Mengenai Saya

Selasa, 25 Agustus 2020

KEKUATAN ISTIGHFAR

Suatu ketika Hasan Basri Murid Imam Ali Bin Abi Thalib, Didatangi tiga orang ke rumahnya. 

Orang pertama bersama istrinya berkata : " Wahai Imam, saya sudah 10 tahun menikah dengan Istri saya, tapi belum punya anak. Kami sudah ikhtiar kemana-mana, tapi belum ada hasilnya. Apa saran anda?". Hasan Basri menjawab : " Perbanyak Istigfar".

Orang kedua berkata, "Wahai Imam saya sudah bertahun-tahun kena Penyakit di perut saya. Berobat kemana-mana tidak permah sembuh. Apa saran anda?". Hasan Basri Menjawab : " Perbanyak Istigfar". 

Orang ketiga berkata, "Wahai Imam, saya sudah bertahun-tahun menjalankan bisnis, tapi saya tidak pernah kaya-kaya. Apa saran anda?" . Hasan Basri Menjawab : " Perbanyak Istigfar.

Setelah ketiga orang tersebut pulang, Istri Hasan Basri Berkata, " Wahai Suamiku mengapa engkau memberikan saran kepada ketiga orang untuk memperbanyak Istigfar?, jangan sampai mereka butuh saran Tabib, atau butuh modal usaha?". Hasan Basri menjawab : Wahai Istriku, engkau tidak dengar, penuturan mereka bertiga bahwa mereka telah berusaha-Ikhtiar. Penyumbatnya itu dosa mereka, Penyumbatnya itu harus diangkat, Dan tidak ada cara lain kecuali Istigfar.

Setali tiga uang dengan Kisah diatas, Suatu waktu, ketika sudah Sepuh usiannya, Imam Ahamd Bin Hambal tidak tau kenapa ingin sekali menuju ke salah satu kota diIrak. Padahal tidak ada janji sebelumnya atau hajat yang lain.

Setelah bertikai sekian waktu dengan pikirannya sendiri, akhirnya Imam Ahmad memutuskan pergi ke Bashrah dengan menempuh sekian kilo meter. Setelah tiba, tepat waktu Isya, Imam Ahmad Bin Hambal Sholat berjama'ah dimasjid. Begitu selesai sholat dan Jama'ah telah bubar. 

Imam ingin berbaring, tetiba Marbot Masjid menghampiri Imam dan bertanya : "kenapa Pak, mau buat apa disini?". Marbot tidak tau, jika yang hendak diusirnya adalah Imam Ahmad. Imam tidak memperkenalkan siapa dirinya. Kata Imam, "saya ingin Istirahat, saya musafir". Kata Marbot, Tidak boleh tidur diMasjid. Imam didorong-Dorong keluar dari masjid. setelah keluar, masjid pun dikunci. 

Karena capek akibat menempuh perjalanan jauh dan juga Rasa kantuk yang luar biasa. Imam Terpaksa tidur diteras Masjid. Ketika sudah berbaring, marbotnya datang lansung marah-marah kepada Imam. "Mau buat apa lagi Orang Tua?", kata Marbot. "Mau tidur, saya musafir", jawab Imam. "Didalam Masjid tidak boleh, diluar masjid tidak boleh". Imam Ahmad diusir dan didorong-dorong keluar sampai ke jalan.

Disamping Masjid, ada seorang penjual Roti yang sedang membuat adonan. Sambil melihat kejadian Imam Ahmad yang didorong-dorong oleh Marbot tadi. Saat Imam sudah sampai dijalanan, penjual Roti memanggil dari jauh "Mari Orang tua, anda boleh nginap ditempat saya. Saya punya tempat, meskipun kecil". Kata Imam :" baik ". Imam masuk kerumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat adonan roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya memperkenalkan sebagai Musafir).

Penjula roti ini, punya perilaku tersendiri, kalau imam Ahmad ajak omong, dia menjawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti, sambil melafalkan Istighfar : Astagafirullah. Saat menaruh garam, astagafirullah. Saat memecahkan Telur, Astagafirullah. Saat mencampurkan gandum, astagafirullah. Selalu mengucap istigfar. 

Setelah beberapa jam Imam memperhatikannya. Sang imam bertanya kepada penjual roti ; "Sudah berapa lama kamu lakukan ini (Istigfar)"?. Sudah lama sekali orang tua, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu, saya amalkan Istigfar ini, jawabnya. "Apa hasil dari perbuatanmu ini?", Tanya Imam Ahmad kembali. Penjual roti menjawab : " Lantaran Wasilah Istigfar ini, tidak ada hajat yang saya minta, kecuali di kabulkan oleh Allah, semua yang saya minta lansung di terima oleh Allah SWT". Lalu penjual Roti melanjutkan penuturanya : "Semua di kabulkan oleh Allah, kecuali satu. Masih satu yang belum di kabulkan oleh Allah". Imam Ahmad bin Hambal penasaran, lalu bertanya : "Apa itu?". Kata penjual Roti : "Saya minta kepada Allah, agar di pertemukan dengan Imam Ahmad Bin Hambal". Seketika itu juga Imam Ahmad bin Hambal bertakbir, Allahu Akbar. 

Allah telah mendatangkan saya jauh-jauh dari Baghdad, pergi ke Bashrah sampai di dorong-dorong oleh Marbot keluar masjid hingga keluar ke jalanan karena Istigfarmu. Penjual roti merasa gembira dan memuja-muji Allah, sebab ternyata yang didepannya adalah Imam Ahmad Bin Hambal. 

Itulah sebabnya Rosulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang memperbanyak istigfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan bagi setiap kandundahannya, jalan keluar bagi setiap kesempitan, dan dia memberikan rezeky untuknya dari jalan yang tidak terduga". 


* Bersambung
* Coretan Pena Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar