Mengenai Saya

Senin, 28 Maret 2022

--ISLAM DAN MARXISME--

Jika di baca dengan tenang, Kehancuran dan kemunduran peradaban Islam yang begitu besar, ada 3 Fase. Pertama, saat serangan Mongol. Kedua, perang salib. Dan ketiga, Kolonialisme (Imprealis-Kapitalis). 

Saat serangan Mongol terjadi di dunia Islam tahun 1290-an. Sebenarnya diantara tahun 1290 - abad 17, Dunia Islam masih memiliki Peradaban, seperti Obsevatorium di Samarkand. ada juga kerajaan besar Islam, seperti Mughal di India. Safawi di persia dan Turki Utsmaniyah yang mengusai wilayah-wilayah di tiga benua. 

Sehingga sulit bagi kita untuk menyebutkan bahwa pasca serangan Mongol, peradaban Islam kehilangan banyak Sainsnya. Sebab, Mustahil sisa-sisa kerajaan besar Islam pasca serangan Mongol tersebut, di bangun tidak dengan kekuatan Sains. Lucunya, hal ini di sebut oleh kelompok liberal, sebagai kemunduruan dunia Islam. 

Barulah setelah era Kolonialisme, Sains dunia Islam ikut di benamkan oleh Imprealis-Kapitalis. Jadi, adalah tidak benar, jika Kemuduran pemikiran Islam (Sains) itu terjadi di Era Al-Ghazali. 

Saat Kolonialisme di tumbangkan. Dunia Islam bangkit bersama Marxisme (Kiri).  yang bermula di awal abad 20 Sampai Arab Spring di tahun 90-an. 

Hal itu terjadi  setelah Revolusi Bolsevik. Sebagaimana Yang kita ketahui, Negara Soviet di dirikan oleh 15 Republik Sosialis, 6 diantaranya adalah negara Islam, yang berada di Soviet Timur ; Uzbekistan, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, kimjistan, dsb. 

Ihwal itulah yang menyebutkan, bahwa Islam dan Marxisme pernah mesra dan bersama-sama mendirikan Republik sosialis terbesar yaitu Soviet. Bahkan saat Soviet Bubar di tahun 1991, Setelah Keluarnya Rusia dari konfedarasi tersebut. negara-negara Islam masih tetap mempertahankan Eksistensi Republik soviet. 

Jadi, adalah salah jika Islamisme tidak bisa menyatu dengan Marxisme. Di titik itulah, saya cuman mau bilang, banyak-banyaklah bertamasya pada sejarah Alias Membacakiiii, biar tidak sweping-Sweping buku dan pikiran.

**

Negara-negara Arab terlibat 3 kali perang dengan Israel, Tahun 1948, 1967, dan 1973. Hanya sekali negara-negara Arab menang, yaitu tahun 1973. Di perang 1967, angakatan Udara Israel, hanya butuh waktu 1 jam untk menghancurkan 3 negara Arab sekaligus ; Yordania, Mesir dan Suriah. Israel berhasil merebut Bukit Gollan dan Semenanjung sinea. Mesir waktu itu di pimpin oleh Anwar Saddat yg berkongsi dgn CIA untk membunuh Gamal Abdel Nasr. 

Sedangkan di Perang tahun 1973 adalah perang untuk mengambil wilayahnya sendiri, Dataran tinggi Golan untk Suriah dan semenanjung sinae adalah wilayah mesir. Pertanyaannya adalah bagaimana mungkin 2 negara ini bisa mengalahkan Israel, sementara Sebelumnya Israel mengalahkan mereka hanya butuh satu jam?. 

Setelah di telusuri, pesawat-pesawat Bom Israel di perang Yon kipur (1973), perang satu-satunya yang di menangkan dunia Arab, karena bantuan Uni Soviet dan dalam waktu yang bersamaan AS Dan Eropa sedang dilanda nestapa Ekonomi. Karena solidaritas dunia Arab, termasuk Saudi Arabia di bawah pemimpin Raja zuhud (Raja Faisal) yang menaikkan harga minyak, sebagai upaya meng-embargo AS, Eropa dan semua Negara yang mendukung Israel waktu itu. Akhirnya, terjadilah negosiasi, sehingga di ambil alihlah Semananjung sinae untuk mesir dan Dataran tinggi golan untuk Suriah. Sebagaimana struktur negara sekarang. 

Andaikkan tidak terjadi Perang Yon Kipur, yang di sokong oleh Soviet (Komunis) dan embargo Ekonomi oleh persatuan Negara Arab sosialis. Maka, Israel jauh lebih luas mengkoloni wilayah-wilayah Arab. 

Pukulan terakhir, Imprealisme adalah Musim semi Arab (Arab Spring), yaitu rebah padamnya Saddam Husain, Muammar Qoddafi dan di koyak-koyaknya Afganistan, yaman, Suriah dalam kedok Demokratisasi. Palestina, andaikan Bukan perlawanan Hamas, yang di belakangnya ada Iran dan Kelompok Kiri (Rusia), sudah lama luluh lantah. 

Di titik itilah, Tesis Hutington menjadi benar bahwa Imprealisme barat masih akan tetap menganggap persenyawaan Islam dan Marxisme (kiri) sebagai ancaman bagi mereka. Maka, Gagasan penyatuan Marxisme dan Pan Islamisme Tan Malaka, di sidang komitern (Komunis Internasional) di tolak, karena alasan teknis.

**

India, Pakistan dan Bangladesh. Sebelum abad ke-20, ketiganya pernah berada di bawah jajahan Inggris. Tahun 1947, Inggris kemudian melepaskan kendalinya atas India. Lalu, terjadi konflik berdarah-darah yang membuat Bapak India, Mahatma Gandhi, "menangis". India pecah jadi dua.

India yang menjadi mayoritas Hindu dan Pakistan dengan mayoritas Islam. Selanjutnya, Pakistan juga pecah. Pakistan Barat jadi negara Pakistan. Pakistan Timur yang merasa sebagai orang Bengali memisahkan diri untuk menjadi Bangladesh.

Dalam semua proses pemisahan-pemisahan tersebut, tidak hanya berjalan di meja perundingan saja. tapi, bermula di "lapangan". Ribuan nyawa melayang. 

Rusia, Ukraina dan Belarusia itu merupakan bangsa serumpun. Bermula dari Korban Rus, diabad pertengahan. Pusatnya di Ukraina, kini. Negerinya Presiden legendaris Uni Sovyet, Nikita Kruschev dan pemain bola, Shevchenko. Karena itu, Ukraina sering disebut sebagai "rumah lahirnya bangsa Rusia". 

Ukraina dan Rusia pernah bersama-sama. Pernah berpisah. Ke depan, bisa jadi bersama lagi. Seumpama tapal batas, yang kadang bergeser, kadang terpisah, kadang menyatu. Untuk geser menggeser tapal batas tersebut, ribuan nyawa jadi taruhannya.

Begitulah manusia. Homo homini lupus ! .

SEPANJANG SEJARAH, HANYA SEGELINTIR KECIL ORANG YANG MEMULAI PERANG, TAPI JUTAAN ORANG YANG MERASAKAN AKIBATNYA..!

**
ADA AL-KHAWARIZMI DI PERANGKO UNI SOVYET 


Seperti halnya Ibnu Sina (Avessena) dlm tradisi ilmu kedokteran, maka Al-Khawarizmi merupakan intelektual atau ilmuan "garis depan" dunia Islam dalam bidang matematika. Sebagian besar kalangan intelektual menganggap bahwa dunia barat "berutang budi" pada Al-Khawarizmi, sebagaimana halnya dunia Timur (khusunya : peradaban Islam) juga banyak "berutang budi" pada tradisi keilmuan Yunani (klasik) dan Romawi. Di tangan Al-Khawarizmi, matematika begitu sederhana. Kemampuan dlm menyederhanakan penghitungan matematika tersebut, membuat banyak pihak mengagumi  sosok yang secara genetik berasal dari Iran ini. 

Buku-bukunya di sadur dan di Jadikan referensi oleh dunia Barat, setidaknya pada periode Renaisans dunia barat, secara massif. Beliau yang pada awalnya beragama Zoroaster ini, memperkenalkan angka NOL (walau dalam Sejarah Dunia Klasik, angka NOL telah diperkenalkan oleh tradisi intelektual Timur terkemuka lainnya, India - tapi di tangan Al-Khawarizmi, angka NOL menjadi lebih rasional dan fungsional).  

Hingga hari ini, Al-Khawarizmi dianggap sebagai "manusia besar" yang layak untuk di hormati. Kata Aljabar merupakan "kata lain atau penterjemahan kata" dari karya Alkhawarizmi yaitu kitab "Al-Mukhtasar fi hisab Aljabr Walmuqabala", sedangkan ALGORITMA (algorithm) berasal dari nama Al-Khawarizmi yang dilatinkan menjadi "Algoritmi". 

Jasanya bagi kebahagiaan dan peradaban manusia sangat besar. Banyak monumen di dirikan di Eropa, untk mengenang secara "anumerta" kontribusi penganut Islam tersebut. Disamping monumen, Al-Khawarizmi juga di abadikan dalam bentuk perangko oleh Uni Sovyet tahun 1983 (sebagaimana gambar). 

Pada masa Dinasti Abbasiyah, Al-Khawarizmi merupakan salah satu ilmuan paling utama dari "House of Wisdom" di lingkungan Sultan Al-Ma'mum. Pada masa Al-Ma'mum, Al-Khawarizmi menyelesaikan banyak persoalan matematika, membuat atlas geografi dunia dan menyempurnakan perhitungan astronomi. 

Sejarah Al-Khawarizmi adalah sejarah Islam yang amat "ghirah" peradaban. Sejarah dimana Islam menjadi bagian dari "kuntum wangi dan bulir bernas" peradaban dunia. 


**


Sejarah Al-Khawarizmi adalah sejarah Islam yang Teramat "Ghirah" Peradaban. Sejarah, dimana Islam menjadi bagian dari "Kuntum mewangi dan bulir Bernas" peradaban Dunia.

Sebagaimana Halnya Ibu Sina (Aviecienna), dalam Tradisi Ilmu Kedokteran, Al-Khawarizmi merupakan Intelektual atau Ilmuan garis depan dalam bidang Ilmu matematika. Dunia barat Berhutang Budi pada Al-Khawarizmi, sebagaimana halnya Dunia Timur (Islam) juga berhutang banyak pada tradisi Keilmuan Yunani-Romawi. Saling bersimbiosis muatualisme dalam membangun peradaban Ummat Manusia dan Kemaslahatan. 

Ditangan Al-Khawarizmi Matematika menjadi sederhana, inilah yang membuat Dunia barat terkagum-kagum pada sosok yang secara Genetik berasal dari Iran ini. Buku-bukunya disadur dan dijadikan referensi oleh Dunia barat, setidaknya pada Periode Rennasains dunia barat, secara Massif. 

Beliau yang pada awalnya beragama Zoroaster (Tidak sama dengan Majuzi) ini, memperkenalkan angka NOL (walaupun dalam sejarah dunia Klasik, angka Nol telah diperkenalkan dalam tradisi Intelektual Timur Lainnya, India-Tetapi ditangan Al-Khawarizmi, Angka Nol menjadi lebih Rasional dan Fungsional). Hingga hari ini, Al-Khawarizmi Dianggap orang besar yang Patut dan layak Dihormati. Kata "Aljabar" yang dalam bahasa Inggrish dikenal dengan "algebra" adalah kata lain atau penerjemahan dari karya Al-Khawarizmi, yaitu Kitab "Al-Muhktasar Fii hisab Aljabr Walmuqabala", sedangkan ALGORITMA (Algorithm) berasal dari Nama Al-Khawarizmi, yang dilatinkan menjadi "algoritmi".

Jasanya bagi kebahagian dan peradaban manusia teramat besar. Banyak monumen yang didirikan dieropa untuk mengenangnya secara "Anumerta", kontribusi Penganut Islam (Muktazilah) tersebut. Disamping Monumen, Al-Khawarizmi juga diabadikan dalam bentuk perangko oleh negara Komunis-Uni Soviet tahun 1983. 

Pada Masa Dinasti Abbasiyah, Al-Khawarizni merupakan salah satu Ilmuan paling utama dari " House Of Wisdom" di Lingkungan Sultan Al-Ma'mum. Pada Masa Al-Ma'mum, Al-Khawarizmi menyelesaikan banyak persoalan matematika, membuat Atlas geografi Dunia, menyempurnakan perhitungan astronomi. Tugas tersebut diselesaikan Al-Khawarizmi dengan sangat tekun dengan mengambil inspirasi dari peradaban yunani, Cina sampai india. 

Al-Ma'mum adalah Sultan yang dikenal sebagai penganut Paham Mu'tazilah dan teramat menyukai Ilmu Pengetahuan, seni dan Teknologi. Muktazilah merupakan aliran Dalam Islam, yang dikenal sangat Progresif dan banyak menggunakan atau Mempotensikan logika dalam beragama. 

Dalam sejarah Islam, Sultan Al-Ma'mum pernah mengekuarkan pernyatan yang sangat terkenal, yang Hingga Hari ini, Masih Sering Dikutip : Tinta Seorang Ilmuan, Derajatnya lebih Tinggi dari Darah Seorang Jihadi".

Referensi : Mohammad Amien (11/9/2014); Ira M. Lapidus (1998). 


*Pustaka Hayat
*Rst
*Samar Cakrawala
*Pejalan Sunyi
*Nalarpinggiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar