Mengenai Saya

Senin, 03 Juli 2023

PESAN ISLAM MENGHADAPI FITNAH (KRISIS - BENTURAN)

Pandemi beberapa tahun lalu sebenarnya, hanyalah Permualan dari krisis panjang yang kita akan hadapi, yaitu Krisis ekonomi, Krisis sosial dan sangat mungkin sekali kita akan menghadapi krisis politik.

Ada 5 pesan yang saya Temukan dalam Buku Anis Matta Tentang Pesan Islam dalam Menghadapi Krisis.

PERTAMA, pendekatan saintifik. Krisis sebagai sebuah krisis, Harus di dekati sebagai sebuah fakta yang saintifik - fakta yang terbuka, fakta yang bisa di pelajari dan fakta yang bisa di baca. Artinya, Krisis tersebut bukanlah sesuatu yang gelap. Walaupun kegelapannya, lebih kepada ketidak mengertian kita tentang apa yang sedang terjadi.

Pesan Islam yang paling awal sekali dalam menghadapi apapun adalah pendekatan saintifik - kita harus membedakan terlebih dahulu, mana fakta yang secara saintifik terbukti dan mana yang terbukti tidak secara Saintifik.

Dalam kaitan dengan pendekatan saintifik, ada dua catatan penting. Pertama, biasanya pendekatan saintifik sering kali di hadap-hadapkan dengan teori konspirasi. Kalau kita lihat, saat pandemi merebak beberapa tahun silam, Disinformasi berseliweran dimana-mana dan pelakunya bukan hanya individu yang nyeleneh. Tetapi, juga sering kali adalah kekuatan yang sangat besar. Bisa compeny, bisa kelompok kepentingan tertentu dan bisa juga negara. Karena itulah, seringkali pendekatan Saintifik ini menjadi Kabur, akibat banyak Disinformasi yang berseliweran dimana-mana.

Padahal, Sekalipun teori konspirasi, dia tetap fakta terbuka yang bisa kita pelajarai dan di baca secara saintifik. Kedua, pseudo Sains adalah kombinasi Antara Sesuatu yang saintifik dan Tafsir agama atau Mistik. Karena itulah, misalnya dalam kaitan dengan Teori Konspirasi dan pendekatan Pseudo Sains ini, kita menyaksikan sikap masyarakat terhadap vaksin.

Dari survey - Survey yang saya baca, sebahagian besar orang yang menolak vaksin itu beralasan karena vaksinnya buatan negara tertentu. Inilah implikasi dari teori Konspirasi atau efek Disinformasi. Ada juga yang beralasan, bahwa Vaksinnya tidak sehat dan tidak halal atau terpengaruh dengan Tafsir agama - Mistik tertentu.

Padahal agama memberi kita pelajaran bahwa vaksin ini merupakan perintah agama untuk mengambil sebab-sebab yang membuat kita sehat atau sembuh dari penyakit ataukah terhindar dari Wabah. Begitu pendekatan ini di lakukan orang-orang yang menerima vaksin menjadi lebih banyak. Apalagi MUI mengeluarkan Fatwa tentang Vaksin sangat mempengaruhi dengan sikap-sikap yang terhubung dengan sikap yang awalnya di pengaruhi oleh Disinformasi Teori Konspirasi ataukah Sikap Pseudo Sains. Pelan-pelan mulai hilang.

Agama pertama kali mengajarkan kita, bahwa cara kita bereaksi kepada sesuatu, sangat di tentukan oleh apa yang kita ketahui tentang sesuatu itu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa ayat Al Qur'an yang pertama turun adalah "Iqro Bissmirobbikal ladzi Kholaq" - Bacalah. Maksudnya, kita harus membaca semua fenomena tersebut secara saintifik dan tidak gampang terpengaruh dengan berbagai macam Disinformasi. Tidak gampang terpengaruh dengan teori-teori yang sesungguhnya tidak Ilmiah. Tetapi, seakan-akan Ilmiah (Pseudo Sains).

KEDUA, pendekatan Keimanan. Pada akhirnya dalam semua peristiwa yang kita hadapi, ada bahagian dari sisi keimanan kita yang harus bekerja, bahwa dalam semua peristiwa itu, ada yang di sebut dengan "at tajalli uluhiya - kehadiran Allah SWT dalam semua Fenomena kehidupan yang kita hadapi".

Misalnya, terlepas dari apakah kita percaya bahwa pandemi kemarin adalah rekayasa atau natural. Pada akhirnya, mahkluk apapun yang setiap hari lahir dan tercipta, semua itu terjadi dengan kehendak Allah SWT. Pendekatan keimanan ini berguna untuk memproteksi Mute kita, karena dampak yang paling berat dari setiap krisis adalah tekanan masalah yang kita hadapi.

Survey yang di lakukan selama Pandemi, secara regular, ada empat poin yang mendominasi public mute - Takut, sedih, Frustasi dan marah. Dari ke empat poin ini, semuanya adalah Mute negatif. Ihwal itulah sekarang kita mengerti, mengapa dalam Al Qur'an, ada kalimat, "al khaufu wal Khudzer - takut dan sedih adalah jenis emosi negatif yang paling sering di ulang-ulangi oleh Allah SWT dalam Al qur'an dan hal itu berhubungan dengan keimanan. Keimanan yang benar akan memproteksi orang dari emosi negatif. Karena kita percaya, bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendak Allah SWT.

Artinya, pendekatan Keimanan Ini, seandainya secara Saintifik kita mendapatkan dengan fakta gelap yang menakutkan dan menyeramkan. Maka, kita bisa memproteksi diri kita dengan pendekatan keimanan tersebut. Agar, jiwa kita tidak kropos, karena tekanan masalah atau krisis yang kita hadapi.

KETIGA, pendekatan perilaku optimistik. Setiap satu krisis itu, selalu datang dengan dua wajah. Ada negatifnya, tapi ada juga positifnya. Akan ada orang-orang yang sakit, bahkan mungkin wafat. Tapi, akan ada juga orang-orang yang akan lahir. Akan ada individu yang jatuh miskin, perusahaan yang bangkrut atau negara yang remuk. Tetapi, akan ada juga individu yang tetiba menjadi kaya raya, Perusahaan baru yang muncul dan negara yang juga mendapatkan keuntungan dari krisis ini.

Ihwal itulah pendekatan perilaku optimistik ini membantu kita atau melengkapi pendekatan pertama dan kedua, bahwa kita tidak hanya punya proteksi pada mute atau sisi emosi kita dengan pendekatan keimanan. Tapi, juga kita mempunyai sumber keberanian untuk merebut peluang di balik krisis. Karena itu, pada setiap krisis, kita jangan fokus pada masalahnya. Tetapi, Fokuslah pada peluang yang ada di balik krisis tersebut. Sikap mental seperti ini akan membuat kita menjadi sangat saintifik dan penuh keimanan, serta pada waktu yang sama kita menjadi lebih berani.

Saya kira kita semua melihat, secara ekonomi beberapa perusahaan menjadi lebih besar. Bahkan, menurut saya yang agak mengherankan. Justru di masa pandemi kemarin, orang-orang terkaya dunia urutannya menjadi berubah. Sekarang, ada Nama Bernard Ernauld dari Prancis pemilik LV - Jualannya adalah kemewahan atau di tengah situasi krisis kemarin, penjual Tas mewah, sepatu mewah justru melampaui produsen-produsen teknologi seperti Bill Gates, Elon Mas, dst.

Artinya kita melihat ada orang melejit di balik krisis dan ada orang tumbang di balik krisis. Makanya pesan Islam dalam menghadapi krisis adalah bersikaplah secara Optimis, dengan Fokuslah pada Peluang di balik krisis yang kita hadapi.

KEEMPAT, mencari Inspirasi dari sejarah. Biasanya di momentum krisis ini, terjadi pergantian. Pergantian dalam dua hal - pergantian dalam sistem dan pergantian dalam kepemimpinan. Akan ada ide-ide baru yang lahir dan akan ada ide-ide lama yang mati. Akan ada Narasi baru yang muncul dan akan ada Narasi lama yang mati. Akan ada sistem baru yang muncul dan akan ada sistem lama yang mati. Akan ada pemimpin baru yang muncul dan akan ada pemimpin lama yang tidak relevan dan menjadi mati.

Sejarah kerap mengajarkan kita, bahwa Krisis merupakan bahagian dari relevansi waktu. Misalnya kita lihat, dalam cerita Munculnya Nabi Daud sebagai pemimpin, sebagai Nabi dan Raja. Karena terjadi Krisis, Orang-orang Yahudi menghadapi tantang eksternal, yaitu Suku-suku lain yang terus menyerang mereka, terutama dari al amaliqa. Karena tidak ada yang bisa melawannya, mereka semua ada dalam tekanan yang sangat panjang. 

Di tengah situasi itulah Nabi Daud Muncul dan berhasil mengalahkan Jalut. Dalam cerita Nabi Daud dengan Jalut, kita menyaksikan satu fakta, di tengah semua kekuatan Jalut - Postur tubuhnya, Perlengkapan perang, dsb. Mengahadapi Nabi Daud yang kecil, masih muda, dan tidak punya perlengkapan perang. 

lantas bagaimana cara Nabi Daud Menghadapi Jalut. Pertama, Nabi Daud Melihat peluang dan Kedua, ia melakukan inovasi. Apa peluang yang di lihat Nabi Daud, Kalau saya memakai Baju Besi melawan Jalut, saya pasti kalah. Sebab, saya terlalu kecil, baju Besi terlalu berat untuk saya dan saya tidak bisa melakukan manuver. Jadi, saya tidak perlu baju besi dan pedang untuk berperang, yang saya perlukan adalah batu, agar saya lincah dalam bermanuver. Batulah yang mengalahkan jalut. Nabi Daud Fokus pada titik kelemahan Jalut. Artinya, Nabi Daud fokus pada kekuatannya dan tidak fokus pada kelemahannya. Serta, Nabi Daud Fokus pada Kelemahan lawan dan tidak Fokus pada Kekuatan Lawan. Sehingga pola pertahanan dengan baju yang di lakukan oleh Jalut, menjadi tidak relevan lagi.

Coba kita lihat, benteng-benteng kerajaan dulu. Konstantinopel, misalnya. Sangat Mustahil untuk di hancurkan dan di taklukkan. Kecuali setelah 700 Tahun dari era Rosulullah SAW. Salah satu sebab, mengapa konstantinopel bisa di takaklukkan di era Al Fatih, karena ada telnologi baru - Senjata Cannon, yang bisa membuat pertahanan benteng menjadi tidak relevan.

Artinya, di setiap krisis, akan ada sesuatu yang tidak relevan dan ada sesuatu yang relevan. Ihwal itulah yang kita petik dari sejarah yang terjadi berulang-ulang. Mengapa kita perlu menelisik sejarah sebagai Satu cara dalam menghadapi krisis, karena seperti itulah cara Al-Qur'an membentengi kita menghadapi Krisis.

KELIMA, perhatikan Faktor di luar diri kita, yang di sebut Faktor Geopolitik. Sejak tahun ke 7 di masa Mekkah, Allah SWT sudah menghadirkan cerita tentang Persi dan Romawi dalam Q.S. Ar. Rum. Artinya, Surat itu Turun, ketika Jumlah Kaum Muslimin masih sangat sedikit. Tapi, mereka sudah mendapatkan pelajaran Geopolitik. Karena cepat atau lambat, peta jalan sejarah yang akan di lalui oleh kaum muslimin, akan bertemu Persi dan Romawi di satu titik persimpangan dan Hal ini terbukti.

Dalam cerita persi dan romawi itu, ada tiga kombinasi masalah yang terjadi di persi dan Romawi, yang membuat Islam Hadir sebagai The New Grade Power - Kekuatan Global baru pada waktu itu menjadi mungkin. Pertama, Karena adanya Wabah, sejenis pandemi yang menimpa seluruh wilayah Persi dan Romawi, yang bukan hanya menyebabkan persebaran wabah. Tapi, juga terjadi krisis ekonomi, krisis politik internal dan jumlah prajurit yang terlalu banyak mati. Perang antara Persi dan Romawi yang sangat melelahkan. Artinya ada tiga masalah ; pertama terjadi Wabah, kedua Krisis ekonomi dan Politik, serta banyaknya prajurit yang mati dan Ketiga peperangan yang berkepanjangan. 

Tiga kombinasi masalah itulah yang membuat Persi dan Romawi lemah, sebelum Islam Muncul sebagai kekuatan Global baru.

Begitu Islam selesai mengkonsolidasi seluruh kekuatan di Jazirah Arab dengan mudah sekali, Islam menghabisi satu dari dua kekuatan, yaitu Persi. Dalam sejarah kita melihat, Islam dan Persi berhadapan dalam waktu 20 Tahun dan persi hilang dari peta dunia. 

Dari 20 tahun tersebut, Hanya empat tahun kira-kira pertempuran yang sangat besar sekali terjadi, yang mempengaruhi jalannya pertempuran selanjutnya. 16 tahun sisanya, lebih banyak merupakan tahun-tahun pembersihan eksistensi Persi.

Setelah itu, kondisi Bipolar terjadi secara Geopolitik, tetapi kekuatan yang terjadi hanya Islam dan Romawi saja.

Artinya, sejak Awal Al Qur'an menceritakan masalah ini. Karena garis sejarah kita akan bertemu dengan persi dan Romawi.

Hari ini, Isu Geopolitik ini sangat penting, karena kita hidup dalam dunia yang sangat terintegrasi. Coba kita lihat pandemi muncul di China. Vaksin yang di pakai pun, pada akhirnya dari china. Coba kita lihat dengan dua fakta ini, asalnya dari satu tempat, menyebar ke seluruh dunia. merubah konstalasi seluruh dunia dan menghentikan pergerakan manusia secara global atau menyebakan terjadinya de-globalisasi. Memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan krisis dimana-mana. Artinya, dalam dunia yang terintegrasi seperti ini, tidak mungkin ada satu peristiwa di satu negara secara umum, apalagi yang punya kekuatan besar, tidak mempengaruhi peristiwa- peristiwa di negara yang lain.

Demikianlah kelima pesan islam dalam menghadapi Krisis, Yang saripatinya saya tangkap dari Buku Anis Matta. 

ayahanda Anis Matta sengaja mengajukan Tema ini, karena bersamaan dengan Pandemi kemarin. Terjadi peningkatan kesadaran beragama. Tetapi, juga terjadi Polarisasi yang sangat kuat, terutama polarisasi yang di sebabkan oleh Pilpres 2014 dan 2019 yang lalu. Sehingga, kombinasi Disinformasi, konspirasi di tambah pemahaman agama yang lemah, hal ini bisa membuat orang salah bereaksi terhadap krisis yang kita hadapi. 

Wallahu a'lam..


*Pustaka hayat

*Pejalan sunyi

*Pengangum Pikiran Ust Anis Matta

*Rst

*Nalar Pinggiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar