Kemarin malam. tubuhku di gigil beku, semilir angin lereng di negeri leluhurku. Tetiba, saluran telephone berdering. Engkau, Nona Diujung telephon. bicara bulan bulat penuh. Sumbing pun, tidak. Purnama, indah lagi menawan.
Mengapa keindahan ini, tidak pernah lama?. Begitu Tanyamu.
Ku tuturkan padamu tentang Pepatah persia lama : "Bulan akan tetap purnama. bila, kita bisa menerima sisi-sisi gelapnya". Begitupun, dengan hidup. Bukan, hanya kesempurnaan cahaya yang kusuka, pada Purnama. Tetapi, ia selalu ranum sempurna, lewat tepat didepan beranda. Seperti pada kali pertama, engkau lewat bersama senja. tepat, didepan beranda dengan senyum tipis, berhias pesona.
Apa hubungan antara Senyum dan Purnama, Gombal sekali Kamu, Kak?.
Nona, Seutas senyum mampu meringankan luka, dan Senyummu Mampu Merubah Segalanya. Senyum memiliki nilai yang tinggi di dalam Islam, hingga Allah swt mengabadikan senyuman Nabi Sulaiman As. dalam firman-Nya; “Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.” (QS.An-Naml:19).
Artinya, Satu senyuman kecil mampu menyalakan api semangat. Satu Senyuman mampu menerangi hidup seseorang, yang selama ini terkurung dalam kesedihan dan kegelapan.
Masih Mau lagi; Senyumanmu, pada orang tuamu menenangkan hati mereka. Senyumanmu, pada orang terdekatmu, mewarnai harinya. Senyumanmu, pada tetanggamu, mengobati kesedihan mereka. Senyumanmu, pada Saudaramu, menghilangkan kepenatan mereka.
Abu Ja’far Al-Baqir, Cicit Husain Bin Ali pernah berpesan; “Senyuman seseorang kepada saudaranya adalah kebaikan dan menghilangkan gangguan dari mereka adalah kebaikan. Dan tidak ada ibadah yang lebih disenangi Allah (selain yang wajib) seperti memberikan kebahagiaan kepada orang mukmin".
Berkenaan dengan itu juga, Imam Ali bin Abi tholib as, pun berpesan: “Seorang mukmin itu keceriannya tampak, di wajahnya dan kesedihannya tersimpan di dalam hati.”
Maka, ku katakan Senyum tipismu, yang berhias pesona Bak Bulan bulat penuh nan indah. Tebarkanlah senyuman, karena senyum adalah sedekah yang paling mudah.
Dan tanpa ku sadari, ternyata senyuman di bibirmu meruntuhkan gunung beku dihati. Seperti kerinduan purba, barangkali, inilah yang dimaksud : Senyuman memiliki hukum kekekalan energi. maka, sesungguhnya bukan senyuman yang hilang, tapi bibir yang menerbitkannya.
Bunyi hukumnya : energi dapat berubah ke suatu bentuk ke bentuk yang lain. tetapi, tidak bisa di hilangkan atau di musnahkan.
Tetap, tersenyum Merekah. renyah dan indah, sebab itu juga ibadah. Tersenyumlah, karen ku yakin ada makna yang tak terhingga, Ada rasa yang tak terbaca, ada rayuan tanpa kata dan ada pahala tanpa doa.
Jadi, bagaimana Dengan Bulan Bulat penuh itu, kak?.
51 tahun yang lalu. Manusia pertama menjejakkan kakinya di bulan. Bulan juli 1969, sudah 51 tahun yang lalu, setengah abad.
Peristiwa pendaratan pertama manusia di bulan tersebut, menjadi peristiwa yang legendaris, bombastis dan menegangkan bagi orang yang menontonya secara live (waktu itu). Tentunya, mereka yang telah mengenal tv. Orang tua kita di kampung pasti tidak menonton. sebab, Tv menjadi barang yang hanya jadi buah bibir, di kisahkan dari mulut ke mulut.
Kawan bapak saya pernah bercerita, bahwa di tengah-tengah masyarakat kita, kisah pendaratan tersebut sering dianggap mubazzir. Pernyataannya "untuk apa menguasai bulan, berlomba-lomba ke luar angkas, hanya menghabiskan biaya. Tidak ada gunanya, lebih baik membantu orang miskin. Sering terdengar perbincangan di ruang publik, dulu. Waktu itu, dan untuk beberapa tahun setelahnya.
Mereka tidak tau, pada juli 1969, 51 tahun yang lalu, Setelah bergerak diantara kaki-kaki modul bulan Eagle, melayang-layang di gravitasi Nol, setelah beberapa jam menunggu, kemudian turun ke sebuah cekungan bulan, astronout Neil Amstrong menjejakan kakinya di bulan. Bulan, yang hanya dulu bisa di pandang takjub warga bumi.
Lalu Astronout Neil amstrong mengemukakan sebuah kalimat yang jadi buah bibir : " that's one small step for a man, one giant leap for mankind (ini langkah kecil bagi seseorang, tapi loncatan raksasa bagi manusia)".
Kini, coba nona bayangkan, bila ikhtiar penaklukan bulan 51 tahun yang lalu, serta setelahnya, eksplorasi ruang angkas tidak di lakukan oleh negara-negara dan ilmuan-ilmuan hebat itu. Maka dapatkah engkau, merasakan kemudahan-kemudahan interaksi Nir-batas ruang atau tempat yang engkau, kita dan generasi zaman kita lakukan atau rasakan ini?.
Berterimakasihlah pada mereka-mereka yang telah memajukan peradaban ummat manusia.
Lalu katamu : Teknologi itu baik dalam pengembangan Imajinasi disatu sisi. Namun disisi lain, ia memenjarakan kita pada keterbatasannya. Sebab, Kesempurnaan imajinasi tidak ada pada Tehnologi. Tehnologi hanya setitik (noktah) bagi Imajinasi.
Satu diantaranya, yang Separuhnya dihilangkan Teknologi ialah Keindahan Cinta.
Andai, Teknologi Tak ada. Maka hampir bisa ku pastikan, SenyumanMu yang seumpama Bulan Bulat Penuh (purnama), yang melipir di beranda rumah. Tak akan, pernah di tangkap mata Lensa, kamera.
- Alor, 24 Juli 2019 -
*Rst
*Pena Koesam
*Nalar Pinggiran





Tidak ada komentar:
Posting Komentar