Mengenai Saya

Rabu, 14 Mei 2025

HIKAYAT






Saban hari, seorang raja di rundung sedih. hatinya kelu, nafsu makannya menurun, tiap jam makan tiba. Sang Raja memikirkan putera mahkotanya, ternyata seorang pemuda pemalas. Apatis. Talenta raja tidak terlihat dalam pribadinya.

Suatu saat, Sang raja menemukan cara merubah pribadi Puteranya, "Menggunakan kekuatan Cinta". Sang Raja mendatangkan Gadis-Gadis Cantik ke istananya. Istana pun berubah menjadi Taman, semua bunga pun mekar di sana Dan terjadilah sesuatu yang memang di harapkan sang Raja.

Puteranya, Jatuh cinta pada salah seorang gadis diantara mereka. Tetapi, pada gadis itu, Raja berpesan : " Kalau puteranya menyatakan cinta Padanya bilang saja, aku tidak cocok untukmu. Aku hanya cocok untuk raja atau seseorang yang berbakat menjadi raja".

Benar saja. Seketika Putera raja itu tertantang. Maka, ia pun belajar. Ia mempelajari segala hal yang harus diketahui seorang Raja. Ia melatih dirinya menjadi raja Dan terbukti talenta raja-raja meledak dalam dirinya. Ia bisa, ternyata. Semuanya terjadi akibat cinta.

Setali tiga uang dengan hikayat diatas. Dari usianya, kelihatan bahwa perempuan tersebut sudah senja, kulitnya Hitam, wajahnya tidak banyak yang suka memandang. Waktu pertama kali seorang lelaki masuk ke rumahnya, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu.

Lelaki kaya itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya menikahi perempuan itu?. Tetapi, ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu seutuhnya. Apapun resikonya. Akad nikah di lansungkan, semua hadirin berdoa agar keluarganya menjadi mawahdah dan warohmah dalam mencapai Sakinah.

Di suatu saat perempuan itu berkata, " ini emas-emasku yang sudah lama ku tabung, pakailah untuk mencari wanita idamanMu, aku hanya membutuhkan status, bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri". Tetapi, lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu Dan takkan menikah lagi".

Semua orang heran, keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka di karunia anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun orang-orang menanyakan rahasia itu padannya. Lelaki itu menjawab biasa, " aku memutuskan untuk mencintainya, aku berusaha melakukan yang terbaik. 

Tapi, perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Justru, Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang membuat aku melupakan pada fisik". Begitulah cinta yang sudah terurai dalam laku. Melebur bersama waktu.


***


Alkisah, seorang pedagang keliling di suatu daerah di Mesir. Dia biasa menghabiskan waktu rata-rata seminggu berada diluar rumah, membawa barang-barang dagangan yang di butuhkan oleh banyak orang di masa itu. Suatu saat, sang pedagang keliling itu, mengalami satu hal yang akibat Dari Perbuatan itu, sangat melelahkan jiwa dan pikirannya. Sekalipun dia sadar (perbuatan) itu terjadi tanpa di sengaja.

Saat itu, Dia mangkal disuatu kampung dan seperti biasanya, banyak ibu-ibu dan gadis yang mengerumuni dagangannya untuk membeli kebutuhan yang mereka butuhkan. Di antara para perempuan itu, ada yang paling cantik (Sebagai laki-laki normal), secara naluriah mengeringi perempuan itu. Ada pikiran terlintas di hatinya, andai dia dapat sekedar "menyentuh" tubuh perempuan itu sekalipun hanya sekian detik saja. Itu sudah lebih dari cukup.

Tapi, dia segera sadar bahwa dirumahnya sedang menunggu isteri tercintanya. Toh, tidak kurang cantiknya dari perempuan itu. Pikiran normalnya kembali pulih dan dia kembali fokus pada dagangannya, serta para pembelinya. Tetapi, hal aneh terjadi, di luar kesengajaan, dimana entah mengapa tetiba perempuan cantik itu jatuh kepleset dan menimpa si pedagang itu, yang secara refleks tangan pedagang menahan tubuh perempuan itu agar tidak terjatuh ke tanah.

Dia terengah-engah bukan karena beban berat badan perempuan itu, tapi karena Syahwatnya bergejolak. Sebab, posisi perempuan itu telengkup dan buah dadanya persis dilengan atau tangannya. Peristiwa itu berlansung cepat, secepat perempuan itu bangkit dan menjauh sambil terisak malu serta menyebut nama Tuhan. Orang-orang yang ada disekitarnya menenangkannya dan beberapa saat peristiwa itu terlupakan begitu saja, hingga sang pedagang pergi. Itu memang hari terakhir dia diluar dan hari itu pula dia akan pulang ke daerahnya.

Jika bagi mereka yang hadir saat peristiwa itu terjadi, telah lupa dengan hal itu. Tapi tidak dengan pedagang itu, sepertinya kekenyalan tubuh perempuan itu masih melekat ditangannya Dan ingin segera pulang untuk bertemu isteri tercintanya. Tapi, sungguh perasaannya tidak enak. Dia merasa kotor dan berdosa. Dia menganggap telah menghianati istrinya. Walau ia sadar bahwa peristiwa itu terjadi, tanpa kesengajaan.

Tapi, Begitulah. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya Kacau. Pikirannya lansung tertuju pada Guru (Mursyid) spiritualnya. Dia akan menangis di kaki sang Guru nanti.

Sampailah dia dirumah, dia memaksakan diri bersikap biasa saja pada Istrinya. tetapi, ada yang aneh. Dia melihat mata isterinya sembab dan bengkak, itu pasti karena tangisan. Dia semakin panik, saat dia tanyakan ada masalah apa sehingga mata Istrinya sembab dan bengkak seperti itu, justru istrinya lansung menangis. Tanpa pikir panjang, dia lansung menghadap Guru Spiritualnya dan sambil menangis, ia menceritakan semua yang terjadi, juga tentu tentang sikap istrinya yang tidak wajar.

" anakku, Hatimu sungguh bersih. kamu laki-laki setia yang senantiasa berkomitmen pada Allah. Kamu benar-benar berusaha menjaga amanah terkait Istrimu". Dia terdiam sejenak dan menlanjutkan : Peristiwamu dengan perempuan yang terjatuh di pangkuanmu itu adalah peristiwa yang tidak di sengaja. Tali Tuhan ingin memberikanMu hikmah dengan peristiwa itu. Jangan pernah ada syahwat lain kepada perempuan lain, kecuali dengan cara yang halal. Bahwa cinta yang agung itu adalah hadiah Tuhan buat kita. Maka hargailah hal itu dengan kesetian, dimanapun kau berada dan seindah apapun godaan (Syahwat) di depan matamu", Sang Guru itu Melanjutkan.

" perihal sikap Istrimu, Sungguh dia adalah perempuan yang setia. Jika saja Allah tidak menguatkannya dengan Iman, dia bisa Gila. Dia sungguh sangat takut pada Allah dengan kesetiannya padamu. Pulanglah, peluk dia. Hibur dan tenangkan dia dengan penuh cintamu. Nanti kamu akan tahu, apa yang terjadi, lansung dari Mulutnya", kata Sang Guru.

Jadi, rupanya Persis saat peristiwa pedagang itu tertimpa Tujuh sintal perempuan itu, maka pada saat yang sama dirumahnya ada perampok yang masuk dan karena ketakutan si Istri tak sadar, jika tubuhnya sempat di geranyangi oleh tangan si Perampok sebelum melarikan diri plus dengan sedikit hasil rampokannya. Setelah tersadar sang Istri menangis sejadi-jadinya karena merasa kotor dan ternodai.!

Mendengar cerita istrinya itu, sang pedagang justru menangis dan memeluk istrinya dengan penuh cinta. Dia ingat kata Gurunya bahwa Tuhan hendak memberikanMu Hikmah atas semua peristiwa yang terjadi.

Jika benar-benar dua hati (Dan jiwa), saling mencintai (dengan Nama Tuhan), maka antara keduannya ada ikatan Tali (Rohani) yang sangat kuat. Virbrasinya melampaui ruang dan waktu, serta jarak. Jika salah satunya "menyeleweng", maka salah satunya akan merasakan perasaan yang tidak enak di jiwannya. Walau dia tidak persis sebenarnya apa yang terjadi.

Demikian pula dengan yang terlanjur " menyeleweng" atau Khianat itu, akan terus di hantui perasaan bersalah yang menyesakkan dada, plus rasa khawatir di hatinya. Vibrasi dari dua jiwa yang sangat kuat dalam cinta ini sering disebut dengan " Twinflame atau Soulmate (kembaran atau Belahan jiwa)". Pada kasus-kasus yang lain, itu juga bisa terjadi antara orang tua dan anak-anak yang jauh.

Pada kasus lain yang lebih khusus lagi, acap kali peristiwanya saling tarik menarik. Jika yang satu selingkuh, maka yang satunya lagi akan di tarik untuk melakukan hal sama, entah disengaja atau tidak, disadari atau tidak. Dalam Terma yang lain, semua rangkaian proses diatas itu juga kerap disebut orang-orang dengan " Hukum daya tarik menarik (low of attractions)" yang terjadi pada level energi. Juga sebahagian yang lain menyebutnya sebagai " Karma".

Entahlah, diera medsos ini, apakah masih ada yang terjadi seperti yang diatas.


***

Saya ingat dengan sebuah kisah ; Suatu ketika, Seorang bertanya Pada Mulla Nasruddin, Yaa, syaikh; apakah engkau tidak pernah berpikir untuk menikah?.

" Syaikh : dulu, aku ingin menikahi seorang wanita sempurna, untuk itu aku melewati lembah dan gurun, hingga aku tiba di Damaskus. Disana aku menemukan wanita cantik dan mempesona. tapi, sayang wanita itu tiada kabar akan dunia. Akhirnya saya melanjutkan perjalanan ke Lebanon, disana saya menemukan seorang wanita, memiliki pengetahuan tentang langit yang luar biasa. namun, sayang ia tidaklah cantik. Dan saya pun melanjutkan perjalanan ke mesir, disana saya menemukan wanita cantik, berpendidikan, kaya raya dan hampir saja saya menaikahinya".

Kata kawannya ; lantas, mengapa engakau tidak menaikahinya, syaikh?.

" Syaikh ; wahai kawan, sayang wanita itu pun mencari pria yang sempurna dan itu bukan aku".

Meniti detik, menit, jam dalam proses perjalanan kehidupan, dalam mengarungi samudera waktu. kecenderungan temporal kebanyakan kita, sangat bergantung pada orientasi mencari pasangan yang sempurnaa. namun, acap kali abai memantaskan dan memperbaiki diri.

Kita pun tersadar bahwa hanya Dialah (Tuhan) yang mutlak dan wajib sempurna. sementara kesempurnaan yang kita cari, tidak lain, merupakan kesempurnaan nisbi, semu (sementara). Kata “Jalaluddin Rumi” dalam singasana cinta, datangalah padaku dan engkau akan menyempurna.


***

CINTANYA QOIS YANG MAJNUN

Rumi mendaku, "Cinta selalu menjadikan sesuatu jadi tampak menawan namun yang tampak dan menawan belum tentu menyebabkan jatuh cinta".

Suatu ketika Qois (Majnun) ini tetiba kaget, ada anjing dari kampung laila. Sekonyong-koyong berjalan lewat didepannya Qois. Qois mengikutinya karena dia ingin segera bersua dengan Laila: jangan-jangan ini bisa mempertemukanku dengan laila.

Ditengah perjalanan, Qois melewati sekelompok orang yang sedang Sholat berjama'ah. Mungkin anjingnya lewat Masjid, tetapi Qois tidak melihat mereka sebab Qois Konsentrasi melihat anjing.

Setelah Qois pulang, sekelompok orang yang sholat tadi itu marah-marah pada Qois : Wahai Qois, tadi saat engkau lewat, kami sedang Sholat, mengapa engkau tidak ikut sholat bersama kami. Kamu tau kami sedang sholat, kamu lewat saja, dasar kurang ajar kamu Qois.

Kata Qois : Demi Allah, saat kalian sedang sholat berjama'ah, aku sama sekali tidak melihat kalian.

Kenapa?. Karena hatinya hanya fokus pada anjing dan yang Ia cintai (laila).

Hikmahnya : Bila kalian benar-benar cinta pada Allah, sebagaimana Aku cinta pada Laila. Pasti kalian tidak melihat diriku. Padahal kalian sedang berbicara dengan Allah tetapi kenapa kalian justru masih memperhatikan diriku. Aku saja yang mengejar anjing kepunyaan laila, si pujaan hatiku. Sama sekali tidak melihat kalian, lupa pada kalian. Sedang kalian, sedang beribadah pada Allah tetapi sibuk dengan diriku.

Suatu ketika dirumah Laila, diadakan pesta. Semua warga desa diundang. Qois (Majnun) tidak diundang, Ia menyusup masuk sampai didalam rumah. Dia melihat orang-orang antri, untuk mendapatkan makanan. akhirnya Dia juga ikut antri. Sewaktu Qois mengantri, yang membagikan makanan antrian adalah laila. Sehingga dia bisa memandang wajahnya laila.

Saat Qois dapat giliran antrian, laila tidak membagikan makanan ke Qois. Tapi malah piring untuk Qois di banting hingga pecah.

Keluarganya laila senang: Alhamdulillah, laila sudah sadar sekarang. Orang-Orang yang melihat hal itu, merasa senang semua. Tetapi ada satu orang yang melihat dan memperhatikan Qois : kenapa Qois justru ikut senang. Lalu ditanyalah Qois sama Orang yang memperhatikannya itu : Qois kenapa Mukamu tersenyum. Bukankah Kamu telah dipermalukan didepan semua warga desa?. "Qois menjawab" : kapan saya dipermalukan?. Tadi waktu Laila memecahkan piring?. Qois menjawab ; oh tidak begitu, kamu salah paham. Laila itu memecahkan piringku, Tujuannya hanya satu, agar aku ikut mengantri lagi. Jika saya mengantri lagi, maka saya akan bertemu lagi dan kita bisa berlama-lama saling memndang sehingga rindunya bisa terobati.

Itu sindirian Qois : Jika Kamu diuji, dicoba, barangkali Tuhan ingin dekatnya lama sama dirimu. Jika doamu belum juga terkabulkan, mungkin Allah Rindu mendengar rintihan suaramu terus menerus. Jangan berprasangka buruk, makanya Cintailah Allah, dekati Allah dengan Rasa Cinta. Maka kecil kemungkinan kita akan kecewa dan putus asa.

**

Suatu ketika Majnun ingin bersua dengan Laila, lalu ia menaiki Onta. Tapi sayangnya, ontanya baru melahirkan. Onta yang baru melahirkan ini, masih sayang-sayangnya sama anaknya. Jadi saat ditunggangi sama Majnun, onta ini bolak balik, maju-mundur, istilahnya. Akhirnya Majnun memilih turun, sudahlah. Cintamu dan cintaku tidak sejalan.

Menunggangi kamu, aku berjalan ditempat, kadang maju, kadang mundur. Perjalanan sehari, membutuhkan waktu lama. Tidak, aku tak akan menunggangi kamu lagi.

Majnun turun, berlari dan terjatuh. Akhirnya kakinya patah. Tapi dia tak putus asa, dia ikat sendiri kakinya yang patah dan menggelindingkan badannya.

Hikmahnya adalah jika kita masih terikat dengan dunia, dengan banyak hal diluar diri kita (seperti onta tadi yang ditunggangi) maka kita tidak akan sampai-sampai pada yang dicintai.

Tinggalkan semua bebanmu, berjalanlah, berlarilah, menggelingdinglah menuju yang kamu cintai.

**

Suatu ketika Qois (Majnu) ini sakit, dibawalah sama teman-temanya ke tabib. Kata Tabib : ini sakitnya parah, harus dibedah. Ada yang infeksi, ada darah yang harus dikeluarkan. Tapi Majnun menolak, saya tidak mau dibedah.

Tabib heran : kenapa kamu takut, bukankah selama ini kamu keluar masuk hutan sendirian?. Harimau kamu tidak takut, Macan kamu tidak takut?. Ini mau dibedah saja kamu takut?.

Kata Majnun: bukan dibedahnya yang saya takut. Tabib : terus kamu takutnya apa?.

Kata majnun: aku takut, pisaunnya menyakiti Laila. Tabib : sambil keheranan, ia berguman menyakiti dari jalur mana. Yang dibedah ini kamu Qois bukan laila?.

Kata Majnun : justru itu. Laila ada disetiap bagian Tubuhku, Dia ada di aliran darahku. Jadi aku takut menyakitiNya.

Hikmahnya adalah : ketika orang sudah sangat mencintai, antara yang mencintai dan yang dicintai sudah tidak memiliki sekat, hijab lagi. Ketika Laila disakiti maka Majnun yang sakit. Majnun yang dibedah, laila yang sakit. Itu yang dikhawatirkan Majnun.

Masih ada yang seperti itu, saya Yakin Dikolong langit ini Hanya Rais, Ehh salah Qois yang bisa melakukannya.

***

PENGEMIS YANG DULU ITU AKU

Alkisah, ada seoasang suami dan Istri yang hidup berkecukupan. Suatu ketika, saat pasangan suami istri tersebut sedang duduk dimeja makan dan bersiap-siap untuk makan siang, tetiba pintu rumahnya diketuk oleh seorang pengemis. Sang Istri hendak memberinya makan, tetapi suaminya kemudian menghardik dan mengusir pengemis tersebut. Beberapa tahun setelah kejadian itu, usaha sang suami mengalami kebangkrutan. Kekayaannya Sirna. Selain itu, karena perangai yang buruk sehingga ia juga bercerai denga istrinya. 

Sang perempuan menikah lagi dengan Lelaki yang perangainya baik dan hidup berkecukupan. Suatu ketika, perempuan itu tengah bersiap menikmati ayam panggang dimeja makan bersama suami barunya. Tetiba pintuk rumahnya diketuk oleh seorang pengemis. Berbeda dengan sikap suami pertamannya, suami kedua berkata kepada sang Istri : " Tolong berikan makanan kita kepadannya". 

Perempuam itu mematuhi perintah suaminya. Setelah memberikan makanan kepada Pengemis, perempuan itu pun duduk dimeja makan sambil menangis tersedu sedan. 

"Apa yang membuatmu menangis?, tanya Sang Suami". Jawab sang Isteri : pengemisi barusan itu ternyata, mantan suamiku. Dahulu, kami juga pernah didatangi pengemis ketika sedang menikmati hidangan, lalu Ia menghardik pengemis. Sekarang, justru ia menjadi pengemis. 

"Suaminya tersenyum dan berkata dengan lembut : tahukan engkau, pengemis yang dahulu diusir Mantan Suamimu itu adalah Aku".


***

JANGAN BERLEBIHAN

Al Kisah seorang pria yang baru pulang ke rumahnya di kejutkan oleh suara tangisan istrinya. Ditanyakan sebabnya, istrinya menjawab, “ burung-burung diatas pohon itu sering melihatku tanpa hijab dari jendela. Aku takut ini dihitung sebagai maksiat”.

Mendengar jawaban itu, sang suami terenyuh dengan ketaatan istrinya. Dicium kening sang istri setelah itu ia keluar kamar. Dengan sigap dia mengambi kapak lalu menebang pohon besar dipekarangannya.

Seminggu setelah itu dia pulang lebih awal. Betapa kagetnya dia mendapati istrinya tidur dengan laki-laki lain. Hancur hati sang suami. Dia mengambil barang-barang seperlunya, lalu pergi sejauh mungkin dari kotannya.

Sampailah disuatu kota. Terlihat khalayak ramai berkumpul didepan istana kerajaan. Dia bertanya kepada salah satu orang distu. Jawabannya, “ harta kerajaan kemalinagn”. 

Tidak jauh dari keramaian itu ada seorang kakek bersurban dan berjubah, jalan berjinjit. Hal itu menarik perhatiannya. Dia bertanya lagi kepada orang distu ; “ mengapa kakek itu berjalan seperti itu?”. Orang-orang disitu menjawab : “ beliau itu Syaikh dikota ini. Beliau selalu berjalan seperti itu, agar jangan sampai menginjak semut atau satwa apapun dibawah kakinya” . mendengar jawaban itu, sang pria meminta agar segera dihadapkan kepada Raja : “ Aku sudah menemukan pencurinya”, kata Sang pria.

Dihadapan raja pria itu bilang ; “syeikh itu pencuri harta kerajaanmu”. Syeikh pun dipanggil. Setelah terjadi penyelidikan dan persidangan, akhirnya Syaikh itu mengakui perbuatannya. Syeikh pun ditangkap dan dijebloskan ke penjara. 

Raja berterima kasih kepada pria. kemudian raja bertanya ; “bagaimana kau bisa tau bahwa syeikh itu adalah pencurinya?”. Sang pria berkata ; “pengalaman hidup telah mengajariku, bahwa orang yang berlebih-lebihan dalam menampakkan kesholehan, pasti dia sedang menutupi keburukannya.

***

-KISAH SUFI MULLAH NASHIRUDDIN HODJA-

Mulla Nashiruddin diundang untuk berceramah disuatu desa. Mulla bersedia, tapi dengan satu syarat. sebelum ceramah setiap orang harus memberinya uang 5 keping. Mereka pun menerima syarat itu. 

Di hari yang ditentukan, Mulla mengembalikan uang yang dikantonginya. Orang-orang heran dengan apa yang dilakukan Mulla. Mereka menanyakan alasannya. 

Mulla Nashiruddin menjawab ; “ karena untuk ceramah ini kalian membayar, maka kalian mendegarkan ceramah dengan baik. Dan juga, karena akan mengantongi uang banyak, aku jadi lebih percaya diri dalam”. 


**

Beberapa waktu lalu, seorang kawan yang ku kenal dan akrab di pesbuk (Insya Allah suatu Waktu bersua Lansung), berkabar berita : "Ibu saya Sudah berpulang, berangkat menuju sang Maha Pemilik setiap insan".

Setiap bicara tentang perginya seorang, Luruh dan runtuh seluruh persendian. Mungkin tak ada perempuan diseluruh dunia yang kasih sayangnya seorang Ibu, bila di ibaratkan air yang diletakkan dalam sebuah cawan, "tak permah kurang", tetapi berlimpah. Selain IBU. Olehnya itu saya Pinjam saja syair Soetardji Calzoem Bahri untukmu : "Tertusuk Padamu, Berdarah Padaku".

Bak Kata seorang kawan kita, bagi seorang anak, Bukan kepergian Ibu yang membuat mata kita sabak memerah. Bukan kepergian itu yang memilukan, tetapi Hilangnya "azimat" dan "semangat Hidup", karena tak ada lagi lantunan doa yang terjamin keihklasannya serta berkualitas tinggi dari hati seorang perempuan buat belahan hidupnya.

Doa yang bermula ketika sang anak bersemayam dalam rahim hingga nafas terakhirnya berhembus dari tubuh ragawainnya.

Sepahit apapun hidupnya, doa itu selalu tumbuh dari hati yang bening, bukan lantunan dari pahitnya empedu.

"Setiap Ibu selalu mempunyai tempat untuk menampung duka, lalu mengecupnya dan bangkit", demikian Tutur Helvy tiana Rose, dalam Novel-Tanah Perempuan.

**

Ada Muallaf baru masuk Islam datang ke masjid untuk melaksakan sholat Magrib, kebetulan yang menjadi Imam Masjid adalah Ustad chalid.

Ustad Chalid ini terkenal sebagai seorang Hafizh (penghafal Al-Qur'an), Si Fulan Nama Muallaf itu memberanikan diri mendekati Ustad Chalid.

Muallaf : "Maaf pak Ustad, nanti shalat Magribnya baca surat apa?.

Ustad Chalid : Insya Allah saya akan baca Q.S.Al-Baqorah.

Muallaf : kalau boleh tau arti Al-Baqaroh apa?.

Ustad chalid : sapi betina, sambil melangkah ke dalam Masjid.

Hal itu terbukti, pada rakaat pertama Ustad Chalid membaca 30 ayat pertama Q.S. Al-Baqarah. Si Fulan (Muallaf) capek berdiri lama. Pada rakaat kedua Si Fulan (Muallaf) lebih lama lagi berdiri karena Ustad Chalid membaca 50 ayat berikutnya.

Si Fulan (Muallaf) pulang dengan kaki pegal, istrinya mengurut kakinya sambil berusaha menyabarkannya. Keesokan harinya Si Fulan (Muallaf) memberinakan diri untuk sholat lagi di masjid, di pintu Masjid dia berpapasan dengan Ustad Chalid. Si Fulan lansung bertanya.

Si Fulan : Maaf pak Ustad, Nanti baca Al-baqarah lagi?.

Ustad Chalid : ohh, tidak. Sebentar saya baca surat Al-Fiil saja. Sambil senyum.

Rupanya sudah sampai kabar ke telinganya kalau Si Fulan kemarin komplen.

Si Fulan : maaf ustad, arti Al-fiil itu apa?.

Ustad Chalid : Gajah. Singkat dan beliau segera pergi ke tempat wudhu.

Si Fulan (Muallaf) langsung pulang, tidak jadi sholat berjama'ah di masjid. dalam hatinya dia berkata : kemarin baca Q.S. Al-baqrah yang artinya sapi betina saja lama sekali apalagi sekarang mau baca surat Al-Fiil yang artinya Gajah. Gajah lebih besar daripada sapi betina, bakal bengkak kakiku. Saya sholat dirumah saja lah...hehehehe

Begitulah, Anekdot diatas menjelaskan. bagaimana seorang Imam betapa alimnya dia dan tidak memperhatikan kondisi jama'ahnya.

"Muadz Bin Jabal" juga pernah di tegur oleh Nabi Muhammad ketika memimpin jama'ah dengan bacaan surat yang panjang sekali.


Makassar, 04 / 10 / 2016

*Pena Koesam
*Rst

Tidak ada komentar:

Posting Komentar