Mengenai Saya

Senin, 24 Agustus 2020

CORETAN PENA KOESAM PADA NONA - NONA

- Mencintai Nona -


Dia menikmati kehadiran Tuhan pada tiap-tiap kerlingan menggoda dari pasangan Wanitanya.

Dia terbius pesona Hawa yang dirasakan Adam dan terbawa terbang dengan tiupan Roh dariNYA. Sering kali dia diam terpaku, Terpukau.

Dia melihat malam yang menutupi siang saat melihat dua mata yang terpejam dalam nikmat yang seakan tak berujung.

Dia mendengar suara ombak saat purnama, pelan dan sayup. saat sang kekasih wanitanya mendesah panjang dalam napas yang tertahan.

Dia menikmati senandung cinta surgawi pada tiap-tiap tarikan napas yang memburu, ketika pendakian semakin mendekati puncak penyatuan asmara.

Duhai, Sang pejalan Sunyi melukis tubuh kekasihnya dengan tinta dari cinta padaNYA.

Sang Pejalan sunyi melukis tubuh kekasihNya dengan jiwa yang tetap tersambung dengan langit.

Sang Pejalan Sunyi tidak menyapu kuasnya diatas tubuh kekasih dengan kotornya syahwat dan birahi.

Tetapi pada tiap sentuhan Pejalan Sunyi, diatas tubuh halus lembut kekasihnya, jiwanya bergetar dengan Asma dan nama-NYA.

Pejalan Sunyi tahu, Semua ini hanyalah percikan, Manifestasi tetesan kecil dari samudera mata air kenikmatan surgawi.

Namun Sang Pejalan itu pun Mahfum bahwa Percikan dan tetesan kecil itu adalah pemberian Tuhan, agar kita tahu, Sungguh kelak disurga-NYA, Kenikmatan itu seluas samudera, tidak bertepi dan kita bebas mereguknya sepuasmu.

Pejalan Sunyi tenggelam dalam diri-NYA, Seiring suara lenguhan kekasih dan jiwanya bergetar dalam rasa syukur yang lezat.


-  Makassar, 02 Agustus 2020 (Pukul : 03.54)



***
-SuaraMu Nona-

Diantara bising hilir mudik para pelancong kehidupan yang lalu lalang.

Suaramu adinda, merambat pelan; pelan-pelan menembus ruang belukar kesunyian. yang telah lama ku sembunyikan dari bising.

Diantara keteduhan yang telah lama berlalu, Suaramu adinda Adalah sebentuk kebeningan yang menyerbu lobang-lobang telingaku dan memasung nalar kritisku.

Diantara jeda percakapan dan dentingan WA, Suaramu adinda, telah mampu menggetarkan debaran kesunyian yang telah lama sembunyi dan tak sanggup ku takar dengan nalar.

- Makassar, 04/09/2018 -



***

- Ada Luka di Ijabmu I - 

Jika engkau hendak cemburu, cemburulah pada air mata.

Ia adalah Penguasa Hati yang tak memiliki Tahta ; kerjanya memperhamba duka, memperbudak bahagia.

Dalam satu imperium rasa, Segalannya bisa berairmata. Walau air mata tak merubah segalannya.

Rahasia terbesar air mata, terikat pada waktu. Ketika menjanjikan sebuah pertemuan, kemudian memberikan sebuah keputusan tentang kehilangan.

Air mata yang luruh oleh sebab keberadaan. Ini bukan rahasia, Ini hanyalah suatu Fragmen dari lakon drama kehidupan.

Di mata, ada air mata. Dari sanalah semua sembab bermula. Isakan berakhir. Hati harus yakin terhadap kuasa takdir.

Ibuku, mengajari agar tidak menjadikan air mata sebagai pelarian. Namun, kita Sesekali menyeka air mata yang entah berhulu dari mana. 

Isak Tangis, bukan sekedar teks yang kamu capture dan viralkan. Ratapan Hati pecinta, tak bisa terwakili dalam beribu meme. 

Matahari akan hilang di batas senja, bulan akan hadir menggantikkan jingga. Demikianlah siklus takdir bekerja.

Kita tak bisa memaksa Tuhan untuk memiliki seseorang. Dia yang menjelma dalam tiap nama, telah merancang rute takdir untuk kehidupan kita.

Dia Maha Tau dengan siapa kita akan berpasangan nantinya. Di kehidupan ini, kita hanya berjalan menyusuri setapak Takdir masing-masing.

Ihwal Itulah, Tidak perlu terlalu vulgar memeriahkan hubunganmu diSosial Media.

Toh, pada akhirnya kita tidak bisa memaksakan kehendak untuk berpasangan dengan siapa.

Sampaikkan saja Doa-Doamu di ruang senyap, berulang-ulang diakhir sujud, Hingga Allah mendengar kekhusyuanmu meminta.

Dan, jangan sekali-kali mengharapkan lebih dari yang Tuhan Kehendaki.

Sabarlah, Tiap diantara kita, ada yang mengaturnya. Semoga Allah berkendak Lain, Ada hikmah di tiap lipatan waktu.

- Makassar, 08/09/2015 -


***

-Ada Luka Di Ijabmu II-

Malam itu, ku pikir lembayung semu telah mengintip di bibir fajar. Ternyata, bias sinar pembakaran kayu menipu bola mata.

Kayu telah habis dan malam masih sangatlah panjang. Dingin pun telah menusuki tubuh.

Kian malam, semakin melengking digigil kebekuan.

Kini, hanya sisa pembakaran kayu diatas tanah yang kering.

Tolong, jangan biarkan abunya berserakan dipelataran. Sebab itu hanya akan membuat luka semakin menganga lebar.

Bawalah abunya bersama kebekuan. Jika tidak ingin, hujan mengguyur derasnya. Lalu menggilas semua jejak yang tertinggal.

-Makassar, 10/09/2015-


***
-Ada Luka di IjabMu III -


Jika masih tersisa noktah cinta di masa lalu, aku rela engkau mendendangkan kembali kidung harapanmu di tengah elegi jiwaku yang semakin nanar. 

Aku telah menjadi dewasa tuk  merasakan gelora bathinmu yang kian membuncah. Ini tentang 'dirinya' yang begitu berarti bagimu.

Aku memahami dengan sepenuh jiwa, bahwa sosoknya terlampau istimewa dengan neraca kenaifan yang semakin gagu di bandingkan denganku yang apa adanya.

Andaikan, aku tak sanggup memberikan keyakinan akan tulusnya cintaku kepadamu. maka, aku ikhlas dengan sepenuh jiwaku memberikan waktu kepadamu tuk mengagumi tentangnya, dengan personifikasi yang absurd. 

Sementara, aku terburai, rapuh, galau di antara resonansi hidup yang kian getir.

Kebahagiaan semu, kesenangan hedonis, kenikmatan profan yang engkau damba selama ini adalah daur hidup yang tak pernah menjadi realitas yang menjanjikan. 

Biarlah semua itu menjadi kado pahit yang selalu ku kenang. Singkirkan seluruh hasrat tuk bahagia bersamaku karena memang aku takkan pernah bisa.

Cukuplah tuk menghakimiku. lelah jiwaku, gemulai batinku, tuk menerima sikapmu yang ambigu. 

Mempreteli (ke-akuanku) adalah satu bukti betapa nihilnya cintamu kepadaku. 

Dirimu adalah sosok ambivalen yang tak dapat dijamah dengan nalar yang tautalogis. 

Aku pasrah dalam keterbatasan yang membisu, aku kalah karena terjebak oleh liciknya pion cintamu di tengah arogansi bidak kuda yang begitu rapuh.

Maafkanlah diriku bila salah mengkalkulasi dirimu dengan mizan kearifanku, karena aku hanya manusia biasa, punya keterbatasan dengan segala kekurangan yang tak mampu kutakar.

-Catatan Jejak Langkah ; Makassar, 15/03/2018)-



***
- Sedang Berjuang I -

Akan ku dapati kau di seberang sana dengan utuh. Tidak ada jalan kembali, kita putuskan untuk melangkah bersama. 

kemudian kita bertemu, sisanya adalah sejarah. Saling memadu kasih, merawat sesama. Berjuang dan memeriahkan kemenangan secara berjama'ah.

Lalu, Di bola matamu kudapatkan ribuan kata terpendam. Sunyi dan senyap tak terpengaruh oleh deru dan haru. suka dan duka. Susah dan senang adalah sebuah laku. 

Berjalan atau berlari adalah cara ikhtiar, duduk juga kadang di perlukan untuk mengendapkan rasa yang tertekan. 

Malam ini masih panjang, tak perlu terlalu risau. lihatlah jarum jam yang masih terus berjalan, pertanda waktu masih melaju.

Sabarlah, Aku sedang membangun Rumah untukmu, tempat kita kelak saling menghidangkan rindu.

Jika tak sabar. Pergilah sejauh mungkin, hanya saja selipkan aku dipikiranMu. Tak harus diSeluruh HatiMu. tak apa hanya tempat kecil yang sederhana.

Hanya saja, pastikan selalu ada diantara peluhmu, Diantara bingar duniamu. Karena hanya itu yang akan membawamu pulang. 

Pulanglah seutuh kau pergi. Utuh dan Sendiri...!

- Makassar, 5 Januari 2020 -



***

- Sedang berjuang II - 

Jika menurutmu, aku ini tersesat. Mengapa tak engkau Peluk dan sayangi aku. Lalu, engkau tunjukkan dimana jalan kebenaran itu?. 

Pada sunyi, Rinduku sembunyi. Ia Tiba, sejak senyap menyergap. Pada bulir kedua matamu, intuisiku hinggap. Lunak dan lantah. 

Naif, jika rinduku harus kembali mengalah. Tetapi, Naas. engkau tak pernah paham Diksi kesunyiaan. 

Biarlah..!

Petarung memang, harus berani memanggil keputusannya Pulang. Ia bawakan kepastian akan ada apa esok hari?. Pilihannya bahagia diantara sepi atau tertawa ditengah-tengah sunyi. 

Banyak dari kita yang berhenti karena menyerah, bukan akibat kalah. Padahal orang yang menyerah tidak akan pernah menjadi pemenang. 

Kekalahan telah mencicipiku manisnya kemenangan dari sebuah perang besar yang paling monumental, yaitu Menaklukan diri sendiri.".

Biarlah saya kalah dengan gagah. Berdiri di teriknya harapan yang menyala-nyala, menggambar birunya langit yang tersenyum mengancam.

Al ghazali mengingatkan kita, kadar cinta seseorang benar-benar diuji saat berpisah dengan sesuatu yang dicintainya.

- Makassar, 5 Februari 2020 - 


***

Aku Ingin -

Aku ingin memandangmu, tanpa bayang, tanpa bias.

Aku ingin Bercengkrama, tanpa kata, tanpa syair, tanpa kias.

Rupa-Rupa dua alam penuh kemas, penuh hias.

Aku ingin mencintaiMu, tanpa solek, tanpa rias.

Aku ingin mencintaiMu, saja. 

- Daun Coffe, 26/11/2019 -


***

- Ada surga di telapak kaki Tuna Susila -

Masih saja beberapa senyummu dianggap Bisa- bisa malam.

tak mengapa pula desahmu di renggut lelaki hidung belang, yang mencoba menghabiskan peluh hanya lewat senggama.

Memang kadang Nasib terkulai di antara tumpukan cacian bahkan di cap legam hitam bernoda.

Semoga surga di telapak kakimu tak ada habisnya, meski kaki-kaki seringkali telentang, di gagahi gemerlap malam.

- Gandoli ; Surabaya  2015 -


***

 - Daeng Bungaku 1 -


Daeng Bungaku, kemana lagi engkau ku cari?. padahal telah ku sirami setiap batang pohon, agar kau merakah berseri. namun tak jua terlihat walau sebatas kelopak_mu.

Daeng Bungaku, pernah aku merasakan harum diri-mu, sungguh membuatku terpaku membisu.
Tanpa ragu ku bersiap menghisapmu, ku rasakan manisnya madu. tetapi, kepakan sayapku terpaksa berhenti, ku lihat ada kumbang lain datang menghampiri, terlihat engkau begitu menanti.

Daeng Bungaku, kini ku mengerti telah, lama kau berbagi, membuatkuu merunduk mengelus hati. menyadarkanku, bahwa engkau bukan bunga yang ku cari.

lalu dimanakah engkau daeng bungaku. masikah engkau berbagi madu bersama kumbang lain atau sendiri menanti datangnya diriku untuk berbagi madu sepanjang waktu.

- Makassar, 13 November 2020-


***


- Daeng Bungaku 2 - 

Daeng Bungaku, Ku Ingatkan padamu, bahwa cintaku tak ingin di ikat dunia. Sebab, Dunia ini akan pecah, ambruk dan terbakar, jika menanggungnya. 

Daeng Bungaku, Dunia ini terlalu sibuk merajut jeratan-jeratan dan mempersulit dengan ikatan-ikatan. memuat panjangnya manusia yang antrian, untuk memasuki penjara. 

Daeng Bungaku, kasih sayangku tak terpanggul oleh ruang dan waktu. Ia, membebaskanMu hingga ke Tuhan. 

Daeng Bungaku, Ruang tata hidup perkawinan, kebudayaan dan sejarah adalah gumpalan sepi, dendam dan kemalangan.

Daeng bungaku, Jika semesta waktu hendak mengukur cintaku?. ia perlu mati berulang kali untuk hidup berulang kali kembali. 

- Makassar, 05 Desember 2020- 


***

- Daeng bungaku 3

Daeng Bungaku, Aku hanya Ingin mencintaiMu, dengan Cara yang Paling Radikal.

Daeng Bungaku, engkau Tahu, Epos kesejatian Cinta adalah sejarah paling tua, seumur keberadaan manusia (Adam Dan Hawa). 

Daeng bungaku, Adam Dan Hawa Terusir dari taman Eden. Akibat, melanggar perintah (membangkang). Lalu, mereka Bersua kembali dibukit cinta adalah drama kesejatian cinta, yang paling menggahar elan kecintaan.

Daeng bungaku, Pertemuan keduanya adalah hukum baku, dua kutub cinta yang saling mengandaikan (puncak kerinduan).

Itulah sebabnya, Dalam sejarahnya, cinta tak pernah hidup dalam bara pengkhianatan (keluar Dari Fitrah). 

-  Makassar, 08 Januari 2021 - 


***

- Daeng Bungaku 4 - 


Daeng Bungaku, Ku harap engkau, tidaklah seumpama Bunga Edelweis. Bunga yang hanya sering mekar di bulan April dan Agustus. 

Harapku, engkau mekar tiap saat. Sebab, bahagia itu setiap hari, tidak mengenal musim.


Daeng Bungaku, Aku pun berharap, engkau tak seperti bung Senduro. Bunga Yang hanya tumbuh di puncak pegunungan. 

Harapku, engkau tumbuh dan mekar bersama Mustad'fin, Tani, nelayan, Rakyat miskin kota dan Buruh. Membumi bersama mereka. Semoga itulah yang di maksud dengan Bunga revolusi. 

Daeng Bungaku, Bagaimanapun. Maaf. Sebenarnya, tak pantas engkau ku personifikasi dengan Bunga. Sebab, bunga terlalu profan. 

Sementara "Panggaingku RI Kau", ia transenden tak terpermai. Selamanya cinta ini akan tetap ayu dan lestari. 

- Makassar, 16 agustus 2021 -


***


- Daeng bungaku 5 -

Daeng Bungaku. Kebutuhanmu, hanya mengikuti keinginanMu yang menggebu. sebenarnya yang kurang bukan uangmu dalam saku. Tapi, rasa syukur-Mu terhadap sesuatu yang menghuni sakuMu. 

Daeng Bungaku, Hidup akan lebih membahagiakan, jika Engkau menyederhanakan keinginanMu. Sesederhana keinginanku menikahimu. 

Daeng Bungaku, Aku akan segera datang, dan kita akan menempuh jalan bersama. Akan ku temui engkau disini, sebentar lagi. Setelah kita di dewasakan oleh sepinya kerinduan.

Biarlah sejenak, ku titipkan kerinduanku diselasar magrib. Agar seluruh niat baik ini, mengikuti doa para hamba yang menjemput suara adzan ; Innaka la Tuhkliful Mii' add Ya ar hamar rahimun (sesungguhnya engkau tiada menyalahi janji, wahai Dzat yang Maha Penyanyang)". 

Daeng Bungaku, Bersyukur memang adalah keindahan yang jarang dicoba oleh mereka yang gemar mengeluh. Padahal, Jarak antara kita dengan kebahagiaan itu simpel; dibatasi oleh barang yang belum kita miliki.

- Makassar, 25 januari 2022 -


***

- Bulan bergerak tanpa berisik -

Kita hanyalah dinding-dinding lelah yang melekat di ruang Rasa, hening tanpa suara. merestui kehilangan dari semesta, meski pernah kita memaksa hujan redah di balik matahari yang gagah.

Sekat tanya begitu melangit di udara, mencari harapan yang gugur di lahap senja. bahkan jejak langkah kita yang terpisah, tetap pergi menemui arahnya.

Jemari yang tak tersentuh, menarik diri dari rasa tunggu. sebab, menjauhimu adalah cara terbaik berdamai dengan masa silam.

Siklus waktu masih merahasiakan sebuah doa. memanjangnya di setiap helai sujud manusia, lalu kita terbiasa dengan hal-hal yang semestinya.

Kamu memulangkan kenangan pada tempat terbaik untuk di ingat, sedang aku tengah menunjukkan caranya menerima luka yang menganga. meski bukan sepertiMu yang menunjukkan air mata.

Kita hanyalah bekas-bekas gengsi perasaan yang perlahan saling membenci. walaupun kau masih sering menghiasi janji. tapi, percayalah aku bukan petir dan kilat yang lebih cepat dari cahaya.

Masa membiasakan diri darimu, ku lalui dengan cara yang sederhana, Menyeruput kopi, mendaras Literasi dan mengepulkan asap tembakau, yang menembus dinding-dinding kamarku, hingga bercerita layaknya seseorang yang baru saja di hadiahi sesuatu yang berharga.

Kita tetap dua Hati, yang kini memilih pilihan untuk sebuah cerita baru. Berbanggalah sebab engkau pernah menguatkan seseorang dan menjadi tuju dari tiap usahannya.

Saya tidak Lupa, bahwa Sempat dalam benakku. Kau tetaplah batu keras yang tak akan mungkin terkikis. Meskipun begitu, seiring waktu yang bergulir engkau tetap menjadi yang terkisah.

Kisahku di abu-abu, terdapat namamu. Entah di bagian mana, ku yakin kau ada. Ini adalah Sesuatu yang selama ini, sangat susah untuk ku jelaskan. mungkin sia-sia, ku utarakan dan sangat hati-hati ku sampaikan.

Kelak, Jangan menjadi bayang yang tak dapat di genggam dan mudah menghilang kala gelap. Jadilah kisah yang merindukan.

Aku bukan penggiat yang baik. tetapi, Tuhan terlalu banyak menyimpan kamu di kepala. Bahkan sejauh ini aku memunggungimu, sedekat itu Tuhan mempertemukan kita dalam ingatan.


- Makassar, 11 Juli 2014-


***

-Keindahan Tak pernah terlukis sebelumnya- 

Kita tanggalkan saja sejenak segala anasir, yang akan membelenggu keterlepasan jiwa, untuk terbang merangsek ke palung terdalam irama semesta.

segala keindahan hanya ada, pada pandangan pecinta terhadap Kekasihnya. Maka temukanlah Pecinta.

Para pecinta. Dihadapannya, kekasih tak pernah tercela, begitu sempurna, hingga keluh tak layak dapat tempat, Tak sudi singgah walau sejenak.

Pecinta adalah orang yang paling bersyukur akan kekasihnya. Bagaimana jika ada yang mengaku pecinta, tapi matanya sibuk mencela kekurangan yang bahkan tak terlihat kasat, banyak mata.?

Hanya para pencintalah yang mengenal kekasih-NYA dengan sangat dekat. Sebab, di dalam cinta, setiap penjelasan akan mati tak berdaya.

Ihwal itulah, sering saya katakan - Jangan mendebatku, tentang seseorang yang kamu lihat dengan mata kepalamu, sedangkan aku melihatnya dengan Hatiku

Hal itu sama dengan, apakah kita tahu alasan daun bisa jatuh cinta kepada embun?. Jika engkau tahu. Tolong, Ajarkan aku mendefenisikan cinta dengan benar. Sebab, cinta yang ku pahami saat ini, sudah benar-benar mengubur logikaku di liang kubur yang nyaris tertutup.

Sudikahh engkau memanggil aku kekasih setelah engkau pecahkan cawan anggur cintaku. Sang Sufi, Abu Sa'id al-Khairi pernah berjumpa dengan Ibn Sina dan berkata: "Wahai engkau yang tidak mengenal mereka yang terbakar - atau yang sedang terbakar, sesungguhnya cinta adalah sesuatu yang muncul sendiri ; ia tidak diajarkan."

Cinta adalah keindahan Tuhan. Sedangkan, Keindahan Tuhan mengungguli keindahan lain. Tetapi keindahan lain itu sering kali menjadi penghalang bagi Keindahan-Nya." 



***
-CANTIKLAH SEBELUM PENSIL ALIS DAN GINCU TIBA-


Saya tidak menjanjikan banyak hal. Namun, satu hal yang niscaya engkau pegang sebagai ransum ialah Cantiklah, sebelum pensil alis dan gincu tiba. 

Peradaban ini tidaklah di bangun dari seberapa tebal bedak dan gincumu. Peradaban ini, di bangun dari Jalan pikiranMu.

Pikiranmu niscaya berdiri diatas semua sumber mata angin. Lalu, tirulah akhlaq Ummahatul Mukminin Siti Khodijah, yang dari rahimnya terlahir perempuan tangguh Seumapama Fatimah. Serta Cerdaslah, seperti Siti Aisyah. 

Legakan nafasmu, pandang dunia seluas imaji. Sebab, tak ada yang kusut di hadapan akal sehat.  Sebab, Kecantikan itu malapetaka, Perang Troya berkecamuk. Bersumbu, karena memperebutkan "Helena". 

Cikal Bakal Perang antara kerajaan Prambanan dan Majapahit. karena, memperebutka "Diah Pitaloka". 

Romeo, tak akan permah berani meneguk Racun. Jika bukan karena Kekasihnya, "Juliet", Dan Qois, Tak akan pernah Di lekatkan Majnun. Kalau Bukan, Karena "Layla". 

Tertawan pada Kecantikan itu lumrah. Sebab, Kita (lelaki) adalah Manusia, bukan malaikat, yang terbebas dari segala kencenderungan. Hanya saja, Ingatlah bahwa Kecantikan bisa mendatangkan Malapetaka. 

Nona, sejatinya bedakMu adalah debu jalanan, kecantikanmu terlontar lewat dentuman suara kebenaran yang menggema di kolong Langit Ketidakadilan.

Engkau adalah PER-AN yang niscaya mengembalikan EMPU-AN. Engkau mesti memastikan keotentikan dirimu bahwa engkau adalah PER-EMPU-AN, yang berdaulat atas dirimu, bahwa perempuan harus menjadi Puan atas dirinya.

Engkau sejatinya Melompati perangkap iklan industri kosmetik. menambrak kejumudan pikiran, bahwa perempuan adalah mahluk second Choice, yang standar kecantikanMu di pasung orang-orang.

Sekali lagi, Cantiklah sebelum pensil alis dan gincu Tiba. setelah Itu. Tumbulah..!. Sebab, Daun kering dan gugur telah menjadi tanah. Lalu, menjadi nutrisi bagi tumbuhnya tunas-tunas Muda.

Tidak pernah hujan adalah duka baginnya, dan kemarau adalah sepenggal cara merelakan daun-daun kering untuk menjemput masa gugurnya.

Tidak seluruh waktu di jalaninnya dengan musim kembang dan tidak pula seluruh waktu adalah musim panen.


- Makassar, 4 Maret 2021-



***
-Kontemplasi Cinta-


Penjara Manusia adalah karena berdiri diatas kebenaran diri sendiri. 

Saya tidak pandai berpesan. Tetapi, alangkah lebih baik jika kita bergandeng tangan. 

Beberapa bagian hidup yang telah lewat adalah drama untuk kita saling mengerti, bahwa kita benar-benar sendiri dan septutnya hidup bersama.   

Hidup bersama, bukanlah menjadi ; satu kepala, satu badan, satu perilaku. Sebab, kita tidak bisa melakoninya masing-masing. Karena semestinya satu itu prinsip nilai universal, yang di tetapkan.

Jangan menjadi egois, apalagi pragmatis. Toh, Hidup ini bukan untuk diri sendiri. 

Apa yang salah, untuk saling memahami, menasehati, menyelami, juga menjalani kehidupan bersama dengan perbedaan ini.

Aku Menyanyangimu, Maka Merdekalah..!

Engkau menyanyangiku, Maka biarkan aku dengan kehendakku. Jika aku salah, ingatkanlah dengan ketetapan nilai universal. Bukan standar etik keegosian pribadimu. 

Dengan begitu, kita layak bersama dan bergandeng mesra. Sebab, sejatinya kita tidak di ciptakan untuk hidup sendiri. 

-Makassar, 23 februari 2021-


***

-MEMPUASAKAN CINTA SELAINMU-


Cinta adalah ketika engkau merasa cukup dengan seseorang Yang engkau cintai. 

Seolah-olah engkau tak pernah melihat siapapun kecuali Dia dan Pandangan Mata kita telah cukup OlehNya. 

Saya berhak mencintai Semuanya. Tetapi, saya tidak melakukannya. Tak ku lakukan, Karena saya Hanya MencintaiMu.

Ingatlah, bahwa hal itu bukan Ilmu Mencintai. Tetapi, ilmu tentang puasa. 

Bagaimana Dunia ini tidak menjadi belantara Khuldi. jika kita menganggap, bahwa Puasa itu hanya soal tidak makan dan tidak minum, Dan hanya di lakukan di Ramadhan. 

Saya mempuasakan diri untuk tidak mencintai selainmu. Bukankah hal itu adalah cinta yang sejati?. 

Namun, engkau benar-benar abai mendengarkan debaran itu. Jika saja, engkau mau mendengarkan suaraku, sesungguhnya itu SuaraMu. 

-Makassar, 20 April 2021-



***
MAWAR 1 


Tidak ada pilihan yang mudah, Sebab ia tidak lebih dari sekedar memisahkan beras dari sisah gabah.

Duri itu keniscayaan pada mawar. Ikhlas adalah konsekuen atas pilihan mencintai mawar, bukan mencaci dan menyumpah serapahi saat durinya menghujam relung.

Kelemahan kita ialah pandai mengingat saat tertusuk duri Mawar tapi abai pada kelopaknya yang memantulkan keindahan di saat yang lain.

Bukankah lewat indahnya, Kelopak mawar telah banyak memberi keindahan, kita pun harus ikhlas bila tertusuk durinya.

Sebanyak apapun narasi orang menuliskan tentang keindahamu, Engkau tetap memiliki duri. Mendambamu untuk di miliki adalah merela tertusuk durimu.

Mawar, Hanya akan mekar jika debu di kelopaknya hilang. 


NB ; Malino, 23 Mei 2015



***
MENGANGA LUKA (MAWAR 2)


Takdir dan Hasrat seringkali Paradoks. Maka biarkan takdir menertawakan Ikhtiar. Di pojok ruang pikir yang keruh, bunga acap menjadi duta bahagia.

Karena Tidak ada mawar yang tak mematulkan keindahan. Namun, Tidak ada mawar yang tidak memiliki duri pada batangnya.

Karena Tidak ada pecinta keindahan, yang tidak menaruh kekaguman pada keindahanmu. Namun, tidak ada yang tertusuk duri yang tidak merasakan sakit.

Pilihan cinta pada keindahanmu, ialah keinginan untuk tidak memilikimu. Terlampau ideal, memang. Sebab hal itu berbanding terbalik dengan kodrat manusia. Sebab di banyak Lakon hidup, hanya sedikit diantara banyak manusia yang menaruh kecintaan pada keindahanamu, yang menggemakannya di Ruang sunyi yang sembunyi.

Pilihan Memilikimu dalam kadar kepantasan, itu sulit. sebab butuh pengenalan dan pengendalian diri. Ukurannya ialah pada Kadar kepantasan.
Seberapa ikhlaskah kita, Bila Dihempaskan Sang Mawar berduri.

Acapkali saya membatin, apakah perangai mawar selalu menyembunyikan duri pada batangnya dan merinai-rinai gembira saat pendambanya tertusuk. Namun itu belum bisa di jadikan kesimpulan dalam jalan panjang ini. sebab tidak semua Mawar tega menghempaskab pengangum, penyuka dan pecintannya.

Tidak jarang juga kita temukan, di banyak lakon manusia yang menyumpah serapahi bahkan menghujat caci saat dihempaskan oleh Mawar. padahal, indahnya kelopak dan durimu adalah satu kesatuan yang tidak terpisah.

Sulit memang menemukan, manusia yang menaruh kagum, suka dan cinta pada semua keutuhan yang tak terpisah dari mawar.

Jika suka mawar maka suka juga durinya. Jika mendamba mawar maka mendamba juga durinya. Jika cinta mawar maka cinta juga durinya. Jika memilih mencintaimu maka konsekuensi dari sikap dan laku kecintaan ialah merelakanmu. TITIK.

Siapa saja yang merasa memiliki maka bersiaplah merasakan kehilangan dan kehilangan itu menyakitkan. Siapa saja yang Mengangumi dan menyukai serta mencintaimu untuk di miliki adalah kerelaan jika suatu saat duri-duri pada batangmu akan menusuk. 

Mengenggam erat tangkaimu yang berduri merupakan pengorbanan biasa, bagi darah yang menetes.

Tuhan menciptakan Mawar, tanpa memaksa kita bersyukur atas Indah bunganya. Bisa jadi, hikmah justru, datang dari durinya, atau bahkan pohonnya yang mulai meranggas. 

Itulah mungkin sebabnya Bunga Mawar Di artikan dalam Bahasa "latin" adalah "rosa santana". Sedang engkau akan Ku beri nama "Rasa yang Paling bermakna". 


NB ; Makasar, 19 Juni 2015



***

MAWAR 3


Apakah engkau tahu bahwa tupai jantan selalu menghadiahi tupai betina dengan sekuntum bunga mawar?.

Pasti Engkau Tak menyadari itu.

Olehnya, Berhatilah-Hatilah menekan dan mengirim Emot Mawar Di Geadgetmu. Sebab Mawar Adalah seluruh ungkapan cinta yang pernah terucapkan. 

Dari semua defenisi rasa yang pernah diciptakan.


Makassar, 26 Juli 2020


***

- BARAKALLAHU FI UMRIK -

Nona. Usia itu Bertambah. Tetapi tidak menjadi banyak. Sebab, waktu selalu menguranginya. Maka, terimalah yang cukup. Yang telah tiba dini hari tadi. 

Usia akan usai, hanya sebagai angka-angka saja. Jika di perjalanannya tak kita beri tanda. Menjadi dewasa atau bertahan menjadi bahagian dari milineal itu adalah pilihan. Yang berat melakonj keduannya.

Saya yakin ada banyak orang yang diam-diam bangga dengan dirimu. Biarlah saya yang terang-terangan bangga mrngenalmu.

Selamat Milad, doaku lebih banyak ku bawa dalam waktu-waktu syahdu bersama Tuhan  ketimbang di Captions ini.


***
--Coretan Perempuan 2--


Perempuan itu seperti anak kecil yg merepotkan, dan ketika Ia sudah tdk merepotkan lagi. Ketauhilah, bahwa ada orang lain yg telah memberinya keindahan (Nizar Qabbani).

Kata Arthur Schopenhauer, "keangkuhan perempuan meskipun tdk lebih genting ketimbang lelaki. tetaplah lebih membahayakan. Sebab haluannya, yg semata2 materil. mendambakan keelokan paras, perhiasan, pesta, pertunjukan, serta berbagai bentuk kemewahan".

Begitulah, jika PER-AN kehilangan EMPU-Nya (erperangkap oleh iklan industri kosmetik. Maka, sudah tdk otentik disebut PER-EMPU-AN. Padahal sepatutnya perempuan menjadi Puan atas dirinya.

Yah, Benar Guman Nizar Qobbani, bahwa " Perempuan itu sekumpulan tanda koma, juga tanda tanya. Yg Membuat lelaki menghabiskan sepanjang hidupnya, hanya untuk memecahkan misteri dari sebuah tanda-tanda".

Itulah juga yg membuat Prof Quraish shihab mengatakan, " Butuh 1 lelaki untuk mencintai Perempuan, tetapi 1000 lelaki tak cukup untuk memahami Perempuan".

Padahal, Cantik itu " Innallahu jamilun Wa yuhibbul jamal". Cantik itu kualitas jiwa, bukan kualitas Fisik. 

Kenapa?. Karena perempuan adlh mahkluk yg luar biasa, ada Rahim dlm tubuhnya sebagai pusat kasih, ada cinta dihatinya sebagai jalan bakti, dan ada nalar dipikirnya sebagai sarana diksi.

Nona, Romantis itu ketika Zulaikha berkata Pada Nabi Yusuf ; "Memandangmu lebih aku cintai, ketimbang dunia dan seisinya".

Nona, Romantis itu ketika, Fatimah binti abdul Malik, Isterinya Umar bin Abdul Azis. Kakeknya adalah Khalifah, ayahnya khalifah. Suami, saudara dan sepupunya juga Khalifah. 

Dia meninggalkan harta kekayaannya, ketika Suaminya Berkata ; "Seluruh harta kita untuk Baitul Mal". 

Adakah yang lebih indah, selain perempuan sholehah. Duhaii, Edelweis?.

Ku ingatkan sekali lagi bahwa yg menghancurkan Tun Abdul Najib (Mantan PM Malaysia) ialah Rosmah, Istrinya yang glamor. Anwar Ibrahim, kuat karena Wan Azizah Islami. Sabar, walau suaminya dua kali dituduh zodom, diDua periode.

Berhati-hatilah dgn emosi perempuan. Sebab, Fir’aun pada akhirnya kalah. karena tunduk pada kemauan perempuan (Istrinya). 

Tak sanggup aku menulismu, Nona ; Hidup hanya bertaruh.


- Makassar, 06 September 2021


***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar