Mengenai Saya

Sabtu, 29 Mei 2021

MILAD PEREMPUAN PALING CANTIK, SETELAH MAMA ; NABILA REZKY TIMUNG



Kelak bila engkau sudah dewasa, engkau akan membaca tulisan kakakmu ini. Serasa tulisan ini, tak di tulis dengan jari-jari. tapi, dengan lekuk hati yang setiap bagiannya menorehkan cinta dan rasa sayang padamu.

Maafkanlah kakakmu yang tak bisa memberikan kue tar mewah seperti anak-anak lainnya, meniup lilin dan make a wish, serta segala rupa keinginan dan harapan di depan lilin yang menyembul diatas kue tar berlapis cokelat sambil menyanyi Happy birthday atau sambil bertepuk tangan dan di depanmu bertumpuk-tumpuk hadiah.

Kenapa?. karena ayah, ibu, tidak pernah melakukan hal itu pada kakak-kakakmu dulu. Lilin harapan Ayah dan Ibu, lebih banyak di bawah pada waktu-waktu syahdu bersama Tuhan. Itulah sebabnya, kakakMu seumur-umur tak pernah merayakan hari jadi, Dan pesta ulang tahun bukan budaya ayah, ibu dan kakak-kakakmu.

Biarkan saja semua kemewahan itu tak ada padamu. Kelak kamu besar nanti; kamu tak perlu berkecil hati, begitulah adanya.

Tentang Hari ini 29 Mei 2021, ketika tangismu pecah di langit-langit alam syahada. Kakak teringat dengan 29 Mei 1453 tahun silam, ketika seorang anak muda di nasehati gurunya, karena ingin menyerah pada realitas. Guru sang Jendral tersebut bernama, "Aksamsuddin", mengatakan ; 'Bersihkan pasukanmu dari para Munafik. Sesungguhnya Allah Maha penolong'.

Akhirnya, atas pertolongan dan Izin Allah, Konstantinopel di taklukkan oleh anak muda yang bernama Muhammad Al-Fatih. al-Fatih itu lahir dari Rahim Seorang IBU. Menjadi Ibu adalah Puncak karir seorang wanita, setelah melewati tahap menjadi Perempuan. Engkau niscaya menjadi PEREMPUAN, Dik. 

Itulah sebabnya, kakak kerap berpesan pada kakakmu yang lainnya, bahwa pengkhianat tidak datang dari musuh. Makanya, jangan pernah takut mendengar suara tembakan. Karena, suara tembakan yang membunuh tidak terdengar olehmu.

Kelak, bacalah Penanda KakakMu ini ;

Dik, kakak tak bisa menjanjikan banyak hal. Seperti yang kakak sampaikkan diatas. Namun, satu hal yang niscaya engkau pegang sebagai ransum ialah 'Cantiklah, sebelum pensil alis dan gincu tiba'. Sebab, hampir bisa di pastikan, peradaban saat engkau menapki usia dewasa, manusia akan semakin kehilangan orisinalitas dan kesejatian dirinya.

Sedini mungkin, engkau harus tau bahwa Peradaban ini tidaklah di bangun dari seberapa tebal bedak dan gincumu. Peradaban ini, di bangun dari Jalan pikiranMu.

Pikiranmu niscaya berdiri diatas semua sumber mata angin. Lalu, tirulah akhlaq Ummahatul Mukminin Siti Khodijah, yang dari rahimnya terlahir perempuan tangguh Seumapama Fatimah. Serta Cerdaslah, seperti Siti Aisyah.

Dik, Beratus tahun sebelum eropa punya Universitas, seorang Perempuan bernama "Fatimah Al-Fihri" mendirikan Universitas Pertama di dunia, Di Fes (Maroko). Sesuatu yang membuat Eropa tercengang, kala itu. Universitas itu, masih hidup Hingga kini. Di dirikan tahun 859 dan memiliki murid, tidak kurang dari 22.000. Sebuah hal yang memilukan dan salah bahkan Tragis mungkin. Jika hak-hak perempuan, sepertimu untuk belajar di halang-halangi karena alasan Agama. (Baca Buku . William M. Watt, 1994. Terj. Mizan). 

Dik, Ada juga Kisah tentang perempuan suci, Cicit Dari Nabi Muhammad Saw. Ia juga seorang Ilmuan Terkemuka dimasannya, Sehingga Imam Syafi’i pun merasa perlu belajar padannya. Sayyidah Nafisah (145-208 H), Itulah Namanya. Makamnya di Cairo-Mesir, Sampai sekarang dipenuhi para peziarah.

Sayyidah Nafisah adalah Fakta sejarah bahwa seorang perempuan bisa menjadi seorang ulama tersohor, bahkan menjadi guru bagi seorang ulama Sekelas Imam Al-Syafi’i, yang jauh lebih dulu tersohor di Baghdad dan fatwa-Fatwanya dikenal sebagai Qoul Qodim.

Ada juga Perempuan Penulis Buku tertebal didunia: tebalnya 10 ribu halaman, dengan berat 45 Kg. Dengan Judul : Kaifa Thufamu Al-Mar'a (Bagaimana memahami perempuan). namanya adalah Nuroh To'allah perempuan asal Al-Jazair.

Itulah sebabnya agama memberikan kearifan pada Perempuan, kata Rosulullah ; " ma akraman nisa a illa karimun waa ma ahannan nisa a illa laimun" (tidak akan menghormati kaum wanita kecuali orang-orang terhormat dan tidak akan merendahkan derajat kaum wanita kecuali orang-orang yang rendah moralnnya).

Dik, Perempuan adalah separuh penduduk dunia, sudah seharusnya dunia mencerahkanMu dan KaumMu. Sebab, dengan mencerahkan perempuan-perempuan. Maka, kita telah menyelamatkan separuh Bumi ini. 

Dik, perempuan adalah Madrasah, Ibu Bumi. Tempat Disemainya Bibit-bibit Unggul. Engkau harus menjadi Tanah Unggul, yang tak akan bisa di ukur dengan angka-angka material.

Pendidikan adalah jalan terbaik agar kejayaan perempuan itu muncul. Karena tanpa pengetahuan, manusia sering tidak tau kebodohannya sendiri.

Ibnu Arabi meyakini meskipun derajat perempuan berada di bawah dari laki-laki dalam aspek penciptaan. namun, derajat ini tidak mempengaruhi kesempurnaan yang ada di dalam diri perempuan.  

Dalam membuktikan persoalan ini Ibn Arabi mengangkat kisah Hajar, Ibu Nabi Ismail as. 

Setelah Allah swt menyaksikan perbuatan Hajar dengan berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah. Allah swt menganggap perbuatan tersebut sebagai bentuk kesempurnaan sehingga menjadikannya sebagai bagian dari syariat manasik haji. Berdasarkan hal ini kesempurnaan perempuan mampu menjadi sebuah hukum dalam syariat.

Semalam Usia perempuan ini bertambah, tetapi sejatinya tidak menjadi banyak. Sebab, waktu selalu menguranginya. Maka terimalah yang cukup, yang telah tiba dini hari.

Dik, Tak ada yang lain selain pelukan dalam kuil doa. hanya doa yang kelak menjaga, menyelematkan dan menuntunmu dalam mengayunkan langkah.

Kelak, Jika Nabila tumbuh. Tumbuhlah seperti nama yang di sematkan Ayah dan Ibu padamu. menjadi mata air kebahagian, kesejukan, kedamaian dan menjaga kemuliaan agama, bangsa, serta martabat keluarga, aamiin. 




*Barakallahu Fi Umrik Ad Dunia wal Akhira
*Rst
*nalarPinggira

Sabtu, 22 Mei 2021

MENGAPA HANYA IRAN DAN SURIAH YANG KONSISTEN : ANDAI, BANGSA-BANGSA ARAB BERSATU, TELAH LAMA PALESTINA BERDAULAT.





Sekitar tahun 2017, saya pernah baca di salah satu majalah, perbincangan yang sangat ringan seorang Mahasiswa dengan seorang Profesor. seorang Profesor wanita. Asal Timur Tengah, tepatnya Palestina, tapi memilih menjadi warga negara Swiss.

Topiknya seputar, "apakah kemerdekaan negara Palestina memang diinginkan oleh negara-negara tetangganya yang demikian kaya ?".

Dari arah perbincangannya, saya menangkap, Nampaknya mereka sependapat. Bahwasanya kemerdekaan Palestina secara politik dan ekonomi, tidak menguntungkan negara-negara kaya di Timur Tengah sana. Isu Palestina hanya menjadi magnitude untuk memainkan posisi tawar diantara berbagai negara-negara tersebut.

Sudah sejak lama Palestina berjuang menggapai kemerdekaan mereka. Sudah mengalir dari dulu. sudah jauh !. Yasser Arafat saja hampir lupa untuk "menikah", hanya demi Palestina. Walau di usianya yang menua ia menemui tambatan hati - Suha Tawil. Tapi itu bukan pointnya. Pointnya adalah pada pertanyaan, "pernahkah negara-negara kaya di Timur Tengah sana mengirimkan bantuan milyaran dollar bagi pejuang Palestina untuk mempertahankan diri, ekstrimnya membeli senjata?. atau memfasilitasi para "mujahidin" berjuang di sana?. sebagaimana yang mereka lakukan untuk Suriah, Irak dan Yaman ?".

"Dan apa untungnya bagi negara-negara di sekitar Palestina, bila Palestina merdeka ?".

Pertanyaan tersebut bisa di sambungkan dengan fakta politik lainnya yang juga dalam bentuk pertanyaan, "apa untungnya bila Saddam Hussein jatuh, apa untungnya bila Bashar al-Assad jatuh, apa untungngnya bila Khaddafi ambruk?. Apa untungnya Moorsi di Mesir dijatuhkan ?".

Tentang latar belakang perjanjian Camp David (Anwar Saddat - Jimmy Carter - Menachen Begin), persahabatan mesra antara Dinasti Saud dengan Syah Reza Pahlevi (Syahahsyah Iran yang Syi'ah), pengaruh luar biasa Hafeez al-Assad (ayah Bashar al-Assad) di era Perang Dingin, ucapan keramat - "kami selalu berdiri di samping Israel " - yang selalu diucapkan setiap Presiden Amerika Setikat pasca Perang Dunia ke-II hingga kini (bacalah buku Paul Findley : "AIPAC - Mereka Berani Bicara", telah saya sampaikan secuil di tulisan sebelumnya), frustrasinya Gamal Abdel Nasser yang tidak bisa menyatukan Arab sehingga keluar ungkapan terkenal bahwa Arab hanya bisa disatukan oleh dua hal : Nabi dan penyanyi legendaris Mesir Ummi Kaltsum.

"Optimis kah Prof dengan masa depan kemerdekaan Palestina sebagai negara yang utuh berdaulat ?", tanya Mahasiswanya.

Sambil menggeleng, Prof tersebut menyampaikan pesan bahwa akan selalu ada kisah Palestina hingga anak cucu kita kelak. Yakinlah, akan seperti itu terus, KECUALI negara-negara kaya di Timur Tengah sana memang berniat memerdekakan Palestina, dalam artian berdaulat utuh seumpama negera yang telah merdeka. Tapi itu tadi. Timur Tengah yang merupakan asal-usul MONOtheisme (Abrahamic religion) dan memiliki kesamaan sejarah, justru sedang berlangsung MONEY Theisme.

Kita boleh berbeda pendapat. Tapi yang penting, sebelum kita mengambil kesimpulan, bacalah dulu sumber-sumber yang cukup bervariatif. Mandiri kita berpendapat. Logis dalam berfikir. Jangan sedikit-sedikit terpengaruh dengan berita hoax yang dibungkus dengan aura teologis. Apalagi bila memasukkan term sesat dan menyesatkan. Jika demikiam tutup buku diskusi kita nanti. Habis cerita yang akan dibentangkan. justru dendang sendu yang kita nikmati.

Berkenaan dengan itu perannya Iran terhadap gerakan resistensi dalam menghadapi agresor Israel, bukan untuk mempromosikan Iran apalagi propaganda mazhab. Bukan juga agar Iran tampil, seolah-olah negara satu-satunya yang terdepan membela Palestina. Faksi perlawanan di Palestina khususnya HAMAS tidak hanya berterimakasih kepada Iran. Tetapi juga kepada Qatar, Turki, Yordania, Suriah, Mesir sampai Arab Saudi.

Mempublikasikan kembali pernyataan-pernyataan petinggi HAMAS dan ulama muqawwamah lainnya mengenai peran Iran dalam proyek besar pembebasan Alquds adalah untuk mengimbangi propaganda kelompok yang mengerdilkan posisi Iran, bahkan dengan serampangan menebar fitnah, Iran dan Zionis bersekongkol menghantam Islam. Ketika HAMAS yang dengan bantuan dan dukungan Iran berhasil menghantam dan memberi daya kejut pada Israel, kembali muncul statement-statement yang menggembosi poros perlawanan. HAMAS disebut dibuat oleh Yahudi Zionis-lah, dibesarkan Salibis Amerikah-lah, didanai Rafida Iran-lah. Padahal, HAMAS jelas-jelas didirikan oleh Syaikh Ahmad Yassin seorang alim Sunni, yang syahid diterjang mortir Israel.

Kekerasan hatilah yang membuat banyak orang tetap menutupi fakta bahwa ada peran Iran dibalik menguatnya posisi Tawar Palestina. Secara diplomatik, dukungan pada Palestina mengucur deras dari banyak pihak, termasuk dari komunitas non muslim. secara militer pun, brigade-brigade kelompok resistensi Palestina makin tidak bisa diremehkan. Demonstrasi menuntut kemerdekaan Palestina bahkan datang dari jantung Israel. Aksi protes menyuarakan penghentian pendudukan Palestina kerap dilakukan oleh aktivis-aktivis Israel sendiri. Tidak jarang, kebrutalan IDF diceritakan oleh tentara-tentara Israel sendiri yang mengajukan pensiun dini karena tidak tahan tangan mereka harus berlumuran darah anak-anak Palestina.

Dari mana semua itu?. Dari gerakan bersama, termasuk dari Iran yang tidak pernah mau berhenti menyuarakan pembelasaan pada Palestina. Melalui aksi Yaumul Quds, Iran tidak ingin umat manusia yang mencintai perdamaian lupa, sampai hari ini masih ada bangsa yang terjajah. Melalui pertemuan-pertemuan internasional, diplomat-diplomat Iran tanpa henti meminta nasib Palestina harus dibicarakan. Iran setiap tahun menggelar pertemuan internasional membahas isu Palestina. Sembari Iran dengan segala cara menembuskan roket-roket ke poros perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Melalui Brigade Alquds, tidak sedikit Iran telah mengorbankan martirnya demi semua itu.

Entah apa kesalahan Iran pada kalian. Entah apa yang membuat kalian begitu memusuhi Iran. Saat FATAH, HAMAS, JIHAD ISLAM sampai PFLP bisa menerima rangkulan Iran demi kemerdekaan Palestina, mengapa kalian tidak?. Apa karena kalian takut auto Syiah kalau mengakui peran Iran di Palestina?. Ismail Haniyah yang bolak-balik ke Iran saja sampai sekarang masih Sunni. Yasser Arafat yang ketika ketemu, terus menggenggam tangan Imam Khomeini pun tidak lantas menjadi Syiah. Palestina pun masih mayoritas Sunni. Tidak ada berita secuil pun, warga Palestina ramai-ramai menjadi Syiah hanya karena Iran membantu kemenangan signifikan Palestina menghadapi Israel di tahun 2012 Atau memang karena iman kalian saja yang begitu lemahnya, sampai makan kurma Iran pun kalian khawatir bisa jadi Syiah?.

Harus diakui, Iran lah yang konsisten dan tidak Menciptakan "standar ganda" membela Palestina. Support Hamas dan tidak punya rekam jejak hubungan bisnis dengan Israel atau USA. Orang kita (Indonesia) selalu kena ampasnya, melihat dari perspektif perbedaan mahzhab, Sunni-Syiah. Menyedihkan.

Jika Iran Mau membuat standar ganda dalam pembebasan Palestinan. Maka, ia layak melakukannya. Sebab, Pengkhianatan Pemimpin Palestina dulu pernah di lakukan. 

Tahun 1979, begitu menang revolusi dan berhasil mendirikan Republik Islam Iran. Imam Khomeini menyatakan dukungannya pada Palestina. ia mengundang Yasser Arafat pemimpin milisi Fatah dan PLO untuk ke Iran dan turut hadir dalam peresmian kantor kedutaan Palestina di Tehran. Kantor tersebut sebelumnya adalah kantor kedutaan Israel. selanjutnya operasional kantor tersebut sepenuhnya ditanggung Iran. tokoh-tokoh pejuang Palestina bisa masuk Iran tanpa visa.


Namun pada perang Irak-Iran. Saat dengan ambisius Saddam Husein menginvasi Iran. Dimana posisi Yasser Arafat?. Dia mendukung Saddam. Hampir satu juta milisi dan warga sipil Iran terbunuh dalam perang yang berlangsung 8 tahun tersebut. dia seperti lupa, di Iran ada kantor kedutaan Palestina, satu-satunya kantor kedutaan Palestina kala itu.

Selain Iran, Suriah dari awal menolak berdirinya Israel. Tidak tanggung-tanggung, Suriah berkali-kali melancarkan serangan ke Israel. Walau akhirnya dataran tinggi Golan jatuh ke tangan Israel. Melunaknya FATAH membuat Suriah mendukung HAMAS. HAMAS sampai dibuatkan kantor di Damaskus. Yang operasional kantornya dibiayai sepenuhnya Suriah. Pemimpin-pemimpin HAMAS bisa bebas masuk Suriah tanpa visa. Suriah juga menampung lebih dari 400,000 pengungsi Palestina.

Tahun 2011 Suriah dilanda perang saudara. FSA terbentuk untuk menggulingkan Bashar Al Assad sebagai presiden Suriah. FSA di danai dan di dukung Turki. Dimana posisi pimpinan HAMAS kala itu?. Logikanya, dengan semua fasilitas dan bantuan yang di dapatnya, HAMAS harusnya berdiri di sisi Bashar Al Assad. Tapi tidak. HAMAS mendukung FSA dan ikut menuntut Bashar Al Assad lengser.

Dengan dua pengalaman pahit di atas. apakah Iran dan Suriah melepaskan dukungannya pada kemerdekaan Palestina?. Tidak!. Pada FATAH dan HAMAS mungkin keduanya jadi lebih berhati-hati. tapi, kecaman pada Zionis dan keinginan rezim itu hancur masih terus membuncah. bagi keduanya rakyat Palestina tetap harus diperjuangkan.


Iran dan Suriah tetap berdiri sebagai negara anti Zionis dan menolak eksistensi Israel. meski Iran mendapat embargo ekonomi dan pengucilan politik dan Suriah hancur karena perang. entah apa alasannya.

Makanya Haniyeh malu, sampe cium tangan pada Rahbar sampai membolak-balik tangannya. Itulah yang membedakan seorang fakih dan bukan fakih. Karakter anggota Hamas juga jauh, jika dibanding karakter Hizbullah. Karena, Rahbar memerintah dengan petunjuk nurani yang berwujud Kitabullah dan jalan keselamatan.

Selain itu, Mungkin juga Yasser Arafat plin plan dan mengkhianati iran untuk mendukung Saddam menginvasi Iran, di pikirnya militer Irak yang akan membantu negaranya. akhirnya pengkhianat juga dikhianati, meskipun begitu. Sekarang Iran tetap membantu Palestina demi kemaslahatan umat.

Posisi perlawanan terhadap Palestina tidak perlu dipertanyakan. Saat ini jalan yang paling sah adalah melalui perlawanan Palestina. Hamas, sebagai pemilik wilayah Palestina, Tanah yang menjadi sasaran Israel.

Bagaimana bisa di bilang IRGC tidak turun langsung menggebuk Israel. Kalian pikir, rudal-rudal itu datang sendiri?. Bagaimana Gaza yang di blokade darat, laut dan udara itu, yang selama ini Israel sesumbar menutup terowongan-terowongan mereka itu bisa punya ribuan rudal yang sekarang menjadi pil pait buat Tel Aviv?.

Ini semua kerja IRGC, dibawah jenderal Soleimani yang mengupayakan Hamas punya teknologi rudal, sekaligus menyuplai segala keperluan untuk itu, termasuk tenaga ahli dan suku cadangnya. Siapa yang bersusah susah untuk itu kalau bukan Iran?.

Iran tentu saja tidak bisa asal-asalan kirim pasukan. Sebab, stratak geopolitik itu bukan dijalankan dengan emosi, tapi dengan logika cerdas.

Hamas mungkin nanti berkhianat lagi?. Jawabannya kita tidak pernah tahu. Tapi, itu urusan nanti, saat ini yang paling benar dilakukan adalah mendukung penuh Hamas menggebuk Israel. Ini bukan cuma soal Aqidah kalau yang tidak mau berpikir kejauhan, bukan juga cuma soal kemanusiaan, tapi ini soal kebenaran dan keadilan.

Kedamaian tidak akan pernah ada selama kezaliman dibiarkan. Israel adalah entitas kezaliman. Karenanya entitas ilegal ini harus di cerabut dan dibuang.

Iran membela Palestina, dengan cara yang sangat serius. Iran sampai konsisten tidak mau mengakui Israel sebagai negara, termasuk enggan punya hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat yang disebut Iran punya andil besar dalam berdirinya Israel bahkan menjadi donatur tetapnya.

Begitu Republik Islam Iran berdiri, diplomat Israel diusir dan kedutaan Israel di Tehran di tutup. Di gedung yang sama kemudian dibuka kantor kedutaan besar Palestina. Iran bahkan mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara, 9 tahun sebelum negara Palestina diproklamirkan Yasser Arafat.

Konsitensinya membela Palestina dan menolak Israel, membuat Iran diboikot, diembargo dan dikucilkan di panggung internasional. Asal kalian tahu saja, setiap tahun Iran mengadakan konferensi internasional bela Palestina, termasuk menetapkan Jumat terakhir di bulan Ramadhan sebagai hari al-Quds, yaitu hari turun ke jalan menyuarakan dukungan untuk Palestina dan berteriak kencang mengutuk Israel, AS dan Inggris. Dasyhatnya, dalam aksi tersebut yang hadir sampai jutaan orang.


Iran juga sampai membuat Brigade Alquds. Tugasnya satu. Membuka jalan bagi operasi pembebasan Alquds. Tidak tanggung-tanggung dana operasionalnya sampai menguras banyak kas Iran. Pergerakan brigade ini begitu senyap sampai tidak banyak yang tahu. Dunia baru tahu ketika AS menghabisi nyawa panglimanya dengan cara paling pengecut. Pimpinan HAMAS menyebut Jenderal Soleimani sebagai Syahidul Quds. Yang syahid dalam membela Alquds.

Iran sangat serius mengembangkan tekhnologi persenjataan. Bayangkan, kalau memang Iran ada dibalik ketangguhan Bashar Al Assad di Suriah sehingga gagal dicongkel dan dibalik gerakan Ansarullah di Yaman sehingga tidak berhasil juga dibuat menyerah meski sampai harus dikeroyok, maka betapa mengerikannya jika harus berhadapan langsung dengan Iran.

PM Israel Menachem Begin ketika revolusi yang digerakkan Imam Khomeini menang di Iran, dia mengatakan secara terbuka kekhawatirannya, "Lembaran gelap Israel mulai dibuka hari ini."

Sampai hari ini, Israel masih menganggap Iran sebagai ancaman terbesarnya.

Benyamin Netanyahu ketika ditanya, 3 ancaman eksternal Israel yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, dijawabnya: IRAN.. IRAN...IRAN..


***

Sekitar tahun 1980-an dalam sebuah catatan seorang wartawan freelance, Nasir Tamara, serta Lukman Harun, tokoh Muhammadiyah sekaligus wartawan Panjimas.

Catatan dari wartawan-wartawan ini tentang konflik di Timur Tengah (kelak : Lukman Harun menerbitkan catatan perjalanannya tersebut ke dalam bentuk buku; Potret Dunia Islam).

Satu yang masih saya ingat adalah Organisasi Konfrensi Islam (OKI) selalu mengeluarkan pernyataan resmi ‘mengutuk Israel’. Mengutuk itu pun berlangsung hingga hari ini. Termasuk ketika Israel akan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Pun, juga konflik yang berlangsung dua minggu terakhir. 

Kita mengutuk dari daerah "pinggiran", sementara mereka yang berada di daerah "pusat" (negara-negara berpengaruh di Timur Tengah) hanya menganggap rekomendasi kutukan itu sebagai angin lalu. Istilahnya, yang berada "dibawah ketiak" tak bersuara nyaring.

Ini kembali memperkuat asumsi, Palestina sebenarnya tidak diinginkan oleh negara-negara Timur Tengah menjadi sebuah negara berdaulat/merdeka. Bila keinginan itu ada, niscaya sejak dulu Palestina sudah berdiri tegak dan kokoh. Dalam bahasa lain, isu Palestina menjadi isu "seksi" bagi politik regional maupun global.

Bila kalangan Maois (Mao Tse Tung) percaya bahwa perubahan revolusioner itu berangkat dari kepungan daerah "pinggiran" terhadap "pusat" (desa mengepung kota), maka saya lebih percaya pendapat sejarawan klasik, Immanuel Wallerstein tentang analisis "Phery-Phery (pinggiran) vs Centre (pusat)" yang melihat perubahan akan signifikan bila dilakukan oleh daerah-daerah "Centre". Termasuk, mencarikan solusi yang lebih lunak. Supaya, konflik tidak berkelanjutan. Berketerusan. Misalnya ?. "Pusat" mulai mengkonkritkan agar Israel dan Palestina, harus memikirkan untuk hidup berdampingan. Kalau itu tidak dijadikan fokus "pusat", maka konflik akan terus berlangsung. Entah sampai kapan. Maka pertanyaan logis lainnya yang akan muncul adalah, "siapa yang sebenarnya diuntungkan dari konflik berkepanjangan ini ?". 


***



Hafeez Al-ASSAD - Moammar QADDAFI - Yasser ARAFAT 

Ketiga foto tokoh Timur Tengah ini sering muncul dalam Majalah Tempo dan Panji Masyarakat yang punyai ayah saya. Masih ada sampai sekarang. Ketika saya membuka kembali, Selalu ada aura kebanggaan dalam diri saya melihat gambar-gambar mereka, tanpa rasa fanatisme luar biasa, barangkali karena Majalah Tempo dan Panji Masayarakat, kata ayah saya selalu mengetengahkan berita yang objektif tanpa provokasi. 

Assad, Qaddafi dan Arafat adalah "sohib-dekat". Mereka-lah yang secara ideologis membela Palestina. Qaddafi dengan finansialnya dan Assad dengan "second-home"nya (rumah kedua bagi pengungsi Palestina). Ketika ditanya, siapakah yang konsisten membela Palestina sejak dahulunya. jawabannya : Libya era Qaddafi serta SURIAH era Hafeez al-Assad dan anaknya Bashar al-Assad. 

Hafeez Al Assad merupakan tokoh sentral Timur Tengah era 1970-an akhir dan 1980-an, bersama-sama dengan Qaddafi (Libya), Menachen Begin (Israel), Yasser Arafat (PLO-Palestina), Raja Hussein (Yordania), Raja Fahd (Arab Saudi), Khomeini (Iran : termasuk Presiden Iran kala itu, Ali Raja'i dan Rafsanjani), Saddam Hussein (Irak) dan Anwar Sadat (Mesir). Hafeez Al Assad, ayah dari Bashar al-Assad (Presiden Suriah/Syiria) bersama-sama dengan Mesir, ibarat Play Maker "persepakbolaan" Timur Tengah. 

Ada ungkapan terkenal masa itu, "tak ada perang tanpa Mesir, takkan ada damai tanpa Suriah". Merekalah yang mengatur ritme politik Timur Tengah. Ada ucapan terkenal Hafeez al-Assad (kira-kira), "kami merindukan Palestina menjadi merdeka, tapi negara-negara Arab lainnya, tak pernah duduk bersama untuk memuluskan keinginan itu. Justru Palestina dijadikan komoditas politik untuk meneguhkan dominasi dan menjustifikasi konflik tetap berlangsung". 

HISTORIA vitae MAGISTRA : Sejarah mengajarkan kita kearifan.

Terakhir, Saya ingin berkisah tentang tiga kisah perjalanan hidup anak-anak manusia. 

Ariel Sharon (mantan Perdana Menteri Israel) yang digelari "Tukang Jagal dari Beirut" mengingatkan dunia pada tragedi pembantaian Qibya. Pembantaian yang terjadi  bulan Oktober 1953. Hampir seratus orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya. Selanjutnya, bersama dengan Menachen Begin, Sharon melakukan pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada 1982. Ribuan orang terbunuh. Dunia tersentak. Tapi Begin (bersama-sama dengan Anwar Sadat dan Jimmy Carter dihadiahi Nobel Perdamaian). Silahkan tonton di youtube (klik : shabra shatila massacre). 

Sementara itu, jalan hidup Moammar Qaddafi teramat berbeda dengan "mentornya" Gamal Abdel Nasser. Nasser "pergi" akibat sakit setelah peperangan (perang Arab-Israel) usai pada 28 September 1970, sementara Sang Kolonel "terbang" akibat laras senapan rakyatnya sendiri. Tapi ada satu pertanyaan yang mengemuka : "Mengapa Nicholas Sarkozy, yang berhidung mancung-melengkung itu  (waktu itu sebagai Perdana Menteri Perancis) mengatakan bahwa Khaddafi tidak layak pimpin rakyat Libya, sementara sebelumnya, Sarkozy adalah sohib akrab Khaddafi bahkan si Moammar ini menjadi penyandang dana terbesar kala Sarkozy ikut Pilkada-nya Perancis ?". Terlepas salah benar-nya Khaddafi, sudah sepantasnya dunia "memperkatakan" bahwa begitu berbedanya perlakuan barat pada Khaddafi dibandingkan dengan Ariel Sharon.

Kemudian, sebuah kisah tentang dialog antara seorang Nelayan kecil dengan Alexander Agung. Alexander the Great putra Philipus penguasa Macedonia ini "menilang" seorang nelayan karena menangkap ikan di wilayahnya. Dengan teramat ketus, si Nelayan tadi berkata pada murid Aristoteles ini : "saya mengambil ikan di tempat saya, anda bilang saya pencuri,  sementara anda mencaplok wilayah orang lain, anda dianggap pahlawan"). 

Kejadian di luar sana, entah mengapa, selalu menjadi bahan pertengkaran. Antara sebagian kita dengan sahabat yang lainnya. Sungguh tak menguntungkan di kedua belah pihak. Arang habis, besi binasa. Kadang  luka di hati, tertanam pula. Waktu sembuhnya, bisa jadi lama. 

Doa itu, kadang terlihat dari gerak bibir, suara yang keras, menggelora tertuju pada yang Kuasa. Pun, ada pula, doa itu, berbisik lirih dikeheningan, kadang diam tak bersuara, tujuannya (juga) pada yang Kuasa.


Demikian...!


Referensi :
- Sebahagian Tulisan Di Improvisasi dari Artikel seorang Dosen UIN Imam Bonjol Padang.
-Sebagian Tulisan, Di Daur dari Tulisan seorang Mahasiswa S3 Di Qom (Iran), Abang Ust IAP.
- Sebahagian lain dari beberapa Bacaan artikel, Tesis dan Majalah.


#Palestinamerdeka #Alquds #Iran#Suriah#Hizbullah#Ansharallah #westandwithpalestine #Islamantiterorisme #Islambersatu #Palestine #Palestinaindonesia

Kamis, 20 Mei 2021

SELAIN HAMAS YANG BERHALUAN ISLAM, ADA PFLP, YANG BERHALUAN MARXISME YANG MENJADI BENTENG PERLAWANAN RAKYAT PALESTINA




"Dalam tubuh kita sejarah bersembunyi" -- [ Tatsumi Hijikata ]

Perjuangan rakyat Palestina dalam mewujudkan mimpi mereka untuk membentuk negara berdaulat, adalah perjuangan yang kaya "warna".  Dalam aroma dan detak perjuangan itu, mengalir ragam kontribusi dari berbagai faksi. Secara umum, ada tiga faksi utama, yaitu faksi Islam, faksi Kristen hingga faksi komunis. 

Mari kita buka lembaran-lembaran berita koran tahun 1980 - 1990-an. Memang Palestina kala itu identik dengan PLO. Yasser Arafat sebagai tokoh ikoniknya. Tapi dunia dan catatan sejarah mencatat ada figur lain yang tak kalah terkenalnya dari Yasser Arafat. 

Siapa dia?. Namanya adalah George Habbash, namanya. Seorang Kristen dari (sekte) Gereja Ortodoks Palestina. Habbash merupakan salah satu pendiri Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Organisasi perlawanan yang paling ditakuti Israel masa itu.  Dua tokoh ini, Arafat dan Habbash, dikenal sebagai tokoh dengan kadar militansi tinggi dalam melawan Israel. Sebagian besar rakyat Palestina dan tokoh dunia bahkan menganggap Habbash sejajar dengan Yasser Arafat. 

Yasser Arafat terkenal dengan taktik diplomasinya. Jauh lebih moderat. Pada aspek-aspek tertentu, terkadang kompromistis. Habbash justru lebih radikal. Perlawan senjata adalah ciri khasnya. Bahkan kegiatan-kegiatan sabotase terhadap Israel adalah tindakan yang sering dilakukan pasukan Habbash. 

Majalah New York Times bahkan menggelari Habbash sebagai "ahli taktik terorios". Majalah TIME menjulukinya dengan gelar a-la mafioso, "Godfather Terorisme Kristen". 

Habbas yang tanggal  2 Agustus 1926 di Lydda, Palestina ini meninggal di Amman Yordania tahun 2008, dalam usia  81 tahun. Kepergian Habbash ditangisi banyak rakyat Palestina, sebagaimana duka mendalam teramat dalam ketika Yasser Arafat meninggal. Tiga hari ditetapkan sebagai masa berkabung oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Untuk menghormati Habbash. Dalam ucapan dukanya, pemimpin Hamas - Ismail Haniyeh - mengatakan bahwa Habbash adalah pahlawan Palestina seperti yang juga dikatakan oleh kelompok Jihad Islam. Tak salah hingga hari ini, banyak rakyat Palestina yag mneganggap Habbash sebagai salah seorang "Bapak Bangsa". Seorang El-Hakim. 

Dalam memperjuangkan Palestina tersebut, apa "warna" yang digelorakan oleh Habbash ?. " Nasionalisme Arab dan Marxisme-Leninisme (komunisme)". 

Sungguh, berwarna sekali perjuangan rakyat Palestina itu.!

Mengenai faksi perlawanan di Palestina, sebagaimana yang saya sampaikan pada Tulisan sebelumnya, tentang kekacauan memahami peta Politik Di Palestina.

Sebenarnya kebanyakan kita hanya tahu, HAMAS dan FATAH atau secara samar-samar juga Jihadis Islam. Namun perlu juga kita tahu, ada satu faksi lain yang juga cukup lumayan besar dan sering merepotkan Israel. Namanya adalah PFLP (Popular Front for the Liberation of Palestine) Dalam bahasa arabnya, Di sebut : Al-Jabhah al-Sha`biyyah li-Taḥrir Filasṭin. Yang dalam bahasa Indonesianya, disebut Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina.

Di PLO, PFLP ini adalah organisasi pergerakan terbesar kedua setelah FATAH. Lahir tahun 1967 jauh sebelum HAMAS dibentuk. Kemungkinan media Indonesia jarang mengangkat mengenai keberadaan faksi ini, karena aliran faksi ini adalah Komunisme (Marxisme-Leninisme). Tujuan berdirinya adalah menentang imperialisme dan anti Zionis.

Partai ini didirikan oleh "George Habash", seorang Arab Palestina beragama Kristen. Namanya juga beraliran kiri, bentuk perlawanannya jauh lebih mengerikan dari HAMAS. PFLP memiliki sebuah sayap paramiliter yang bernama Brigade Abu Ali Mustapha. Brigade ini sangat dikenal di era tahun 70an, karena dalang dalam serangkaian serangan bersenjata dan pembajakan pesawat.


Pasca tahun 2000-an, korban serangan dari brigade ini tidak tanggung-tanggung. Kerap menyasar pejabat penting Israel. Tahun 2001 kepala keamanan Israel "Meir Lixenberg" ditembak dalam mobilnya. Di tahun yang sama, Menteri Pariwisata Israel "Rehavam Zeevi", jadi korban pembunuhan selanjutnya. Tahun 2012 menyerang markas patroli IDF, dan membuat komandan IDF luka parah.

Berbeda dengan FATAH, PFLP terang-terangan menolak perundingan dengan Israel dalam bentuk apapun. Target PFLP hanya satu negara, Yaitu satu negara dengan identitas Arab, di mana orang Yahudi berhak untuk hidup dengan hak yang sama dengan minoritas mana pun. PFLP menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan Palestina rakyat yang demokratis, di mana orang Arab dan Orang Yahudi akan hidup tanpa diskriminasi, negara tanpa kelas dan penindasan.

Lantas, kalau dibilang ini partai terbesar kedua di Tepi Barat setelah FATAH, keanggotaannya siapa saja?. Ya, mayoritas muslim Arab. Anggotanya juga ada di Jalur Gaza. Yang kerap berjibaku bersama Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer HAMAS dalam kontak senjata menghadapi Israel. Menariknya adalah partai ini paling populer di kalangan mahasiswa.

Organisasi mahasiswa di Universitas Alquds (Yerusalem Timur), Universitas Bir Zeit (wilayah Ramallah), An-Najah National Universitas (Nablus), dll menyatakan mendukung PFLP. Dan yang mengejutkan, saat partai ini ulang tahun, 70 ribu warga Gaza merayakannya.

Dari semua faksi yang ada di Palestina, aktivis PFLP lah yang paling banyak mendekam di penjara Israel.

Di Palestina, komunisme identik dengan gerakan perlawanan menentang imperialisme. Kalau di Indonesia, agak berbeda. Yang berkembang mengenai komunisme adalah aliran tidak percaya Tuhan atau ateisme, dan tidak mungkin seorang muslim sekaligus seorang komunis.

Inilah akibat kesalahan membaca peta sejarah. Padahal sejarah nasional mencatat, PKI lahir di Indonesia justru oleh aktivis Syarekat Islam yang anti imperialisme dan penjajahan Belanda. karena, dari Syarikat Islam. jadi, jelas mereka muslim. tidak ada satupun bukti otentik Semaun, Muso, Tan Malaka sampai Aidit itu atheis, yang tidak percaya Tuhan.

Perlu juga kita ketahui, bahwa Salah 1 donatur PFLP pasca tumbangnya Uni Soviet adalah Republik Islam Iran.


***


Ihwal diatas, telah membantah sebuah hipotesa bahwa Komunis itu Atheis?.

Komunisme kerap disama artikan dengan atheisme. Penyamaan yang sangat keliru dan serampangan. Memang tidak sedikit komunis itu atheis (apalagi komunis yang di Rusia dan di China). Tetapi, tidak semua komunis itu atheis. Partai komunis di Indonesia justru lahir dari aktivis-aktivis Islam yang sebelumnya tergabung dalam Syarekat Islam (SI). Ada Haji Misbach yang menjadi tokoh PKI yang berasal dari lingkungan santri, serta ada Sayid Fahrul Baraghbah dari kalangan Habaib yang menjadi ketua PKI di Kalimantan Timur. Bahkan Semaun, ketua PKI pertama adalah mantan ketua SI Semarang. Sebagai mantan ketua SI dan murid HOS Cokrominoto, jelas Semaun adalah penganut Islam yang bukan dari kalangan awam.

Partai Komunis di Palestina (PFLP), didirikan Dr. George Habash, seorang Kristiani yang taat, yang partainya menampung anggota yang justru lebih banyak dari muslim. Partai Komunis di India, juga berisi orang-orang yang masih tetap kuat memegang keyakinan Hindunya. Silakan cek sendiri, partai-partai komunis itu marak di negara-negara Arab, di Palestina sendiri partai komunis justru menjadi partai terbesar kedua setelah FATAH, dan komunis-komunis Arab itu tetap agamawan.

Kalau orang-orang PKI itu atheis, logiskah mereka bisa dengan mudah bermain politik dinegara Pancasila yang sila pertamanya Ketuhanan yang Maha Esa selama kurang lebih 20 tahun ditengah-tengah tokoh-tokoh Islam dan ulama yang sama dengan mereka di panggung politik?.

Memang PKI sering konflik dan bersiteru dengan kelompok-kelompok Islam, khususnya dari NU dan Masyumi, tapi itu perseteruan yang dipicu oleh perbedaan ideologi politik dan metode, bukan dipicu oleh sentimen keagamaan. Toh ketiganya: Masyumi, NU dan PKI bisa bergandengan tangan ketika isunya adalah menolak intervensi asing, yang merupakan bagian dari ideologi perjuangan ketiganya yang anti imperialisme.

Tidak bisa dipungkiri, Islam Phobia bisa saja diidap oleh sebagian orang-orang PKI. tapi, tidak bisa digeneralisasi bahwa itu artinya anti agama. Toh, ketika Pemerintah membubarkan HTI bukan berarti pemerintah anti dan membenci Islam.

Yang dibutuhkan adalah kemampuan berbuat adil. PKI kejam dan melakukan pemberontakan yang menelan korban jiwa dari warga sipil, terutama dari umat Islam, Iya. Namun jangan ditutup-tutupi dan digunting dari pita sejarah mengenai pembantaian massal anggota PKI diawal berdirinya ORBA.

Meluruskan kesalahan pandangan: komunis sama dengan atheis, bukan berarti mendukung atau menganut ajaran komunisme, atau meminta ajaran komunisme diizinkan kembali. Sebagaimana halnya seorang ulama Sunni meyakini Syiah adalah juga bagian dari Islam bukan berarti lantas menjadi Syiah atau bisa seenaknya dituding Syiah kemudian dikafir-kafirkan dan dimusuhi.

Sama Ketika seorang Kyai NU memuji Muhammadiyah dan menyebutnya ormas Islam yang langkah-langkahnya terpuji, apa lantas sang Kyai mau disebut anggota Muhammadiyah?. Ketika seseorang mengamankan seorang pencuri yang dikeroyok massa dan meminta massa untuk tidak main hakim sendiri dan sebaiknya si pencuri diserahkan ke polisi, bukan berarti orang itu membela kesalahan si pencuri atau serta merta menjadi komplotannya si pencuri.

Ketika saya meluruskan pandanganmu yang salah mengenai PKI, bukan berarti PKI itu jadi benar dimata saya dan saya tiba-tiba jadi PKI untuk kemudian halal kau gebuk dan caci maki: Habisi, ganyang, tumpas, basmi kayak kecoa!!!.

Memang ada persepsi sebahagian, bahwa komunis Indonesia itu berbeda dengan komunis di negara Arab seperti, Irak, palestina dan negara negara Balkan. Kalau komunis di sana melawan dominasi imprealis kapitalis, sedangkan di Indonesia tidak. 

Inilah sejarah yang di pelintir. Akibatnya yang terbangun adalah sentimen kegamaan. 

Sebearnya Komunisme Indonesia tidak memusuhi islam. Tetapi memusuhi tuan tanah yang tidak bagi hasil secara adil kepada buruh tani. Adil menurut PKI adalah 80:20, 80% untuk buruh tani dan 20% untuk tuan tanah. Dengan cara itu menurut PKI akan memperkecil jurang antara pemilik kapital dan buruh, sehingga nantinya tidak ada kelas dalam masyarakat, semua sama-sama sejahtera. Dan kebanyakan tuan tanah pada saat itu adalah Pak haji dan pemilik pesantren. Nah, isu ini dimanfaatkan oleh orde baru seakan-akan PKI membenci islam. 
Makanya, hanya di Indonesia yang menghubungkan komunisme sama dengan anti agama. Padahal, jika kita baca komunisme internasional, Di India Misalnya, yang mayoritas hindu, justru Komunisme tumbuh subur dan tidak dimusnahkan padahal mereka menentang perbedaan kasta ala Hindu. 

Inilah yang membedakan mazhab KOMUNISME Stalin dan KOMUNISME MAO yang dilanjutkan oleh Deng xio ping, dst.  Contohnya: D.N. Aidit menganggap AGAMA itu laksana opium, adanya REVOLUSI BUDAYA yang dicanangkan Komrad MAO, sehingga terjadi pembantaian terhadap yang tidak sejalan dengan mereka: kamboja dengan polpot-nya, Rohingya dengan pengusiran umat MUSLIM-nya,  RRC dengan etnis Uigur-nya, PKI dengan pembunuhan kyai dan santrinya, bahkan kekuatan terakhir PKI di blitar pun masih melakukan pembunuhan terhadap kyai dan santrinya. Bahkan SUKARNO pun awalnya cukup agamis, karena beliau adalah murid HOS Cokro Aminoto bersama dengan Karto Suwiryo. 

Kongklusinya, jika mau di ulaskan Soal komunisme antar Bangsa, pasti panjang. Yang Pastinya, hampir semua negara-negara Sosialis mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak mengakui kedaulatan Israel. 


Demo PFLP, di wilayah tepi barat sambil bawa foto Abdul malik al Houthi, Hassan Nasrullah dan Bashar Al- Assad serta mengibarkan bendera Suriah dan Hizbullah



mahasiswa yang berafiliasi dengan PFLP sambil Mengibarkan bendera iran, suriah dan hizbullah


Referensi :
- Kliping-kliping Majalah Tempo tahun 1988, 1990 dan 1991 [ koleksi pribadi ]. Data-data keterangan tanggal, dikutip dari wikipedia. 
- Di ambil dari berbagai Tulisan Mahasiswa S3 dan Dosen, Salah satunya Adalah Bang Ust. IAP---

 
#Panjang umur perjuangan 🇰🇼🇮🇩
#Long Live Palestina
#Palestina Merdeka
#Hizbullah
#Iran
#Pejalan Sunyi
#Nalar Pinggiran


TIDAK ADA BANGSA PILIHAN. SO, TAK ADA ALASAN UNTUK MENJAJAH



Saya tidak bisa mengkhianati nalar saya sendiri. Ketika saya belajar lalu tahu bahwa Al-Aqsa itu berdiri di atas Tanah Yang di janjikan, Tanah Tiga agama-agama Suci, nalar saya langsung mempertanyakan: Kenapa sekarang saling klaim atas tanah tersebut?. Tentu saja saya sadar bahwa itu pun bagian dari rumitnya sejarah masa lalu.

Ketika tempat itu dikuasai Kristen, masjid itu juga pernah difungsikan bukan sebagai masjid, tapi sebagai istana. Justru karena saya berpikir, Palestina mewarisi sejarah konflik yang panjang, dan masih ingin menggunakannya.

Israel itu hadir di bumi Arab tahun 1948. Sebagai entitas negara. Tepatnya, negara yang berideologikan Zionis. Lalu, konflik berkepanjangan - berkelanjutan mulai terjadi di wilayah ini (maksud saya : Timur Tengah). Tidak usahlah kita kisahkan bagaimana episode-episode konflik itu. Panjang sekali, sepanjang film India di ANTV.

Pertanyaannya, "Apakah semuanya karena Israel ?". Jawabannya : TIDAK. Semuanya karena gerakan Zionis Antar Bangsa.

" Bagaimana bisa ?". Karena Zionisme itu bukan agama. Ia gerakan politik. Ideologi politik. Tidak semua yang berpahamkan zionis ini selalu mereka yang beragama Yahudi.

Orang Amerika Serikat dan sekutunya (Anglo-Saxon) ada yang mendukung zionisme ini. Pun demikian orang Jepang, China, Arab dan negara-negara Eropa lainnya. Mereka mencari untung dengan "menempel" ke ideologi ini. Seumpama kata, bekas pimpinan Cina - Kamerad Deng Xio Ping, "jangan perdebatkan warna bulu kucing, bila pandai menangkap tikus. pakai. ambil. gunakan !".

"Lalu, siapakah sebenarnya musuh itu ?". Zionis Antar Bangsa !.

Ketika Amerika Serikat melaksanakan "War on Terror", pada dasarnya negera Paman Sam ini sedang menjadikan eksistensi Israel di Timur Tengah semakin kuat. Satu persatu, semua negara yang berpotensi untuk melemahkan Israel mulai dihantam. 10 tahun perang Iran-Irak berlangsung. Kedua negara ini porak poranda. Irak didukung penuh oleh beberapa negara Arab dan Eropa.

"Siapa yang diuntungkan dari perang ini ?".

Lalu, karena "merasa ditinggalkan dan tak dihargai", Saddam Hussein kemudian menyerang Kuwait. Sejak saat itu hingga kini, Irak yang dikenal sebagai negara paling stabil pertumbuhan ekonominya, mulai layu. Konflik sektarian menjadi permasalahan serius di negeri "Dinasti Abbasiyah" ini. Irak terbagi menjadi tiga wilayah yang masing-masing wilayah merasa memiliki otoritas, sekaligus bisa "dimainkan" oleh pihak-pihak eksternal, yaitu Irak, Kurdi di Utara, Syi'ah dan Sunni di selatan.

"Siapa yang diuntungkan dari perang ini ?".

Mesir ?. Sebuah negara di Timur Tengah (tepatnya : di Afrika Utara) ini dikenal sebagai negara Arab yang maju dari aspek militer maupun budaya dan tradisi intelektualnya, kini sedang menghadapi teror-teror dari kelompok garis keras. Buah dari campur tangan politik yang selama ini mereka lakukan di negera lain. Mesir "diajak" ikut main. "Siapakah yang mengajaknya ?". Mereka yang diuntungkan hari ini dari kondisi keamanan Mesir yang tak stabil tersebut.

Negeri kaya seperti Libya, kini mulai sulit untuk menaikkan daya tawar politik dan ekonomi kawasannya, selepas Khaddafy terbunuh - tepatnya, dibunuh. Sebelumnya Lebanon yang dikenal sebagai negara maju di Timur Tengah, hingga kini sulit bangkit akibat meletusnya Perang Saudara tahun 1975 lalu.

"Siapa yang diuntungkan dari kondisi politik Mesir, mundurnya pengaruh Lebanon dan sulit bangkitnya Libya pasca Khaddafy ?".

Mungkin jawaban kita adalah Amerika Serikat. Mungkin kita tambahkan pula dengan Israel. Mungkin kita tunjuk pula Zionis.

Tapi jangan lupa, proses-proses di atas, bukanlah kerja Amerika Serikat dan Israel saja. Bahkan untuk peristiwa-peristiwa tertentu, dua negara ini tak terlibat langsung. Mereka cukup menggunakan "kawan-kawan" politik mereka.

Zionisme itu antar bangsa, Ia trans-nasional.

Karena, Banyak yang tidak bisa memahami bahwa mereka yang anti pada negara Zionist Israel bukan berarti anti-Yahudi. Dan mereka yang mendukung kemerdekaan rakyat Palestina, tidak berarti mendukung para pengasong derita Palestina di Indonesia.

Saya anti Zionist Israel dan mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Tapi, saya tidak anti-Yahudi dan tidak mendukung mereka yang mencari untung dari penderitaan rakyat Palestina.

Ketika sebuah negara kuat seperti Israel yang didukung oleh sebagian besar negara superpower Barat dan badan internasional menekan semut kecil seperti Palestina, bagaimana rasa keadilan kita tidak tergerak?.

Banyak yang berasumsi bahwa Palestina adalah sebuah bangsa yang bermukim disebuah wilayah. tetiba datang ribuan orang dari berbagai negara eropa dan amerika di wilayah tersebut. Mereka melakukan pengusiran dan pencaplokan wilayah, dengan pemaksaan dan genosida. serta melakukan pemaksaan politik. apa itu bukan penjajahan?.

"Dulu Daerah yang disebut Palestina merupakan daerah bangsa Israel tinggal. karena mereka terus-terusan berperang, sehingga daerah tersebut sering gonta ganti penguasa. bangsa palestina yang disebutkan itu juga dahulunya merupakan pendatang di daerah tersebut. Jadi, sangat absurd kalau di katakan daerah tersebut merupakan milik '"bangsa palestina", karena tidak ada juga bukti ataupun tanda yang dapat menunjukkan bahwa daerah tersebut milik orang-orang yang disebut palestina".

Oke, tapi apakah ada bukti Yang menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah wilayah dimana bangsa Israel menetap. Yang ada adalah orang-orang yang datang dan kemudian mengklaim sebagian wilayah palestina dan mendirikan negara Israel.

"Bagaimana mungkin tidak ada bukti, Yang namanya orang Yahudi, sudah pasti latar belakang dan nenek moyangnya berasal dari daerah itu. Nah, Milisi asli Palestina adalah Fatah, yang dibentuk oleh pemimpin PLO, Alm. Yaser Arafat, milisi ini telah berdamai dengan Israel melalui Camp David Agreement dulu. Kemudian masuklah Iran, Qatar dan Suriah. maka, hancurlah perjanjian Camp David tersebut sampai hari ini. kasihan kan, rakyat civil kedua pihak baik Palestina maupun Israel?"

Yah, beginilah akibatnya kalau membaca sejarah di google. Tidak utuh dan asal bicara. He, penduduk asli palestina itu, orang kanaan. justru bani Israil lah yang pendatang, yang sebelumnya menolak ketika diajak Nabi Musa as. Apalagi yahudi eropa yang menjadi zionis. mereka itu bukan dari garis keturunan bani Israil. mereka turunan kerajaan kazar, Orang turunan Turk .

"Soal penduduk asli Palestina, memang benar. Namun, penduduk Kanaan itu telah dikalahkan oleh bangsa Israel pada zaman Nabi Musa dulu. Sekedar informasi buat kita, setiap orang Yahudi, sudah pasti mereka memiliki latar belakang dan nenek moyang dari orang-orang yang mengalahkan penduduk Kanaan, 4000 ribu tahun yang lalu".

Selain tidak utuh membaca peta sejarah, analisis kita juga minim. memangnya orang kanaan dan yahudi, yang tinggal dizaman solomon itu tidak kawin mawin, sehingga menjadi orang palestina. Lalu, diusiri oleh yahudi eropa yang zionist itu. Sedangkan, jika logika kita seperti itu. Maka, orang persia, babylonia, inggris, turki ottoman itu lebih berhak ketimbang orang israel versi kamu. karena mereka pernah berkuasa juga.

Lalu, kamu membantah, bahwa Sudah pasti mereka kawin mawin. Namun, mau kawin campur bagaimanapun, darah Yahudi tetap tidak akan hilang, bos. Tapi, perlu anda ketahui, orang Yahudi yang fanatik tidak akan kawin campur dengan suku ataupun ras lain.

"Daerah Israel itu dulu memang pernah dikuasai oleh Inggris. namun, Inggris memberikan daerah itu pada orang Yahudi untuk mendirikan negara Israel. Orang Persia, Turki ataupun Babylonia juga pernah menguasai Israel, namun sayangnya mereka kalah perang".

Agak lucu juga daerah jajahan, justru diserahkan sembarang ke orang lain. Israel itu terbentuk, pada tahun 1948, Sejak LBB, hal itu jelas punya legitimasi, sehingga menjadi dasar pendirian PBB pada tahun 45. Dan dijadikan dasar dalam piagam PBB tentang "Right to self-determination", Hak menentukan nasib sendiri oleh negara jajahan.

UK melanggar hukum internasional dan UN ikut terlibat dengan mengakui kemerdekaan israel. Israel itu lahir dari produk yang melanggar hukum internasional.

Lalu, kamu dengan serampangan mencoba merasionalisasi, bahwa Israel memang belum ada sebelum 1948 dan juga Palestina sebagai negara juga belum ada sebelum 1948, jadi wajar sebagai wilayah yang belum berdaulat sebagai sebuah negara. orang-orang Yahudi kemudian mendeklarasikan sebuah negara yang kemudian dikenal dengan nama Israel.

saya berikan anda analogi: Indonesia sebagai sebuah negara juga belum ada sebelum tahun 1945, jauh sebelumnya yang ada adalah pemerintah Hindia Belanda (Nederlandsch-Indië), salah satu koloni Eropa di bawah kekuasaan Imperium Belanda. Jabatan penguasa tertingginya disebut Gubernur Jenderal, punya angkatan militer dengan nama KNIL (tentara kerajaan Hindai Belanda), punya hukum dan Pembagian administratif, punya usaha-usaha ekonomi, dan semua perangkat yang dimiliki sebuah negara yang berdaulat.

dengan logika yang digunakan orang-orang seperti KAMU, yang membela berdirinya negara Israel di wilayah bangsa Palestina dengan alasan di wilayah tersebut sebelumnya bukan negara dan belum berdiri sebuah negara, sehingga itu bukan penjajahan, maka dengan logika yang sama, Hindia Belanda harusnya tetap ada, dan tidak perlu ada yang namanya perjuangan kemerdekaan dan upaya mendirikan negara Republik Indonesia.


***


kelebihan orang-orang Israel (baca: Zionis) ada pada kekuatan mereka dalam menguasai ilmu sejarah. dengan pembacaan sejarah mereka yang komprehensif, khususnya sejarah Arab, mereka jadi begitu mudah mengenal karakter bangsa Arab, termasuk kelemahan-kelemahannya, sehingga sangat mudah membuat bangsa Arab saling tikam sendiri. sementara sebahagian dari pihak yang mengklaim memusuhi Israel, ilmu sejarahnya sangat tidak sebanding. sehingga kebencian dan permusuhan pada Israel lebih bersifat sporadis dan temporal. kadang-kadang panas, kadang-kadang lembek. tidak ada pemetaan dan srategi yang jelas dalam menghadapi Israel. Untung-untung bisa memahami isu konflik Palestina-Israel sebenarnya.

Bukan main-main ketika bung Karno meletup-letup menyampaikan, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. sebab itu penting... sangat penting. kalau pengetahuan sejarah kita masih cetek, itu juga banyak distorsinya. Jangan berharap bangsa kita bisa besar.

"Apakah orang Yahudi itu, orang pilihan, kak. Itu kata banyak orang. Itu pula yang pernah saya pelajari. Apakah karena hal ini, membuat orang Yahudi tersebut banyak yang pintar. Peletak dasar teori-teori besar di berbagai disiplin ilmu, banyak keturunan Yahudi. Mereka banyak pula memenangkan hadiah Nobel. Apakah karena dianggap bangsa terpilih ?".

Tidak ada bangsa pilihan. Tidak ada suku pilihan. Itu menurut tafsiran, saya. Kalaupun ada dalam kitab suci, mengatakan hal yang demikian, tentu tidak harus dipahami secara literal. Secara tekstual. Butuh penjabaran lebih elaboratif. Bagi saya, semua kita ini, tidak dari etnis-suku-bangsa apapun di bumi yang bulat ini, semuanya pilihan. Kita terpilih. Tidak ada yang lebih utama dibandingkan dengan yang lain. Tuhan memilih kita. Dengan kuasaNya, kita bermula di rahim perempuan. Rahim ibu kita. Ada di rahim perempuan Arab, Eskimo, Gypsi, NTT, NTB, Sulawesi, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, Melayu, Tionghoa, Aria, Punjabi, Tamil, Barbar, Pushtun Mentawai, Campa, Azeri, Chenchen, dan seterusnya, dengan seluruh percabangan genetik-kulturalnya. Tuhanlah yang memilihnya. Kita dipilihkan oleh Tuhan. KuasaNya. KemutlakanNya. Lalu, tidak mungkin Tuhan, menganggap suatu kelompok orang lebih terpilih dibandingkan kelompok lainnya. Semua kita terpilih. Semua kita, manusia ini, pilihan. Sebaik-baik penciptaanNya.

Lalu ada yang unggul di suatu bidang, tentu ada penyebabnya. Pasti ada ikhtiar dan kelebihan-kelebihan yang sifatnya - dalam bahasa sosiologi sebagai achievement (ikhtiar dalam berprestasi). Toh, bukan orang keturunan Yahudi saja yang dianggap pintar-pintar. Kalau dijadikan Nobel dan invention dijadikan ukurannya, kan orang China, Korea Selatan, Anak Benua India (India dan Pakistan) serta Jepang, banyak juga yang memenangkan hadiah Nobel. Melahirkan capaian ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencengangkan dan jadi buah bibir ummat manusia. Itu bukan karena mereka "pilihan".

"Lalu karena apa ?".

Ada satu penggalan puisi Kahlil Gibran. Kalau tak salah. Begini penggalannya : "Jangan kau tangisi hilangnya harumnya bunga mawar di taman. Tapi tangisilah, hilangnya tradisi menanam bunga mawar itu sendiri !".

Tradisi ilmu pengetahuan itu, menjadi "passion" mereka.

Bisa jadi memang konflik palestina dan israel itu memang "dipelihara" oleh pihak-pihak tertentu. Karena banyak analisa juga tidak akan serta merta menghentikan perang. Pokok permasalahanya kan, kedua belah pihak tidak mau saling mengakui teritorial atau batas wilayah.

Yah, jika klaim itu terus berlangsung. Ibarat mengukur kain sarung. Tidak bertemu ujung dan pangkalnya. Berputar putar. Sudah puluhan tahun berlangsung. Berputar putar di isu-isu itu juga. Dipermainkan dan dikapitalisasi oleh berbagai pihak. Kasihan rakyat kecil di kedua belah pihak. Peninggalan arkeologis, merefleksikan berdampingannnya Al Aqsa, Gopgotta - Sepulchre dan Dinding Ratapan. tidakkah solusi terbaik itu, menaikkan dan mengkondisikan bahkan memaksa untuk mulai HIDUP BERDAMPINGAN ?.

Sulit, mungkin. Dendam historis, sulit untuk dilupakan. Apatah lagi kalau bicara klaim. Tak berujung dan berpangkal. Masing-masing pihak punya justifikasi (historis - teologis). Tapi, kedamaian itu, hanya muncul ketika berdampingan mulai ditumbuh kembangkam. 

Wallahu a'alam


Referensi ;
- SEBAHAGIAN DI DAUR DARI ARTIKEL DOSEN SOSIOLOGI UIN PADANG DAN HALAMAN PESBUK UST. IAP DAN BERBAGAI SUMBER BACAAN.


#long Live Palestina
#Pejalan sunyi
#Nalar Pinggiran



Rabu, 12 Mei 2021

CORETAN BERSERAK IEDUL FITRI 1442 H



Dante Alegiere’, salah seorang filosof berkebangsaan prancis, dalam karyanya “ Divina Comedia” menyatakan manusia itu dilahirkan dalam keadaan fitrah yang suci (Baca: Hanif). Karena itu, manusia hidup dalam alam paradiso, dan ketika mati ia berpulang masuk surga. Namun seiring berjalannya siklus waktu dengan suguhan beragam kenikmatan dan kesenangan artifisial (baca : Dunia), kebanyakan manusia terjebak dan tergoda sehingga secara evolutif mengantarkannya ke alam inferno. Alam inferno adalah alam kesenangan, kelezatan, dimana kebanyakan manusia senang dan hobi menginvestasi dosa, kejahatan, keburukan, baik secara sadar dan struktural maupun secara tidak sadar karena adanya hukum kausalitas, sehingga dirinya menjadi kotor dan nista.

Keterjebakan manusia pada alam inferno ini simultan dengan igauan ‘Albert Camus’ yang mendasarkan diri pada tindakan yang lebih dasar : “ saya memberontak, karena itu saya ada”. Terma memberontak dalam pandangan ‘Ali Sayri’ati’ memperlihatkan proses “becoming” seacara sangat dramatis. Selama manusia hidup tanpa salah dialam surgawi, ia justru tidak manusiawi. Hanya dengan memberontak, ia menjadi manusia. Ketika mengetahui ia ditakdirkan tanpa salah dan tidak produktif di dalam surga, ia memberontak dengan memakan buah pengetahuan, buahnya pemberontakan dan kesadaran. Demikianlah ia diusir dari surga yang penuh dengan kesenangan, kemudahan, konsumsi dan kepuasan.

Dibumi, sebagai tempat baru ia merasakan tanggung jawab atas dirinya dan kehidupannya. Pandangan ‘Ali Syari’ati’ juga mendapat dukungan ‘Muhammad Iqbal’ yang mengatakan bahwa kejatuhan adam sebagai hukuman dan merupakan langkah kebangkitan manusia, yakni kebangkitan manusia dari keadaan primitif selera naluriah kepemilikan sadar dirinya, yang mampu bersikap ragu dan membangkang. Kejatuhan tersebut bukan merupakan bentuk kemerosotan moral, ia merupakan peralihan dari kesadaran sederhana ke kilasan pertama kesadaran diri, seakan tersentak dari mimpi alami karena deburan sebab individual ke dalam wujud dirinya sendiri.

Mencermati dialektika kehidupan manusia dengan visi kesadaran pada tindakan yang lebih sadar, maka momentum puasa ramadhan dalam pemaknaan ‘ Emha Ainun Nadjib’ adalah merupakan bulan suci, bulan tersediannya ampunan dan barokah sehingga manusia yang menggembaraiannya senantiasa berada dalam bimbingan Allah, yang pada gilirannya akan memperoleh penyucian pada dirinya. Atau memakai jargon lain, puasa merupakan proses peragian spiritual, kristalisasi atau esensialisasi.

Proses laku puasa, memerdekakan jiwa manusia dari beban dan kotoran keduniaan. Dalam hal ini, puasa seakan-akan merupakan ilmu untuk mati. Artinya manusia yang berpuasa, belajar menyortir segala sesuatu yang ada dalam hidupnya, mana yang sejati dan mana yang semu, mana yang abadi dan mana yang temporer, mana yang bisa dibawa ke alam kekekalan dan mana yang hanya dibawa ke alam kubur. Pada posisi ini bulan ramadhan pada sisi esoteris berarti membayi, yakni selalu melalui proses panjang selama satu bulan, manusia selalu suci tanpa noda dan kesalahan. Atau meminjam ungkapan ‘Komarudin Hidayat’ : “selama sebulan kita mengalami transendensi diri”, keluar dari gegap gempitanya lalu lintas politik dan nafsu angkara murka yamg saling mengalahkan satu sama lain.

Bulan ramadhan bagaikan oase yang meberikan kesejukan, ketentraman, kesyukuran dan keteduhan diri dari rasa letih dan pengap oleh proses konsolidasi demokrasi yang semrawut. Oleh karena itu, bulan ramadhan bukanlah bulan pelarian atas dosa-dosa politik, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, entah itu pelakunya adalah penguasa, politisi, maupun para birokrasi. Justru sebaliknya setelah sebulan melakukan pertapaan dan instrospeksi yang intensif akan mengantarkan kita untuk memasuki orbit kesadaran ruhani, diaman suara nurani yang terbebaskan dari dominasi egoisme yang selalu mengejar self glory, agar kedepan kita lebih arif menapaki kehidupan.

Pembelajaran kesadaran dan pengendalian diri selam menjelankan puasa akan menjadi modal utama dan kekuatan agar tidak kembali terjerembab pada kesalahan dan kejahatan yang sama ketika mengarungi sebelas bulan yang akan datang. Pesan normatif ini menurut penulis adalah bentuk esensial dari makna idul fitri.

Menurut ‘ Prof. Dr. M. Quraish Shihab’ bahwa kata idul fitri berarti kembali dan fitrah yang berarti agama yang benar atau kesucian atau asal kejadian. Kalau kita memahami sebagai agama yang benar, maka hal itu menuntut “keserasian hubungan”, karena keserasian itu tanda keberagamaan yang benar. Jadi, orang yang beridul fitri berarti mampu mengalahkan dan mengendalikan kecenderungan-kecenderungan personal dan harus secara objektif mengakomodasi kepentingan kolektif deni mencapai sinergitas bersama. Atau dalam ujaran yang lain ‘Jalaluddin Rakhmat’ menjelaskan hakekat fitrah adalah potensi untuk berevolusi menuju ketinggian, keluhuran dan kesempurnaan hidup. Malahan ‘Maslow’ Menyebut fitrah sebagai inner nature.

Berbicara tentang fitrah ‘Abraham Harold Maslow’ mengatakan : alangkah baiknya kita mengeluarkan fitrah dan mengembangkannya, dan bukan menekannya. Jika fitrah membimbing kita, kita akan tumbuh sehat, produktif, bahagia. Bila fitrah ditolak atau ditekan, kita akan sakit, destruktif dan menderita. Fitrah kadang-kadang melemah karena kebiasaan buruk, sikap yang menyimpang, korup dan menyimpang. Denegn demikian, salah satu fitrah manusia adalah kecenderungan untuk mencintai dan dicintai, menyanyangi dan disayangi. Kita adalah mahkluk hidup yang tidak bisa hidup sehat tanpa kecintaan dan kasih sayang. Anak yang kekurangan kasih sayang akan rentan terkena penyakit fisik dan menta, sulit menyesuaikkan diri dan kecerdasannya terlambat. Orang dewasa yang tidak bisa mencintai dan dicintai akan mengalami kesepian, frustasi dan demoralisasi. Orang egois, yang mementingkan dirinya sendiri, ia tak pernah bisa bahagia. Ia mudah kecewa, gampang tersinggung dan sering terobsesi oleh hal-hal yang absurd, semu dan menyakitkan.

Oleh karena itu, sebuah pencapaian kualitas taqwa adalah sebuah kemenangan spiritual vertikal, karena manusia tidak dilahirkan secara horizontal, untuk menang atas orang lain, melainkan menang vertika, yakni menang atas diri sendiri sehingga memperoleh derajat sosial. Didalam konteks idul fitri, dengan keridhoan sosial kita tidak saja tergolong diantara kaum aidun (orang-orang yang kembali halal integritasnya bagaikan bayi), melainkan juga termasuk kumpulan manusia berderajat Faidzin yaitu orang-orang yang menang atas dirinya. Orang-orang yang memperoleh kemenangan dan keuntungan dalam kriteria Allah SWT. Dengan demikian idul fitri menawarkan sebuah dimensi kemanusiaan terbaru yang suci secara jasmaniah dan merdeka, bebas, secara bathin. Inilah hakekat fitrah dalam khasanah sufistik.

Dengan demikian, marilah kita kembali kepada fitrah kita, kita hidupkan kembali kasih sayang yang selama ini terabaikankarena kesibukan dan keserakahan dunia. Kita dekati lagi Allah SWT yang selama ini dilupakan kehadirannya. Meminjam kata-kata ‘ Jalaluddin Rumi’ : “diatas jalan fitrah, kita sudah menanam semak berduri”. Semak itu sudah banyak melukai orang, juga diri kita sendiri. Dalam suasana idul fitri, cabutlah semak-semak berduri itu sekarang juga. Rumi berkata : “ Ambilkan kapak dan hancurkan semak berduri itu dengan jantan, Seperti Ali R.A menghancurkan benteng Khaibar atau gabungkan semak berdurimu dengan rumpun mawar. Gabungka cahaya Allah SWT dengan api Nafsu supaya cahayanya memadamkan apimu, supaya bergabung dengan dia untuk mengubah semak berduri menjadi rumpun mawar yang semerbak.

Akhitnya, selamat berhari raya Idul Fitri 1442 H ; Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Amin Ya Robbal alamin.

#Rst
#NalarPinggiran

Jumat, 07 Mei 2021

CORETAN-CORETAN BERSERAK TENTANG IDUL FITRI


1. Mensholati Idul Fitri.

Saudara-Saudara kita yang sedih hatinya. sebab, ditinggalkan Kekasihnya, Ramadhan. Alhamdulillah, segera pulih dari sakitnya. Begitu selesai sebulan berpuasa, tampak lansung wajahnya penuh kecerahan dan keceriaan.

Idul Fitri cukup di sholati bersama-sama, itu pun tidak harus. sebab, tidak wajib hukumnya. Yang utama dan di nanti-nanti adalah hari raya.

Sebulan penuh di paksa menahan makan dan minum. Sekaranglah saatnya menebus dendam lapar dan dahaga.

Sebelas bulan tak ada lagi kewajiban berpuasa, Sebelas bulan tak ada lagi kaitannya dengan Tema berpuasa. Jangan ada lagi yang menyuruh menahan diri. Jangan ada ceramah dengan Tema membatasi. Kuda-kuda Nafsu kita lepas setelah sebulan dalam kendali.

Syukurlah, Negara bertoleransi kepada rakyat yang berPuasa. Tetapi, negara Tidak ada kaitannya dengan puasa dan Puasa tidak memiliki otoritas apa-apa terhadap negara. Pemeliharaan kekuasaan dan perjuangan Menumpuk harta tidak di undang-undangkan untuk di Intervensi oleh Puasa.

Maka, saudara-saudara kita kerap merindukan ramadhan, bulan penuh berkah dan bergelimang ampunan Tuhan. Terutama Lailatul Qodr - malam seribu bulan. Dosa-Dosa dan keserakahan selama sebelas bulan, dihapus Oleh kemurahan Allah dalam Semalam.

(CORETAN IDUL FITRI KE-1, TAHUN 2020).


2. Puasa selezat-lezatnya.

Duhai Dzat yang Maha Pensyukur, atas setiap hamba yang bersyukur, terimakasihku kepadaMu tidaklah terukur.

Setiap tahun, setiap bulan, setiap hari, setiap saat bersama Ibu, ayah, adik-adik dan semua Keluarga. Kami tak pernah menikmati Hari raya.

Duhai, Robb yang terang benderang pantulan Cahaya wajahMu di kegelapan dan betapa indah NyanyianMu di kesenyapan.

Mohon RidhoMu, sebab Telah Ku temukan Idul Fitri adalah Inti puasa hidupku ini sendiri. Puasa adalah nikmat yang tertinggi.

Puasa adalah keselamatan paling sejati, Tatkala kujumpai riuh rendah dunia ini, hanyalah hologram dan simulasi.

(CORETAN IDUL FITRI KE-2 TAHUN 2020).

3. Setiap Idul Fitri Datang.

Setiap Idul Fitri datang, hati was-was kehilangan orang bertaqwa, yang bermunculan khusus saat Ramadhan tiba. Seluruh Mahluk seolah mendadak bertaqwa diseluruh negeri : entah, kota dan desa. Merayakan Tuhan yang Esa.

Semua Tipi, masuk Islam. Mall, Pasar, Restoran, hotel, dan lain sebagainnya, Berwajah Islam selama sebulan. Tuhan Laku keras tak terkirakan, lagu-lagu Qosidah dan Lantunan ayat Suci Al-Qur'an di dengungkan hampir disetiap sudut ruang.

Nabi dan Rosul ditampilkan di Cafe-Cafe. Para Ustadz indah menari dilayar - layar televisi. Lailatul qodr, sangat di nantikan. Kalau bisa berupa limpahan kekayaan, syukur juga kenaikan pangkat dan jabatan dan semoga Korupsi kita di sembunyikan Oleh Tuhan.

(CORETAN IDUL FITRI KE -3 TAHUN 2020).


4. Idul Fitri Tak cukup usia

Sebab Puasa dari Subuh hingga Magrib bukanlah pengorbanan. maka, Idul Fitri bukan pula hari pelampiasan. Puasa pekerjaan biasa-biasa saja, tidak hebat dan bukan jasa.

Allah beri Api, kita mengendalikannya. Hidup di rasuki Nafsu, kita mengelolannya. Puasa itu meneliti sejatinya kenikmatan, yang disembunyikan di balik lapar dan dahaga.

Puasa Niscaya kulaksanakan sepanjang zaman. Rahasia nilainnya, strategi kesehatannya dan kandungan kemuliannya ku genggam sepanjang Hayat.

Adapun Puasa di peruntukkan untuk orang kaya, agar mereka mereka merasakan derita Kemiskinan. Sebab, Kemiskinan bukan Destinasi wisata yang hanya di Tamasyai di bulan Ramadhan.

Pada manusia yang Fuqara di hadapaNya, pahala berlimpah di janjikan melalui puasa. Tetapi, tak cukup untuk bersyukur sepanjang usia, hingga tak sempat kutagih pahala kepadaNya.

(CORET IDUL FITRI KE 4 TAHUN 2020).


#Rst
#Pejalan Sunyi
#Nalar Pinggiran

PERNAH DAN MUNGKIN SAJA MASIH MENJADI AGNOSTIK? ; DIALEKTIKA



Salah satu hal yang paling ektrem dalam hidup saya adalah saya pernah dan barangkali masih menjadi Agnostik. dalam terminologi yang lebih keren dan tidak terlalu horor, lebih tepatnya mencari jati diri dan mencari tahu Tuhan, yang sampai detik ini belum juga tuntas ku temukan.

Agnostik itu tidak sama dengan atheis. anggapan yang menyebutkan bahwa Atheis itu memusuhi Tuhan, maka hal itu tidak logis. Sebab, bagaimana mungkin dia memusuhi Tuhan sementara Ia tidak punya Konsep tentang Tuhan. Atheis itu orang yang tidak punya konsep tentang Tuhan. Sedangkan Agnostik adalah mereka tidak tahu apakah segala perbuatan baiknya bisa masuk surga atau tidak. Karena mereka menganggap berbuat baik itu adalah tuntutan manusia. Bukan tuntutan agama.

Semua orang yang berada didalam kondisi agnostik - Tidak tahu, selalu berupaya mencari Tahu ; mengapa yang tidak ada itu selalu di kejar. Artinya orang Agnostik selalu berada di dalam kondisi bertanya, bertanya dan bertanya.

Bukankah sesuatu yang kita tidak tahu, bisa di cari tahu. Tetapi, mengapa Agnostik ini tidak mencari tahu?.

"justru, agnostik selalu mencari tahu, tentang status manusia, status alam semesta dan kondisi Ketuhanan. Jika mereka tahu sesuatu itu ada, maka tidak mungkin mereka menjadi agnostik - tidak tahu. karena mereka anggap, jika mereka "Tahu". Maka, mereka telah sampai - Final. Tetapi, Mereka menduga orang lain menginginkan mereka (Orang agnostik) sudah sampai. Padahal, orang yang menduga tersebut, tidak bisa juga menjelaskan apakah mereka telah sampai di titik puncak. Karena itulah, agar aman, maka orang agnostik menyatakan dirinya belum Tahu atau - Belum sampai Final".

Apa yang membuat orang agnostik Belum tahu?.

"Siapa yang pernah pergi ke hari akhirat. Iya, ada di Kitab suci menjelaskan hal itu. Tapi, kita sendiri belum punya pengalaman dengan hal itu. Pun kalau ada orang yang pernah mengalami hal itu, Tidak bisa dia subsidikan pegalamannya kepada Orang lain". 

Hari akhir - Surga dan neraka, bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Dia menjadi ada, karena ada yang mengadakannya, yaitu Tuhan. Maka, sebelum kita percaya Surga dan neraka, kita harus percaya Tuhan terlebih dahulu. Apakah orang agnostik sudah mencari Tahu, kira-kira Tuhan itu ada atau tidak?.

"Sekarang pertanyaannya adalah, kenapa harus di jawab sekarang. Padahal orang sedang mencari tahu. Sebab, kalau ada pilihan, mengapa harus di jawab sekarang. Misalnya, jika orang sedang berupaya membayangkan Gunung itu puncaknya, ada es. Maka, dari sekarang dia siap-siap memakai baju Es. Di perjalanan, dia lihat ada matahari, lalu otaknya berpikir. Pasti ada pencairan es diatasnya. Maka, dia mulai lepas baju yang terlalu panas. Artinya, mereka menemukan keindahan itu di dalam perjalanannya.

Demikian juga cara orang agnostik melihat akhirat. Maka, selama perjalanan itu, semua hal dia lihat, kecuali puncaknya karena mereka sedang berjalan menuju puncaknya. Sekalipun dalam pandangan Orang yang tahu dan percaya, bahwa di puncak gunung itu akan selamanya mempunyai es".


**

Barangkali saya perlu ceritakan, logikanya : "ada saya dan ada milik saya". Misalnya, Hp, jam atau motor. Hal di sebut milik saya, karena saya mengakuisisinya dari luar diri saya, ke dalam diri saya. Sedangkan, diri saya, bukan sesuatu yang saya aquisisi. Karena, saya adalah sesuatu yang di Ciptakan oleh Tuhan.

ketika saya melihat daging dibadan saya. Ini sesuatu dari diri saya atau sesuatu yang saya akuisisi dari luar diri saya?. ternyata, itu sesuatu yang saya aquisisi dari luar diri ke dalam diri saya, (saya makan, dan minum, kemudian berproses menjadi darah, daging dan tulang). 

Lantas, jika demikian, apakah pengetahuan di akal saya adalah benar dari diri saya atau sesuatu yang saya akuisisi dari luar diri saya. Ternyata, pengetahuan tersebut, saya dengar dan dapatkan dari luar diri saya. sumbernya, tentu banyak, seperti membaca dan mendengarkan. Semua itu, saya akuisisi ke dalam diri saya.

Jika kita konstruksi pada segmen agama, sampai saya bisa bersyahadat. Bukankah hal itu juga merupakan sesuatu yang saya dapat dari luar diri saya. Jika tidak, saya bertanya lagi pada diri saya. Apakah Yang bersyahadat itu saya atau sesuatu yang saya akuisisi (Milik saya). Kalau yang bersyahadat adalah milik saya. maka, sesungguhnya saya tidak pernah bersyahadat. Karena, saya hanya meng-akuisisi syahadat itu dari luar diri saya.

Jadi, sebenarnya saya belum beragama atau berislam. Saya hanya mengadopsi konsepsi keagamaan atau Keislaman. Saya belum bersaksi, saya hanya mengadopsi konsepsi bersaksi dari luar diri saya. Sebab, kalimat persaksian yang benar-benar adalah bukan hanya sekedar percaya pada Tuhan atau Nabi Muhammad SAW. Bukan mengakuisisi kalimat persaksiaan tersebut. Tetapi, benar-benar kita menyaksikan Tuhan dan Nabi Muhammad SAW.

Waktu itu, Saya benar-benar berangkat dari ketidakTahuan. Karena, semua yang membuat saya percaya, bukan dari diri saya. Tetapi, saya mengakuisisinya dari luar diri saya. Saya sampai pada pertanyaan : "apakah Yang bersaksi adalah saya atau sesuatu dari luar diri (saya mengakuisisinya)?. 

Proses ini cukup panjang. Di bawah saya akan mengurainya pertanyaan-pertanyaan yang lebih seksi. Karena, analisis waktu harus menggunakan akal. Tidak menggunakan rasa. Sebab, Triggernya akal adalah Kausalitas (Sebab akibat).

Gegara pertanyaan itu, saya menggelandang dari satu tempat kajian ke tempat kajian lainnya di makassar, cukup lama. Karena pikiran Utilitarianisme, sehingga kadang-kadang pulang rumah. saya pulang rumah itu bukan urusan saya mau masuk islam, ini murni urusan survive, daripada menggelandang, seperti orang tidak jelas. Singkat cerita, setelah cukup lama saya menggelandang, akhirnya saya bertemu dengan banyak orang untuk diajak berinteraksi Dan sering mendengarkan kajian-kajian kakak dan teman kakak saya, bahkan guru kakak saya, seorang ustadz dan sampai kini saya cukup Takzim pada beliau, saya pun memanggilnya Guru juga.

Setelah ada kesempatan saya bertanya padanya, untuk di beritahukan Logikanya. Sebab, saya cukup lama membaca dan belajar logika dan filsafat.

Saya tanya, salah satu kegamangan yang menganggu  : "benarkah, Tuhan Maha Adil. Sebab, saya melihat agama sebagai suatu sistem. Sedangkan, Syarat dari sebuah sistem untuk menjadi benar, Ia harus valid atau kongruen. Maksudnya, tidak ada dua steatmen yang saling berlawanan (Kontradiktif). Saya tanya, tema besarnya dulu pada Beliau : "Tuhan itu Maha adil atau Tidak?. Jawab, guru saya ia, maha adil. Setan itu Masuk neraka atau tidak?. Jawabnya, Masuk neraka. Setan berkembang biak atau tidak?. Jawabnya, iya, berkembang biak. Nanti ada hari akhir atau tidak?. Jawab Guru saya, Iya ada.

Bukankah, Semua pertanyaannya saya merupakan steatment agama. Beliau menjawab iyaa.

Jika setan berkembang biak. Lalu dia punya anak. Setelah setan punya anak. Tetapi, Kurang satu detik terjadi kiamat, sedangkan anak setan belum melakukan dosa. Apakah dia masuk neraka atau surga?. Jika anak setan itu masuk surga, maka Tuhan salah dengan steatment awalnya. Jika anak setan masuk neraka, maka Tuhan tidak adil, karena anak setan belum melakukan dosa.

Jawaban Ustadz tersebut luar biasa membuat kepala saya sedikit Puas. jawabannya tidak menggunakan logika hitam putih (Dogmatis). Jawaban Guru saya tersebut, menggunakan logika murni.

"Oke, adinda telah mengkonstruksi sebuah logika yang sangat valid. Tetapi, semua logika itu berdasarkan data yang engkau miliki". Betul ustadz, jawab saya. "Tetapi, jangan lupa semua data itu punya asumsi, baik yang di sadari atau tidak disadari". Betul ustadz, jawab saya.

"Jika demikian, Saya tanya balik pada adinda, menurutmu, setan berkembang biak seperti apa?". Wkwkwkw... Dijungkir balikkan logika saya. Sebab, saya berasumsi, proses perkembang biakan setan itu seperti proses perkembang biakan manusia. Saya juga tidak tahu, ustadz. bagaimana setan berkembang biak. "Nah, itu masalahmu, misalnya setan berkembang biak dengan membelah dirinya, bagiamana?. Jadi, mahkluk baru yang melakukan dosa seperti mahkluk sebelumnya".

Saya seperti ditampar, saat mendengarkan penuturan tersebut. Artinya, ketidaktahuan saya mengetahui komperhensi agama, waktu itu, tidak datang dari limitasi agama. Tetapi, datang dari pemahaman dan data yang saya miliki. 

Dalam sistem agama, kita harus masuk pada aksioma. Ihwal Itulah, sehingga dalam agama, yang saya tinggikan posisinya sampai detik ini ialah Al-Qur'an. Kalau hadist, saya kadang-kadang masih ragu. Di banding hadist, saya lebih percaya Piagam madinah. Sebab, piagam madinah di pegang lansung oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga saya bisa melihat bagaimana keputusan Nabi disitu. Sedangkan Hadist, punya rentan waktu sekitar 1500 tahun baru dikumpulkan. Hal itu tidak menutup kemungkinan, terjadi distorsi, saya tidak menyebut hal itu salah. Tetapi, ada probability yang tidak akurat. Sekalipun, saya punya data Soal Hadist yang kevalidannya tidak diragukan.

Tetapi, kalau bicara Al-qur'an dan Piagam madinah. Al-Qur'an pasti lebih tinggi. Probability akurasinya sangat tinggi. Saya hanya perlu percaya 100 persen terhadap Al-Qur'an, yang perlu saya ragukan adalah pemahaman saya terhadap Al-qur'an. Jadi, interpretasi saya terhadap tafsir, itu berbeda terhadap interpretasi saya terhadap Al-Qur'an. Sebab, Tafsir itu produk pemahaman, dan saya juga punya hak untuk menafsirkan. Tetapi, belakangan saya tidak begitu tertarik pada tafsir, saya lebih tertarik untuk mentadabburi Al-Qur'an.

Saya umpamakan seperti wudhu : kalau Al qur'an itu air mutlak. Kalau tafsir itu air Musta' mal (air bekas orang). Jadi, saya harus mengumpulkan banyak lagi air untuk bisa berwudhu, jika menggunakan Air musta'mal. Tetapi, saya juga mempertimbang apa yang diberikan Tuhan kepada saya, yaitu akal, pengalaman dan pemahaman Dan saya harus bisa berubah setiap saat, serta siap menjadi salah.

Makanya, pemahaman agama saya Dinamis. Bukan Tauhidnya, yah. Demikianlah, kalau kita mencari koherensinya, Sebab, Al-qur'an menurutku representasi utamanya adalah representasi trust (kepercayaan). Bukan soal data saja.

Saya melihatnya sebagai sebuah sistem. maka, saya bisa menemukan bentuk Al-qur'an dalam alam semesta. Yang kerap membuat saya takjub, hal itu acap saya lakoni saat Traveling dan mendaki ke gunung, ke pantai dan kemana saja. saya menemukan : Ohh, ini ayat Al- qur'an betulan ini. Jadi, hal itu membentuk sebuah kaca mata paradigma. saya melihat agama ini sebagai model paradigma untuk memandang jagat diluar diri saya. Artinya, bukan kepercayaan kepada data saja. Tetapi, sebagai sebuah komperhensi yang menjadi kaca mata untuk melihat dunia lebih apa adanya.

Lebih apa adanya ini adalah garis bawah sadar. Karena, jika saya melihat dunia dengan pendapat, berarti itu bukan saya. Misalnya, kata Al-Qur'an : "orang yang paling baik adalah orang paling bermanfaat untuk orang lain". Ini kalimat yang sederhana. tetapi, kalimat ini kunci dalam membangun sebuah peradaban.

Kita melipir sejenak, pada analisis Sosiologi. Kenapa tatanan sekarang rusak, karena Society itu adalah emergency dari society. Maksudnya, society itu baru bisa terjadi jika ada komunikasi atau Sosial itu baru akan terjadi jika ada percakapan. Mau dia 2 atau 3 orang atau 10 orang. Nah, hasil dari percakapan itulah disebut trust distribusi (distribusi kepercayaan). Misalnya, kalau urusan bikin kopi, si A orangnya. Kalau urusan bengkel, si B orangnya. Kalau urusan teknis Si C orangnya. Begitu seterusnya.

Dalam sosial, agar berjalan stabil. Kita perlu distribusi kepercayaan. Nah, yang paling banyak mendapat kepercayaan, itulah yang akan menjadi pemimpin. Efek lainnya ialah generasi selanjutnya akan mencopy pada orang yang paling di percaya. Artinya, siapa yang saya percaya akan mempengaruhi diatasnya dan akan mempengaruhi generasi selanjutnya, serta akan mempengaruhi evolusi peradaban.

Dulu, di dalam sebuah komunitas kecil. Kita ketemu orang secara lansung, kita bisa tahu mana orang baik dan tidak baik. Sehingga komunitas kecil tersebut, relatif lebih sehat jalannya. Tetapi, kalau komunitasnya sebesar indonesia, pasti kita pusing. Kita tidak bisa tahu, tokoh A itu baik atau tidak. Tokoh B itu baik atau tidak. Kita perlu parameter lain.

Nah, Sekarang parameter kebanyakan orang diruang publik adalah "like, follow dan subsribe". Misalnya, kalau kita punya Twitter, ada yang mentions kita, dengan Followers 10 ribu dan followers 1000. Yang kita balas yang mana?. Berdasarkan riset saya, Tentu yang dibalas adalah yang 10 ribu. Artinya, kita didorong untuk mendistribusi kepercayaan pada yang punya populisme. Efeknya, yang lebih diatas yang lebih populer. Akibatnya generasi berikutnya, akan lebih pandai mencari popularitas ketimbang menjadi bermanfaat. Jadi, jangan kaget, jika society semakin hancur. Jangan kaget, jika semakin pintar orang bersolek, bukan semakin pintar bermanfaat.

Saya justru berpikir, kenapa kita tidak membuat sebuah sistem seperti itu. Sebab, kita tinggal hanya membuat parameternya secara universal, yang kita setujui, untuk bisa mengukur kebermanfaatan. Saya tidak bermaksud, bahwa ketepatan akurasinya seperti ketepatan akurasi Malaikat Roqib dan atib, tidak harus seperti itu juga. Tetapi, etis kita untuk dijadikan sebagai gaet kebermanfaatan orang, ketimbang sekedar populisme.

Jika Kita melakukan itu, insya Allah 3 generasi akan lebih baik. Society akan berjalan sehat.

Harus diakui secara jujur, Memang sekarang belum ada ruang publik yang membangun itu, karena memang publik digital tidak di desain untuk membangun bahwa kita niscaya bermanfaat untuk orang lain. Karena, publik digital dibangun untuk cari cuan, duit.

Padahal, Sebenarnya, orang masih menyakini bahwa yang paling baik adalah yang paling bermanfaat. Tetapi, masalahnya adalah orang-orang mencitradirikan dirinya sebagai yang paling bermanfaat. Makanya, give away itu paling enak cari followers dan Like.


**

Dalam kondisi Bingung tersebut, pertanyaan-pertanyaa sejenis bermuculan secara simultan. Misalnya, Allah yang kita sembah, yang kıta sujudi, yang kita mengangkat tangan kepada-Nya, sebenarnya apa dan siapa?. kalau Dia hakikat, hakikat itu isinya apa?. materi atau non-materi?. kalau non-materi, seperti apa? Kalau Dia Esensi, esensi itu maksudnya apa? ada unsur-unsur apa di dalam Esensi itu?. katanya Dia dzat, kalau dzat isinya apa? ada unsur-unsur apa aja di dzat itu? Dia adalah wujud (bukan mawjud), ada unsur apa di dalam wujud itu? Kalau Dia wujud ada bentuknya atau tidak? Masa wujud ada bentuknya. Kalau begitu wujud itu apa? Kekosongan? Kalau Dia dianggap energi, karena Dia ada di mana-mana, energi itu bentuknya seperti apa? ada unsur apa aja di dalam energi itu? Katanya Dia tidak serupa dengan seluruh ciptaannya, Ya, tapi harus ada penjelasan, maksudnya tidak serupa dengan makhluk, karena Dia dzat, esensi atau hakikat, itu apa?

Kita sering dengar "tenang saja, ada Allah, Allah bersama kita", "Allah tidak tidur", "Allah melihat kita, (tapi melihatnya Allah tidak sama dengan kita)", "Allah pasti mendengar kita (tapi mendengarnya Allah tidak sama dengan kita)", atau ungkapan "Allah punya rencana yang lebih baik untuk kita". Hal Itu akan memunculkan persepsi atau pemahaman bahwa Allah itu semacam "entitas" atau wujud (berbentuk?) atau semacam "supra-makhluk" atau "ekstra-makhluk". Ataukah Allah itu semacam "kekosongan abadi" atau "kehampaan abadi", betulkah begitu? tapi kehampaan abadi itu maksudnya apa? bagaimana menjelaskannya?.

Saya Mengingat dan menuliskan semua Kegamangan pencaharian tersebut. Tetapi, beberapa kawan menyatakan, tidak apa-apa asal tidak mengurangi keimanan kita kepada Eksistensi-Nya. Lantas, Eksistensi itu apa? Apakah kita sudahi saja dan memilih mengimaninya saja?

Setelah pertanyaan-pertanyaa begitu menganggu di kepala, saya membuka ruang diskusi dengan beberapa kawan. Kata kawan saya, yang juga cukup lama membersamai Literatur - literatur Filsafat dan Khazanah Islam, "Setiap kita menyakini, kalau kita dilahirkan oleh seorang ibu dari percampuran ovum ibu dan sperma bapak kita (begitu setidaknya tesis ilmiah tentang asal mula kita). pertanyaan tentang sebuah keyakinan kadang wajar saja ; apa benar kita anak biologis kedua orang Tua kita?. Bagaimana proses awal kejadiannya, pembuhan dan terbentuknya?. Pengetahuan tentang proses, cerita, rasa bahkan tentang organ-organ yang terkait, masih bisa dijawab secara ilmiah. Tetapi apa perlunya kita menyaksikan bentuk kelamin real mereka, tempat kita brojol, bukti artefak kelahiran kita dan hal-hal yang saya yakin tidak menambah apapun dari rasa hormat, bakti dan khidmat kita kepada mereka, justru akan menjadi su'ul adab pada mereka. Ada ungkapan dari orang-orang arif menyampaikan pertanyaaan-pertanyaan yang justru tida menambah keimanan atau ketakwaan kita itu termasuk bisikan - bisikan  yang bisa jadi menjauhkan kita dari esensiNya". 

Kawan saya Abai, bahwa ilmu pengetahuan selalu berangkat dari pertanyaan - pertanyaan kritis. Di dalam dialektika Kritis,  ada diskusi, ada debat, bahkan dengan Guru - Guru  kita sekalipun (tentu saja dengan cara yang baik). Nah, soal memvalidasi gen kita, tidak perlu repot-repot melihat tempat kita Di lahirkan.  tinggal tes dna saja. 

Pertanyaan soal mahiyah (ke-apa-an) dalam ketuhanan memang sejauh ini dalam pemikiran filsafat islam dan tasawuf pun tidak bisa menjawab pertanyaan itu layaknya menunjukkan bercak hitam di atas kertas putih (via positiva). Alih-alih menjawab, yang ada kita diajak mendiskusikan itu oleh pemikir Islam terdahulu, melalui via negativa (teologi negatif), seperti di kasus Ibn Arabi dengan "tasybih dan tanzihnya". Bahkan, Moh Iqbal pun dengan filsafat Khudi nya (ego) yang sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu person, hanya bisa mendiskusikan keber-ada-an dan ke-apa-an Tuhan dengan proses penciptaan (kreasionisme-non-kreasionisme). Lagi-lagi, saya kurang puas atas jawaban-jawaban tersebut. Hanya saja, karena ini berada di ranah Ontologi, keberadaan itu "ada" meski kita melihatnya seperti kehampaan.

Sependek pengetahuanku, untuk sementara, hanya itu saja jawabannya (asy’ari, ghazali, muktazila, Ibn rusyd dan Ibn arabi). tapi, banyak orang modern belum puas atas jawaban tersebut. ketidakpuasan demikian merupakan ciri dan atau keharusan revolusi yang dibicarakan "Thomas Kuhn"., bahwa Hadirnya banyak ilmu pengetahuan modern menyebabkan pergeseran pradigma. Sufi-sufi terdahulu pada masanya, seperti Ibn Arabi, diklaim mampu menjelaskan secara rasional pengalaman sufistiknya sehingga oleh ibn arabian disebut tidak subjektif lagi. Tapi sekarang, pengalaman kasyaf demikian dianggap neurosis oleh Barat, karena memang Barat bertolak dari epistemologi yang berbeda, sehingga prinsip ontoloisnya berbeda, dan aksiologisnya pun akan beda.

Artinya, Keilmuan keislaman saat ini apakah bisa menemukan metode baru untuk bisa 'memuaskan' pertanyaan soal ketuhanan kepada manusia modern?. Saya pikir inilah tantangannya, mengingat setiap orang (di luar Islam) dan ruang mempunyai horison dan praunderstanding yang berbeda-beda (bahasa Gadamer).

Sebab, Semua pertanyaan itu sudah dijawab oleh ahli kalam dari ahlussunnah wal jama'ah. Bermula dari firman Allah, "Tidak ada yang menyerupainya segala sesuatu apapun". Sehingga apa saja yang terpikirkan atau yang diduga oleh pikiran manusia terhadap dzat Allah dipastikan itu bukan dzat Allah. Karena akal manusia adalah hadits (sesuatu yang baru), maka semua yang terekam di dalam akal, semuanya tentang mahluk. Sedangkan dzat Allah tidak serupa dengan mahluk. Sehingga kosong pun adalah mahluk. Bentuk pun ciri mahluk. Hampa juga mahluk.

Ihwal itulah, Sehingga para ahli kalam berkata : "Dzat Allah ada dengan tidak ada kaif". Tidak ada kaif maksudnya tidak bisa digambarkan secara visualisasi dan tidak bisa dideskripsikan secara verbal. Karena akal manusia itu hadits sedangkan dzat Allah qodim. Akal manusia belum memiliki pengalaman merekam sesuatu yang qodim.


*Pustaka Hayat
*RST
*Nalarpinggiran