"Matahari telah tergelincir. Air wudhunya masih basah, ketika matanya kembali sembab. Sembari menarik Mukenah yang tergantung di belakang pintu".
"Maa", Engkaulah perempuan "seribu wajah", gemar "menipu" anakmu. Agar ranum berbuah senyum.
"Maa", Betapa sabar adalah senjataMu. Sesungguhnya, Engkaulah rahim kehidupan.
Bukti Doa "Mama adalah "Zam-zam".
Zam-zam adalah Artefak, dari kekuatan doa seorang Mama. Hajar kelelahan setelah berlari, ia berdoa agar anaknya mendapatkan sesuatu dari Allah ; "Ya Allah, tidak mungkin engkau menitipkan ujian ini, tanpa memberikan jalan keluarnya"- Doa Ibunda Hajar A.s.
Tetiba, Ismail terdiam. Hentakan kakinya akibat meronta, menemukan jalan kehidupan baru.
Kawan, Kesuksesan anak, 90 % sahamnya adalah doa mama. Tangisan Ismail adalah simbol ketidakberdayaan seorang anak di hadapan Mama.
Kesuksesan yang kita Reguk, belum tentu karena kita sibuk (Ihktiar). Bisa jadi, karena doa orang tua kita, yang matanya sembab, diatas sajadah.
Yaa Robb, Kasihi mereka, sama seperti mereka mengasihiku.
"Maa", Dari rahimMu yang cahaya. Segala tangisku lahir belia. Memecah segala sunyi. Di sepanjang sujudMu yang abadi.
"Maa", Sungai Ini Berhulu di MataMu. Airnya bening. Memanggilku, menjelma ikan. Tetapi, aku batu, Maa.
"Maa", Selain Tuhan. Engkaulah satu-satunya Peri, yang bisa menghibur segala rupa perih. Yang tengah riuh di kepala dan sukmaku.
Semua hati berubah seiring waktu. tetapi, hatimu "Maa" adalah surga yang kekal.
Yah, Seperti Kata "Beethoven", bahwa Irama paling lembut dan nada paling harmoni tidak bisa dimainkan kecuali oleh hati seorang ibu.
-Makassar, 06 Oktober 2021-
#Rst
#Pejalan Sunyi
#Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar