan melakukan hal serupa untuk berjihad ke Palestina, ternyata masih bungkam sampai sekarang.
Tersisa HAMAS yang menjadi garda perlawanan Masyarakat sipil di Palestina. ehhh, tetiba ada Masyaikh dan ustad yang bilang, HAMAS itu bentukan Amerika dan Zionis, yang di danai Iran dan beraqidah rafidah untuk menimbulkan fitnah di Palestina.
Maaf, saya Harus katakan bahwa Masyaikh dan Ustad tersebut adalah Gila, Urat Sarafnya Sudah putus dan lebih tepatnya di Rawat di Rumah sakit Jiwa.
**
Bang Ulil Abshar Abdhallah (Ketua JIL) mendaku Dalam Islam borjuis dan Islam Proletart, "ada kekacauan yang menggejala dalam nalar kelompok islam tertentu. mereka memperlakukan teori-teori barat seperti ketika mereka taklid pada fiqih-fiqih klasik".
Bayangkan Saat ummat Islam seantero dunia dongkol dan berbelasungkawa atas upaya Israel menganeksasi wilayah al-Quds dan mempersekusi warga palestina yang merupakan warga asli. Bahkan negara memutuskan hubungan diplomatik. ada ulama (kiyai) salah satu ormas terbesar Indnesia, justru ke Israel.
Kiayi begini ini sombongnya di luar batas. negara saja kewalahan sampai memutus hubungan diplomatik. kiayai ini malah sesumbar dan merasa lebih kuat dari negara.
Apa lacur. so, Kiayai ini tetap nekat ke israel. Seolah mengamini praktek dehumanisasi dan kolonialisme yang di lakukan ziononis israel. mungkin nalar kemanusiaannya sudah putus dan empatinya pindah ke lutut.
Ingat hal itu, tidak saja melukai Razam al-Najjar, seorang perawat yang mengabdikan hidupnya untuk kemanusiaan sampai meregang nyawa. Tetapi, semua manusia yang menginginkan kemerdekaan palestina.
Kiayai ini mau beyond the mainstream. Tetapi, salah piccah. Entahlah kiayai ini terlalu pintar, atau apa?.
Memang, parameter keberhasilan Rosulullah saw di Yastrib ialah menyatukan suku-suku di Yastrib dengan ajaran Tauhid nenek moyangnya, yakni Ibrahim sebagai perekat, mahkota kepemimpinan ada di tangan Rosul. Ada 3 suku Yahudi di Yastrib, jauh sebelum kedatangan Rosul, yaitu; Bani Quraizhah, Bani Nadhir, dan yang lebih kecil lagi yaitu Bani Qainuqa.
Orang-orang yahudi mempertahankan identitas agama mereka, tetapi selebihnya nyaris sama dengan tetangga mereka. Mereka menamai anak-anak mereka dengan nama Arab, bukan Ibrani, berpakaiam seperti orang arab, berkonvensi sistem kesukuaan dan kerap lebih kasar dan jahat. Kelompok lain yang datang belakangan ini ke Yasyrib dari Arabia selatan adalah Bani Qailah. Mereka memecah menjadi dua suku: Auz dan Khazraj. Meski awalnya mereka adalah kelompok lemah, mereka terus bertumbuh dan akhirnya mendominasi Yastrib.
Namun, Di bulan syawal tahun 627 M. Terjadi pertempuran khandaq. jika di urut peristiwa tersebut. Maka, hal ini merupakan akumulasi kekecewaan yahudi akibat di usir oleh Rosulullah SAW karena berkhianat.
Jumlah pasukan, gabungan kafir 10000 banding 3000 pasukan kaum muslim, atas usulan Salman Al Farizi dari persi (Iran). di buatlah parit dari arah selatan Madinah, kurang lebih 1 bulan pengepungan dan mereka kalah.
Dalam pertempuran khandaq ini terjadi (lagi) penghianatan dari dalam Pasukan Rosulullah SAW, oleh salah satu suku yahudi (Bani Qurayzhah). padahal sudah ada kesepakatan dengan Rosulullah SAW sebelumnya, untuk mempertahankan kota madinah bersama-sama.
Artinya, jika ada kiyai yang sok pahlawan dan seolah-olah mengirimkan pesan perdamaiaan pada bangsa yahudi. Itu hanya omong kosong. sebab, berkhianat adalah identitas mereka. yahudi itu bangsa hipokrit dari dahulu saja.
Satu hal lagi, kemenangan pasukan muslim di perang khandaq itu atas usulan Salman Al-Farizi untuk membuat parit. Itulah sebabnya, sampai detik ini. Saya masih percaya, bahwa yang bisa mengalahkan bangsa yahudi di masa yang akan datang adalah Iran. semoga kita di beri umur yang panjang untuk menyaksikan keruntuhannya.
Jika ada Ulama atau pemuka agama yang memproduksi fatwa demi melanggengkan kuasa. Itu seumpama khawarij. Dulu, khawarij juga begitu, Tuhan di bawa-bawa untuk memperkuat sikap politiknya. Apalagi Muawiyah, Tuhan di jadikan Bamper Untuk memperkuat sikapnya yang dzolim pada Rakyatnya sendiri. Syukurnya Al-Kindi sadar, kalau itu adalah Tipu daya untuk melegalkan perbuatannya yang kotor. Jadi, tidak usah terlalu heran, kalau ada mental ulama dan pemuka agama yang hipokrit. Dari zaman dulu memang sudah begitu. Yang terpenting ialah Tidak perlu korbankan ukhuwah, marah-marahan, apalagi sampai baper-baperan. Seperti yang paling beriman melebihi Tuhan yang mengimani dirinya sendiri.
**
Ada dua faksi yang paling berpengaruh di Palestina. Yang pertama adalah FATAH (Gerakan Nasional Pembebasan Palestina) dan HAMAS (Gerakan Perlawanan Islam). Dua faksi ini memiliki ideologi yang berbeda. FATAH berideologi nasionalis sekuler, sedangkan HAMAS berideologi Islam. FATAH mendukung ide dua negara, HAMAS bersikeras Israel harus dibubarkan. (Di kesempatan yang Lain, kita akan ulaskan secuil soal kelompok perlawanan lain di Palestina yang berhaluan Marxisme-leninisme, yaitu PFLP).
Di era Yasser Arafat, berkat pengaruhnya, kedua faksi berbeda haluan ini bisa disatukan. Setidaknya, perseteruan keduanya bisa diminimalisir. Namun begitu Yasser Arafat wafat, kongsi kedua faksi ini pecah.
Pada pemilihan legislatif tahun 2006, secara mengejutkan, HAMAS memenangkan pemilu secara mutlak, sehingga "Ismail Haniyah" sebagai ketua biro politik HAMAS yang diangkat menjadi Perdana Menteri. Kemenangan HAMAS menunjukkan bahwa rakyat Palestina mendukung perjuangan HAMAS, termasuk menolak eksistensi Israel.
kemenangan HAMAS, Bagi Paman sam dan negara-negara Barat, merupakan kabar buruk bagi rencana perdamaian Palestina-Israel. HAMAS menolak mengakui Israel tanpa syarat. Karena itu, diprovokasilah FATAH untuk menolak hasil pemilu. Meski secara de facto "Ismail Haniyah" adalah PM Palestina, namun tidak pernah bisa menjalankan tugas politiknya dengan normal. Sebab, penolakan FATAH atas kemenangan HAMAS membuat kedua faksi ini bersiteru, bahkan saling adu senjata. Perang saudara dengan saling mengokang senjata dari kedua faksi ini tidak bisa dihindari. Puncaknya, tahun 2007, Mahmud Abbas selaku presiden Palestina memecat Ismail Haniyah termasuk sejumlah tokoh HAMAS dari kabinet. Rakyat Jalur Gaza yang mendukung HAMAS menolak pemecatan tersebut, dan tetap mengakui Ismail Haniyah sebagai perdana menteri.
Pemerintahan Palestina pun terbagi dua. Tepi Barat dikuasai FATAH, dan Jalur Gaza dikuasai HAMAS. karena HAMAS menolak berdamai dengan Israel dan tidak mengakui Israel sebagai negara, HAMAS pun disebut sebagai organisasi teroris dan blokade terhadap Jalur Gaza pun dimulai.
Jalur Gaza menjadi penjara terbesar di dunia, dengan dua juta lebih 'tahanan'. Akibat blokade oleh Israel, Jalur Gaza disebut oleh PBB sebagai wilayah tidak layak huni. Semua serba kekurangan, baik pangan maupun akses air bersih.
Ternyata, nasib Tepi Barat di bawah FATAH yang mengakui Israel, tidak lebih menyenangkan. Israel memanfaatkan kelemahan FATAH dengan terus melakukan pencaplokan (aneksasi) terhadap bagian-bagian Tepi Barat. Termasuk ambisi menguasai sepenuhnya Yerusalem untuk dijadikan ibukota. Sampai tahun 2017, 237 pemukiman telah didirikan Israel di Tepi Barat dengan menampung sekitar 580.000 pemukim.
Sadar saling tikam hanya membuat Palestina makin lemah, dan memberikan keuntungan pada Israel, Fatah mengajukan rekonsiliasi ke HAMAS. Keduanya sepakat bersatu, dan mengadakan pemilu pada 22 Mei 2021. Kesepakatan yang membuat AS dan Israel merinding. Keduanya khawatir HAMAS memenangkan pemilu, atau minimal, FATAH menghentikan upaya diplomasi dan memilih mengikuti arus perlawanan HAMAS.
FATAH sadar, menempuh jalur diplomasi dan memilih melunak hanya membuat Israel menjadi-jadi dan tidak memberi keuntungan apa-apa bagi rakyat Palestina. Solusinya, persatuan dan membangun pemerintahan bersama.
Situasi panas saat ini di Tepi Barat dan Jalur Gaza, terkait dengan upaya Israel menghambat dan menghalangi pelaksanaan pemilu yang tinggal beberapa lagi. Sayangnya, di Indonesia, menyikapi situasi terkini di Palestina, melebar kemana-mana. Tidak sedikit yang malah membela Israel dengan membangun narasi berbasis teologi, bahwa Palestina adalah wilayah yang dijanjikan Tuhan untuk orang-orang Yahudi.
Ada juga yang membuat isu, tindakan HAMAS melancarkan serangan roket bahkan sampai menyasar Tel Aviv adalah tindakan sepihak HAMAS yang tidak merepresentasikan sikap rakyat Palestina. Mereka malah membenarkan HAMAS adalah organisasi teroris yang sejak awal tidak pernah didukung rakyat Palestina. Kalau tidak didukung rakyat Palestina, mengapa HAMAS bisa menang mutlak di pemilu 2006, dan mengapa AS dan Israel menolak pemilu tahun ini diadakan, jika menyertakan HAMAS?. Kekhawatiran AS dan Israel, pada HAMAS bakal menang pemilu itu berbasis data. Bahwa dukungan rakyat Palestina pada HAMAS dan faksi-faksi perlawanan lainnya makin menguat.
Ada juga yang menyebut, serangan Israel ke Jalur Gaza, hanya bentuk pembelaan diri. Rakyat Palestinanya sendiri yang memprovokasi. Penyerangan ke Masjid Al-Aqsa pun dimaklumi dengan alasan, provokatornya yang lari ke dalam masjid.
Tolong perbanyaklah literasi. Kejadian hari ini di Palestina bukan serba tiba-tiba, semuanya adalah akumulasi hari-hari bahkan tahun-tahun sebelumnya sampai puluhan tahun lalu yang dimulai dari berdatangannya orang-orang yang tidak jelas identitasnya ke tanah Palestina dan membangun koloni-koloni dengan lebih dulu melakukan perampasan tanah, genosida dan penjajahan.
Membangun negara baru di atas perampasan, pembunuhan massal dan pengusiran adalah kejahatan kemanusiaan. Tidak ada dalil teologis satupun yang membenarkan. Apapun agamanya. Tidak harus jadi muslim untuk membela rakyat Palestina. Jangan bertindak bodoh, ketika di Palestina mau bersatu dan makin sadar pentingnya persatuan dalam menghadapi musuh, kita di Indonesia malah baku hantan narasi, yang akarnya adalah kebodohan.
orang yang menganggap HAMAS adalah teroris hanya melihat dari satu sisi saja. Tidak melihat secara utuh peta politik di dalamnya. Padahal, disadari atau tidak. Tidak ada kekuatan yang lebih dahsyat untuk membuat Palestina mencapai kemerdekaannya, kecuali persatuan. Di internal Palestina adalah persatuan FATAH dan HAMAS. Di eksternal Palestina, adalah persatuan ummat Islam, khususnya persatuan Sunni-Syiah. Mari dukung rekonsiliasi Fatah-HAMAS. dan pelaksanaan pemilu Palestina.
Sebagaimana yang saya sampaikan diatas, saya tekankan kembali bahwa FATAH dan HAMAS adalah dua faksi politik di Palestina yang paling berpengaruh. FATAH menguasai Tepi Barat, sedangkan HAMAS memiliki kontrol atas Jalur Gaza. Sudah lama keduanya berseteru, bahkan saling tangkap dan bunuh satu sama lain. Adu tikam yang tidak menguntungkan sama sekali bagi Palestina. Dibalik perpecahan dua faksi paling berpengaruh di Palestina ini, ada Israel yang diuntungkan.
Upaya rekonsiliasi sudah sering dilakukan. Selalu gagal karena dihalang-halangi Israel. Namun, karena merasa ditikam bangsa-bangsa Arab, yang mulai membangun normalisasi dengan Israel. Keduanya sadar. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Palestina kecuali mereka sendiri.
FATAH dan HAMAS memilih rekonsiliasi dan sepakat akan mengadakan pemilu pada 22 Mei 2021. Pemilu yang akan membuat Palestina lebih punya harapan. Sudah 15 tahun sejak 2006 tidak pernah ada pemilu di Palestina.
Caranya?. apa yang terjadi saat ini di Palestina, baik di Tepi Barat maupun di Jalur Gaza adalah upaya Israel menggagalkan rencana pelaksanaan pemilu yang tinggal sepekan lagi. Kalau situasi kacau dan tidak kondusif. pemilu pasti tidak jadi. Pimpinan FATAH sudah memastikan dibalik kegagalan Pemilu ada Israel dibaliknya.
Di Indonesia, analisa yang ada malah kemana-mana. Disaat Fatah dan HAMAS ingin bersatu, di Indonesia malah gontok-gontokan, antara Palestina tetap perlu didukung atau tidak.
**
Mengapa Palestian susah merdeka?.
Salah satu sebabnya adalah Kepentingan yang berbeda. Dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina, rakyat Palestina tergabung dalam organisasi yang disebut dengan PLO. Mereka kompak sekali. Tetapi ketika terjadi kesepakatan damai dengan Israel pada tahun 1994 di Oslo, dimana PLO mendapatkan wilayah otonomi khusus di Tepi Barat. terjadilah perpecahan di dalam tubuh PLO. Barisan terbelah dua. Satu Faksi Fatah dan Satu lagi Faksi HAMAS. Faksi Fatah mendukung kesepakatan Oslo dan Hamas menolak.
" Kenapa HAMAS menolak ?". Karena HAMAS tidak mengakui israel sebagai negara. Kalau ada kesepakatan dengan Israel itu artinya mengakui Israel sebagai negara.
Lantas. keadaan semakin menjadi kacau. Karena masing-masing mengaku sebagai wakil rakyat Palestina. Nah, untuk memastikan siapa yang betul-betul mewakili rakyat Palestina di Tepi Barat, maka diadakan Pemilu. Akibatnya terbelah lagi dua faksi itu menjadi 13 Partai termasuk didalamnya ada Partai Komunis Palestina. Dalam Pemilu di Tepi Barat, Faksi Fatah mendominasi. Faksi Hamas kalah.
HAMAS mendekati rakyat Palestina lewat program sosial, di Jalur Gaza yang dikuasai Israel. Tahun 2005 Israel keluar dari Jalur Gaza, dan dalam proses politik menentukan siapa yang akan memimpin maka tahun 2006 diadakan Pemilu lagi di Jalur Gaza. Hasilnya yang menang adalah Hamas. Tahun 2007 HAMAS merebut kekuasaan dari pasukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Hal Ini disikapi oleh Israel dengan meblokade Jalur Gaza.
Artinya, di Palestina itu ada dua wilayah yang dikuasai oleh dua faksi. Yang keduanya punya agenda berbeda. Bagaimana mau merdeka kalau diantara dua faksi besar di palestina saja tidak bersatu.
Hal ini mirip, saat waktu kita mau merdeka. Kelompok Islam dan Komunis menolak berunding dengan Belanda. Kelompok Nasionalis dan sosialis memilih jalan perundingan dengan Belanda. Tetapi kita punya Soekarno yang bisa mempersatukan semua golongan.
Sebenarnya, solusinya telah ada, setelah perang Arab-israel tahun 1967 sudah ada solusi yaitu two-state solution. Artinya Israel dan Palestina bisa berdiri sebagai negara berdaulat dan saling berdampingan. Setiap orang yang ada di Israel dan Palestina bebas memilih salah satu negara itu. Dengan demikian, Palestina mengakui keberadaan Israel dan Israel mengakui Palestina sebaga negara berdaulat.
Tetapi, masalah baru muncul, yaitu Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya. Sementara, Secara international hal itu tidak bisa dianggap wilayah Israel karena wilayah Yarusalem timur dicaplok Israel dalam perang 1967. Harusnya Israel keluar dari seluruh wilayah yang dia caplok dalam perang 1967. Tapi, PAMAN SAM justru memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui wilayah itu sebagai milik Israel. Padahal bagi Palestina, Yarusalem itu ibukota masa depan mereka. OKI juga mendukung Ibukota Palestina adalah Yarusalem.
" Kenapa saling ngotot inginkan Yarusalem?".
Yerusalem adalah simbol politik atas dasar keagamaan yang bisa mempersatukan etnis Yahudi atau Arab Palestina. Maksudnya Wilayah Yarusalem ada dibagian timur, di dalamnya ada Kota Lama Yerusalem dan sebagian tempat-tempat suci agama Yahudi, kristen, dan Islam. seperti Bukit Bait, Tembok Barat, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam Kudus. Artinya, siapa yang bisa menguasai Yarusalem maka dia akan bisa mempersatukan etnisnya. Nah, mayoritas penduduk di Yarusalem timur adalah orang Arab.
" Sikap Indonesia bagaimana?".
kita (Indonesia) mengikuti OKI yaitu two state solution. Mendorong terbentuknya negara Palestina berdaulat dan mengakui israel sebagai negara. Tapi selagi Israel tidak mau memberikan kemerdekan kepada Palestina, Indonesia tidak akan mengakui Israel sebagai Negara. Sederhana saja.
Artinya, Penolakan Hamas terhadap perjanjian damai tersebut, karena Israel perlahan mencaplok wilayah Tepi Barat, melanggar perjanjian hukum. Itulah sebabnya, Agak sulit menemukan titik temu, jika asumsi kita menggunakan Klaim secara historis dan teologis, untuk menyelesaikan konflik palestina-Israel. 5 hari saya baca beberapa sumber, saya saja pusing . Saking panjangnya Sejarah Tanah Yang Di Janjikan ini.
Di situ juga saya berasumsi, selain perintah Allah, Rosulullah memang Manusia yang sangat Jenius, karena memiliki Daya analisis yang tinggi. Sebab, tidak bisa di bayangkan jika Kiblat Ummat Islam tidak di pindahkan, ke Mekkah.
Saya pengikut dan pecinta Rosulullah SAW. Silakan yahudi atau zionis mengklaim kepemilikian atau pewaris tunggal atas Yerusalem. Tetapi, jangan basahi tangan dengan darah orang-orang palestina yang tidak berdosa.
Apakah Di era yang serba gegas, dengan kemajuan teknologi super Canggih seperti sekarang ini. untuk membuat negara khusus Yahudi, sampai harus ada 7 juta lebih orang yang kehilangan tempat tinggal dan menjadi pengungsi tanpa memiliki status kewarganegaraan yang Jelas?. harus terjadi genosida terlebih dahulu.
Kami membela dan memperjuangankan nilai-nilai kemanusiaan yang diinjak-injak di palestina yang berkedok hak klaim atas alquds.
Terakhir, Semasa berjuang bersama PLO, sang legenda Palestina, Yasser Arafat pernah berkata : "ada dua figur dari dua negara yang menopang penuh perjuangan kami. Pertama, Iran melalui Ayatullah Khomeini dan yang kedua, Hafeez Al-Assad yang menjadikan negaranya - Syiria sebagai negara kedua bagi rakyat kami !".
Sekarang Erdogan di Elu-elukan sebagai representasi kepemimpinan kerajaan Ottoman, yang gagah berani. Agar, tidak di persepsikan sedang bermain dramaturgi, Beranikah Erdogan memutuskan hubungan kerjasama di hampir semua sektor dengan Israel?. (Di Bahagian lain Saya Bahas).
Jika tidak berani, berhentilah memframe keheroikan mengutuk serangan Israel pada Al-Quds di media mainstream, yang menunjukkan seolah-olah hebat.
Indonesia, dulu kita punya Pemimpin yang benar-benar serius membicarakan Palestina, yaitu Soekarno. Selebihnya, hanya mengulang siklus. Apalagi negara-negara Muslim yang Punya uang. Yang di pimpin para sultan-sultan itu. Tidak usah di harap, karena di otak mereka, hanya ada uang dan langgengnya kekuasaan.
Arab Saudi Misalnya, Dulu ia punya pemimpin Zuhud, tetapi naas nyawanya habis di ujung pelor. Namanya adalah Raja Faisal. Setelah itu, pemimpinnya, hanya anak Inggris dan Amerika, bersaudara dengan Israel.
Padahal dengan modal cuan, negara-negara kaya di teluk punya posisi tawar untuk mengkonsolidasikan negara-negara Islam, untuk bersatu. Sebagaimana dulu pernah di gaungkan Moammar Qaddafi. Tapi, gagal. Akibatnya Sang Jendral Flombayan itu di bunuh.
Negara-negara kaya Di teluk adalah negeri penakut. mereka takut sama Tuan mereka Yang bernama Amerika, CS.
Ayahtullah di Iran, telah memerintahkan Garda Pasukan Revolusinya untuk siap siaga. Hamas sudah mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar, jika Tentara zionis enggan meninggalkan Al-Quds. Sayap jidahis Fatah yang selama ini diam sudah turun, menyambut seruan Jihad Hamas.
Kita tunggu, Mesir dan Yordania membuka pintu perbatasan untuk bantuan logistik dan kesehatan. Kalau az-sisi berani?. Jangan sampai ia juga berpihak pada Israel.
Salamku Sama king Saud, King UEA dan As - sisi di Mesir, Erdogan, serta negara-negara kaya di teluk. Jika mereka diam membatu, Suruh ganti saja pakaiannya dgn kain Kafan.
Wallahu a'lam bish shawab.
NB : Referensi : (1). SEBAHAGIAN DI DAUR DARI PENELITIAN SOSIOLOGI POLITIK, DOSEN SOSIOLOGI POLITIK UIN PADANG. (2). DARI ARTIKEL KOMPASIANA, TEMPO DAN BERBAGAI SUMBER BACAAN LAINNYA.
*LONG LIVE PALESTINA🇵🇸
*PALESTINA MERDEKA
*HAMAS - FATAH REKONSILIASI
*PEJALAN SUNYI
*NALAR PINGGIRAN