Mengenai Saya

Sabtu, 05 Maret 2022

--APAKAH MANUSIA DI CIPTAKAN DI SURGA (1) --

Penciptaan Manusia pertama didalam Al-Qur'an menjadi Kontraversi sepanjang sejarah. Satu diantara sebabnya adalah tidak adanya informasi mutawattir tentangnya. Karena, ada ratusan ayat yang tersebar, bercerita tentang penciptaan manusia Dan itu membutuhkan kemahiran Interpretasi secara utuh. Kecenderungan ini diperparah oleh sebahagian kita yang menerjemahkan ayat Al Qur'an secara parsial.

Padahal, banyak Misteri yang disamarkan Allah SWT, seputar penciptaan Manusia. Mulai darimakah manusia diciptakan, dari bahan apa badannya terbentuk, sekali jadi ataukah berproses panjang, kenapa ia turun dari surga, dsb?.

Sebelum kita menguraikkan, penciptaan manusia. Maka, kita menguraikkan terlebih dahulu tentang pemahaman kita tentang Surga yang selama ini kita yakini.

Selama ini cerita-cerita bahwa Adam dan Hawa diciptakan di Surga. Surga itu di gambarkan sebagai sebuah alam ghaib, di langit sana. Agaknya, Pendapat ini adalah dampak dari Cerita Rakyat yang berkembang bahwa Alam Tuhan itu berada di langit, seperti alam dewa-dewi yang di adaptasi dari Mitologi-mitologi.

Alam Dewa dan alam Tuhan selalu dikaitkan dengan alam yang tinggi, yang di persepsikan di langit. Inilah Konsepsi agama-agama pangan. Sementara, Islam tidaklah demikian memandangnya. Dalam Islam dan Al-Qur'an, Allah SWT adalah Dzat yang Maha Besar yang tidak menempati Ruang, justru Allah meliputi Ruang. Termasuk ruang alam semesta yang sampai hari tidak di ketahui dimana tepinya. Berkenaan dengan itu Allah memberikan informasi dalam Q.S. Qaf: 16. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (QS. Qaf 50: Ayat 16)

Dan  terdapat juga Di dalam Q.S. Al-Baqarah: 115. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَا لْمَغْرِبُ فَاَ يْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

"Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 115)

Bahkan ada sebahagian yang berpersepsi bahwa Allah SWT itu berada di surga. Hal ini merupakan Konsep dalam agama Nasrani. Silahkan cek saja sendiri dalam Al-Qur'an, jika ada satu ayat yang menyebutkan bahwa Allah SWT berada di surga. Islam sebenarnya tidak pernah mengajarkan pemahaman seperti itu, akan tetapi banyak diantara kita yang berpendapat bahwa untuk bisa bertemu Allah SWT kita harus berada di surga, selama masih di bumi pertemuan itu tidak akan pernah terjadi.  

Banyak orang-orang Islam berpersepsi surga, sebagaimana orang-orang yang beragama pangan itu berpersepsi, bahwa surga adalah istana yang sangat indah, nun jauh di sana. Padahal, Al-Qur'an menuturkan bahwa surga sangat realistik. Sangat dekat, sakaligus meliputi semesta. Sangat fisikal dengan gambaran kehidupan khas bumi. Serta keindahan batiniah yang menyentuh alam jiwa paling dalam. Sarat dengan kenikmatan duniawi sekaligus kenikmatan ukhrawi. 

Kesalahan dalam mempersepsikan surga inilah yang menyebabkan kita keliru dalam Memahami surga, dimana adam dan hawa di tempatkan. Akibatnya, terjadi distorsi yang sangat jauh, dari konsep surga di dalam ayat-ayat Al-Qur'an. 

kata "surga" dalam bahasa indonesia memiliki konotasi yang berbeda dengan kata "Jannah" dalam bahasa arab. Kata surga dalam bahasa indonesia di adaptasi dari pemahaman Hindu - Swargaloka - yang menunjukkan negeri dewa dewi di langit sana. Sedangkan, kata "jannah" menunjuk kepada taman indah yang berada dimuka bumi. 

Pemakaian kata " jannah" atau taman yang indah memang terkait dengan wilayah turunnya Agama Islam di kawasan padang pasir, kawasan yang kering dan keras, jauh dari rasa indah.

Allah memperkenalkan konsep Reward atau hadiah kebaikan dengan simbol taman yang indah. Dimana kita bisa merasakan kesejukan, kesegaran, sumber mata air, makanan, buah-buah yang melimpah dan berbagai macam kenikmatan fisikal lainnya.  Berkenaan dengan itu Allah SWT berfirman, "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka." (QS. Ar-Ra'd : 35).

Di ayat yang lain, Allah SWT berfirman, "Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih, sehingga ususnya terpotong-potong?". (QS. Muhammad: 15).

Jadi, penggunaan kata Jannah - taman yang indah sebagai bentuk balasan kebaikan itu sesungguhnya bersifat perumpamaan dan bukan makna sesungguhnya, serta memiliki dua bentuk. Pertama kata "Jannah",  bermakna harfiah. taman yang indah secara sesungguhnya dan memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekedar pengertian fisik, Istilah tersebut lebih menunjukkan suasana batin yang memperoleh sesuatu yang membahagiakannya. 

siapa yang merasakannnya, dalam Al-Qur'an digambarkan bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak punya rasa khawatir dan gelisah, tidak punya rasa takut, rasa benci, rasa dendam yang menyebabkan penderitaan. Ia hanya merasakan ketentraman, rasa kasih dan sayang. 

Kombinasi antara perasaan dan suasana lingkungan seperti itulah yang akan menghantarkan kita pada kebahagian surgawi. Hal itu berdasarkan Firman Allah SWT, dalam QS. Al-Hijr: 45-49. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ 

"Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir)". (45)

اُدْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ اٰمِنِيْنَ

"(Allah berfirman), "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman". (46)

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ اِخْوَا نًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ

"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan". (47)

لَا يَمَسُّهُمْ فِيْهَا نَـصَبٌ وَّمَا هُمْ مِّنْهَا بِمُخْرَجِيْنَ

"Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya". (48)

نَبِّئْ عِبَا دِيْۤ اَنِّيْۤ اَنَا الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang". (49)

Demikianlah gambaran Surga, yang terdapat Di dalam Al-Qur'an. Lantas, bagaimana kita mempersepsikan Surga pada Zaman Nabi Adam dan Apa bedanya dengan surga yang akan Di Gelar pada Fase Akhirat, Kelak?.

Kata "Jannah" digunakan untuk dua hal yang hampir sama pada dua kondisi yang berbeda ; PERTAMA, saat menggambarkan penciptaan Adam, Di Surga (Taman yang indah dimuka Bumi) dan Hawa ketika berada pada Fase dunia. KEDUA, saat menggambarkan situasi akhirat, (Surga yang dimaksud sebagai sebuah taman yang indah di muka Bumi ketika fase akhirat di gelar).  keduanya sama-sama taman yang indah, hanya berbeda fase saja. 

Surga yang di tempati Adam adalah taman yang ideal, dimana mereka berdua memperoleh kebutuhan hidupnya secara mudah dan penuh kenikmatan, berdasarkan Firman Allah SWT,  "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!". (QS. Al-Baqarah: 35).

Pemahaman kita selama ini, Adam di ciptakan di surga dan di perintahkan untuk mendiami surga itu sampai masa dewasannya. Akan tetapi, kalau kita mencoba mencari ayat yang secara eksplisit mengatakan bahwa adam di ciptakan di surga, ternyata tidak ada satu ayat pun yang menceritakan hal itu. Justru Ayat yang bercerita tentang Adam di surga bukan terjadi saat penciptaan. Melainkan Adam sudah tercipta atau bahkan sudah dewasa, bersama istrinya. Berdasarkan Firman Allah SWT, " "Wahai Adam! Sungguh ini (Iblis) musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga, nanti kamu celaka." (QS. Ta Ha: 117).

Artinya, terlalu spekulatif, jika kita mengatakan bahwa Adam dan Hawa di ciptakan Allah di Surga. Apalagi memaknai Surga itu sebagai sebuah negeri dewa-dewi di langit sana, diluar angkasa. Padahal, Yang lebih jelas dan lebih bisa di pertanggung jawabkan sumber Informasinya adalah Adam dan Hawa di ciptakan dan terlahir di dunia, serta mereka di tempatkan Allah di bumi yaitu taman indah, yang subur dan makmur. hal itu berdasarkan Konfirmasi Allah SWT dalam Firmannya, "Dan Dialah yang menciptakan dan mengembang biakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Mu'minun: 79).

***

Bahan Dasar pembentuk tubuh manusia di gambarkan dengan sangat beragam oleh Al-Qur'an. Suatu ketika Allah bercerita bahwa manusia di bentuk dari tanah. Di Waktu yang lain, Allah menginformasikan bahwa manusia di ciptakan dari bertemunya sperma dan ovum. Di kali yang berbeda lagi, Allah menyebut dasar pembetukan Manusia dari segumpal darah. Bahkan di ayat yang berbeda lagi, Allah mengatakan menciptakan manusia dengan cara menumbuhkannya dari bumi. Manakah yang benar?. 

Ada berbagai macam tanah yang di sebut dalam Al-Qur'an. Ada tanah gembur dan berdebu. Ada tanah liat kering, ada lumpur hitam berbau dan sebagainya.

Pertama adalah manusia di ciptakan dari tanah yang disebut "ath thiin", sebagaimana ayat berikut, Allah SWT berfirman:

اِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ  خَالِـقٌ ۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." (QS. Sad: 71).

Didalam Al-Qur'an kata "Thiin" yang terkait dengan penciptaan Adam atau manusia secara umum, di gunakan 8 kali. Antara lain, potongan ayatnya ; 

Pertama, "Dialah yang menciptakan kamu dari tanah. (QS. Al-An'am: 2).

Kedua, "Dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah. (QS. Al-A'raf: 12).

Tiga, "Apakah aku harus bersujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?". (QS. Al-Isra': 61).

Keempat, "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al-Mu'minun: 12).

Kelima, "yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah," (QS. As-Sajdah: 7). 

Keenam, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat". (QS. As-Saffat: 11). 

Ketujuh, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". (QS. Sad: 71).

Kedelapan, "Karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Sad: 76).

Hanya saja, ada 2 ayat lagi yang menggunakan kata "Thiin" yang tidak bercerita tentang penciptaan manusia. Pertama, bercerita tentang azab yang di turunkan Allah kepada Orang Kafir  (kaum Luth), berupa batu-bantuan yang berasal dari tanah keras, terdapat pada Q.S. Az-Zariyat: 33. kedua, bercerita tentang Fir'aun yang memerintahkan Haman untuk membangun menara dari tanah keras (Thiin), terdapat pada QS. Al-Qasas: 38. 

Artinya, manusia dan Adam, di ciptakan Allah berasal dari tanah keras yang di istilahkan dengan " Ath Thiin". Pertanyaannya, apakah Adam dan Manusia pada Umumnya di ciptakan dari Ath-Thiin?. "Iya, Adam di ciptakan dari tanah keras Dan manusia secara umum juga diciptakan dari tanah keras". 

Namun, hal itu menimbulkan Pertanyaan lagi, bukankah manusia pada umumnya tidak di ciptakan dari tanah?. Sebab, kita di ciptakan oleh Allah lewat bapak dan ibu kita, dari sperma dan Ovum yang di pertemukan di dalam rahim ibu kita?. Tetapi kita tidak bisa membantah informasi Al-Qur'an bahwa manusia secara Kolektif di ciptakan Allah dari tanah keras yang di istilahkan dengan " Thiin". 

Lantas, Dimanakah letak salah pengertian tersebut?. Sebelum menjawab hal itu, kita lihat salah satu ayat yang terkait dengan "Thiin", sebagai berikut ; Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ  

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah." (QS. Al-Mu'minun: 12).

Pada ayat ini, Allah memberikan gambaran bahwa Adam atau Manusia secara umum tidak di ciptakan secara lansung dari "Thiin", melainkan di buat "saripatinya" terlebih dahulu, dengan Istilah " Sulaalatin Min Thiin".

Sebelum "di saripatikan", "tanah keras" tersebut mengalam proses pelapukan terlebih dahulu secara geologis menjadi "Tanah liat keras". Dalam Ilmu geologis, Tanah liat keras ialah batuan beku gunung berapi yang mengalami perubahan akibat suhu, tekanan atau proses kimiawi terus menerus sehingga menjadi endapan lempung atau tanah liat. Berkenaan dengan Hal itu, Allah SWT berfirman:

فَاسْتَفْتِهِمْ اَهُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمْ  مَّنْ خَلَقْنَا  ؕ  اِنَّا خَلَقْنٰهُمْ مِّنْ طِيْنٍ لَّازِبٍ

"Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekkah), "Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat." (QS. As-Saffat:11).

Bukan hanya dari tanah keras atau Thiin yang sudah di saripatikan, Allah menciptakan Adam dan Manusia secara Umum juga dari "Shalshaal (Tanah liat kering). Tanah liat kering itu berasal dari lumpur hitam dan ada juga yang terbakar seperti tembikar. 

Berkenaan dengan itu, ada tiga ayat yang menginformasikan hal itu : Q.S. Al-Hijr : 26, 28 dan 33. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنْ صَلْصَا لٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ 

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (26). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ خَا لـِقٌۢ بَشَرًا مِّنْ صَلْصَا لٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (28).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا لَ لَمْ اَكُنْ لِّاَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهٗ مِنْ صَلْصَا لٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ

"Ia (Iblis) berkata, "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (33)

Sedangkan Tanah liat kering (Shalshaal) dalam kalimat yang berbeda difirmankan Allah dalam Q.S. Ar-Rahman : 14.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

خَلَقَ الْاِ نْسَا نَ مِنْ صَلْصَا لٍ كَا لْفَخَّا رِ 

"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar". (QS. Ar-Rahman 55:14).

Selain Tanah Liat keras dan Kering, Ada 7 ayat juga yang menggunakan kata "Turab" atau tanah gembur ;

> Q.S. Al-Baqarah: 264.
> Q.S. Al-Imron : 59.
> Q.S. AL-Kahfi: 37.
> QS. Al-Hajj: Ayat 5.
> Q.S. Ar-Rum : 20.
> Q.S. Faathir : 11.
> Q.S. Al-Mu'min : 67.

Secara Umum makna Turab adalah tanah gempur dibagian permukaan bumi. Dalam Istilah geologi disebut "Topsoil". Inilah tanah yang paling subur dan sangat kaya dengan unsur-unsur biokimia yang diperlukan mahkluk hidup, termasuk manusia. Lahan-lahan subur dimuka bumi adalah ketika lahan itu memiliki lapisan Topsoil, sedangkan lahan tandus adalah lahan yang telah kehilangan Topsoilnya.

jika diurutkan jenis tanah yang dipersiapkan Allah dalam menyusun Tubuh manusia, antara lain, "Tanah yang paling tua atau Ath-Thiin (tanah keras)" ; tanah ini merupakan bantuan beku yang terdapat di pegunungan. oleh Allah, di lunakkan lewat proses-proses alamiah. seperti, perubahan suhu, perubahan tekanan, gerusan air dan angin, gesekan dengan batuan-batuan lain, proses kimiawi, dsb. Maka, batuan beku bertransformasi menjadi jenis "Tanah Liat" yang terbentuk dari "endapan lumpur hitam". Lalu, "Tanah kering seperti tembikar" yang terbentuk akibat perubahan suhu ekstrim, akhirnya menjadi "Tanah gempur" atau "Turab", dalam Istilah Al-Qur'an.

Proses geologis yang dimaksudkan untuk memperkaya kandungan zat-zat biokimiawi yang dibutuhkan Mahkluk hidup : Tumbuhan, hewan dan manusia. Sama seperti, karbon yang terdapat di dalam batu-batuan. Hidrogen dan oksigen yang terdapat di dalam air. Nitrogen di dalam udara. Belerang yang di muntahkan oleh larva gunung berapi dan berbagai jenis mineral yang terdapat dalam berbagai jenis bebatuan. 

Jadi, tanah yang paling siap untuk menjadi bahan baku untuk membentuk tubuh manusia adalah "Tanah Turab" atau "Topsoil". Itulah Informasi Eksplisit Allah dalam Q.S. Sad : 71-72, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِذْ قَا لَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ خَا لِـقٌ ۢ بَشَرًا مِّنْ طِيْنٍ

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".  (71).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَاِ ذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ

"Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya". (72)

Artinya, Dari tanah keras itu Allah melakukan proses penyempurnaan dan jika telah sempurna kejadiannya, barulah Allah meniupkan Ruh. maka, jadilah Manusia. 

Selain itu, ada juga ayat dalam Qur'an yang menurutku agak kontras jika di Maksudkan untuk menunjukkan proses penciptaan manusia ; Kata "menumbuhkan" untuk menunjukkan  pada manusia. Hal itu terdapat pada Q.S Nuh : 14-18. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَدْ خَلَقَكُمْ اَطْوَا رًا

"Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)".(14)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَوْا كَيْفَ خَلَقَ اللّٰهُ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ طِبَا قًا 

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?". (15)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَّجَعَلَ الْقَمَرَ فِيْهِنَّ نُوْرًا ۙ وَّجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَا جًا

"Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?". (16)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا للّٰهُ اَنْۢبَتَكُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ نَبَا تًا 

"Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur),".(17).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ يُعِيْدُكُمْ فِيْهَا وَيُخْرِجُكُمْ اِخْرَا جًا

"kemudian Dia akan mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti". (18).

Pada ayat, dalam Q.S. Nuh : 14-18, Allah menginformasikan proses penciptaan manusia secara Kolektif. karena, istilah yang digunakan adalah jamak " Kum - Kalian". Bukan Tunggal "Ka - Kamu). 

Ada 3 informasi penting terkait ayat Diatas ini. PERTAMA, Allah menegaskan bahwa Manusia diciptakan melalui tingkatan-tingkatan tertentu. Yang di ibaratkan dengan penciptaan langit yang bertingkat-tingkat.  KEDUA,  Allah secara Eksplisit menyebutkan penciptaan manusia dengan cara menumbuhkan dari bumi, "anbatakum minal ardh". Bisa di bandingkan dengan ayat lain yang bercerita tentang tanaman yang ditumbuhkan, hal itu terdapa Dalam Q.S. An-Nahl :11. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يُنْبِۢتُ لَـكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَا لزَّيْتُوْنَ وَا لنَّخِيْلَ وَا لْاَ عْنَا بَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً لِّـقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

"Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir". (QS. An-Nahl 16: 11)

KETIGA, Allah menegaskan bahwa suatu ketika nanti Allah akan mengembalikan ke asalnya yaitu Tanah bumi Dan setalah itu di bangkitkan lagi juga dari tanah bumi. 

Lantas bagaimana Cara Allah menciptakan manusia, berdasarkan ayat diatas Allah menumbuhkannya dari bumi, seperti tanaman begitu?. Begitulah proses penciptaan manusia, melewati fase tanaman. Hal itu tertuang dalam Q.S. Huud : 61 dan Q.S. Rum : 20. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ لٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَا لَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗ هُوَ اَنْشَاَ كُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ وَا سْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَا سْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْۤا اِلَيْهِ ۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ

"dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari Bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)". (QS. Hud 11: 61)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَا بٍ ثُمَّ اِذَاۤ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak." (QS. Ar-Rum 30: 20)

Jika di ayat Q.S. Hud : ayat 61, Allah menggunakan Kata "ardh" atau Tanah bumi. maka, dalam ayat Q.S Ruum ayat 61, Allah menggunakan kata "Turab atau Topsoil", sebagai kualitas terbaik unsur tanah. Lalu berkembang biaklah spesies manusia. Jadi, kualitas Tanah yang paling dekat dengan munculnya manusia adalah "Turab (tanah gembur - Topsoil)". Bukan "Thiin (tanah keras)", bukan " Shalshal (Tanah liat)", bukan juga " Hamaa-in (lumpur hitam), atau bukan pula " Shalshaalin kalfakhkhar (Tanah tembikar)". 

Karena itu, ketika bercerita tentang penciptaan Adam dan Isa, Allah secara spesifik menggunakan kata Turab, Sebagaiman dalam Firman Allah SWT:

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ  ؕ  خَلَقَهٗ  مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) 'Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Ali 'Imran: 59). 

Adam mewakili generasi awal manusia modern dan Isa mewakili generasi manusia mutakhir. keduanya di ciptakan dari Tanah Turab. Kemudian Allah mengatakan "Kun fayakun", maka jadilah mereka. 

Kata Kun Fayakun, sering di salah pahami oleh kebanyakan kita. Seolah-olah semua ciptaan Allah, tidak melalui proses. Lansung jadi. Padahal semua proses penciptaan mengikuti Sunnatullah, berproses. Sebagaimana Adam yang ciptakan dan melalui proses kehamilan, Isa pun melalui proses kehamilan Maryam. Hal itu berkenaan dengan firman Allah SWT :

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ  الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ

"Maha Suci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS. Ya Sin: 36). 

Selain itu, Ada juga ayat yang agak aneh terdengar, terkait penciptaan manusia, yaitu manusia diciptakan Allah dari Air. Selama ini yang acap kita dengar dan baca bahwa manusia tercipta dari tanah. Itupun tidak dijelaskan secara detail dan gamblang. 

Air memang menempati posisi sentral pada mahkluk hidup. Bukan hanya manusia, tetapi juga pada tumbuhan dan binatang. Hal itu terdapat Dalam Fiman Allah SWT , "Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?. (QS. Al-Anbiya: 30).

Kalimat yang di gunakan untuk menjelaskan adalah " Wa minal maa'i kulla syai'in hayyi (dan dari Air segala sesuatu yang hidup)". Karena kurang eksplisit ayat tersebut menjelaskan. maka menurut sebahagian ahli Tafsir menuturkan, bahwa ayat itu bukan menciptakan, melainkan "memulai" kehidupan Dan memang dalam Nukilan Sejarah kehidupan bumi, Mahkluk hidup generasi pertama yang hidup dibumi muncul dari perairan. Bahkan Allah lebih spesifik menuturkan dalam Al Qur'an bahwa Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, terdapat dalam Q.S Nur : 45. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا للّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَآ بَّةٍ مِّنْ مَّآءٍ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖ ۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰۤى اَرْبَعٍ ۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. An-Nur 24: 45).

Sedangkan, Manusia Juga di ciptakan oleh Allah dari Air dengan kalimat yang spesifik dan eksplisit, terdapat pada Q.S.Al-Furqaan : 54. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَآءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ نَسَبًا وَّ صِهْرًا ۗ وَكَا نَ رَبُّكَ قَدِيْرًا


"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Maha Kuasa". (QS. Al-Furqan 25: 54)

Begitupun dengan Tumbuh-tumbuhan, di ciptakan dari air, sebagaimana Firman Allah dalam Q.S. Al-Hajj: 63. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً ۖ فَتُصْبِحُ الْاَ رْضُ مُخْضَرَّة ً ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ 

"Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit sehingga bumi menjadi hijau? Sungguh, Allah Maha Halus, Maha Mengetahui". (QS. Al-Hajj 22: 63)

Selain Manusia, Binatang dan Tumbuhan. Bumi yang dianggap benda mati pun oleh Al-Qur'an disebut menjadi Hidup karena disirami air dari langit, terdapat dalam Q.S. Rum : 24.  Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَيُحْيٖ بِهِ الْاَ رْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا  ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti". (QS. Ar-Rum 30: 24)

Di titik itulah, air menjadi faktor utama munculnya kehidupan, bahkan bagi tumbuhan, tanah bukanlah syarat untuk memunculkan kehidupan, hal itu terbukti dengan Teknologi Hidroponik yang dikembangkan dijepang. Jadi, sebenarnya tanah hanyalah media saja. Kuncinya ada pada air dan benih. Jika benihnya ada, lalu disirami air. maka benih akan tumbuh seperti potensi yang terkandung di dalam benih tersebut. 

Kita Lihat saja beberapa penuturan Qur'an yang menjelaskan hal itu, dalam Q.S. Qaaf : 9 dan Q.S. Al-An'aam : 95. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَآءِ مَآءً مُّبٰـرَكًا فَاَ نْۢبَـتْـنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِ 

"Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen". (QS. Qaf 50: 9)

 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ فَا لِقُ الْحَبِّ وَا لنَّوٰى ۗ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ۗ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ فَاَ نّٰى تُؤْفَكُوْنَ

"Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?". (QS. Al-An'am 6: 95)

Kesimpulan sementaranya adalah bahwa Bumi merupakan persemaian mahkluk hidup yang didalamnya terdapat berbagai macam benih yang sudah ditanam oleh Allah. Tinggal menyiraminya saja. Sebagaimana Informasi Q.S. Al-Hijr : 19-21. 

Maka tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa planet bumi adalah sebuah benih Raksasa. Namun perlu diingat bahwa benih raksasa yang bernama bumi ini hanya akan hidup jika ia disirami air dari langit. Sebab benih tidak lebih dari sekedar benda mati, yang menyimpan potensi struktur materinya. Ia hanya susunan informasi dalam rangkaian genetik didalam intinya. Sedangkan pembawa perintah kehidupan atas benih itu sepenuhnya berada pada Dzat yang bernama air. Di Air Itulah Arsy Allah - Sang Pemilik kehidupan - Bersemayam ; Allah SWT berfirman:

وَ هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَ يَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا    ؕ  وَلَئِنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَـقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اِنْ هٰذَاۤ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

"Dan Dialah yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa, dan 'Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati," niscaya orang kafir itu akan berkata, "Ini hanyalah sihir yang nyata." (QS. Hud: 7)

Air adalah Faktor utama kehidupan , termasuk pada Manusia. Susuna tubuh manusia dewasa terdiri dari 70% air. Pada anak-anak lebih besar lagi, yaitu 80% Dan pada Sperma - Ovum, sebagai Cikal bakal manusia, kandungan Airnya sekitar 95%. Jadi, adalah benar jika dikatan manusia diciptakan dari air. 

Nah, Ada Dua jenis air yang disebutkan Al-Qur'an dalam kaitannya dengan penciptaan ini. PERTAMA, air biasa (Al-maa'i). KEDUA, saripati air yang hina (Sulaalatin min maa'in mahiin). Dari kedua jenis air itulah manusia di ciptakan. Ketika Allah mengatakan " Al-maa'i atau air biasa". maka, proses penciptaan manusia terjadi didalam kandungan Bumi. Sedangkan ketika Allah menggunakan "Saripati air yang hina", maka proses penciptaan itu terjadi didalam kandungan Ibu. 

Kesimpulannya ialah berdasarkan uraian diatas, tentang ayat-ayat yang jadi sumber rujukan, proses penciptaan manusia pertama kalinya. Pertama, Allah menumbuhkannya di bumi, setelah proses tertentu. Lalu, Allah membuat Saripati Tanah (Sulaalatin min thiin). Lalu, Allah menyiraminya sehingga tumbuh menjadi manusia sempurna. Sulaalatin min thiin adalah benih yang di saripatikan dari berbagai jenis tanah di bumi. Benih itu disusun oleh Allah dengan susunan yang sangat rumit dan khas dalam bentuk informasi penciptaan. Sedangkan penciptaan generasi berikutnya, diciptakan dari Saripati air yang hina yang terpancar dari tulang sulbi manusia. 

Dalam Al Qur'an, Allah menggunakan istilah "Nuthfah" (Sperma dan Ovum). Berkenaan dengan itu, terdapat dalam Q.S. Ath Thaariq : 5-7. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَلْيَنْظُرِ الْاِ نْسَا نُ مِمَّ خُلِقَ 

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan". (5).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

خُلِقَ مِنْ مَّآءٍ دَا فِقٍ 

"Dia (manusia) diciptakan dari air (mani) yang terpancar". (6)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يَّخْرُجُ مِنْۢ بَيْنِ الصُّلْبِ وَا لتَّرَآئِبِ 

"yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada". (7)

Dan di jelaskan pula di Dalam Q.S. Al-Mu'minuun : 12-13. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ 

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah". (12)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَا رٍ مَّكِيْنٍ 

"Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim)". (13).

Maka, begitulah proses penciptaan yang terjadi. Kenapa ada istilah di ciptakan dari tanah, ditumbuhkan dibumi, diciptakan dari air. Semua itu tidak bertentangan, melainkan memiliki korelasi. Tahap demi tahap, bertingkat - tingkat. 

 
*Rst
*Pejalan Sunyi
*Samar Cakrawala
*Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar