Mengenai Saya

Kamis, 27 Juli 2023

SIKLUS PERUBAHAN SEJARAH DAN AL QUR'AN SEBAGAI PETUNJUK ARAH YANG SELALU RELEVAN

Salah satu hakikat silaturahmi adalah kita menyambung hati, sebelum menyambung pikiran. Sebab, dengan menyambung hati, pikiran lebih mudah tersambung. Acap kali, hati yang tidak tersambung, pikiran yang sama pun tampak berbeda. Olehnya, saya ingin mengatakan, "Inni Uhibbukum fillah". Semoga Allah mencatat Cinta kita ini, sebagai salah satu sebab kelak Allah memasukkan kita ke surganya.

Hari ini adalah hari baik bagi kita untuk kembali mencari inspirasi di dalam Al Qur'an, agar kita mampu menghadirkan Al Qur'an di dalam kehidupan sehari -hari kita, baik dalam kehidupan pribadi, Keluarga, organisasi, bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, di situlah sejatinya makna Al Qur'an sebagai "Hudan linnas - Rote Maap - alat baca" terhadap situasi dan peristiwa yang kita hadapi. Menjadi sumber inspirasi untuk menemukan solusi dari masalah - masalah yang kita hadapi.

Saya ingin merefleksikan kepada kita satu momen di dalam Al Qur'an yang turun di saat kaum muslimin dalam kesulitan, yaitu ketika Kaum Muslim mengalami kekalahan dalam perang Uhud.

Perang Uhud adalah perang besar kedua yang terjadi setelah perang Badr. Kemenangan di perang badar membuat Kaum Muslimin memiliki Rasa percaya diri yang jauh lebih besar dan dengan rasa percaya diri itulah mereka masuk ke dalam perang Uhud. Tetapi, kaum muslimin kalah dalam perang Uhud, pertanyaan besarnya bukan mengapa mereka kalah dalam perang Uhud?. Karena orang juga tahu, bahwa dalam perang ada peristiwa Menang dan kalah.

Sesuatu yang membuat kaum muslim susah menerima kekalahan waktu itu adalah fakta bahwa pasukan kaum muslimin di Pimpin lansung oleh Rosulullah SAW. Apa mungkin, pasukan yang di pimpin Oleh Rosulullah SAW, Kalah?. Hal ini merupakan pertanyaan yang sangat Fundamental, tidak terucap memang. Tetapi, menyentuh dasar aqidah yang sangat dalam sekali.

Beberapa abad kemudian, suatu hari terjadi perdebatan Di Byazantium antara seorang Ulama Islam, "Abu Bakar Al Baqilani" dengan para pendeta di Byinzantium, juga bersama para raja mereka. Salah satu pertanyaan mereka kepada Abu Bakar Al Baqilani adalah Apakah Nabi Muhammad SAW ikut berperang dalam Perang Uhud?. Kata Abu Bakar Al Baqilani, "Iya". Apakah Nabi Muhammad SAW menang dalam peperang?. Kata Abu Bakar Al Baqilani, "Iya". Apakah Nabi Muhammad SAW, Kalah dalam Peperangan?. Kata Abu Bakar Al Baqilani, "Iya".

Lalu, kata para pendeta, Kenapa bisa, Ada Nabi tapi kalah?.  Saya tidak mau menyampaikkan jawaban Abu Bakar Al Baqilani terhadap para pendeta. Silahkan cari sendiri. Sebab, Jawaban Abu Bakar Al Baqilani sangat luar Biasa Dahsyatnya.

Bertolak dari pertanyaan Fundamental yang saya sampaikkan diatas, sebab sesuatu yang telah tertanam dalam aqidah kita, bahwa Kehadiran Nabi, apalagi sebagai Komandan perang merupakan suatu jaminan, bahwa kaum Muslimin tidak akan kalah dalam perang. Kenyatannya kaum muslimin kalah dan yang lebih memilukan lagi, Kekalahan tersebut memakan korban yang luar biasa banyaknya, yaitu 70 orang. Diantara 70 orang tersebut adalah sahabat-sahabat yang sangat di cintai oleh Rosulullah SAW. Salah satu diantaranya adalah Hamzah Bin Abdul Muthalib, paman Rosulullah SAW. Yang membuat kita tersayat lagi adalah cara wafatnya Hamzah, yang saya kira kita semua tahu bagaimana.

Coba kita tengok ke dalam Al Qur'an. Bagaimana Al Qur'an turun setelah kekalahan Kaum muslimin di perang Uhud. Apa pesan Al Qur' an terhadap pasukan yang baru saja kalah dalam perang. Dalam Surat Ali Imron, ada sekitaran 80 an ayat yang turun khusus setelah perang Uhud. Diantara ayat-ayat tersebut, kata Kunci yang di ajarkan Allah kepada Kaum Muslimin yang baru saja menelan kekalahan adalah "Qod Kholad ming qoblikum Sunanun fa asiru fil ardh fanzuru kaifa kana aqibatul mukazzibin  - telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnahku (aturan atau kaidah). Maka berjalan kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan Rosul-Rosul ".

"Haazaa bayaanul lin-naasi wa hudaw wa mau'izhotul lil-muttaqiin - Inilah (Al-Qur'an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa".

Perhatikan kalimatnya, Allah menggunakan, "Hazaa baayanul linnas - penjelasan untuk semua manusia". Tetapi, sesudahnya Allah mengatakan, "wa hudaw wa mau'izhotul lil muttaqin - petunjuk dan nasehat bagi orang yang bertaqwa". Artinya yang bisa mengkapitalisasi penjelasan ini menjadi sumber nasehat dan petunjuk dalam mengelola kehidupan sesudahnya adalah orang yang bertaqwa.

Selanjutnya Allah mengatakan, "Wa laa tahinuu wa laa tahzanuu wa angtumul-a'launa ing kungtum mu-miniin - Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman".

Lalu, Allah mempertegas dengan mengatakan, "iy yamsaskum qor-hung fa qod massal-qouma qor-hum misluh, wa tilkal-ayyaamu nudaawiluhaa bainan-naas, wa liya'lamallohullaziina aamanuu wa yattakhiza mingkum syuhadaaa, wallohu laa yuhibbuzh-zhoolimiin - Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim".

Kata Kuncinya ialah "attada'ul - di Pergilirkan". Allah menggilir hari-hari kemenangan dan kekalahn kepada ummat manusia. Hal Itulah yang di sebut kaidah atau dalam Filsafat sejarah di sebut, attada'ul Khobari - Pergantian peradaban.

Artinya, pasukan muslimun yang baru saja kalah, tentu mengalami Goncangan emosi yang sangat dahsyat di dalam dirinya. Apa yang di butuhkan dari pasukan yang mengalami goncangan batin yang sangat dahsyat tersebut, jika sampai kehilangan kepercayaan diri. sebab, Kekalahan  tersebut di telan bersama dengan Nabi. Bersama Nabi Pun mereka kalah, apalagi tidak bersama Nabi.

Ternyata Al Qur'an mengajarkan satu pelajaran besar dalam kehidupan pasukan Muslimin yang baru saja kalah, bahwa peristiwa menang dan kalah merupakan peristiwa biasa saja dalam sejarah manusia. Sunnatullah - bahagian dari hukum Allah kepada ummat manusia. Kita berhadapan dengan Hukum kemenangan dan kekalahan atau hukum pergantian peradaban.

Sebenarnya yang penting bukanlah persoalan sunnah - Kaidah Ini. Tetapi, bagaimana kita berinteraksi dengan kaidah - sunnah ini atau hukum-hukum yang mengatur proses pergantian peradaban. Hukum-hukum yang mengatur kemenangan dan kekalahan. Artinya, pasukan yang baru saja kalah, di kembalikan Rasionalitasnya oleh Allah SWT. Agar mereka keluar dari peristiwa kecil yang bernama perang Uhud dan masuk ke dalam hukum-hukum yang mengatur jalannya sejarah. Dari mikro ke makro.

Menarik spektrum mikro ke makro - persoalan kecil menjadi persoalan besar. Allah punya tujuan yang lain dalam hal meningkatkan kualitas pasukan yang baru saja kalah, yaitu perintah Allah, "Fassiiru fil ardh fanzuru - berjalanlah kalian di muka bumi". Apa artinya berjalan di muka bumi (rumah, ruang, space). Maksudnya keluar dari Kota kecil bernama Madinah - Mikro - Spekturum yang  kecil menuju spektrum ruang atau Rumah Yang lebih besar, serta "Fangzuruhu" - perhatikanlah atau Observasi.

Kelak, dalam sejarah ilmu pengetahuan, kita akan mengetahui bahwa Ummat Islamlah yang pertama kali menggunakan metode Eksperimen. Ayat Inilah yang mengajarkan kita untuk melakukan Penelitian.

Pasukan yang kalah dalam perang uhud  di bangun mentalitasnya dengan mengubah Maindshet mereka. Memperkenalkan kepada mereka satu metode yang bernama Al aqliyah tajdidyah - Paradigma atau Maindshet Ekspremintal, bahwa peristiwa menang dan kalah adalah objek yang bisa di pelajari. Kemenangan itu ada syarat-syaratnya dan kekalahan itu ada sebab-sebanya.

Jika peristiwa memang dan kalah kita tarik kepada Spektrum yang lebih besar, yaitu peradaban. Kebangkitan Peradaban punya syarat-syarat dan keruntuhannya punya sebab-sebabnya. Ketika Allah mengatakan, "Fangzuruhu" - lihatlah. Lantas apa yang di lihat?. Hal itu menunjukkan pada waktu. Waktu itu ada tiga, Masa lalu, hari ini dan masa depan. Ketika Allah mengatakan, "Fassiru fil ard" - hal itu menunjukkan Ruang.

Begitu Allah SWT memperkenalkan metode Eksperimen ini, sesungguhnya Allah ingin menciptakan keseimbangan di dalam diri kaum muslimin, bahwa kepercayaan atau aqidah kita kepada Allah, Nabi, Takdir, dsb harus di integrasi dengan realitas kehidupan manusia. Ihwal itulah, pengalaman hidup manusia merupakan objek pembelajaran, karena ia adalah objek pembelajaran. Maka ia adalah sesuatu yang terbuka untuk di pelajari.

Saya berimajinasi, andaikkan saya ada diantara prajurit-prajurit pasukan Uhud tersebut dan mendengarkan ayat itu turun, setelah kita kalah. Apa yang kita bayangkan?. Hal ini bukanlah hiburan kepada pasukan yang kalah. Tetapi, begitulah cara Allah mentarbiyah Hambanya, di bawah ke dalam spektrum yang lebih luas.

Seperti ketika Kaum muslimin ada dalam perang Khandaq, dalam Posisi terkepung oleh pasukan Musuh. Justru, Rosulullah SAW berbicara tentang pembebasan Konstantinopel, Yaman, Persi dan menyebutkan semua negara yang akan di bebaskan. Tujuannya, agar kepungan fisik tidak sampai mengepung Jiwa Kaum Muslimin. Sebab, Jiwa kita harus berada dalam Spektrum yang lebih luas, sekalipun fisik kita terkepung dan dengan begitu kita memandang kepungan yang ada di sekitar kita menjadi masalah yang kecil.

Kesadaran eksperimen atas kekalahan di perang Uhud, ternyata Rosulullah SAW bukankah jaminan atas kemenangan. Sebab, kemenangan ada syarat-syaratnya. Jika kita memenuhi syaratnya maka kita akan menang. Kekalahan pun demikian, Selalu ada sebab-sebabnya. Jika sebab - sebab itu terdapat pada diri kita, siapapun orang sholeh bersama dengan kita, pasti kita kalah.

Kesadaran ekperimen inilah kelak, kaum muslimin mentransformasi besar dalam sejarah sains dari warisan Metafisika Yunani kepada Metode Eksperimen yang di kembangkan oleh Islam.

Setelah kita ketahui istilah metode eksperimen, coba kita melihat ayat ini lebih ke dalam. Karena kemenangan dan kekalahan dalam pertempuran atau kebangkitan dan keruntuhan dalam peradaban adalah sunnatullah yang di tetapkan oleh Allah SWT. Selanjutnya kita mengenal satu teori dalam Ilmu sejarah, lalu ilmu tersebut juga di pakai atau di kembangkan dalam Ilmu ekonomi, ilmu politik dan ilmu sosiologi. Di dalam sejarah di kenal dengan terma Filsafat sejarah, yaitu teori kebangkitan dan keruntuhan. Di dalam sejarah manusia Kebangkitan dan keruntuhan adalah fenomena yang menimpa semua peradaban. Baik peradaban islam maupun non islam. Baik Peradaban yang di bangun oleh agama, maupun peradaban yang di bangun oleh Matrealisme.

Dari Teori Tentang kebangkitan dan keruntuhan inilah sehingga kita mengenal teori siklus perubahan. Dari teori ini juga orang memperkenalkan satu kaidah, bahwa sejarah selalu terulang atau sejarah mengulangi dirinya sendiri. Ibnu Khaldun adalah Tokoh yang pertama kali memperkenalkan Gagasan ini dan di cangkoklah pikirannya oleh ilmuan-ilmuan barat setelah itu. 

Selain itu, siklus Perubaha ini juga masuk ke dalam Pembahasan Ilmu Politik, Ilmu sosiologi dan Ilmu Ekonomi. Dalam Ilmu ekonomi misalnya, salah satu teori gelombang Qodratif, gejala ekonomi mengikuti siklus perubahan - Ada Ekspansi, booming, resesi, depresi dan Improvment kembali. Teori ini di perkenalkan oleh Nikolai Qodratif dari Rusia.

Siklus perubahan ini berguna bagi kita, paling tidak untuk tiga hal. Pertama, Sebagai alat untuk menafsir sejarah. Kedua, sebagai alat untuk memproyeksi masa depan. Ketiga, sebagai alat untuk menentukan intervensi terhadap sejarah.

Saya ingin menguderline poin kedua dan ketiga. Jika kita menyadari bahwa Trend sejarah ketika menurun. Pada dasarnya, kita bisa mengintervensinya dan membuatnya tidak menurun. Begitupun jika ia sudah terlanjur turun, kita juga bisa mengintervensinya dan membuatnya naik kembali. Itulah sebabnya, Allah mengajarkan Hukum ini sejak awal. Karena Allah melatakkannya sebagai sesuatu yang bisa di pelajari dan di intervensi.

Apa yang membuat kita kalah pada suatu pertempuran, jika kita hindari. Maka, kita akan menang di pertempuran lainnya. Ihwal itulah, setelah kekalahan di perang Uhud dalam masa Rosulullah SAW, setekah itu, Kaum muslimin hanya kalah sekali lagi, yaitu dalam perang Hunain.

Begitu kalah Di perang Hunain Kaum Muslimin mendapatkan lagi satu pelajaran baru dari Allah SWT, " Laqad nasarakumullahu fi mawaṭina kasiratiw wa yauma ḥunainin iz a'jabatkum kasratukum fa lam tugni 'angkum syai`aw wa daqat 'alaikumul-ardu bima raḥubat summa wallaitum mudbirin - Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.

Hal ini bahagian dari teori yang lain, yang mesti kita hadapi, yaitu jumlah sedikit dan Jumlah banyak. Kekuatan kuantitatif atau kekuatan kualitatif dalam pandangan Al Qur'an.

Artinya Al Qur'an mengajarkan ummat yang kalah, menjadi rasional. Bukan bersedih dan menangis. Tetapi, berpikir.

Jika kita ingin mengintervensi jalannya sejarah, maka kita perlu mengetahui syarat-syarat untuk mengintervensinya. Jika siklus peradabannya naik, bagaimana cara kita membawahnya lebih cepat. Jika turun, bagaimana caranya kita, agar di cegah turun dan grafiknya di bikin naik kembali. Dengan pemahaman seperti ini, kita akan melihat bahwa sejarah merupakan suatu proses yang sangat dinamis.

Kata kunci yang harus kita garis bawahi adalah Intervensi sejarah - Al Fi'lun tarihi.

Jika ada gelombang naik dan turun. Semua peristiwa siklus berjalan dalam suatu ukuran waktu tertentu. Berapa lama waktu untuk orang naik dan berapa lama waktu untuk turun, serta berapa lama waktu untuk naik kembali. Rosulullah SAW mengatakan, "Al khilafatuh fi ummati tsalasuna fi sana' - Khilafah sesudahku, 30 tahun".

Saat Rosulullah SAW menyampaikan hadist ini, sesuatu itu belum terjadi. Artinya, Rosulullah SAW menganalisis atau Meramal peristiwa - memproyeksikan sesuatu yang akan datang. Faktanya jika kita menghitung seluruh masa pemerintahan, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali, Pas 30 Tahun. Nah, Hadist ini adalah salah satu Ramalan atau Analisis Rosul yang sudah terbukti. Tetapi, mengapa Rosulullah SAW menentukan 30 tahun, apa arti 30 tahun?.

Angka 30 tahun memiliki arti, sebagai salah satu siklus perubahan. Kalau kita tarik lebih jauh, 30 tahun masa Khulafaurrasyidin di tambah dengan masa Nubuwah 23 Tahun, maka Jumlahnya 53 tahun fase naik. Sedangkan masa yang terjadi setelah masa 53 tahun ini, kata Rosulullah, "Tsumma Yakunu Mulkan - kerajaan". Makanya, kita sepakat menyebut Abu bakar, Umar, Utsman dan Ali sebagai Khlafaurrasyidin dan kita tidak menyebut masa setelahnya sebagai Khulafaurrasyidin. Karena hanya 30 tahun saja khilafah yang bisa mempertahankan Nilai-nilai Nubuwah yang tinggi.

Kalau kita spesifikasi lebih dalam lagi, dari 30 tahun masa KhulafaurRasyidin, hanya 20 tahun saja masa damai. 10 tahun terakhir isinya Konflik, 5 tahun di akhir masa Utsman dan 5 tahun seutuhnya di Masa Ali. Artinya, berdasarkan siklus perubahan yang di kabarkan sejarah tersebut, Mute kebangkitan maksimal 30 tahun saja.

Tetapi di Hadist lain Rosulullah SAW Juga memperkenalkan, "innallahu yab'a atsu li hadzihil ummah ala ro'syi kullim ri'ati sana' man yujaddidu amra dinihi - pembaharuan di dalam tubuh ummat ini akan selalu terjadi Per 100 tahun".

Artinya siklus perubahan berdasarkan Hadist Rosulullah SAW ada per 30 tahun dan per 100 tahun. Semakin besar siklusnya, semakin besar skala perubahannya. Semakin kecil siklusnya semakin kecil skala perubahannya.

Siklus mengikut kepada besaran tahun. Siklus 100 tahun adalah siklus besar dalam agama. Rosulullah SAW mengatakan, "Allah akan membangkitakan pada setiap 100 tahun nanti, orang yang akan memperbaharui ajaran agama". 

Mengapa siklus atau pembaharuan dalam agama itu 100 tahun?. Kalau kita melihat "Ibnu Khaldun" membuat penjelasan tentang generasi-generasi. Berapa tahun kah umur satu generasi?. Sebagaimana Rosulullah SAW mengatakan di hadist lain diatas, "Al Khilafatu fi ummati tsalasuna aman - Khilafah dalam tubuh ummatku, hanya 30 tahun". 

Artinya siklus rezim dalam skala kecil, rata-rata 30 tahun. Tetapi, dalam skala yang lebih besar (peradaban) atau pembaharuan agama rata-rata 100 tahun. Kalau kita ambil siklus 100 tahun, misalnya. Artinya kita menjadikan 100 tahun setelah kita bangkit, grafik kita dalam sejarah naik. Angka 100 tahun, kira- kira di pikul oleh 3 generasi. 

Demikianlah, Dalam Islam ada Istilah tentang siklus sejarah atau sejarah memiliki siklus. Al - Qur'an menyebutkan, "wa tilkal ayyamu nuda wiluha bainannass - itulah hari hari kemenangan dan kekalahan yang kami pergilirkan diatara manusia".

Sekarang, kalau kita hendak membaca sejarah - sejarah Ummat, Sejarah Islam, sejarah komunitas, sejarah organisasi, termasuk kita sendiri. Salah satunya kita bisa menggunakan alat baca tentang teori siklus.

Ketika kaum muslimin sedang berada di puncak di masa Khulafaurrasyidin, mereka ingin mempertahankan nilai yang tertinggi. Tetapi, generasi setelahnya tidak sanggup mempertahankannya, maka Grafiknya turun. Kalau kita lihat empat KhulafaurRasyidin ini, garis kepribadian mereka berbeda. Tetapi, bisa kita kategorikan ;  Abu Bakar dan Utsman lebih dekat. Umar dan Ali lebih dekat. Mengapa orang memilih Utsman setelah Umar, bukan Ali. Padahal garis Kepribadian Umar lebih dekat kepada Ali?. Karena orang tidak kuat dengan Standar kepemimpinan Umar. Makanya, begitu terjadi kekacauan di Masa Utsman, orang kembali kepada Jenis kepemimpinan seperti Umar, Yaitu Ali. Tetapi, kekacauannya sudah tidak bisa terkendali sama sekali.

Di tengah kekacauan dan fitnah seperti itu, apa yang akan kita lakukan?. Bertolak dari sikap Sayidina Ali, Beliau Tetap Menjadi Benar. Sekalipun Kalah.

Lantas apa tafsir bagi peristiwa setelahnya, mengapa kita berubah dari Khilafah menjadi Kerajaan?. Karena Nilai-nilai yang terdapat pada Khilafah tersebut, tidak bisa di pertahankan oleh generasi setelahnya. Oleh karena itu, teori Mute inilah adalah salah satu teori yang terdapat dalam Ilmu politik yang terkait dengan siklus menang dan kalah dalam sebuah prosesi.

Teori tentang Mute orang antara publik propuse atau Publik Interest dengan Private interest, seperti yang terjadi pada kasus Amerika itu tinggi mutenya. Jika sewaktu-waktu mute orang lebih kepada publik interest, maka orang akan mencari pemimpin yang mewakili itu. Kalau kelak orang lebih suka kepada Private interest, orang akan mencari pemimpin yang mewakili itu. Makanya, proses pemilihan selamanya IRASIONAL. Jarang rasional. Orang kadang-kadang kinerjanya baik, tapi kita tidak suka kelakuannya, itulah yang di maksud Mute. Pernah ada satu masa mute orang terhadap agama, rendah tetiba mutenya menjadi tinggi. Demikinlah siklus perubahan dalam waktu.

Sekarang kita lihat siklus 30 tahunan dan siklus 100 tahunan, di titik inilah kita belajar, agar melakukan intervensi terhadap sejarah. Mengapa Ummat ini bisa runtuh, tapi tidak mati. Ketimbang peradaban lain yang runtuh dan hilang dari peradaban?.  Karena ada Intervensi terhadap jalannya sejarah, yang kita sebut sebagai Al Fi'liyah Tarihiyah - Efektivitas kita sebagai manusia di tentukan ketika kita bisa mengintervensi terhadap jalannya sejarah.

Tajdidi - Eksperimen adalah instrumen yang di gunakan Allah untuk mengintervensi jalannya sejarah dan merubah siklus perubahan. Menjadi Stunding Poin kepada Kaum Muslimin, ketika mereka lemah - Runtuh. Tetiba pembaharu datang dan membangkitkannya kembali. Setiap kali lemah - runtuh, ada pembaharu datang untuk membangkitkannya kembali. Hal itulah yang di sebut dengan Intervensi.

Masalahnya bagi kita, jika di kaitkan dengan Siklus perubahan waktu adalah diantara kita yang di tanya oleh Allah, mau Lahir di zaman susah atau di zaman enak?. Makanya dalam siklus sejarah, ada terminologi yang menyebutkan pemimpin yang kuat akan melahirkan zaman yang baik, sedangkan pemimpin yang lemah akan menciptakan krisis". Kita ini tidak pernah memilih di lahirkan di zaman good time atau zaman Half Time.

Kalau kita hubungankan ke dalam skala Ummat, apakah Ummat ini sedang berada di zaman Good Time atau Half Time?. Jadi takdir kita semua, hidup di zaman yang susah. 10 sampai 15 tahun yang lalu, kita jarang mendengarkan perang nuklir. Hari ini, setiap hari kita mendengarkan orang bicara kemungkinan perang nuklir - perang dunia ketiga.

Tidak ada satu negara yang di dalam negaranya tidak terjadi konflik elit. Semua negara mengalami konflik. Ummat islam juga berada dalam Situasi konflik.

Artinya, kita tidak punya pilihan untuk memilih lahir di zaman susah atau zaman enak. Sebab, lahir di zaman apapun adalah Given. Tetapi, kita punya hak intervensi. Teori siklus perubahan waktu ini adalah alat baca kita terhadap masa lalu, Masa depan dan juga alat untuk menentukan tindakan kita pada sejarah. Kalau kita meminjam teori "Toynbe", bahwa sejarah itu adalah hasil dari dinimika antara tantangan dan respon.

Demikianlah pelajaran yang di ajarkan kepada Kaum Muslimin di perang Uhud dan inilah pelajaran yang harus kita pelajari sekarang. Ketika kita hidup di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini, maka pindahkan dulu spektrum kita. Lihat peristiwa kecil dalam Kaca mata yang lebih luas. Barulah kita menentukan tindakan kecil sesudahnya dalam spektrum yang lebih kecil.

Maka dengan begitu, Al Qur'an menjadi Sumber Inspirasi hidup. Dia hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Dia memberi kita sesuatu. Kita merasakan bahwa Al Qur'an membimbing - bimbing langkah-langkah kita tentang cara-cara kita mengelola kehidupan kita. 

**

Al Qur'an di turunkan, sekian ratus tahun yang Lalu. Qalam Allah SWT yang paling Mutakhir dan menjadi Kunci segala persoalan manusia sampai akhir zaman.

Kalau kita baca satu peristiwa masuknya Umar Bin Khottab ke dalam Islam. Saat itu, dia datang hendak membunuh Rosulullah SAW. Tetapi, beliau di beritahu bahwa saudara perempuannya telah lebih dulu masuk islam. Begitu beliau sampai, beliau membaca Satu ayat yang di pegang oleh adiknya, yaitu "Toha ma anzalna qur'ana litasqo - tiadalah kami menurunkan Al Qur'an bagimu, supaya kamu menderita".

Sekalipun Umar ini adalah orang yang sangat Kejam. Tetapi, Rasional. Ayat ini menghentaknya. Cara umar dan cara Abu Bakar masuk islam sangat berbeda. Abu bakar, memang sudah lama bersahabat dengan Rosulullah SAW dan Rosulullah tidak pernah sekalipun berbohong. Artinya, Abu bakar masuk islam dengan jalan cinta. Sedangkan, Umar adalah orang yang di kenal sangat Rasional. Tetapi, begitu ia membaca ayat, Toha ma anzalna alaikal qur'ana litasqo - tidaklah kami menurunkan al qur'an kepadamu, supaya kamu menderita". Menghentak jiwa Umar. kalimat seperti ini, tidaklah mungkin turun kecuali dari Allah.

Artinya semua isi Al Qur'an yang di turunkan oleh Allah adalah seluruh hal, seluruh ajaran yang di perlukan manusia, agar kita bahagia. Jadi, jalan apa yang di butuhkan manusia agar bahagia dalam hidup yang sekarang dan kehidupan yang akan datang, itulah yang di bawa oleh Al Qur'an.

Nah, dengan pemahaman bahwa Al Qur'an ini turun untuk maslahat manusia, untuk kepentingan manusia. Bukan untuk kepentingan Allah, bukan untuk kepentingan Malaikat. Untuk kepentingan manusia, agar kita bahagia. Makanya Allah SWT mengatakan dalam ayat yang lain, " inna hadzal qur'ana yahdi lillaatihi aqrom - sesungguhnya Al qur'an memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus".

Kita ambil pemahaman yang lebih menyeluruh, Al Qur'an di mulai dengan perintah membaca, " iqro bissmirobbikaladzi kholaq" dan di akhiri dengan ayat, "al yauma akmaltu lakum dinakum wats mamtu alaikum nikmati roditu lakum islamadina - hari ini telah ku sempurnakan agamamu, ku cukupkan juga nikmatmu dan aku ridho islam sebagai agama yang mulia". Di mulai dengan perintah membaca, di tutup dengan berita penyempurnaan, bahwa sebagai teks Al Qur'an telah sempurna dan tidak ada lagi teks yang turun sesudahnya.

Mengapa di mulai dengan perintah membaca?. Supaya sebelum Allah SWT membuka Hakikat-hakikat yang lainnya, manusia terlebih dahulu membuka alam pikirannya. Perintah membaca di berikan kepada Nabi yang buta Huruf, di turunkan kepada Ummat yang juga buta huruf. Bura huruf itu bukan soal tidak cerdas dan cerdas.

Perintah membaca dan Di dahului dengan masa khalwat selama 3 tahun sebelum wahyu ini di turunkan, orang-orang Quraisy atau orang - orang arab yang sebahagian besar pekerjannya adalah pengembala kambing dan pedagang yang buta Huruf, di buka terlebih dahulu alam pikirannya, agar mereka mempertanyakan kembali segala hal yang selama ini mereka anggap sebagai peristiwa biasa saja. Seperti, ada siang dan ada malam atau fenomena alam. Lalu, Al Qur'an membuka Fenomena sosial dimana mereka berada, kenapa ada orang yang menjadi budak?. Mengapa ada tirani sosial?. Mengapa ada tirani politik?. Mengapa ada Tirani Ekonomi?. Semua fenomena ini mesti di baca ulang, sebagaimana kita membaca ulang fenomena alam.

Begitu alam pikiran terbuka, barulah Allah SWT mengisi dan memberikan petunjuk. Ihwal itulah Al qur'an tidak di turunkan sekaligus. Tetapi, di turunkan secara bertahap. Agar, setiap Al Qur'an itu turun, ada relevansinya dengan realitas - kenyataan hidup kita.

Kita akan bertemu dengan satu fakta lain. Jika Al qur'an adalah kitab suci terakhir dan Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir. Bagaimana kita memastikan bahwa kitab ini akan selalu relevan atau bisa di pergunakan di sepanjang zaman sesudahnya?. Sejak Teks ini berhenti di turunkan 1500 tahun lalu, tetapi dalam waktu yang bersamaan di rentan waktu sampai dengan detik ini, manusia terus menerus berubah, pola hidup manusia berubah, tingkah laku dan cara hidupnya pun berubah, dengan berbagai macam kompleksitasnya. Artinya, Al Qur'an harus terus menerus relevan sepanjang hidup manusia sampai dunia ini kiamat.

Jika Al qur'an relevan dengan situasi dan perkembangan hari ini, bagaimanakah kitab ini memastikannya?. Itulah yang di maksud oleh para Ulama kita sebagai, "annususu mutanahiya wal baqo'i  ghoiru mutanahiyah - teks ini terbatas, berhenti di sini. Sementara realitas hidup manusia tidak terbatas (terus menerus berubah dan berkembang)".

Misalnya, dulu orang hidup sangat bergantung pada berburu dan bertani. Kemudian, fase industri setelah di temukannya mesin uap dan sekarang kita memasuki zaman informasi - Era digital, dst. Kelak kita tidak akan tahu apa yang akan kita hadapi. Sistem pemerintahan pun demikian, ia terus berubah dan berkembang.

Kita akan melihat, bahwa Al Qur'an akan memberikan penjelasan yang detail, apabila masalah yang kita hadapi tidak terlalu terpengaruh dengan perubahan ruang dan waktu, misalnya salah satu ayat yang sangat detail dalam Al Qur'an adalah ayat tentang Waris. Karena struktur keluarga manusia, tidak akan berubah atau sama saja. Ataukah penjelasan tentang hakikat-hakikat kehidupan setelah kematian, hal ini juga Al Qur'an sangat detail sekali. Sebab, bagaimanapun perubahan ruang dan waktu, tidak akan mengubah hakikat kehidupan setelah kematian.

Tetapi, semakin Terpengaruh ayat Al qur'an dengan ruang dan waktu, serta situasi manusia. Maka, semakin umum penjelasan Ayat dalam Al Qur'an. Sholat mislanya, kita tidak akan menemukan penjelasan yang detail terkait sholat di dalam al Qur'an. Kita hanya menemukan penjelasan detailnya di dalam Hadits. Sebab, situasi kita, kapan saja bisa berubah. Perintah sholat kepada orang yang sakit dan sehat, pasti berbeda.

Dengan seperti itu, maka teks-teks Allah bisa bertahan sampai kini. Selain itu, ayat Al Qur'an banyak berisi tentang cerita - Sejarah, yang kita bisa jadikan sebagai Inspirasi. Karena jenis - jenis peristiwa yang di ceritakan di dalam Al Qur'an, biasanya adalah jenis peristiwa yang umumnya terulang.

Misalnya, kita lihat Nabi- nabi ulul azmi, Rata-rata menghadapi penguasa yang dzolim, Tirani sosial, tirani ekonomi. Dalam Hubungan sosial dan politik manusia adalah cerita yang terulang dalam kehidupan manusia. Ihwal itulah, sehingga cerita ini terulang berkali-kali dalam Al Qur'an.

Sementara, hal-hal yang terlalu detail di dalam Al Qur'an akan di jelaskan atau di detailakan di dalam Sunnah. Tidak hanya berhenti di situ, Agar membuat Teks-teks ini bertahan, maka ada penjaganya. Penjaganya di sebut dengan para ulama. Ulama ini kerap di sebut sebagai pewaris Nabi. Para ulama ini seperti Lampu jalan yang memberikan penerangan atas jalan kita. Begitu ada perubahan situasi, sementara orang tidak begitu memahami teks di dalam Al Qur'an dan penjelasannya di dalam hadist atau mungkin tidak ada sama sekali. Hal ini yang di lakukan para ulama, mereka membuat kaidah Ushul Fiqih, kaidah fiqih. Lalu mereka menurunkannya dalam Hukum-hukum yang lebih detail.

Hanya dengan cara seperti itulah, Teks - teks tersebut bisa bertahan. Bukan karena Teks tidak bisa di ubah - terjaga keasliannya. Tetapi juga karena ada penjelasan dan ada pengawalnya - ulama.

Kalau kita di tanya tentang peristiwa-peristiwa di dalam islam, lebih banyak kita tahu penguasa atau ulama?. Secara umum, orang lebih banyak tahu, hanya peristiwa tentang penguasa. Padahal negara itu datang dan pergi, sementara Ulama terus menjadi pengawal.

Ada satu masa yang sangat gelap dalam islam, di abad ke 5, 6 dan 7 Hijriyah. Bayangkan kehidupan kaum muslimin saat itu, pemerintahan abbasiyah - Khalifahnya lemah semua, sementara ada musuh dari timur Bernama Mongol dan dari barat yaitu Tentara Salib, serta dari dalam ada Aliran kebatinan yang luar biasa menguasainya. Tetapi, saat fase itu berlansung, banyak bermunculan Ulama pembaharu, salah satunya adalah Imam Al Ghazali.

Al ghazali bahkan menulis 2 buku yang di tujukan kepada dua penguasa. Satu buku di tulis berjudul, Nasihatul muluk - Nasehat untuk Raja, yang ia tulis untuk Muhammad bin malik syah - Salah satu Sultan dari Dinasti Bani Seljuk dan satunya berjudul Fadhoi'ul bathiniyah - Kerusakan aliran kebatinan, yang di tujukan untuk membela salah satu Khalifah Abbasiyah, Yaitu Al Muztazhir.

Imam Al Ghazali yang kita kenal sebagai seorang Sufi, ternyata ada di pusaran Politik dan menjelaskan makna-makna yang harus di jelaskan kepada ummat, agar ummat tidak tersesat. Artinya Ulama adalah menara yang memberikan petunjuk sepanjang jalan. Sehingga kehadiran dan kemunculan ulama yang jujur dan dalam ilmunya dari waktu ke waktu. Begitulah cara Allah menjamin, agar kitab sucinya selamanya bisa di jelaskan relevensinya. 

Sebahagian besar ajaran yang di bawa Al Qur'an, sebenarnya tidak membutuhkan banyak Instrumen untuk melaksanakannya dan hal itu menjadi salah satu sebab mengapa ajaran ini akan terus menerus abadi. Waktu Rosulullah SAW mengatakan, "la yablughanna hadza dinu ma ballagha laylu wan nahar - agama ini akan sampai kepada seluruh manusia, dimanapun dia berada, sepanjang siang dan malam menjangkau mereka".

Sekarang kita coba bayangkan, Di zaman Nabi waktu Haji wada', kira-kira yang ikut hanya kisaran 100 sampai 125 ribu, di dalam riwayat. Sekarang, ada 2 Milyar Ummat Islam dan agama ini tumbuh, Ada negara yang mengawalnya atau tidak, akan terus tumbuh dan tidak akan pernah berhenti. Karena sebahagian besar ajarannya bisa di terapkan tanpa negara, seperti kita bisa sholat dan Puasa tanpa negara.

Di negara-negara yang kadang-kadang anti islam, pemeluk islam mulai bertumbuh secara eksponen dan di Analisis akan menjadi agama masa depan yang dominan. Mengapa?. Karena Fleksibilitas atau kelenturan ajarannya sehingga membuatnya bisa menembus Zaman. Agama ini memberikan kita Guiden - Tuntunan. Tetapi agama ini juga memahami situasi-situasi yang terjadi dari waktu ke waktu.

Misalnya, dalam Cara Sholat, betapa Fleksibelnya Islam ini. Orang kalau dalam perjalanan, repotnya bukan main untuk melaksanakan sholat, jika tidak ada altenatif untuk men-Jama' dan meng-Qashar. Orang kalau sakit dalam sholat berdiri, islam memberikan Alternatif agar melaksanakan sholat secara duduk. tidak bisa duduk, Sambil tidur. Tidak bisa dalam posisi tidur, laksanakan dengan Isyarat, dsb.

Saya pikir, kalau kita memahami Al Qur'an dengan Perspektif seperti ini. Saya percaya bahwa Jaminan Allah SWT untuk menjadikan agama ini hadir sampai hari kiamat. Hal itu di sebabkan karena sifat dasar dari ajarannya yang menembus ruang dan waktu.

Di situlah juga perlunya kita membaca Al Qur'an sebagai sumber inspirasi kembali. Sebab, kita akan menghadapi banyak Femomena dalam hidup, yang ketika kita baca teks Al Qur'an, kita akan ketemu solusinya. 


* Pustaka Hayat

* Pejalan Sunyi

* Rst

* Nalar Pinggiran

PANDEMI SEX DAN PORNOGRAFI

Seks pada dasarnya adalah Fitra manusia yang di anugerahkan Allah kepada Manusia. Tetapi, Sex punya batasan yang diatur oleh agama dan Hukum.

Dalam agama yang saya Yakini, Sex itu niscaya di lakukan dengan pasangan yang sah, Dengan lawan jenis dan Menjauhi Zina. Sedangkan, UU tentang Pornogragi dan zina bebas di buat pada tahun 1918. Ketika Nenek kita semua masih pergi Hutan, membelahnya menjadi Kayu bakar. Lalu, bergerak ke arah orang menggunakan Kompor, dengan sumbu 10 dan 18. Kemudian bergerak lagi orang menggunakan Kompos Gas. Hari ini orang sudah menggunakan Micro wife.

Saya Ingin menguraikkan Perjalanan zina sebagai sebuah Pandemi life sytle. Artinya, kita telah menjalani peralihan era dari Agrikultur ke industri. Industri ke Teknologi. Lalu, orang-orang tua di serap penuh oleh dunia kerja dan dalam waktu yang bersamaan Kita menjadi Sub Kontraktor - Mensubkontrakkan anak kita kedalam pengasuhan orang lain. Belum selesai kita dengan kesalahan model pengasuhan. Kita di terpa lagi dengan Perkembangan Jejaring Komunikasi - Handphone dan Internet. Kita telah berada di era Digital, apa kabar semua itu terhadap diri kita dan keluarga kita?.

Penyebab utama Sex bebas atau Zina, ada dua yaitu kesalahan pengasuhan dan Pornografi, sebagai dampak Paling Fundamental dari Era Digital. Berdasarkan, pengkajian seorang Psikolog - Elly Risman menemukan bahwa mudahnya pandemi Zina ini terjadi, karena kurang kokohnya 7 pilar pengasuhan.

Pertama, kurang siapnya orang tua menjadi orang tua. Anak di siapkan menjadi seorang Saintis, menjadi seorang Enterprenuer, dsb. Tetapi, anak tidak pernah di siapkan menjadi seorang Suami atau seorang Istri. Menjadi seorang ayah dan Ibu. Jadi, pada dasarnya Kita (orang tua) tidak siap untuk mengasuh anak-anak kita.

Kedua, parenting - kebayakan kita terjebak di zaman agrikultural. Zaman di mana ayah pergi mencari rezeki dan ibu mengasuh anak. Padahal, ayah dan Ibu hari ini telah di serap ke dalam dunia kerja. Berdasarkan riset, ayah - lelaki sangat jarang terlibat dalam pengasuhan.

Ketiga, pasangan Muda tidak punya Visi dalam merumuskan tujuan pengasuhan, akhirnya tidak ada yang di sepakati kemana arahnya pengasuhan di lakukan. Bermain sepak bola saja, punya Tujuan. Masa mengasuh anak tidak punya Tujuan.

Keempat, komunikasi kita yang sangat buruk. Penelitian Ibu Elly Risman selama 20 tahun tentang pola komunikasi terhadap anak.

Kelima, kita terlalu tergesa-gesa dan terlalu sibuk. Sehingga kita tidak menyiapkan atau tidak mengajarkan anak kita tentang pemahaman dasar agama. Kita eksport tanggung jawab pendidikan dasar agama anak kita ke sekolah, sehingga kita alpa mendidiknya. Satu yang paling alpa dari kita di era digital ini adalah ketika di Rumah terdapat Wifi, Tv berbayar, Hp di tangan, games tersedia - Kita lupa mengatakan, "Nak, Tolong Tahan Pandanganmu dan tolong jaga Kemaluanmu". Kita Lupa, sehingga anak kita berselancar di dunia maya tiada bertepi, 24 jam sehari, 10 ribu modal Kuota.

Keenam, Kita tidak menyiapkan anak kita menjadi Balig - Dewasa. Kita justru sibuk mengejar sekolah mana, Pekerjaan Rumah mana, Les Mana. Anak kita tetiba tumbuh menjadi Besar. Testosteronnya bergerak 20 kali lebih cepat dari biasanya, perilaku seksualnya aktif. Kita lupa menyiapkan Fase Balig - Dewasanya.

Ketujuh, kapan kita menyiapkan anak kita menjadi bijak berteknologi sementara percepatan teknologi semakin pesat dan cepat.

Dari Tuju poin ini, saya hanya hendak mengunderline poin Komunikasi. Berdasarkan riset Selama Belasan Tahun seorang Psikologi, orang tua terlalu tergesa-gesa berkomunikasi bahkan Nyaris tidak pernah berkomunikasi. Jadi, kita tidak kenal siapa diri kita. Bagaimana mungkin kita akan mengenal anak kita satu-satunya. Iya, kalau satu, kalau dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Kita tidak pernah menyapa keunikan anak kita. Kita tidak tahu, mana yang kita penuhi kebutuhannya kah atau kemaunnya.

Lalu, tidak sempat kita membaca bahasa tubuhnya. Konon, memahami perasannya. Tidak punya waktu untuk mendengar keaktifannya. Kalau bicara, kita menggunakan 12 Gaya Populer - memerintah, menyalahkan, meremehkan, membanding-bandingkan, mencap, menasehati (jangan saat emosi bermasalah).

Akibatnya, kantong Jiwa anak kian menyusut. Andaikkan komunikasi kita, orang di sekitar anak kita tidak tergesa-gesa dan menghindari semaksimalkan mungkin untuk tidak menggunakan 12 gaya populer dalam berbicara kepada anak, serta penuh kasih sayang. Maka, kantong jiwa anak kita tebal, kuat dan kokoh. Tapi, apa boleh buat, kita berbicara tergesa-gesa, tidak perduli perasaan pada anak, bahkan berbicara dengan menggunakan 12 gaya populer. Maka, jangan heran jika jiwa anak kita keropos. Konsep dirinya menyusut, ia merasa tidak berharga di hadapan ibu dan bapaknya. Ia tidak pede. Pede bukan soal latihan naik diatas panggung. Pede adalah How do you Feel abaout your self, nun jauh disana.

Kalau konsep diri anak kita menyusut ; Saya jelek dan tidak berharga. Apakah hangat hubungan anak dan orang tuanya?. Apakah baik relasi antara anak dan orang tuanya?. Apakah jika relasi anak seperti itu, kebutuhan anak terpenuhi?. Menurut Patrick Corns, Seorang peneliti dan ahli terapi sex terkemuka di dunia, yang menulis buku tentang Out of the Shadow - meneliti 350 orang yang menderita Adiksi - Kecanduan Sex dan menghasilkan Zina.

Pengaruh keterpaparan pornografi terhadap zina. Siapa kita, anak kita dan keluarga kita yang bermata tetapi tidak berHP atau yang punya Hp tapi tidak bermata. Pastilah dia terpapar pornografi.

Penelitian tahun 2002 di temukan, 2 Km dari arah timur gedung MK, 6 orang anak SD di Johar Baru menonton Pornografi, lalu mereka Masturbasi  dan berlomba jauh pancaran maninya. Pada saat Tahun 2002, Apakah hanya anak SD saja yang menonton Pornografi - Bukankah ada anak SMP, SMA, Mahasiswa (i) juga?. Usia berapa mereka sekarang, sebab hal itu terjadi 20 Tahun yang lalu. Berarti mereka sekarang adalah pasangan Muda.

Coba kita bandingankan dari data tahun 2008 dan 2016 paparan anak pada Pornografi. Tahun 2016, dari 4.954 anak yang di kunjungi di SD - Kelas 4, 5, 6 se - Jabodetabek dan Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi, 97 % Terpapar Pornografi. Sedangkan, pada Tahun 2008 baru 66 %. Sumber darimana?. Pada tahun 2008, bersumber dari ; Komik, Filem, Tv, CD, majalah, koran. Sedangkan, pada tahun 2016 : Games, Video Clip, komik, Situs Internet, Hp, Tv Kabel.

Seorang Ahli bedah Otak Terkemuka dunia, Donald Hilton. Tahun 2009 di Auditorium depkes memaparkan dahsyatnya Kerusakan otak akibat kecanduan pornografi dan Narkoba. Ia ibarat sebuah mobil yang berjalan sangat kencang, lalu tabrakan. 

Bagian otak yang akan Rusak adalah tempat nilai dan Moral di konstruksi. Apabila moral dan Nilai telah rusak, maka iman akan runtuh. Bahagian otak inilah yang mengatur masa depan - apakah ia mau menjadi Dokter, Insiyur, polisi, Hakim, Politisi. Di bahagian otak itulah ia mengorganisasi dirinya , dia harus mengatur emosinya - kalau saya main Games terus, saya tisak bisa menunda kepuasaan, maka konsekuensinya saya tidak bisa mewujudkan masa depan. Tetapi, kerusakan otak telah merusak seluruh Fungsi tersebut. Termasuk ketakutan. Hukum apapun yang di ancamkan kepada orang yang ketakutan otak, tidak akan berpengaruh padanya.

Pornografi di lihat melalui mata, maka Pornografi disebut - Visual Crak Cocain. Begitu pun dengan Narkoba, ia masuk lewat mata. Begitu ia masuk ke mata, sementara bahagian  otak yang Memverifikasi belum berfungsi. Maka, ia lansung menuju ke otak yang mengkonstruksi perasaan - Jijik, Takut, pengen Muntah, dsb. Tapi begitu menyentuh pusat perasaan, maka Dopamin keluar. Dopamin membuat orang Fokus, Dopamin membuat orang Extacy, Dopamin membuat orang kecanduan.

Limpahan Dopamin yang terus menerus, akibat kencanduan akan mengaliri, membanjiri dan mengena Prefrontal Cortex. Maka, Prefrontal Cotex Menyusut dan Disfungsi. Jadi, jangan-jangan banyak sekali orang di sekitar Kita - anak keturanan kita, mukanya manusia. Tapi otaknya sedang beralih Fungsi menjadi otak Binatang.

Ada 5 Hormon atau yang bereproduksi pada saat seseorang menonton atau melihat pornografi. Dopamin - Fokusnya Bukan hanya saat orang Bersetubuh. Tetapi juga saat orang melihat pornografi. Maka, keluar Testosteron yang membangkitkan semangat saat bersetubuh, begitu pun saat melihat pornografi, semakin membuat orang bergairah menyaksikannya. Kemudian nort Epinepli - kita akan membakukan hal-hal yang esensial pada saat kita melakukan hubungan suami istri, begitu juga dengan orang yang melihat pornografi - ia mengingatkan orang pada detail-detail tubuh atau gambar yang mereka saksikan. Oksitoksin is born in hormon - mengikat kita sebagai suami dan istri. Mengikat juga orang yang penikmat pornografi. Lalu, serotonim - membuat kita jadi Rileks - bahagia setelah ejakulasi. Begitu dengan penikmat Pornografi. Bagi Pasangan Suami Istri adalah kebahagian. Tetapi, bagi penikmat pornografi adalah kehampaan.

Penikmat pornografi, bersetubuh dengan gambar-gambar. Neuro Comicos yang keluar di otaknya persis sama dengan yang keluar pada saat orang melakukan hubungan suami Istri.

Apa yang terjadi, berdasarkan riset yang di Kutip dari Majalah Times, ada seorang anak Muda, ia menikah. Tetapi, ia mengalami gangguan ereksi. Bahaya ini sedang melanda kita, berapa banyak anak-anak kita mengalami disfungsi ereksi. Karena yang di tuju dari Bisnis Pornografi adalah Anak Lelaki yang belum balig dan 3 S - Smart, sensitif dan spiritual rendah. Serta, BLAST - Boring, karena terlalu cepat ke sekolah. Lonly - pulang ke rumah hanya dapat kunci yang di taruh di bawah karpet atau pot bunga. AFRAID - tentang banyak hal, marah kepada orang tuanya mungkin. STRES, TIRED.

Ada proses kencanduan pornografi -  anak anak kita tidak sengaja melihatnya, dopamin berproduksi. Lalu, ia menjadi kecanduan, dia melihatnya lagi. Tapi, bukan gambar atau filem yang sama yang di lihatnya lagi, karena kebutuhannya menjadi meningkat. Terus meningkat dan Ujungnya mereka akan melakukannya.

Apa bedanya dengan Orang dewasa - apakah hanya anak - anak saja yang menjadi penikmat pornografi atau orang dewasa juga?.

Persebaran Kasus seksual di Indonesia, berdasarkan Riset ; Sex dilakukan karena Suka sama suka, tersebar di 19 Provinsi untuk Variabel anak SMP dan SMA - 70 %. Guru sebagai pelaku kejahatan seksual, sudah tersebar di 27 provinsi. Guru sebagai pelaku kejahatan seksual di sekokah, terdapat di 19 Provinsi. Kejahatan seksual pada anak SMP dan Anak SMA, 13 Provinsi. Anak SD, 13 Provinsi. Anak SD pelaku kejahatan di sekolah, 12 Provinsi. Inses, 30 provinsi - kakek memperkosa cucu, paman memperkosa keponakan, ayah memperkosa anak, kakak memperkosa adik dan kadang-kadang tidak lawan jenis, mereka sejenis. Bahkan parahnya, Ada Anak menggauli Ibunya hingga hamil dan melahirkan.

Hasil riset PBB yang di Publikasi 1 Desember 2014 - penggunaan Gejet di tangan anak kita, dimana guru mengirimkan pesan, bikin PR di situ, dia juga berkomunikasi dengan teman-temannya, melakukan semua hal di situ, akan meningkatkan kemampuan mereka Ngesex secara bebas yang orang tuanya mungkin tidak tahu. Bahkan orang tuanya mungkin tidak tahu, kalau anaknya telah kecanduan pada pornografi.

Dampak zina terhadap perkawinan keluarga. Sebetulanya hal ini sudah fenomenal dan sangat populer 15 tahun terakhir. Dulu, Sex pakai Gundik. Sekarang pakai Lakor dan Binor. Jangan-jangan mereka sudah terpapar pornografi dan Kesalaham pengasuhan, yang mempengaruhi pada kehidupannya saat ini.

Suatu saat ada Seorang anak Kawan Ibu Elyy Risman, Ia sangat Baik dan kerap Beraktivitas dengan Ibu Elly. Tidak ada Hujan dan Tidak angin, tetiba anaknya berubah dan Melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Suatu malam, ayahnya datang ke rumah Ibu Elly, dini hari. Ia datang dengan tangisan, sambil berucap bahwa Istrinya hendak bunuh diri. Mendengar hal itu, Ibu Elly Risman tekejut.

Pendek cerita Ibu Elly Risman berkata, "ada apa sama Mas?". Lalu, mengakulah ayah anak yang berubah secara drastis, bahwa pada Perjalanannya yang lalu, ia Terpeleset melakukan zina. Orang Yang Berzina, di Afrika Utara, Di china, Amerika, Kalimantan, Jakarta, Bandung, Bogor, Sulawesi, papua. Yang pertama Tahu adalah Allah. Yang kedua Tahu adalah anaknya dan istrinya bisa tahu barangkali setela suaminya Meninggal.

Ibu Elly Risman, menghadapi Kasus Psikologi sudah banyak bahkan di hampir semua kalangan. Kalau anaknya yang bermasalah, di hadapi secara Psikologis. Tetapi, tidak mampu, maka di kirimlah ke ahli lainnya. Tetapi, tak kunjung di temukan solusinya. Maka, ibu Elly Risman meminta kedua orang Tuanya, bukan salah satunya dan di tanyakan, hasil anak anda tidak ada apa-apa, sekarang Tolong sampaikkan kepada saya, siapa diantara anda yang berselingkuh?. Kalau di situ ada tangisan dan teriakan. Maka, maaf sebagai seorang Psikolog Ilmu Ibu Ely risman terbatas. Ia tidak akan bisa menolong anak anda, kalau anda tidak tobat dan berhenti melakukan Perzinahan.

Berapa banyak sekarang lakor dan binor melakukan hal itu?. Bukan hanya Gundik lagi. Ini adalah Life Style. Dari situ kita bisa Menginsyafi, mengapa anak kita menjadi anak yang nakalnya Luar biasa. Apalagi, di tambah dengan sumber rezeki yang tidak halal dan tidak baik.

Padahal cairan yang di keluarkan Allah saat seseorang bersetubuh dengan Pasangan yang sah ataukah selingkuhannya -  cairan otak yang di keluarkan Allah sama, ada dopamin, ada Testosteron, ada serotonim, dsb. Sama. Jadi terpatri pengalaman dia dengan ini dan itu. Bayangkan jika dia masuk kedalam perkawinan. Berdasarkan riset, Hormon-hormon tadi akan muncrat dengan sendirinya dan tidak bisa di kendalikan, sama persis dengan pengalaman melihat pornografi tadi. Fasofresin membuat dia menjadi File-file di otak. Semua orang yang pernah berzinah pasti paham dengan maksud saya. Bagaimana dia bisa tentram kalau bayangan perzinahannya itu menganggunya.


*Pustaka hayat

*Pejalan sunyi

*Rst

*Nalar Pinggiran













MEMBANGUN INTEGRITAS

Budaya dan Tradisi acap kali di salah pahami. Padahal, kesamaan Budaya dan tradisi adalah sebuah perilaku yang di setujui oleh komunal untuk menjadi standar kesamaan.

Sementara Perbedaannya, Tradisi di turunkan secara vertikal. Seperti, kita belajar dari bapak kita. Bapak kita belajar dari kakek kita, dst. sedangkan, Budaya transmisinya Horizontal, kita bisa belajar dari siapa saja. Seperti, Pesbuk, Tiktok dan IG itu bukan tradisi. Tetapi, budaya. Sebab, saya yakin generasi kita ini tidak ada satu pun yang memakai Pesbuk, Tiktok atau IG, belajar dari bapaknya. Justru, tak jarang bapaknya yang belajar dari anaknya.

Mungkin setelah periode kita atau setelah generasi kita, akan menjadi sebuah Tradisi, karena anak kita akan bertanya sama kita - bagaiamana cara menggunakan pesbuk, IG, Pesbuk, dst.

Integritas adalah perilaku yang sesuai dengan Nilai yang di anut oleh seseorang. Selain itu, Integritas juga Selalu lahir dari sebuah keputusan manusia.

Ada sebuah nilai atau hukum yang di anut manusia (bisa agama, bisa Hukum negara atau nilai keluarga). Lalu, nilai tersebut di gunakan untuk membedakan mana benar dan mana salah. Misalnya, Makan babi menurut ajaran Islam adalah Haram - salah. Tetapi, menururt Hukum negara, tentu tidak melanggar hukum atau salah. Artinya setiap segmen nilai yang di anut oleh seseorang, punya kriteria yang berbeda dalam membedakan mana benar dan mana salah.

Manusia mengambil atau menganut nilai. Lalu, nilai tersebut di gunakan untuk membedakan mana benar dan mana salah. Ketika manusia mampu menggunakan Nilai tersebut untuk membedakan mana benar dan mana salah. Maka hal itu menunjukkan, bahwa manusia tersebut memiliki Moralitas. Nah, Moralitas, jika di lakukan secara benar. Maka, di sebut dengan Etik.

Nilai adalah tolak Ukur. Moral adalah kemampuan kita menggunakan tolak ukur untuk membedakan mana salah dan mana benar. Etik adalah kemampuan kita mengkonsistensi tolak ukur (Nilai) untuk membedakan mana benar dan salah, Secara benar.

Koruptor, Sebenarnya tahu, bahwa perbuatan korup, kolusi dan nepotisme adalah salah. Artinya mereka memiliki moralitas, karena mereka bisa membedakan mana benar dan mana salah. Tetapi, mereka tidak punya etika, karena mereka tidak melakukan sesuatu sesuai dengan perintah moralitasnya. Makanya, para Pelaku Koruptor itu melanggar moralitasnya sendiri.

Padahal, Semakin mereka konsisten menggunakan etika, yang sesuai dengan perintah moralitasnya. Maka integritasnya semakin tinggi. Sebab, integritas adalah agregasi dari keputusan terhadap moralitas yang mereka percayai.

Keputusan melakukan sesuatu sesuai dengan tuntunan moralitas dalam jangka waktu panjang di sebut integritas. Tetapi, kuncinya manusialah yang membuat keputusan tersebut, seperti mau korupsi atau tidak. Sebab, Yang terlihat di luar adalah aksinya, sedangkan yang terjadi di dalam adalah keputusan kognisi intelektualnya.

Semua keputusan kognisi intelektual akan tergantung dengan perasannya. Misalnya, Ketika kita menembak lawan jenis (Perempuan) dan kita di terima. Secara Otomatis, Hari itu kita sangat gembira dan senang.

Di saat kita sedang bergembira dan senang, kita di Hina atau di maki-maki. Maka, Kecenderungan kita tidak akan marah. Logika kita tahu bahwa kita di hina, kita di maki-maki. tetapi perasaan kita sedang dalam gembira dan senang. Maka, keputusan logika kita menjadi berubah. Artinya, di bawah intelektual, ada yang namanya perasaan - Feeling yang kerap membuat keputusan logika kita berubah pada kejadian yang sama.

Di bawah Feeling, ada yang namanya In Emosion. Feeling dan emosi itu berbeda. Feeling yang kita pahami adalah yang kita rasakan. Sedangkan, in Emosion adalah energi yang bergerak. Energi dari mana?. dari Fisiologi manusia.

Kita merasakan ketika kita hidup, ada energi yang bergerak - jantung bergerak, nafas bergerak, ada darah yang berputar.

Di sinilah titik kita membangun budaya, bukan pada kognisi intelektual. Sebab, kognisi intelektual berada tiga tingkat diatas emosi. Emosion terdapat pada diri manusia dan terdapat pada interaksi kita pada manusia dan alam semesta.

Bagaimana membangun energi yang bergerak diantara manusia?. Salah satu contohnya, kita di suruh membangun integritas sesuai dengan semua peraturan yang ada. Tetapi, teman kita atau pimpinan kita melanggar dan tidak di hukum. Tentu, Kita tidak akan mau membangun integritas.


**

Dulu, Umar bin Khottab menjadi Hakim di masa Kepemimpinan - Khalifah Abu Bakar. Dua tahun kemudian, Umar meminta mengundurkan diri dari jabatannya. Di tanya mengapa mundur?. Umar menjawab, saya cuman terima gaji Buta dan selama dua tahun tidak ada satupun perkara yang masuk. Artinya, selama ia menjadi Hakim tidak ada kasus yang beliau tangani sehingga dia mengundurkan diri.

Hal itu terjadi, ketika jumlah orang sholeh lebih banyak dari Jumlah orang jahat di dalam sebuah society.

Kita bisa bayangkan, Kalau semua Pimpinan lembaga - lembaga peradilan di bangsa kita, ramai-ramai mengundurkan diri, karena tidak ada kasus yang masuk. Sebab, bukanlah suatu prestasi yang patut di banggakan, jika koroptur semakin banyak di tangkap. Justru, prestasi bisa di bentangkan, Jika tidak ada satupun kasus korupsi yang masuk.

Pertanyaannya, apa bedanya cara agama memberantas Korupsi dengan cara negara atau sistem memberantas korupsi?. agama masuk ke dalam kehidupan manusia sebagai individu, bukan sebagai kelompok. Ketika agama masuk ke dalam individu, agama melihat individu ini sebagai struktur yang sempurna dan dalam hubungan struktur dirinya dengan seluruh situasi di sekelilingnya. 

Hubungan manusia dengan harta adalah salah satu tema agama yang paling banyak di sebutkan dalam Al Qur'an. Tetapi, begitu kita masuk ke dalam hukum pidana dengan mengambil Hak orang lain secara tidak halal, hanya ada satu istilah yang di gunakan oleh Al Qur'an yaitu "MENCURI".

Kita seringkali mendikotomi istilahnya sesuai dengan pelakunya, kalau seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya dari kelas rakyat biasa, kita sebut dia "pencuri". Kalau dia mengambil sesuatu yang bukan haknya dengan menggunakan keahlian tangannya, kita sebut "pencopet". Kalau seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya dengan kekuatan dan senjata tajam, kita menyebutnya sebagai "perampok". Kalau seseorang yang mengambil sesuatu yang bukan haknya dari kelas Elit dan biasanya bukan orang miskin, kita menyebutnya "Koruptor".

Pekerjaannya sama, yaitu mengambil Hak orang lain secara tidak halal. Baik hak milik individu maupun milik publik - Harta negara. Tetapi, Pada dasarnya dosanya sama.

Lantas, apa yang membuat orang melakukan semua itu?. 

Dalam islam, jiwa manusia itu terhubung dengan harta secara negatif dari dua kutub. Pertama, sebelum memiliki dan kedua, setelah memiliki.

Sebelum memiliki, manusia punya karakter negatif yang bernama keserakahan, dalam Terma Al Qur'an di sebut "Tamak" - Dia ingin memiliki sebanyak-banyaknya. setelah dia memiliki, karakter negatif lainnya bernama kikir atau dalam Terma Al Qur'an di sebut Bakhil - ia Ingin memproteksi apa yang sudah dia miliki dan tidak mau membuatnya mengalir.

Artinya orang bisa mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak halal, salah satu yang mendorongnya adalah keserakahan, bukan karena ketidakcukupan. Kalau seseorang mengambil hak orang lain dengan cara yang tidak halal, karena alasan ketidakcukupan, tentu akan berbeda konsekuensi hukumnya.

Hukum mencuri di dalam ajaran islam adalah memotong tangan. Tetapi, Umar Bin Khottab pernah tidak memberlakukan Hukum potong tangan kepada seorang pencuri yang di dorong oleh motiv kelaparan. Jika demikian adanya, Maka, dia masuk ke dalam kategori hukum darurat. Artinya, sebab-sebab yang membuat dia mencuri adalah survival insting  - agar dia bertahan hidup. Bukan karena keserakahan. Maka, konsekuensi hukumnya pun akan berbeda.

Setelah dia mengumpulkan hartanya, kecenderungannya, dia tidak mau hartanya keluar atau mengalir. Coba perhatikan perilaku para koruptor, selain serakah, mereka juga semakin pelit alias Sekke alias Kikir lantang kacikoro paku jambatang. Termasuk pelit untuk dirinya sendiri, sebab mereka tidak boleh ketahuan kaya. Padahal, Dia sudah capek - capek mengumpulkan uang ratusan Milyar, tetapi laporan kekayaannya tidak sampai segitu. Sebab, harus kelihatan wajar. Lama kelamaan hartanya hanya di simpan di etalase. 

Ketika Islam datang, ia menuntun dan mendidik potensialitas negatif manusia agar tidak mengaktual dan bisa di kelola dengan baik.

Pertama, dorongan kepemilikan di akui, karena hal itu yang membuat manusia Eksis. Tetapi, manusia juga di dorong untuk memiliki sesuatu dengan cara yang halal, dalam bahasa agama di sebut Kazab. Ihwal itulah, Rosulullah mengatakan, "Ar rizku isruna baban tis'ata asyara' baban li ta'jir wa babun lissoni'i bi yadhi hi - rezeki itu datang dari 20 pintu, 19 pintu datangnya dari perdagangan dan hanya 1 pintu yang datang dari keterampilan tangan. Seperti, ASN, pekerja, Buruh, Dsb. sumber rezekinya cuman satu. Kecuali dia bekerja dan berdagang juga, maka sumber rezekinya 20.

Setelah dia mendapatkan, di perintahkan untuk bersikap dermawan. Makanya, perintah zakat di dalam Al Qur'an, Tujuan utamanya sebenarnya bukan untuk orang Miskin. Tetapi, untuk membersihkan si Pemberi zakat, "tuthohiruhum wa Tu zakkihim bi ha - agar dengan zakat, engkau membersihkan dan mensucikan jiwanya dari keserakahan dan Kikir".

Lalu, apa yang membuat orang sudah bekerja keras, tapi mau berderma dan apa yang membuat orang ketika melihat kesempatan Tetapi tidak Korupsi?. Apakah Hukum bisa menghentikan mereka?. Hukum tidak bisa menghentikan mereka. Sebab, Manusia kalau sudah jahat, dia Tahu cara mengakali hukum. Sebab, yang membuat Hukum mereka (manusia) juga. Makanya, jangan kaget kalau ada Hakim, jaksa, Polisi atau koruptor menjadi Tersangka. Sebab, manusia punya masalah yang sama di depan Harta. Tantangan kita sebagai manusia sama. Sama seperti, ketika lelaki melihat perempuan, tantangannya pasti sama, sepanjang kita manusia Normal, kita pasti tergoda. Begitu juga dengan Harta. Makanya ada partai yang membawa nama agama, tetap saja Korupsi. Bukan salah partai agamanya.

Lantas dimana letaknya hukum negara sebagai sebuah sistem?. Negara punya batas. Ihwal itulah, tugas negara yang paling utama adalah mengkondisikan orang untuk menjauh dari sifat yang telah saya sampaikkan diatas. Makanya di dalam Islam, semua Hukum pidana itu Turun, setelah 13 tahun Periode Mekkah. Bukan di awal islam datang. Tetapi, Setelah masyarakatnya baik, barulah hukum pidananya turun.

Bayangkan saja, kalau semua koruptor di bangsa kita, begitu korupsi, konsekuensinya harus di potong tangannya. Maka, lucu juga lembaga parlemen kita, sebab di isi oleh orang yang hampir separuhnya tanganya buntung. Islam juga tahu, begitu Hukum potong tangan di terapkan. Islam juga tidak menginginkan semua orang menjadi buntung tangannya. Makanya, sebelum hukumnya di berlakukan, Islam sudah memberikan edukasi, menjadi penuntun, membimbing integritas manusianya terlebih dahulu.

Instrumen untuk memperbaik dan membangun integritas masyarakat adalah Keimanan kepada Hari akhirat. Ketakutan pada Neraka dan Harapan kepada Surga, Dst. Artinya, islam datang memberikan pendidikan keimanan kepada manusia, agar menjauhi potensialitas sisi negatif yang kapan saja mengaktual.

Makanya pernah terjadi di zaman Umar Bin Khottab saat beliau menjadi Khalifah. Semua pegawai pemerintahannya telah kaya Raya. Beliau mau menuduh pegawainya Korupsi, tetapi beliau tidak memiliki bukti. Tidak ada Instrumennya. Akhirnya, Umar membuat kebijakan bahwa seluruh pegawainya agar menyerahkan 50 persen hartanya dari total hartanya kepada negara. Hampir semua pegawainya mengamuk, "Ada apa ini. Harta kita ini di dapat dari Usaha sendiri dan gaji yang kami akumulasi selama menjadi Pengawai pemerintahan. Mengapa tetiba harus di potong 50 persen". Sampai ada seorang sahabat marah, bernama Khalid bin Walid, dia mengatakan, "saya punya satu pasang sendal, satu saya berikan kepada negara dan satunya saya simpan di rumah".

Orang-orang bertanya, mengapa Khalifah mengambil kebijakan seperti itu?. Umar menjawab, saya hanya ingin kelak ketika masuk surga, bisa bersama-sama dengan kalian semuanya.

Soal sistem penerapan bagaimana memberantas perilaku korup, silahkan minta konsepsi para Ahli hukum dan Kawan-kawan yang punya Basic dasar di Hukum. Saya hanya memberikan gambaran Filosofi hukumnya, bagaimana agama dan negara menangani persoalan Korupsi ini.

Sebab, tanggung jawab kita hanyalah memberikan pendidikan karakter dan membangun intebritas kepada Masyarakat, agar hidup mereka tampak Logis. Berurut dan sistemik, karena di kelola oleh negara secara sistematis, sejak dia ada dalam kandungan sampai dia tumbuh dan besar. Sehingga kelak, ketika sampai di ujung, kita berharap suatu waktu, orang yang bekerja di lembaga peradilan sudah tidak ada job dan perkara yang masuk, akhirnya mereka mengundurkan diri semua. 


Makassar, 26 Juli 2023


* pustaka hayat
* pejalan sunyi
* Rst
* Nalar Pinggiran

Selasa, 11 Juli 2023

KEYAKINAN PEJUANG DAN PERTOLONGAN ALLAH SWT ; PERMENUNGAN

Dalam sebuah perjuangan yang panjang. Kita selalu membutuhkan sumber kekuatan. Sumber utama kekuatan kita adalah keyakinan. Keyakinan bahwa tujuan dari perjuangan kita adalah mulia. Keyakinan, bahwa jika tekad dan rencana kita yang terbaik dan di padukan dengan rencana Allah. Maka, Insya Allah kita akan sampai ke tujuan.

Acap kali kita menghadapi momen yang membuat kita seperti kehilangan keyakinan. di tengah momen seperti itulah kita perlu mengembalikan kembali sumber energi kita. sekali lagi sumber energi itu datangnya dari keyakinan kita. Sebab, Keyakinan-lah yang akan menjadi sebab, turunnya pertolongan Allah SWT, di momen-momen ketika seluruh usaha kita telah selesai.

Di titik itulah, saya teringat dengan satu Kaidah dalam Islam, bahwa "pertolongan Allah akan Turun, di batas paling ujung dari kemampuan manusiawi kita".

Belajar dari proses Hijrah Rosulullah SAW, paling tidak ada tiga momen yang Allah mengintervensi lansung perjalanan Rosulullah SAW.

PERTAMA, Pada malam ketika Rosulullah SAW memutuskan untuk berhijrah. Sebagaimana kita ketahui pada momen tersebut, para sahabat telah berhijrah terlebih dahulu secara sembunyi-sembunyi, malamnya Rosulullah SAW menyusul para sahabatnya.

Siangnya Orang - orang Quraisy memutuskan bahwa tidak ada jalan untuk memusnahkan Agama Baru (Islam), kecuali dengan membunuh Nabi yang membawa Agama ini. 

Pola seperti ini akhirnya menjadi pola umum dalam semua perjuangan. Potong kepala dari suatu struktur kekuatan ideologi, agar ideologi tersebut hilang. Begitu juga yang di lakukan oleh orang-orang Quraisy. Tetapi, sayang usaha mereka gagal. Persis setelah mereka mengambil keputusan di darun nadwa untuk membunuh Rosulullah SAW, pada saat itulah Jibril datang kepada Rosulullah SAW menyampaikan Rencana Orang Quraisy dan memerintahkan kepada Rosulullah SAW, agar segera melakukan Hijrah.

Tetapi, Kita menyaksikan Drama. Pada malam ketika Rosulullah telah memutuskan untuk Hijrah. Rumahnya telah di kepung. Rosulullah Tahu betul bahwa Rumahnya telah terkepung dan yang mengepung rumahnya adalah para pemimpin dari seluruh kabilah-kabilah Quraisy, sehingga ketika Rosulullah berhasil di bunuh, maka Bani Hasyim tidak akan balas dendam. Karena resiko akan di tanggung oleh seluruh kabilah-kabilah.

Lihat bagaimana situasi tersebut di intervensi lansung Oleh Allah SWT, mengapa mereka tidak lansung masuk ke rumah Rosulullah dan membunuhnya. Justru mereka menunggu Rosulullah keluar rumah. Padahal di dalam rumah tersebut, hanya ada Sayidina Ali dan Rosulullah SAW.

Dalam penenantian itulah, Allah hanya membuat satu pekerjaan kecil yang membuat orang-orang yang mengepung rumah Rosulullah menjadi terlena, tertidur. Lalu, Rosulullah SAW keluar dan menaburi Tanah diatas kepala mereka semua, sambil membaca beberapa ayat dari Surat Yasin, "Waa jaa alna mim baini aidihim saddan wa min kholfihin saddan fa agsayanahum fa hum la yubsirun".

Nabi akhirnya berhasil keluar Rumah dan mereka para pembunuh tersebut tidak mengetahuinya.

KEDUA, ketika Rosulullah SAW berada di goa Tsur. Orang-orang Quraisy sudah sangat marah, akibat kegagalannya membunuh di malam pada momen pertama. Sehingga mereka memutuskan untuk terus melakukan pengejaran dan kenyatannya, mereka persis ada di tempat dimana Rosulullah SAW bersembunyi. Sekali lagi, Allah mengintervensi situasinya dan mereka tidak tahu, bahwa Mulut Goa yang mereka datangi sudah benar. Rosulullah berada di dalam goa bersama Abu Bakar. Tetapi, mereka tidak sampai masuk, Abu bakar bahkan melihat kaki mereka. Abu bakar sangat ketakutan dalam situasi tersebut, apalagi saat  ia melihat kaki orang-orang musyrikin Quraisy telah berada di luar Goa Tsur. 

Padahal, Jarak antara penemuan tersebut sangat tipis, tetapi Allah membuatnya tidak terjadi, dengan caranya sendiri. Coba perhatikan Rosulullah SAW berkata kepada Abu Bakar yang gelagatnya ketakutan setelah melihat kaki orang-orang Qurasiy, "Ya Abu bakar, ma dzonnuka mistnaini Allahu tsalitsuhu - apa duguanmu tentang dua orang (yang berada di dalam Goa ini). Allah adalah yang ketiga diantara mereka yang berdua itu".

Artinya Allah bersama mereka. Bahkan Hanya dengan intervensi kecil dari Allah, Situasi pun berubah.

KETIGA, ketika Rosulullah sementara perjalanan menuju Madinah bersama Abu Bakar, perburuan kepada mereka belum usai. Salah satu diantara yang melakukan perburuan adalah "Suraka bin Malik".

Pada situasi ini, Terlihat jelas Mukjizat Rosulullah, sebab setiap kali Kuda Suraka mendekati Rosulullah, Kudanya terus terpeleset, sehingga membuatnya tidak bisa menyentuh Nabi.

Ketiga Momen ini, kita menyaksikan bahwa suatu perencanaan yang detail dalam sebuah perjuangan, di sertai dengan keyakinan dan tekad yang kuat, bertemu dengan pertolongan Allah - bertemu dengan Kehadiran Allah SWT - Bertemu dengan Intervensi Allah SWT. Seketika arah sejarah berubah, karena momen-momen yang kritis Tersebut di Lewati oleh Rosulullah SAW.

Jika kita merenungi kembali peristiwa Tersebut, hal ini menunjukkan bahwa agama hadir sebagai satu penafsir yang benar. Sebab, ini bukan cerita tentang Heroisme, bahwa saking hebatnya Rosulullah SAW dan sahabatnya, mereka Bisa lolos dari pengejaran orang-orang Quraisy. Inilah yang saya maksud - pertemuan antara keyakinan seorang pejuang dan pertolongan dari Allah SWT.

Namun, ada Hakikat atau makna yang jauh lebih dalam, yaitu darimana sumber keyakinan Rosulullah SAW?.

Pada tahun ke 11 H, sekitar beberapa bulan setelah melewati 3 tahun masa isolasi di mekkah. Rosulullah SAW mengalami dua peristiwa yang benar-benar memukul hatinya. Pertama, Wafatnya Paman beliau - Abu Thalib, orang yang menjadi sumber proteksi keamanan dan politik beliau dalam proses dakwahnya selama 13 tahun di mekkah. Kedua, Wafatnya Khadijah, getar Kerinduan beliau, orang yang menjadi sumber kekuatan Emosional dan sekaligus menjadi sumber kekuatan Finansialnya.

Ketika Dua orang ini Wafat, menjadi pertemuan sumber kesedihan pada waktu yang sama dan karena itulah tahun ini sering di sebut sebagai tahun kesedihan dan hal itu menciptakan pukulan batin yang sangat dahsyat bagi Rosulullah SAW.

Beberapa bulan setelah itu, persis ketika Rosulullah memulai rancangan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Quraisy, terjadilah peristiwa Isro dan Mi'raj. Perjalanan satu malam, dari Mekkah ke Baitul Maqdis, lalu perjalanan ke Sidhratul Muntaha.

Coba bayangkan, semua perjalanan tersebut terjadi dalam satu malam. Di setiap perjalanan Mi'rajnya, ia bertemu dengan seluruh Nabi-Nabi di setiap langit sampai berjumpa dengan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Rosulullah SAW diajak untuk melihat akar sejarah dari perjalanan hidupnya, bahwa beliau adalah satu bahagian dari Kafilah kenabian yang panjang.

Namun yang lebih dalam dari perjalanan tersebut adalah bagaimana Bumi ini bisa terlihat dari Langit yang tinggi, apakah kita bisa melihat bumi, Tidak. Seketika bumi itu tidak ada dan hal itulah yang meyakinkan Beliau, ternyata semua masalah yang terjadi di bumi, tidak ada nilainya sama sekali, apalagi sekedar sebuah peristiwa yang ada di jazirah Arab dan Mekkah. Semuanya menjadi kecil.

Dalam sebuah pemandangan yang sangat besar, semua drama di bumi ini menjadi sebuah drama yang sangat sederhana, tidak ada apa-apanya. Di titik itulah juga, mengapa perintah sholat di turunkan pada peristiwa Isro dan Mi'raj, sebagai satu kesatuan keagungan dan kebesaran Allah. Makanya, lafadz yang paling besar saat kita sholat adalah Allahu Akbar - Allah Maha Besar.

Berangkat dari keyakinan bahwa Bumi dan seisinya hanyalah setitik tanda dari Semesta yang Maha dahsyat. Beliau menjalani seluruh proses perjuangannya, tampak kecil. Selain itu, dengan keyakinan itu juga beliau memiliki kemampuan untuk melewati seluruh tantangan yang mereka hadapi. Sebab, keyakinan Rosulullah lebih besar dari semua tantangan yang di hadapi.  Makanya, ketika Abu Bakar melihat kaki orang Quraisy di depan Mulut Goa Tsur, Ia ketakutan. Rosulullah meyakinkannya, apa masalahnya. Bukankah diantara kita, Allah adalah yang ketiga.

Di situlah kita melihat Perjumpaan antara Keyakinan Sang Pejuang - Sang Nabi dengan Pertolongan Allah SWT.

Dalam permenungan yang lain, tentang bagaimana kita memaknai Takdir dalam perjuangan tersebut. Takdir ini bisa terjadi dalam tiga rangkaian. Pertama, intervensi lansung Allah, yang seketika merubah arah sejarah. Kedua, ada Proses yang natural yang di ciptakan oleh Allah, melalui sebuah Hukum - Causalitas (sebab akibat). Kita menyebutnya sebagai Hukum Sejarah - Sunnatullahi fil kaum. Misalnya, tempat dimana mereka akan berhijrah - madinah, secara Geografis sebenarnya lebih bagus, untuk melakukan penyebaran dakwah ke wilayah-wilayah yang lebih luas.

Selain itu, karakter masyarakat Yastrib yang di takdirkan hidup pada waktu yang sama, ketika Rosulullah SAW kelak akan berhijrah kesana dan bertemu dengan masyarakat baru yang akan membantu perjuangan beliau.

Hal-hal seperti ini terdapat dalam aturan - Hukum besar yang di ciptakan oleh Allah SWT dan di pertemukan dalam rangkaian waktu yang juga di atur juga oleh Allah, tetapi tampak seperti proses yang Natural dan terjadi dalam sebuah Hukum sebab Akibat. Karena beliau di usir dari mekkah, sehingga beliau ke madinah - respon terhadap suatu tantangan. Tetapi, beliau hijrah ke madinah, di sana ada sambutan yang sangat bagus. Hal seperti itu adalah bahagian dari desain besar Allah SWT dalam takdir keseluruhan yang di turunkan melalaui proses yang natural.

Ada yang ketiga, yaitu Takdir yang di berlakukan oleh Allah melalui situasi Kemerdakaan atau kebebasan manusia dalam mengambil keputusan. Apa yang kita anggap sebagai kemerdekaan pribadi dalam bertindak, kenyatannya akan bertemu dengan takdir besar Allah SWT.

Oleh sebab itu, keyakinan kita terhadap Takdir Allah SWT inilah yang akan menjadi sebab-sebab turunnya pertolongan Allah SWT dan saat itulah kita akan menyaksikan bahwa kemenangan, pada akhirnya hanya bisa di tafsirkan dengan satu Tafsir, yaitu Takdir Allah SWT.

**

Tidak semua hal yang kita ketahui akan menghibur hati kita. Beberapa hal, akan lebih indah, jika kita tidak mengetahuinya. Allah pasti akan mengulurkan tanganNya. Entah, dalam kondisi sesulit apapun, yang menurut logika (tidak akan mungkin). Asal syarat datangnya dipenuhi.

Misalnya, dalam Medan badar. Selain kejelian dalam meletakkan strategi, faktor lain yang cukup penting dalam memenangkan suatu pertempuran, ada dalam diri internal pasukan. Jauhnya personil dari pesan-pesan Allah, akan berdampak besar bagi menang tidaknya pertempuran. Medan badar dengan kuantitas pasukan yang jauh dari pasukan Quraisy, dapat dimenangkan oleh Rosulullah SAW. 

Mengapa?. Karena, faktor paling penting adalah keseluruhan pasukan ialah tunduk pada pesan Allah dan Rosulullah SAW.

Coba bandingkan dengan Perang Uhud, ada beberapa sahabat yang terlena dengan Ghonimah (Harta), akhirnya berakibat fatal. pesan Rosulullah SAW, "Jangan biarkan mereka menyerang kami dari belakang ketika kami menang atau sedang terdesak. Tetaplah di tempat dan jangan sampai kami diserang dari arahmu!”. jangan meninggalkan bukit uhud, diabaikkan pasukan Panah. Apa yang terjadi?, 50 orang pasukan panah dari 700-an pasukan muslim yang dipimpin langsung Rosul tergiur dengan Harta rampasan perang. Akibatnya, pasukan musyrik yang tadinya sudah hampir mengalami kekalahan berbalik arah menyerang jantung pertahanan kaum Muslim.

700 pasukan Islam, 70 lebih meninggal dipertempuran Uhud, dan hampir semua sisa pasukannya mengalami luka-luka, termasuk Rosulullah SAW. Hamzah Gugur dan pelipis Rosulullah terluka. Dalam riwayat yang Masyhur kita baca, setiap pasukan islam yang selamat dalam pertempuran Uhud, mengalami 2 luka akibat sabetan pedang musuh.

Dibawah pimpinan Rosulullah SAW, Pasukan Islam pulang dengan Luka dan sekaligus pelajaran berharga. Meskipun, tidak pernah keluar Dari Mulut Rosulullah SAW, memarahi pasukan Panah yang abai pada instruksi Rosulullah SAW.

Demikinlah, ketaatan pada perintah Rosulullah SAW, merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar.

Di madinah, ketika pasukan Islam mengobati luka-lukanya, Wahyu datang kepada Rosulullah SAW, untuk memerintahkan pasukan islam kembali bergegas mengejar tentara quraisy. Tanpa membantah, semua pasukan uhud bangkit dan kembali mengejar pasukan quraisy dengan luka-lukanya. Di Hamro'ul asad mereka tidur selama tiga hari, sehingga mereka semuanya aman pulang ke madinah.

Kesuksesan Rosulullah SAW, dalam mendidik sahabatnya, tidak ada yang lebih mereka cintai, selain Allah dan Rosulnya. Bahkan ada satu kisah haru, tentang dua orang kakak beradik yang baru pulang dengan badan penuh luka di uhud, saling membopong untuk mengejar tentara Quraisy.

Taat pada perintah Allah, selain Wajib, juga Sunnah Rosulullah SAW. Memang harus dipaksakan, sesakit apapun itu?.

Kata Allah, "Iyyanshurkumullahu fala gholibalakum wa iyyakhdzulkum famandzalladzi ‘alallahi falyatawakkalil mu’minun - jika Allah menolong kamu. maka, tidak ada orang yang dapat mengalahkanmu. jika Allah membiarkan kamu. maka, siapakah yang dapat menolong kamu sesudah itu?. karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawaqqal".

Dari kedua cerita diatas, kita dapat menarik satu hal, bahwa Ukuran pertolongan Allah, letaknya pada ketaqwaan dan sikap Tawaqqal pasukan.

Di suatu kesempatan, saat perang terjadi, pasukan dikirim untuk membantu. Umar Bin Khottab menyuruh balik satu pasukan yang dianggap telah durhaka pada kedua orang tuannya. Kata Umar ; " ingat, kalian dimenangkan oleh Allah, bukan karena jumlah kalian dan bukan karena persiapan kalian. kalian dimenangkan oleh Allah karena ketaqwaan. tapi, kalau kemaksiatan kalian sama dengan kemaksiatan musuh maka kalian kalah.

Mau menang?. maka, dekatkanlah diri kita pada Allah. sebab, ujung dari segala ikhtiar, akhir dari semua perjuangan dan pertempuran. Allah punya hak menentukkan, itu yang disebut taqdir. 

Kemenangan itu ada syaratnya. Kekalahan itu ada sebab-sebabnya. Aneh, jika kita berjuang hanya untuk mendapatkan harta dunia. maka, jangan berharap kemenangan ada di pihak kita. Kemenangan memang mempunyai syarat yang berat, namun kekalahan pun punya resiko yang tidak ringan. Olehnya, kita harus mempersiapkan kekalahan jauh hari sebelum pertarungan dimulai. Sebab, kemenangan selalu lebih dekat dengan suka cita. 

Berperang mesti mempersiapkan segalanya, strateginya harus diatur dengan rapih dan terukur. Satu amunisi bisa untuk membunuh 10 bahkan 100 orang lebih musuh, tapi satu amunisi juga bisa membunuh satu kawan bahkan lebih. Menghabiskan amunisi sebelum peperangan yang sesungguhnya terjadi, itu langkah awal kekalahan pasukan. Tergiur dengan "ghonimah" diujung peperangan, juga bahagian dari melemahkan bahkan menghilangkan ruh dari perjuangan.

Pejuang adalah orang yang selalu melawan tanpa tendensi kecuali ridhoNya, sepanjang musuh belum terkalahkan dia akan selalu menyusun strategi-strategi cadangan. Selama berjuang dia tak pernah pamrih kecuali pekikan kemenangan diujung perjuangannya.

Naik kuda, unta atau jalan kaki menuju gelanggang pertempuran itu bukan soal, yang menjadi soal adalah pulangnya dalam keadaan kalah tetapi membawa lebih banyak kuda dan unta, bahkan tidak ada yang berjalan kaki.

Lakukan dengan terukur, persiapkan senjata cadangan yang hampir sama tanjamnya. Sehingga kemenangan bisa direbut.

Demikianlah Petarung, ia harus berani memanggil keputusannya Pulang. Ia bawakan kepastian akan ada apa esok hari?. Pilihannya, bahagia diantara sepi atau tertawa ditengah-tengah sunyi. Banyak dari kita yang berhenti karena menyerah, bukan akibat kalah. Padahal orang yang menyerah tidak akan pernah menjadi pemenang. Kekalahan telah mencicipiku manisnya kemenangan dari sebuah perang besar yang paling monumental ; Menaklukan diri sendiri". 

Biarlah saya kalah dengan gagah. Berdiri diteriknya harapan yang menyala-nyala, menggambar birunya langit yang tersenyum mengancam.

Nabi yusuf, misalnya, setelah kedengkian 10 saudaranya. Konspirasi pembunuhan pun direncanakan, Yusuf lalu di buang ke dalam sumur secara hidup-hidup. 40 tahun kemudian mereka datang dengan menghamba pada Yusuf untuk meminta makan di negeri Mesir.

Nabi Yusuf sudah jadi raja atas tanah itu. mereka para pembunuh itu datang dengan muka papah. mengiba pada raja agar diberi bantuan makan. mereka sama sekali tidak mengenalinya, bahwa yang ada dihadapannya adalah adik kandung yang dulu ingin dibunuh, akibat dengki.

Nabi Yusuf, dua kali masuk istana dengan sebab yang berbeda ; pertama, saat menjadi budak, lalu diperjual belikan. dan kedua, menjual kemampuan mena'wil mimpinya pada raja. Al-Qur'an menyebutkan, raja mengumpulkan pembesar-pembesar istana (Al-Mala'), lalu Raja menyampaikkan mimpinya. Ternyata, tidak ada satupun yang mampu menerjemahkan mimpi Raja. Kecuali, ada seorang anak muda yang dipenjara, Nabi Yusuf dipanggil, memecah semua pertanyaan yang tidak mampu dijawab elit.

Yusuf akhirnya menjadi jawaban atas masa depan mesir. Diangkat menjadi raja, atas solusinya yang relevan dengan masa depan mesir kala itu.

Ada juga cerita, tentang Bang Indra Jaya Piliang. Beliau adalah seorang Kolomnis dan pendekar pena. Ia barangkali, adalah satu-satunya orang yang membukukan kekalahannya di Pileg 2009. bayangkan, selama setahun ia menulis tentang kekalahannya. buku itu baru dilaunching 11 april 2010. semua isi buku itu tentang kekalahannya dipileg 2009 berikutnya, gagal menang sebagai bupati pariaman 2013.

Memang pilihan bang Indra masuk belantara politik, Golkar. bikin geger seantero aktivis dari level kecobong sampai level kakap. semuanya nyinyir.

Kenapa bang Indra ke politik. secara, ia seorang analis di centre for strategic and international studies (CSIS) yang punya nama. bang Indra datang ke politik saat banyak orang menganggap politik itu seperti peternakan dan kakus.

Bang Indra adalah seorang pendekar pena, artikelnya juga acap mengisi kolom media massa. Dari Kompas, tempo, republika hingga media massa kelas menengah ke bawah. Ia artikelis yang punya pamor. Bahkan saya menganggap kata-katanya dalam artikel itu seperti orang. Ia hidup, bisa bicara, kadang cerewet, luwes dan menari-nari dalam satu helaan makna.

Kalau kata-kata bang Indra itu di andaikkan Mahkluk hidup, saya membayangkan "Minios" tokoh kartun dalam filem "despiacble me", makhluk kecil lucu mirip kapsul, punya kaki tangan, berwarna kuning, lentur dan suka ngoceh. pada intinya, pilihan diksi Bang indra hidup, mengalir seperti orang bicara, tapi agak ngoceh.

Saya kadang bertanya, apakah pilihan migrasinya bang Indra dari Jurnalisme ke politik, hanya menginginkan ending cerita begini?. Yakni, menulis judul buku "kekalahan" setebal 500 lembar. apapun itu, buku bang Indra seperti menampar politisi agar cepat-cepat sadar dari fantasi kemenangan yang agak radikalistik.

Artinya, Hidup itu di pertukarkan. di banyak kesempatan kita menang dalam pertarungan, tetapi kekalahan juga bahagian dari resiko yang harus ditanggung bersama dengan keinginan untuk menang. Allah pasti punya jalan untuk memenangkanmu dipertarungan berikutnya. Kita harus bisa menafsirkan mimpi kita sendiri, mengambil sikap kolektif yang relevan dengan kebutuhan ummat dan bangsa. Dengan begitu, kita akan menjadi pemilik istana.

Soal lain, jika dibaca dengan mata telanjang, kita akan dapati poin-point dari perjanjian Hudaibiyah yang merugikan ummat islam, banyak sahabat yang protes. 6 tahun lamanya mereka menahan rindu atas tanah lahirnya. Tetapi, harus pulang ditengah jalan. Umroh tidak jadi dilakukan. hewan kurban disembelih ditengah perjalanan. rambut dibotaki, lalu rombongan Rosulullah SAW pulang ke madinah.

Apa yang terjadi berikutnya?. Pada tahun berikutnya terjadi penaklukkan Mekkah oleh Rosululah SAW dengan damai.

Demikinlah kemenangan yang sesungguhnya; harus terlihat seperti orang kalah, sebelum mendapatkan kemengan besar. Belajarlah menjadi pemanah; semakin kencang tali busur itu ditarik ke belakang. maka, semakin kencang anak panah itu jika dilepas.

Bersabarlah, Nasehat Itu terngiang di pohon telingaku. sebab, semua kita ini adalah pemenang setelah berhasil di lahirkan Ibu kita ke dunia.

Suatu ketika Nabi Yusuf kedatangan Malaikat Jibril. Nabi Yusuf Bertanya Pada Jibril : "Ya Jibril, Mengapa Allah belum Juga Membebaskan aku dari penjara, bukankah aku tidak bersalah?". 

Jawab Jibril : Dulu, Engkau berdoa, Penjara Lebih aku Sukai ketimbang Berzina dengan Zulaikha. Itulah sebabnya Allah belum Juga MembebaskanMu. Jika dahulu permintaanmu adalah keselamatan, maka Niscaya Engkau tidak akan berlama-Lama di dalam Penjara seperti sekarang.

Allah selalu Mengikuti Prasangka Hambanya. Apa yang kita Pikirkan tentangnya, itulah yang kita dapatkan. Begitu Tuturnya pada Qolam KesunyianNya : "Aku berada Dalam Sangkaan Hambaku". Jika kita tidak pernah Bersyukur atas terkabulnya doa-doa yang pernah dilepas oleh lisan dan Hati kita. Apakah pantas kita mengeluh pada Allah, saat doa-doa yang Belum DiIjabah, saat hidup kita sempit dan menyedihkan?.


Tambak perahu telah di lepas dari Dermaga. Layar niscaya di rentangkan dan Perahu pasti di kemudikan. 
Jika Ombak dan badai besar datang menghadsng. 

Ingatlah, petuah orang tua kita, " la tahof, la tahzan Allahu ma'na - jangan takut, jangan ragu-ragu. kita harus Yakin bahwa Allah senantiasa membersamai perjuangan ini". 



- MAKASSAR, 12/07/2023 -


*Rst
*Pustaka hayat
*Pejalan Sunyi
*Nalar Pinggiran