Mengenai Saya

Kamis, 29 Juni 2023

MAKNA HAJI PADA PROTOTYPE NABI IBRAHIM - KEPEMIMPINAN DAN SISTEM EKONOMI YANG DI TAWARKAN ISLAM

Dalam Peristiwa Haji atau idul adha, hanya Ada dua hari yang menceritakan atau menyimpulkan keseluruhan peristiwa tersebut. Pertama, Arofah dan kedua adalah Hari Qurban. Dua peristiwa ini sebenarnya menjelaskan kepada kita, sebahagian besar model atau sistem yang ingin di bangun oleh Islam. Tetapi, di balik cerita besar peristiwa haji ini, kita terhubung dengan satu nama yang abadi yakni Nabi Ibrahim. 

Lantas, Bagaimana aspek kepemimpinan dan aspek Sistem atau model yang hendak di bangun Islam dengan Prototype Nabi Ibrahim Dalam Peristiwa Haji?.  

Nabi Ibrahim As mempunyai tiga gelar yang selama ini kita kenal. Beliau sering di sebut sebagai Abul Ambiya - bapak para Nabi. Karena Dari sisi kanan dan kiri Istrinya terlahir menjadi seorang Nabi atau semua Nabi-Nabi yang datang sesudahnya, berasal dari keturunannya. Nabi Ibrahim punya anak dari Jalur Sarah bernama Ishak. Ishak punya anak bernama Jacob, Islam menyebutnya Yakub. Allah menyebutnya Israil, Injil menyebutnya Izrail ; Izra artinya Kekasih dan "L" artinya Tuhan - Kekasih Tuhan. Yakub punya anak 12 bersaudara, yang sering di sebut sebagai Bani Isroil ; Yusuf Bersaudara. Kakak Yusuf bernama Lewi, ia memiliki anak bernama Imron. Imron punya anak bernama Moses dalam Injil, Al Qur'an menyebutnya Musa. Musa punya adik bernama Harun.

Adik Lewi atau kakak Yusuf yang lain bernama Yehuda - kelak menjadi cikal bakal nama agama Yahudi. Yehuda memiliki keturanan bernama David - Injil menyebutnya The King Of David. King David punya anak bernama King Of solomo - Al Qur'an menyebutnya sebagai Sulaiman. Sulaiman punya anak dua orang, tidak menjadi Nabi. Tetapi, Dari keturunannya ada yang bernama Imron. Imron menikah dengan Hana dan memiliki anak bernama Maryam dalam Islam. Nasrani menyebutnya Maria. Maria punya anak bernama Isa dalam Islam, Injil menyebutnya Yesus Of Cris. 

Sedangkan dari Jalur Hajar, melahirkan anak bernama Ismail dan Dari Ismaillah yang garisnya keturunannya sampai kepada Rosulullah SAW. 

Tentu, hal itu merupakan suatu keutamaan Nabi Ibrahim. Tetapi yang lebih penting dari itu, bahwa semua Agama Samawi yang kita kenal hari ini ; Yahudi, Nasrani dan Islam juga berada di garis keturunan beliau. Makanya, kita kerap mendengarkan Ungkapan di dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim sebagai, "Millata Abikum Ibrahim - Agama bapak kalian adalah Ibrahim".

Selain Nabi Ibrahim di sebut sebagai Abul Ambiya - bapak Para Nabi. Beliau Juga merupakan salah satu dari lima Rosul yang di sebut sebagai Rosul Ulil Azmi. Ada makna yang sangat dalam, mengapa diantara banyak Nabi Dan Rosul, hanya ada lima Rosul yang di beri Gelar Ulil Azmi. Karena Rosul Ulil Azmi menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dan memikul beban yang jauh lebih berat. 

Secara Khusus, Nabi Ibrahim dan Nabi Nuh, Rentang waktu Nubuwahnya Pun sangat panjang. Nabi Ibrahim dalam Riwayat di sampaikkan, Hidup sekitar 175 Tahun atau dalam riwayat yang lain, Ia Hidup sekitar 200 tahun.

Semua jenis tantang yang di hadapi oleh Nabi Ibrahim, tidak pernah Terbayangkan oleh kita hari ini. Mengapa tantangan yang begitu besar, bisa terjadi dan di hadapi oleh satu orang. Pertama, tantangan dari Raja yang Tiran - Raja Namrud, sampai ia Di bakar. Episode ini saya pikir kita semua Mahfum. Kedua, tantangan melakukan perjalanan yang rentang geografinya sangat luas. Beliau lahir di Mesopotamia - Babilonia - Irak hari ini. Lalu, melakukan perjalanan Menuju palestina dan Syam. Kembali Ke Irak, setelah itu ia menyebrang ke mesir. Dari Mesir, ia Menuju Jazirah Arab, yang sekarang di sebut dengan Mekkah. Makanya, Ibrahim di sebut Ibrani atau Hebron - Penyebrang. 

Kita tidak bisa membayangkan, pada waktu itu dengan berjalan kaki ke seluruh wilayah-wilayah yang luas. Selain itu, kita juga melihat bahwa beliau menghadapi persoalan di dalam keluarganya (bukan Konflik). Persoalan yang lebih emosional, yaitu kebutuhan seorang ayah kepada anak. Setelah sang anak yang telah lama di tunggu-tunggu kelahirannya, beliau kembali di perintahkan untuk membawanya ke Jazirah bersama Istrinya - Hajar. Beberapa Tahun berikutnya, setelah di tinggalkan di Jazirah yang tidak ada satu pun kehidupan, Ia di minta kembali oleh Allah untuk menyembelih anaknya.

Di sinilah cara Allah kelak mensyariatkan syariat Qurban yang melekat pada pelaksanaan Haji - Yaumun nahar atau di sebut sebagai Idul Adha - pengorbanan yang di selebrasi. Oleh karena momentum Qurban tersebut, Nabi Ibrahim kembali mendapatkan gelar yang ketiga, yaitu Khalilullah, sebagaimana Firman Allah di dalam Al- Qur'an, "Wattakhazallahu Ibrahima Khalilah - Allah menjadikan Ibrahim sebagai Kekasih Allah yang terdekat".

Dalam Tiga gelar yang di berikan kepada Nabi Ibrahim, kita mendapatkan Makna kepemimpinan yang sangat luar biasa. Dalam makna sebagai, Abbul ambiya - bapak semua Nabi-Nabi", Kita mendapatkan makna tentang Risalah, bahwa kandungan yang terpenting dari kepemimpinan adalah Narasi - Risalah. Maka, ketika Allah SWT mengatakan, "Inna Ibrahima kana Ummah - Sesungguhnya Ibrahim itu adalah Ummat". 

Para Ulama Menjelaskan bahwa makna Ummat itu terdiri dari beberapa komponen. komponen utama dari Ummat adalah Risalah. Kedua adalah Al Qiyada - Kepemimpinan dan ketiga adalah orang yang mengikutinya - pengikut. Artinya pemimpin yang memahami, menyakini dan mendakwakan risalah tersebut atau menyampaikan dan menyebarkan Narasi - Risalah tersebut. Lalu, orang-orang yang berkumpul di sekeliling pemimpin tersebut menjadikan perkumpulan itu menjadi sebuah pergerakan. Hal itulah yang di sebut sebagai "sejarah". Jadi, Unsur Risalah, pemimpin, Pengikut dan sejarah adalah komponen yang mewarnai jalannya suatu zaman, itulah yang disebut sebagai "Ummat".

Apabila suatu hari, ada komponen dari ke empat komponen ummat tidak ada. Maka berlakulah kepada meraka ayat dalam Al Qur'an, "tilka ummatun qod kholad - Ummat yang telah berlalu". Sebab, Hanya dengan ke empat unsur Ummat diatas, yaitu ketika ada narasi - Risalah yang di bawah oleh seorang pemimpin, lalu di ikuti oleh manusia - manusia di sekelilingnya, kemudian mereka menciptakan atau mengubah suasana kehidupan dalam satu rentang waktu, yang kita sebut sebagai sejarah. 

Selain ke empat Komponen ummat diatas. Para Ahli tafsir juga mengemukakan, bahwa salah satu makna dari ummah adalah Individu. Individu yang di maksudkan menyerupai seluruh kapasitas atau gabungan kapasitas orang-orang yang berkumpul dalam jumlah yang banyak, kita kenal dengan istilah Jama'ah - Kelompok. Artinya, 1 orang sama dengan kapasitas satu kelompok atau Jama'ah. Karena di dalam dirinya, semua komponen ummat, ada. 

Sebagaimana yang saya sebutkan diatas, Kalau kita melihat rentang waktu dan jenis tantangan yang di hadapi oleh Nabi Ibrahim, hanya ada satu karakter utama yang memungkinkan beliau melewati semua tantangan-tantangan tersebut dan sukses, yaitu determinasi - Tekad. 

Determinasi inilah yang bermakna azima di dalam al Qur'an, "fasbir kama shobaro ulul azmi minar rosul - Maka bersabarlah kalian sebagaimana Orang-orang yang punya Tekad (determinasi) dari rosul - rosul itu telah bersabar". Mengapa Allah SWT menggandengkan Kata "Sabar" dengan "azima (tekad)". Tekad dalam pengertian psikologis adalah jembatan yang mengantarai pikiran menjadi tindakan. Sebab, Pikiran yang tidak menjadi tindakan adalah pikiran yang tidak di sertai oleh tekad atau determinasi. Tekad inilah, pikiran terkaktualisasi menjadi tindakan. Maka,  berFungsi sebagai energi.

Artinya Orang yang di sebut sebagai Ulul Azmi adalah orang yang mempunyai energi yang tidak habis-habis dalam situasi apapun, untuk menurunkan narasi - Risalah menjadi sebuah realitas atau menjembatani pikiran menjadi sebuah tindakan. Karena ada unsur waktu di dalam hal ini, maka tekad - Determinasi di hubungkan dengan kesabaran. 

Nabi Ibrahim ketika sampai pada predikat Khalilullah - Kekasih Allah SWT. Pasca ia di perintahkan untuk menyembelih anak yang dia cintai merupakan Totalitas cinta yang paling menggahar. Mengapa Ia berani melakukan hal itu?. Karena beliau telah sampai pada tingkatan cinta, dimana tidak ada lagi cinta selain cinta beliau kepada Allah. Sekalipun itu adalah anaknya sendiri. Sebagaimana ayat yang berbunyi, "Laa Yu' minu Ahadukum hatta akuna ahabba ilaih - kamu belum beriman kepadaku, sampai Kamu lebih cinta kepadaKu ketimbang Yang Lainnya". 

Lantas, Mengapa Anaknya yang menjadi Simbol pengorbanan?. Karena Anaknya adalah seseorang yang ia harapkan kedatangannya - Kelahirannya bertahun-tahun lamanya. Tetapi, begitu sang anak lahir, ia harus melepaskannya. Sebagaimana yang kita ketahui Dalam peristiwa ini, Nabi Ibrahim di perintahkan membawa Istrinya - Siti Hajar ke suatu tempat yang tidak ada satu pun tumbuhan atau tidak ada kehidupan, " Bi Wadhin Ghoiri Hizar". Setelah itu, beliau di minta meninggalkannya. Sekalipun, beliau sendiri tidak bisa menjelaskan alasannya mengapa beliau meninggalkan anak dan istrinya di tempat yang tidak ada satu pun kehidupan. 

Makanya, dia hanya meninggalkannya begitu saja. Tetapi, hajar terus bertanya, mengapa meninggalkannya. Beliau baru bisa menjawab, ketika hajar merubah Format pertanyannya, "apakah ini perintah dari Allah?". Barulah Ibrahim bisa menjawab, ia ini perintah dari Allah. Mendengarkan jawaban Suaminya, Hajar dengan teguh menyatakan,  "Idzan lan Yudhon yallah - Jika demikian, Allah tidak akan menyia-nyiakan kita". 

Beberapa Tahun kemudian ketika beliau kembali untuk kedua kalinya ke jazirah, di situlah beliau di perintahkan untuk menyembelih anaknya. Coba kita bayangkan situasi ini, bukankah hal ini merupakan benturan Emosi yang sangat luar biasa. Boleh jadi, ada orang yang kuat menghadapi raja yang tiran. Tetapi, Tidak kuat menghadapi sitausi emosional seperti itu. Boleh jadi ada orang mampu melakukan perjalanan yang penuh rintangan dan berbahaya. Tapi, mungkinkah kita lolos uji dari situasi paling emosional yang di hadapi oleh Nabi Ibrahim.

Pada titik itulah, momen dimana seorang pemimpin di suruh memilih, antara sesuatu yang dia cintai yang juga sebenarnya tidak bertentangan dengan Risalahnya yang dia perjuangkan. Makanya, dalam suatu riwayat Nabi Ibrahim sempat Menolak dan berpikir. Sebab, sangat manusiawi jika pun Ia Berpikir untuk mengorbankan Anak yang selama bertahun-tahun ia rindukan kehadirannya. Belum sempat ia Menikmati Momen kebersamaan dengannya, Ia sudah di perintahkan melepaskannya di Jazirah yang tak bertuan. Tidak hanya sampai disitu, belum sempat melepas kerinduan pasca Ia meninggalkan di Jazirah, Begitu sampai di jazirah untuk kedua kalinya, Ia justru di perintahkan Menyembelihnya (Qurban). 

Psikologi, Jiwa dan emosi siapa yang tidak terguncang pada situasi seperti itu. 

Ihwal itulah, Pasca momen paling menggahar palung sukma, menerabas Dinding jiwanya. Ia - Nabi Ibrahim mendapatkan gelar Sebagai Khaliullah - Kekasih Allah. kata Khalil itu berasal dari kata Khullah - Sesuatu yang merasuk dan memenuhi seluruh sisi dan lekuk Lubuk hati, serta tidak ada yang lain selain itu. Uniknya, yang mendapatkan gelar tersebut, hanya Nabi Ibrahim dan Rosulullah SAW. 

Di titik inilah kita mendapatkan komponen utama dari kepemimpinan tersebut, yaitu risalah, tekad (azima) dan Cinta. Cinta pada konteks Ini Bermakna Totalitas kepada risalah yang kita perjuangkan. Azima atau tekad bermakna energi yang tidak habis - habis dalam rentang waktu yang cukup lama. itulah sebabnya, azima di hubungkan oleh Allah dengan makna sabar. Mengapa?. Karena orang kerap tidak sabar dalam menghadapi tantangan atau kadang orang bersemangat hanya di awal perjuangan saja, di pertengahan dan bahkan sampai di  akhir perjuangan kadang kita sudah tidak memiliki energi. 

Hal ini berurat akar pada cara kita mengartikan sabar dalam makna yang sangat sederhana. Padahal sabar ini kalau kita terjemahkan lebih dalam, dia mempunyai komponen yang bertahap di dalam diri kita. Pertama, "Al Qobulu bil waqi", bahwa sabar adalah kemampuan kita menerima kenyataan secara apa adanya, secara jujur dan tidak membohongi diri dengan kenyataan yang ada, serta tidak berusaha menutup-nutupi kenyataan tersebut". Makanya, Allah menyatakan dalam al qur'an, "Wa basyiris shobirin Alladzina Idza asobathum Musibah - Dan berilah berita gembira kepada orang - orang yang sabar, yaitu orang orang yang apabila di timpa musibah". Musibah di situ bermakna - sesuatu yang menimpa dan menimbulkan kesulitan.

Makna sabar yang Kedua asalah "Arridho bil qodr - Ridho dengan Takdir". Inilah juga makna dari lanjutan ayat diatas yang tertuang di dalam al qur'an, "qolu innalillahi wa innailaihi rojiun - mereka berkata bahwa kita ini milik Allah dan sesungguhnya hanya kepadanyalah kita akan kembali". Pertama, mereka menyatakan "Mulkiatullah"  - kepemilikan Allah kepada diri kita. Mengapa?. karena kita ini "Mamluk" - di miliki oleh Allah. Maka kita tidak punya Hak Protes kepada yang memiliki kita. Tentu dengan kepercayaan, bahwa yang memiliki kita ini, tidak pernah menginginkan keburukan bagi yang di milikinya.

Tetapi, ada poin selanjutnya dari ayat tersebut, yaitu "Wa inna ilaihi rojiun - dan sesungguhnya hanya kepada Allah kita akan kembali". 

Saat kita menghadapi satu musibah, yang pertama kita tanyakan dari musibah tersebut adalah apa yang paling buruk dari musibah tersebut. Katakanlah Banjir, gempa bumi ataukah Longsor. Padahal tidak ada musibah yang lebih buruk dari kematian. Sepanjang yang paling buruk dari setiap musibah adalah kematian. Toh kita juga akan kembali kepadanya, “Wa inna ilahi Rojiun”. Ihwal itulah, kita kembali ke penafsiran awal, bahwa hidup ini adalah jembatan kepada satu kehidupan yang lainnya. Jangan sampai karena sifat jembatan ini, sehingga tujuan akhir dari jembatan untuk kita gunakan menjadi kabur di dalam pikiran kita.

Menerima fakta kenyataan secara apa adanya, kemudian menerima Qodr - Takdir Allah SWT dan menyakini bahwa Sepanjang yang terburuk adalah kematian, sekalipun kematian juga akan menjadi Takdir kita pada akhirnya. Maka tentu hal itu akan menjadi sumber ketenangan bagi kita. Artinya, dampak pertama dari kesabaran adalah ketenangan, di saat orang menghadapi musibah, lantas ia mengembalikan semuanya kepada Allah.

Setelah kita mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, barulah kita melangkah ke komponen sabar yang berokutnya yaitu "Atssaba' - Bertahan dan tegar dalam situasai tersebut. Kita telah tahu, bahwa yang paling buruk dari semua musibah pada akhirnya adalah kematian. Kita berhenti dan bertahan, karena yang paling buruk itu pun akan menjadi takdir kita. olehnya kita tak perlu khawatir dan takut dengan peristiwa paling buruk yang mungkin terjadi bagi kita. Hal itu yang akan memberi kita, bukan hanya ketenangan. Tetapi juga ketegaran dan ketahanan. Makanya, Rosulullah SAW mengatakan, "Innamas sobru innas shodomatil ula - kesabaran itu di uji pada benturan pertama". Siapa yang bertahan pada benturan pertama, dia akan bertahan selanjutnya. Sebab, yang datang sesudahnya Insya Allah akan mudah kita hadapi.

Tetapi, ada makna sabar selanjutnya. Setelah kita bertahan - Survive dan Tegar. Barulah kita berpikir bagaimana caranya keluar dari situasi tersebut. Saat kita keluar dari situasi tersebut, yang pertama yang di ajarkan oleh Islam adalah menggunakan akal Kolektif. Akal kolektif, yang sering di sebut dengan Syuro'. Di dalam al qur'an, justru di sebut Azam atau Azima, "Fa Idza azamta fa tawakkal alallahu - apabila kamu telah berAzam, maka bertawaqqal lah kepada Allah". Para Ulama mengatakan, yang di maksud dengan Azam di situ adalah Syuro' - Akal Kolektif dan yang di maksud Tawaqqal sesudahnya adalah tekad - Determinasi. 

Artinya, proses pengambilan keputasannyalah yang kita buat benar, dengan menggunakan lebih banyak akal - Menjama'ahkan akal orang per orang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Ketika telah di putuskan, maka kita menjadikan keputusan tersebut sebagai landasan untuk bertindak. Pada Saat bertindak, kita membutuhkan sumber energi yang bernama tekad - Azam. Tetapi, pada konteks ini Allah Justru mengatakan, Fa idza azamta fatwakkal alallahuhi - kalau kalian telah berazam, maka bertawaqqal lah kepada Allah". Ulama kita mengatakan, Azam yang pertama, maknanya adalah syuro', sedangkan tawaqqal sesudahnya adalah azam - azima - Tekad - determinasi. 

Dalam makna determinasi inilah, kita memasuki komponen sabar selanjutnya, yaitu usaha yang tidak henti-henti untuk mengetahui masalah yang sedang kita hadapi.

Kalau kita membaca sejarah Nabi Ibrahim ini, sesungguhnya merupakan episode permenungan yang tidak selesai-selesai. Karena dengan cara itulah beliau bisa melakukan sesuatu yang di perlukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Di titik itulah, pengajaran Allah SWT kepada kita atas sesuatu yang baru berhubungan dengan makna sabar dan Taqwa, "wattuqullaha wa yuallimu kumullaha - Bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak kamu ketahui".

Tiga komponen utama dalam kepemimpinan, yaitu Risalah atau narasi. Tekad atau Determinasi, yang maknanya adalah Sabar dan Totalitas Cinta, yang maknanya adalah Al Khulla atau cinta kepada Allah SWT melebihi cinta segalanya. Inilah yang menjadi landasan, untuk memahami mengapa Allah SWT berkata kepada Nabi Ibrahim, " wa idzib tala ibrahima robbuhu bi kalimatin fa atamma hunna qola inni jaailun ka linnasi imama - Dan ingatlah tatkala Allah Menguji Nabi Ibrahim dengan beberapa kalimat, lalu Nabi Ibrahim menyempurnakannya. Maka Allah SWT berkata wahai Ibrahim, aku akan menjadikanmu sebagai pemimpin bagi manusia".

Setelah semua tantangan-tantangan yang di berikan Allah SWT suksesi di lalui. Nabi Ibrahim lalu menyempurnakan kalimat-kalimat yang menjadi Ujian Allah SWT kepadanya. Allah SWT dengan tegas mengangkat beliau sebagai Imaman Linnas - pemimpin bagi manusia.

Saya pikir "linnasi imaman" mempunyai relevansi yang kuat ketika kita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara 5 (lima) besar dunia dan inilah juga makna dasar atau komponen dasar dari kepemimpinan yang sejatinya di lalui oleh setiap kita yang di utus menjadi Pemimpin. sebagaimana Nabi Ibrahim di angkat menjadi Pemimpin manusia oleh Allah. Mudah-mudahan makna yang sama ini juga dapat menjadikan kita kelak sebagai pemimpin - pemimpin di dunia yang mampu lewati tantangan dan Istiqomah dalam kesabaran dalam membumikan risalah.   

Kita kembali kepada komponen awal dari kepemimpinan, yaitu Narasi atau Risalah. Apa Sebenarnya model atau sistem yang hendak kita bawa oleh Islam. 

Dalam peristiwa haji ini, seperti yang saya sampaikkan diatas, bahwa ada dua hari yang menyimpulkan peristiwa haji. Pertama adalah Arofah. Ihwal itulah Rosulullah SAW mengatakan, "Al Hajju Arofah - Haji itu arofah".

Apa yang kita saksikan di arofah ialah miniatur padang Mahsyar. Semua jenis manusia ada di situ. Tetapi, warna pakaiannya hanya satu, yaitu putih. Hal itu menunjukkan kesatuan asal usul dan kesatuan tujuan, bahwa semua kita berasal dari Nabi Adam dan Nabi Adam berasal dari Tanah. Lalu, kepada tanah kelak kita semua akan kembali. Pesan paling penting di sini, bukan hanya padang arofah sebagai miniatur padang Mahsyar. Tetapi, juga pesan tentang persamaan dan kesamaan, tentang kebebasan dan kemerdekaan manusia.

Cobalah kita bayangkan, inilah bahagian dari rukun islam terakhir yang di bawa oleh Rosulullah SAW. Di sini, dalam peristiwa Arofah, kita mendapatkan satu miniatur dari pemandangan tentang Islam yang di turunkan kepada seluruh ummat manusia, tanpa terkecuali. Oleh sebab itu, model masyarakat yang ingin di bangun oleh Islam adalah masyarakat Multi etnis, Multi Kultural, masyarakat yang berdiri diatas semua. 

Dalam sejarah masyarakat - manusia modern. Salah satu bencana besar yang terjadi, yang menyebabkam perang dan menimbulkan korban puluhan juta jiwa adalah superiotitas etnik dan Kultur atau kelompok yang menganggap etnis dan Kulturnya lebih unggul dari yang lain. Artinya Fanatisme etnis-lah yang menjadi sumber bencana dalam sejarah ummat manusia. 

Padahal, tidak pernah ada satu etnis yang bisa membangun suatu masyarakat Global, apabila dari awal ideologi yang di bangun berdasarkan etnis. Karena pada dasarnya, keunggulan satu etnis atas etnis yang lain adalah sebuah Mitologi - Mitos. Justru, Allah memberikan kemampuan secara berbeda-beda kepada seluruh manusia, Allah memberikan rezeki berbeda - beda kepada sesama manusia. Tetapi, perbedaan - perbedaan tersebut bertujuan untuk menciptakan komplimenteri - saling melengkapi. 

Kita hanya bisa menjadi masyarakat, jika kita saling melengkapi. Sebagaimana apa yang di sampaikkan Imam Malik, "innallahu kassabal a'mala kama kassabal arzaq - sesungguhnya Allah membagi-bagi pekerjaan kepada manusia itu seperti Dia membagi-bagi rezeki". Artinya, pekerjaan yang kita pilih sebagai profesi kita hari ini adalah bahagian dari pembagian Allah SWT, "wa kullun muyassiru lima khuliqalahu - dan setiap orang akan di buat mudah untuk melakukan apa yang karenanya dia di ciptakan". 

Ada orang kalau berdagang dia menjadi sukses terus, memang di situlah pekerjaannya. Ada orang yang kalau memimpin perang, dia sukses terus. Ada orang kalau menjadi politisi, dia sukses. Ada orang kalau menjadi pegawai, dia sukses. Itulah pekerjaan yang di berikan Allah SWT kepada dia. Tetapi, kita mempunyai kesamaan dasar - kita berasal dari Nabi Adam dan Nabi Adam berasal dari Tanah. Kelak kita akan kembali ke tanah. Demikianlah kesamaan kita dan kita temukamn hal itu di tegaskan dalam prinsip Haji - dalam peristiwa Wukuf di arofah - semua orang sama ; tidak ada raja dan tidak ada rakyat. Tidak ada Tuan dan Rakyat Jelata. Semua orang sama, bahwa manusia sebagai individu yang bertanggung jawab kepada Allah SWT.

Dari pesan persamaan tersebut, kita menemukan dan mendapatkan prinsip dasar dari model masyarakat yang ingin di bangun oleh islam, yaitu masyarakat yang bebas, Merdeka, demokratis, masyarakat yang Multi kultur yang bersifat Global.

Lalu, Apa yang datang setelah wukuf di arofah?. Yaitu, Hari Qurban, semua yang wukuf ini berkurban. Karena itulah idul adha di sebut sebagai hari pengurbanan. Tapi, kita sebut Ied, agar pengurbanan ini kita selebrasi. Supaya di dalam selebrasi ini semua orang mendapatkan bagian dari apa yang kita Qurbankan. Hal itu di maksud sebagai kemakmuran bersama, Kesejahteraan kolektif dan merupakan satu pesan yang sangat penting dari sistem yang ingin di bangun oleh Islam.

Orang tidak bisa sejahtera sendirian atau satu kelompok kecil saja yang sejahtera. Mengapa?. Karena kita tidak akan bisa menikmati hidup ini. Sebagaimana Imam Al Mawardi mendakukan, bahwa hidup kita di dunia, hanya akan menjadi lebih baik, apabila kita sebagai individu dan sebagai masyarakat juga baik".

Misalnya dalam hal kesejahteraan dan kemakmuran kita sendirian yang kaya dan yang lain miskin. Maka, masyarakat ini adalah sumber ancaman bagi kita, karena itu kita tidak bisa menikmati kekayaan kita. Tetapi, andaikkan kita hidup dalam masyarakat yang semuanya orang kaya. Lalu, kita sendiri yang miskin. Kitapun akan menderita. Artinya, kita hanya akan menikmati dunia yang baik, apabila kesejahteraan itu bersifat kolektif, paling tidak ada satu standar minimum yang akan membuat hidup ini menjadi lebih baik. 

Mengapa peristiwa Qurban itu datang setelah Wukuf di arofah?. Karena persamaan kita sebagai manusia, tidak dengan sendirinya dapat menciptakan persaudaraan, kecuali kalau kita memiliki semangat pengorbanan. Spirit pengorbanan adalah ghiroh cinta dan cinta itulah yang membuat persamaan itu menjadi persaudaraan. Persaudaraan di simbolisasi dengan pengorbanan, begitulah cara Allah SWT mensyariatkan Qurban dengan mempertontonkan bagaimana seorang Nabi Ibrahim mengurbankan seorang anak yang sangat dia cintai. Sekalipun akhirnya Allah SWT menggantinya dengan hewan, agar menjadi syariat. 

Tetapi, syariat itu datang setelah wukuf di arofah yang menjelaskan kepada kita semua, bahwa persamaan dalam manusia itu tidak cukup. Mesti ada semangat berbagi atau dalam makna ekonominya di sebut dengan distribusi. Itulah sebabnya, satu masalah di dalam ekonomi terjadi, sebagiamana yang di sebutkan Allah dalam Al Qur'an, "kaila yakulatan bainal agniyaa - agar harta itu tidak hanya berputar di kalangan orang-orang kaya diantara kalian". 

artinya akan banyak orang yang menderita, yang tidak mendapatkan distribusi kesejahteraan dan kemakmuran. Jika harta dan kekayaan hanya berputar di kelompok-kelompok tertentu atau hanya segelintir saja yang dapat mengakses kekayaan tersebut. 

Mengapa ada perang dunia pertama dan kedua. Mengapa ada imprealisme, dsb. Jika kita membaca dengan tenang, Semua itu berakar dari keserakahan dan keTamakan. Ketika kita mengubah pandangan hidup, hanya semata-mata karena persoalan materi. Maka, cara hidup kita akan berubah menjadi Manusia yang bermental serakah, kaya dan sejahtera sendiri. 

Padahal, kalau kita lihat, semua pikiran-pikiran yang berkembang di barat yang menyertai lahirnya filsafat matrealisme, sekalipun kelak akan terbagi menjadi kapitalisme dan sosialisme. Selalu Berurat akar dari doktrin Matrealisme, yang menumbuhkam keserakahan dan ketamakan. Sesungguhnya itulah yang menjadi sumber bencana bagi sejarah ummat Manusia. 

Jika sumber bencana pertama, dalam makna Haji  yang telah saya uraikkan diatas adalah Supremasi Etnis. maka yang kedua ini adalah keserakahan manusia.

Satu pengajaran yang utama dalam sistem ekonomi yaitu Distributif. Tetapi, makna distribusi ini, tidak hanya di terjemahkan secara sistem, seperti melalui regulasi, peraturan dan kebijakan saja. Proses distribusi atau Redistribusi dalam keidupan ekonomi kita, hanya mungkin terjadi kalau di luar dari persoalan regulasi dan kebijakan negara, yaitu ada persoalan spiritual yang menjadi kerangka pijak atau ada basis spiritual yang menyertainya. Dimana cinta kepada Allah di bumikan menjadi Cinta sesama manusia dengan semangat berbagi.

Dalam Psikologi positif, Berbagi yang berkembang di akhir-akhir abad yang lalu sampai dengan saat ini, membuat kita lebih kuat.

Dalam kisah Nabi Ibrahim, sampai bisa mendapatkan gelar Khalilullah - Kekasih Allah, setelah peristiwa Pengurbanan. Sesungguhnya ada  proses Distribusi dengan basis Spiritualnya di dalamnya yang hendak di sampaikkan dalam momentum Haji yang setiap tahun kita lakoni, bahwa cinta kepada Allah, di bumikan menjadi cinta kepada sesama dan lalu berdampak dalam cara kita melakukan redistribusi. 

Kita melakukan redistribusi bukan karena ada pemaksaan dari negara atau karena ikut-ikutan untuk berbagi. Tetapi, karena kesukarelaan dari kita, karena kita punya cinta.

Hal inilah yang di cari oleh dunia saat ini, satu arah baru dan satu sistem hidup baru. Tapi, sistem ini tidak akan pernah memisahkan antara agama dan negara, yaitu satu masyarakat Global yang Multi etnik, multi Kultur, yang semua manusianya adalah manusia bebas, merdeka diatur dengan sistem demokrasi dan dengan sistem distribusi yang memungkinkan kita sejahtera secara Kolektif. 

Demikianlah model masyarakat yang hendak di bangun oleh Islam, yang saripatinya niscaya kita dedah dari balik peristiwa Idul Adha atau Haji.


-MAKASSAR, 29 JUNI 2023 -


*PUSTAKA HAYAT

*PEJALAN SUNYI

*RST

*NALAR PINGGIRAN


Kamis, 22 Juni 2023

HASRAT SEKS ADALAH FITRAH MANUSIA

Terma seksualitas sering disederhanakan pengertiannya hanya untuk hal-hal yang mengacu pada aktivitas biologis yang berhubungan dengan organ kelamin saja, baik laki-laki maupun perempuan. Padahal, lebih dari sekedar soal hasrat tubuh biologis - seksualitas adalah sebuah eksistensi manusia yang mengandung di dalamnya aspek emosi, cinta, aktualisasi, ekspresi, perspektif dan orientasi atas tubuh yang lain. Dalam konteks ini, seksualitas merupakan ruang kebudayaan manusia untuk mengekspresikan dirinya terhadap yang lain dengan arti yang sangat kompleks.

Artinya, Seksualitas merupakan satu terma yang lebih luas dari hanya sekedar hubungan badan yang biasa dipahami oleh sebahagian kita, jauh dari pada itu seksualitas memiliki makna yang lebih kompleks. Tetapi dalam kesempatan ini, saya ingin menguraikan Seksualitas sebagai sebuah Seks - jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan atau hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital). 

Jadi, berbeda antara Seksualitas dan Seks.

Sigmund Freud memperkenalkan istilah libido, sebagai suatu hal yang identik dengan rasa lapar yang mendorong untuk mencari makan; perbedaanya adalah libido ini adalah dorongan hasrat seks. Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.

Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. 

Al Ghazali berpandangan bahwa hasrat seks merupakan suatu hal yang ditanamkan oleh Tuhan kepada diri manusia demi kelangsungan populasi manusia, menanamkan hasrat untuk prokreasi; menciptakan kehidupan baru. Beliau membagi kedalam dua Bagian, yakni nafsu makan serta nafsu seksual. Kedua nafsu tersebut merupakan hal yang sejak awal diakui sebagai hal yang natural serta melekat pada manusia. 

Masih Menurut Al Ghazali, kedua nafsu tersebut akan menjadi bencana jika tidak diatur dengan cara yang tepat. Al Ghazali kemudian menekankan kembali bahwa Nafsu seksual hanya bisa di kelola dengan jalan pernikahan. Bahkan ia menekankan bahwa pernikahan merupakan salah satu hal yang paling indah di muka bumi dan sangat bermanfaat bagi seseorang untuk mempersiapkan kehidupan di alam selanjutnya. 

Berbicara mengenai persoalan ini, saya teringat keluh dan kesah para sahabat Nabi Muhammad saw. ketika mereka berada pada fase ini, yaitu fase di mana organ vital sedemikian sering dalam keadaan basah dikarenakan beberapa faktor.

Dalam ilmu Fikih, cairan itu dikenal dengan term madzi. madzi adalah air berwarna putih berlendir  yang keluar dari kemaluan akibat mengkhayal bersetubuh atau efek dari cumbu rayu. Madzi dapat keluar dari kaum laki-laki dan perempuan, tapi biasanya kaum perempuan lebih banyak mengeluarkan madzi.

Di samping itu, madzi juga sering dialami para remaja. Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Aku adalah seorang laki-laki yang sering mengeluarkan madzi. Kemudian aku menyuruh seseorang agar menanyakan hal ini kepada Rasulullah saw. karena aku malu bertanya secara langsung, mengingat posisi puterinya (sebagai isteriku). ia lantas menanyakan kepada Rasulullah saw. dan beliau menjawab, 'Berwudulah dan cucilah kemaluanmu'!". (HR. Bukhari).  (Lihat: as-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Dar as-Salam, Kairo, 2017, cet: I, jilid. 1, hlm. 17).

Sayidina Ali Bin Abi Thalib, yang di kenal terkenal kezuhudan dan keberpalingannya untuk tidak melihat kemaluannya sendiri pun mengalami apa yang para remaja pada umumnya alami, karena yang demikian adalah hal yang lumrah dan tak dapat dipungkiri lagi adanya.

Orientasi seksual para remaja biasa dilarikan pada aktivitas onani atau masturbasi. karena, permasalahan akan semakin rumit jika aktivitas seksualnya diejewantahkan pada senggama atau berhubungan badan dengan kekasihnya. Dalam Islam, memang ada ulama yang membolehkan masturbasi, seperti imam Ahmad Ibn Hanbal dan Ibnu Hazm, akan tetapi dengan dua syarat: pertama, takut berbuat zina, dan kedua Tidak mampu menikah. 

Dua ulama ini berdalih bahwasannya onani halal untuk dilakukan karena sperma adalah kelebihan sesuatu dari tubuh, oleh karena itu boleh mengeluarkannya sebagaimana memotong daging yang berlebih. (Lihat: Yusuf al-Qardhawi, al-Halal wa al-Haram, Maktabah Wahbah, Kairo, hlm. 191).

Jika ditinjau dari segi kesehatan, terdapat beberapa masalah yang diakibatkan oleh onani atau masturbasi: pertama, Terjangkit infeksi menular melalui alat bantu seks (sex toys) yang pernah dipakai orang lain yang terdeteksi menderita penyakit infeksi menular seksual (IMS). Kedua, Pembengkakan pada alat kelamin, yang disebabkan adanya penumpukan cairan pada permukaan kulit. Ketiga, Sulit mendapatkan klimaks saat berhubungan dengan pasangan atau biasa disebut ejakulasi dini. Dan keempat, Terjadinya gangguan prostat (kanker prostat) pada pria muda. 

Dari resiko-resiko yang dapat terjadi akibat onani yang sedikit membuat hati gelisah itu, menjadikan para remaja - di samping motivasi Agama yang selalu mereka gaungkan- lebih memilih untuk menikah dini dibanding melakukan masturbasi sebagai solusi bagi aktivitas seksual mereka.

Dalam terma agama, seks adalah anugerah Tuhan. Islam tidak menganjurkan selibat dan asketisme, oleh karenanya hasrat seks harus dipenuhi sepanjang manusia membutuhkannya. Meskipun demikian, Islam hanya mengabsahkan hubungan seks melalui ritual pernikahan, sehingga tidak membenarkan adanya promiskuitas (seks bebas) atau Zina. Bahkan tidak hanya Islam saja, Seluruh agama langit sepakat mengenai hal ini. Misalnya, Satu ayat Alquran yang sering dikemukakan untuk menjawab bagaimana Islam memberikan apresiasinya terhadap seksualitas adalah :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara bukti-bukti kemahabesaran Tuhan adalah bahwa Dia menciptakan untuk kamu dari entitasmu sendiri pasangan, agar kamu menjadi tenteram dan Dia menjadikan di antara kamu (relasi yang) saling mencinta dan merahmati (mengasihi). Hal itu (seharusnya) menjadi renungan bagi orang-orang yang berpikir” (Q.S. Ar-Rum  [30]:21).

Lantas, Apa yang menyebabkan sehingga orang indonesia, seperti tabu pada sexsualitas?. Saya pikir yang paling esensial adalah Kultur, karena di dalam Kultur terdapat Tradisi, keyakinan dan mitos. Sex kadang kala dianggap Tabu dan hanya sebatas sensasi, padahal hal itu merupakan substansi dari Hidup dan penting untuk di analisis. 

Tujuan sex itu ada 3 : pertama, bikin anak (Reproduksi). Kedua, bikin enak (rekreasi), sebab tidak semua orang yang punya anak bisa bikin enak. Ketiga, relasi. Poin ketiga ini yang kerap di lupakan. Apakah setelah silaturahmi kelamin, saya merasa bahagia dan merasa di cintai.

Intimasi di dalam Relasi di ukurkan oleh apa?. Misalnya Intimasinya saya dapat, Vibes saya dapat, Feealing saya dapat. Sebab, kadang kala orang menyebut relasi, basisnya bukan intimasi.

Sex dan cinta adalah dua hal berbeda. Kalau misalnya, sexnya enak sekali. belum tentu hal itu di dasaekan karena cinta. Sex itu bisa jadi hanyalah sebuah performa, kita bisa ke Patpom di thailand. Red lide area di rock in damrad di belanda. Di situ, kita bisa melihat segala macam performa sex. Semua posisi hubungam sexsual bisa kita baca dan pelajari, sehingga membuat kita bisa menikmati sex atau kita sebut sebagai Kenikmatan, jika kita melakukannya dengan benar. Tapi belum tentu hal itu adalah cinta. Di situlah perbedaan antara Making sex dan Makin love.

Artinya, posisi bersenggama bisa di buatkan Grafisnya (di gambarkan). Tetapi, cinta tidak mungkin di gambarkan.

Ihwal inilah bahagian yang paling kering dari relasi diatas setelah silaturahmi kelamin. Sensasinya dapat, tetapi substansi atau intimasinya tidak dapat.

Menurut "Standberg", dalam trilogi Love - sebuah relasi yang sehat pasti memiliki tiga indikasi. Pertama, komitemennya jelas. Termasuk komitmennya mau apa - mau Eksklusif atau semi ekslusif. Casual atau semi Casual. Eksklusif itu seperti, kamu pacaran sama aku. Kita tunangan dan menikah. Menikah pun, kita tidak bisa berasumsi bahwa komitmen pernikahan ini adalah otomatis monogami.

Lalu, ada juga yang termasuk casual dan semi Casual. Casual itu, Seperti kita ketemu. Kita having sex malam ini. Ada juga yang telah bersahabat, nongkrong, cocok. Mau ke arah seksual. Dulu di sebut TTM (Teman Tapi Mesra), sekarang di sebut FWB (friends With bennefit) - kita bisa berteman, untuk pacaran kayanya tidak bisa. Tetapi, berteman Dan Seks bolehlah.

Hal diatas itu harus di jelaskan dengan Komitmen. Kita tidak bisa berasumsi. Komitmen ini semacam perjanjian etis. Menurut penelitian stendberg, orang yang membicarakan komitmen seperti itu relatif lebih langgeng.

Menurut bartens, seorang yang suci bukanlah orang yang tanpa Godaan. Tetapi, orang yang menghadapi Godaan dan mengatakan tidak pada godaan tersebut.

Kedua, kata Standberg adalah Intimasi - bagaimana Seorang Individu di dalam relasinya merasa di cintai dan bisa mencintai. Karena, memberi dan menerima cinta adalah hal yang pelik.

Berkaitan dengan ini, saya pernah membaca penelitian yang menitik beratkan saat hubungan seks pertama, malam pertama atau baru mengganti pasangan baru -  apakah yang di pikirakan pria dan apa yang di pikiran wanita?. Ternyata kebanyakan lelaki dari berbagai status sosial dan usia, memikirkan pada saat hubungan seks pertama adalah Performa atau Show Off. Sementara pada perempuan, Justru yang dia pikirkan adalah apakah saya di terima atau tidak. Apakah saya di sayang atau tidak.

Dalam posisi intimasi ini, penting setiap part di dslam hubungan seksual ini untuk bisa merasakan bahwa Aku cinta.

Ketiga, menurut Standberg adalah Pashion. Pashion itu tentang seks. Jadi, wendy mault mengatakan, energi seksual itu zero - Netral. Tapi, yang bisa membuat energi seksual menjadi positif dan negatif, tergantung pada manusianya bagaimana memperlakukan manusia lain dalam relationship.

Hubungan seks yang bagus adalah hubungan seks yang makin lama makin enak. Makin lama makin enak itu adalah kualitas, bukan kuantitas.

Di prancis ada satu klinik yang menerima operasi pemulihan Vagina (selaput darah) - untuk memulihkan keperawanan.

Suatu ketika, Ada sepasangan Mahasiswa yang berasal dari suatu negara di Afrika. Dalam bayangan kita, dua mahasiswa dari Afrika belajar di Prancis, lalu mulai mengkonsumsi sensasi sejarah Prancis tentang seksualitas atau mungkin stres karena harus membuat paper. Lalu, tetiba mereka pacaran - intimasi dia dapatkan, pashion dia dapatkan. Endorfinnya banjir. Kemudian mereka berhubungan seksual. Akibatnya, Si perempuan tidak lagi Perawan.

Kedua-duanya Datang ke Klinik tersebut. Di tanya oleh dokter - kalian mau apa?. Si perempuan menjawab, saya mau memulihkan keperawanan saya (selaput darah). Dokter menjawab, oke saya biasa mengoperasi hal tersebut. Tetapi, buat apa kamu mau memulihkan selaput darahmu. Apakah kamu mau menikah?. Iya, jawab perempuan. Pria yang engkau temani ini kah?. Iyaa, dengan pria tersebut. Kalau anda mau menikah dengak lelaki tersebut, berarti anda tidak berhubungan seksual dengan pria tersebut?. Justru, dengan dialah saya berhubunga seksual.

Dokternya semakin bingung. Akhirnya, si perempuan memberi penjelasan, "Saya ingin memulihkan selaput darah saya. Bukan untuk membuktikan bahwa saya perawan pada pacar saya yang ada di depan saya ini, karena memang dialah yang mengambil keperawanan saya. Saya ingin membuktikan  pada keluarganya".

Bagi si perempuan ini , dia harus membuktikan saat dia pulang ke negaranya dan pernikahan di lansungkan. Tiba malam pertama (pengantin), dia mesti mengangkat sepreinya bahwa ia masih perawan, karena terdapat bercak darah.

Hal itu menunjukkan bahwa ada juga semacam kejahatan yang terpaksa di buat karena tuntutan kebudayaan. Artinya, dia memanipulasi kenikmatannya secara sadar (sudah komitmen, bersetubuh dengan orang yang sama). Tapi, dia tahu bahwa ada lingkungan yang tidak bisa menerima dia.

Jadi, sesungguhnya dia mempermainkan kebudayaan. Karena dia tidak bisa jujur sehinga dia memanfaatkan teknologi operasi vagina untuk memaipulasi dirinya sendiri.

Ada peristiwa lain, pada Klinik yang sama. Tetapi, klinik itu, sangat ramai jika mendekati valentine. Ramai bukan oleh remaja, tetapi ramai oleh pasturi (Pasangam suami Istri).

Istri-istri tersebut, mengoperasi atau memulihkan keperawanannya, hanya untuk memberi suprise kepada suaminya, saat mereka Koitus - senggama di malam Valentine. Bahkan tak jarang suaminya pun yang meminta untuk memulihkan selaput darahnya.

Jadi, semua itu datang dari komitmen yang sama. Kalau kita membuat perbandingan nilai - di los angles, keperawanan jadi semacam Lelucon dan keperawanan yang terjadi di prancis karena Kultur. Tetapi, dua-duanya menunjukkan bahwa sebenarnya ada masalah, antara Keperawanan dan Kebudayaan. 


(1)


*Pustaka Hayat
*Rst
*Pejalan Sunyi
*Nalar Pinggiran

PEREMPUAN ADALAH SURGA


Islam menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan dalam relasi seksual adalah sama. Alquran menyatakan dalam Q.S Al baqorah ; 187, “Hunna Libaasun Lakum wa Antum Libasun Lahunna  - mereka (istri) adalah pakaian bagimu dan kamu (suami) pakaian bagi mereka (Istri)".  

Ibnu Jarir al Thabari, guru besar para ahli tafsir, mengemukakan sejumlah tafsir atas ayat ini. Pertama bahwa ia metafora untuk arti penyatuan dua tubuh secara interaktif, "indhimam jasad kulli wahid minhuma li shahibih". Kedua, mengutip ahli tafsir lain, Mujahid dan Qatadah, bahwa ia berarti masing-masing pasangan saling memberi ketenangan bagi yang lainnya - "Hunna sakanun lakum wa Antum sakanun lahunna". Dalam pernikahan yang halal, hubungan seks dapat dilakukan dengan cara yang bebas. Alquran menyatakan :

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ

“Istrimu adalah bagaikan tempat persemaian bagimu, maka olahlah persemaian itu dengan cara apapun dan bagaimanapun yang kamu kehendaki. “ (Q.S. al Baqarah [2]:223).

Berdasarkan penjelasan dari hadis Rosulullah SAW, para ahli tafsir sepakat bahwa intercourse suami istri dapat dilakukan secara bebas, kecuali anal seks. 

Menariknya, bahwa Nabi Muhammad Saw menganjurkan agar hubungan seksual suami dan istri diawali dengan “warming up”. Nabi Muhammad SAW Mendaku, “Jangan seperti binatang. Lakukan lebih dulu “bercumbu dan bicara yang manis”. Sementara Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi mengatakan, “Aku ingin tampil menarik untuk istriku, sebagaimana aku ingin dia juga tampil cantik untukku”

Dari Uraian diatas, Proses penyaluran Hasrat Biologis-seksualitas dalam Islam, hanya bisa di lakukan melalui jalan pernikahan. 

Dari beberapa Tulisan saya tentang Sex, Hasrat dan Pernikahan. Pada bahagian ini, sangat penting untuk saya utarakan, bahwa Perempuan yang kita Nikahi, di sebut oleh Allah sebagai Surga. Hal itu tertuang di dalam Q.S Al baqorah : 221, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّ ۗ وَلَاَ مَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْ ۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْا ۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْ ۗ اُولٰٓئِكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّا رِ ۖ وَا للّٰهُ يَدْعُوْۤا اِلَى الْجَـنَّةِ وَا لْمَغْفِرَةِ بِاِ ذْنِهٖ ۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah SWT mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran."

Para Musyrikah yang ingin kamu nikahi, karena Non muslim atau Kafirah itu hanya mengajak kamu masuk ke dalam neraka. Mengajak di sini, bisa saja tertarik pada perempuan dengan Paras, sehingga kita mengkompromikan aqidah kita. 

Uniknya dari ayat ini adalah "Wallahu Yad'ul ilal jannah - Allah mengajak kamu ke surga". Padahal, semestinya perbandingan diksi yang menyebutkan, " wa laa tangkihul-musyrikaati - Jangan menikahi perempuan Musyrikah atau kafirah", adalah "wallahu yad'u ilal mukminah - menikahi perempuan mukminah. Tetapi, kata Mukminah oleh Allah di ganti dengan "wallahu yad'u ilal jannah - Allah mengajak kita masuk surga". 

Artinya, setiap kita hubungan intim dengan istri kita itu adalah wasilah agar kita tidak zina. Jika kita tidak zina, maka barokahnya istri kita akan menjadi penopang kita masuk surga. 

Makanya, Rosulullah SAW pernah di tanya, ibadah itu apa saja. Nabi secara ringan menjawab, " wa fi butihaa ahadikum shodaqoh - kamu berhubungan dengan istrimu itu ibadah". Lalu, sahabat bertanya, yang benar saja Duhai Rosulullah, masa urusan syahwat saja dapat pahala?. Nabi pun menjawab, " kalau yang di gauli bukan Istrinya, maka kita dosa. Tetapi, kalau yang di gauli adalah istri kita, maka dia dapat pahala. 

Artinya Istri kita adalah surga. Tetapi, surga yang agak aneh. Karena ribet. 

Agar Jannah - Istri kita tidak menjadi aneh, kata Rosulullah SAW, cara Bersuami Istri itu, "Halla jariyatan thola'ibuka wa Thola'ibuka", sebahagian riwayat menyebutkan "Halla jariyatan thodhoibuka wa thodhoibuka" - kamu cari perempuan yang gampang bercanda - rileks. 

Maka, ada seorang ulama yang jarang sekali berdiskusi penting dengan istrinya, karena dia menghindari ketegangan diantara mereka. Ternyata Rosulullah SAW pun demikian, jika berdebat dengan istrinya, dia memilih percakapan yang rileks dan santai. 

Misalnya, Sayidah Khodijah itu adalah orang yang sangat super terhadap Rosulullah SAW, sampai ketika adiknya Sayidah Khodijah datang bertamu, di jamu oleh Rosulullah SAW. Karena mengingatkan pada suara Khodijah. Demikianlah, Rosulullah SAW, bahkan ia sangat memuji Khodijah. Sehingga membuat Aisyah itu cemburu ; "Bagaimana engkau selalu memuji Khodijah yang sudah meninggal dan sudah tua lagi. padahal Allah SWT telah mengganti yang lebih cantik dan lebih mudah, yaitu saya (Aisyah)".

Mendengar hal itu, Fatimah tersinggung karena Ibunya di tua-tuakan. Sehingga sayidah fatimah kecewa dengan Sayidah Aisyah. Kecewa dalam artian manusiawi, sehingga tidak perlu berlebihan menganggap kekecewaan Sayidah Fatimah, seperti sebahagian kelompok dalam syi'ah. Sebab, kalau kita membenci Aisyah, maka kita menganggap Aisyah itu salah. Jika menganggap aisyah itu salah. Maka Rosulullah SAW salah memilih Istri. Sama seperti anggapan Abu Bakar dan Umar Bin Khottab Tidak Mal'un. Padahal, jika Abu Bakar dan Umar Bin Khottab Tidak Mal'un, Maka Rosulullah SAW salah memilih teman. Begitu juga Rosulullah SAW dalam memilih istri, pasti benar. Makanya kita ini mazhabnya adalah Ahlu sunnah wal Jama'ah. 

Dalilnya tidak usah Jauh-jauh, "Attoyyibatu Lit toyyibin" - Nabi itu Toyyib sehingga semua yang berdekatan dengannya pasti baik". Makanya, tidak perlu di interpretasi berlebihan konflik Fatimah dan Aisyah, sebab itu biasa saja dan lumrah sebagai manusia. Yang satu membela ibunya dan yang satu membela dirinya. Sekalipun Aisyah itu pada hakikatnya tidak niat mengkritik Khodijah, dia hanya ingin di perhatikan Rosulullah SAW saja. Caper dalam terma kekinian. 

Lalu, ketika Sayidah Fatimah meminta permisi pada Rosulullah SAW dan bertanya, agar bisa mengalahkan Sayidah Asiyah itu bagaimana. Sebab, Ibu saya sudah meninggal. Sedangkan Aisyah ini cantik dan lebih muda. Orang-orang pun tahu betul, bahwa Nabi Muhammad SAW sangat mencintai Aisyah?. Rosulullah SAW menjawab, Fatimah anakku, jawab begini saja, bahwa "Tetap hebat Ibumu (Khodijah), karena ibumu mendapatkan saya (Rosulullah) masih brondong dan perjaka. Sedangkan engkau cantik bagaimana pun, tetap mendapatkan Rosulullah SAW saat Duda. Jadi, jawaban Rosulullah SAW sangat Rileks dan santai. Akhirnya semenjak itu. Aisyah tidak mengkritik Khodijah lagi. 

Khodijah itu kan, sudah umur 40 tahun dan janda ketika mendapatkan Rosulullah SAW yang masih perjaka. Aisyah, cantik dan perawan mendapatkan Rosulullah SAW sudah Duda. Lebih keren mana?. Lebih keren Khodijah. Jadi, tidak semua masalah yang di selesaikan oleh Nabi dengan cara ekstrem. Nabi Muhammad SAW itu biasa santai dan Rileks dalam menyelesaikan masalah. 

Nah, perempuan-perempuan sekarang, jika ingin menjadi Surga, sebagaimana maksud Allah SWT dalam ayat diatas. Syaratnya jangan rewel-ribet dan sulit. Sebab, di surga itu tidak ada orang rewel, ribet dan sulit. Tetapi, kalau tidak rewel, sementara suami kamu tidak benar, itu namanya Goblok. 

Diantara Ulumul Qur'an, ada Istilah "maudhiul mutmar menggantikan Maudhiul dhomir atau Maudhiul Laf'i menggantikan laf dan afar. Ilmu tafsir memang agak Ribet. Tetapi, bagi para pelakunya menjadi gampang. Ketika Allah SWT melarang kepada Perempuan Musyrikah. Logika perbandingannya semestinya adalah "Wallahu Yad'u Ilal Mukminah". Tetapi, oleh Allah SWT di ganti dengan "Wallahu Yad'u Ilal jannah". Hal itu menunjukkan bahwa Menikahi perempuan itu adalah Jannah.

Mengapa?. Karena kita hubungan intim dengan istri adalah Ibadah, jiwamu sabar adalah ibadah. Genjatan senjata adalah ibadah dan semua yang kita lakukan asal baik adalah ibadah. 

Nah, saya berharap ilmu ushul Fiqih ini tidak hilang. Karena dengan Ilmu Ushul fiqih, kita menjadi Tahu bahwa Mubah itu adalah Tar'ul Harom. Sedangkan Tar'ul harom adalah wajib. Makanya kita sering sekali mendapati ayat Mubah yang di sampaikkan Allah SWT dengan superior, " wa min ayathi hi manabukum bi layli wa nahaar - termasuk ayatnya Allah adalah kamu itu tidur".

Dengan menggunakan cara berpikir, bahwa kalau kita tidak tidur, maka kita sakit. Jika kita sakit, maka banyak memerlukan banyak biaya. Sementara tidur, hanya membutuhkan memejamkan mata. Lihatlah, betapa baiknya Allah, dengan tidur kita bisa mejaga kesehatan. Yang kalau tidak di jaga, akan mendatangkan biaya tinggi. Oleh karena itu Ulama menyatakan, "Hadza naumu naumul ibadah - Tidur itu ibadah". Sepanjang tidur itu niatnya adalah "Li taqwa alal ibadah". 

Tetapi ilmu itu ada pembandingannya, misalnya. Jika kita tidur itu adalah Tar'ul wajib atau Tar'ul harom. Itu masalahnya. Pulang kerja, capek dan tidur itu Tar'ul wajib atau Tar'ul harom?. Tar'ul wajib. Jika dia tar'ul wajib, maka status tidur kita adalah haram. 

Kita mensyaratkan nikah itu pakai wali, kalau hadistnya jelas, "la nikaha illa bi waliyan". Ayatnya apa?. Imam Syafi'i secara sederhana membaca ayat, "fa la ta'dhuluhunna ayyangkihna azzawajahunna idza tarao bainahum bil ma'ruf - Jika wanita yang kamu walikan (misalnya, kamu punya anak yang berumur 20 tahun, ingin nikah sama seseorang dan seseorang itu layak). 

Di bab Fiqih itu kata Allah, "Jika perempuan yang kamu walikan, ingin menikah. Jangan kamu larang". Kata Imam Syafi'i, Jika seorang wali tidak punya Hak mewalikan, maka dia juga tidak punya hak untuk melarang atau tidak ada gunanya. Misalnya, Fulan itu tidak punya Utang sama saya. Tetapi, anda bilang ke saya, Rais, fulan saya mau tagih. Apakah omongan itu aneh atau tidak?. Aneh kan. Lain halnya, dengan Fulan punya utang 1 juta, lalu anda datang menasehati saya untuk menagih ke Fulan. Apakah hal itu benar atau tidak?. 

Artinya, wali itu punya hak melarang putrinya tidak nikah, sehingga di perintahkan Allah, kamu jangan melarang. Berarti wali itu punya hak melarang. Seperti Saya di suruh menagih pada Si Fulan, karena saya punya Hak untuk menagih atau contoh lain pihak Otoritas bandara ATR, menyebutkan Pesawat Boeing sekian-sekian di bolehkan Leanding di sini, karena operatornya punya hak melarang dan mengingatkan. tetapi, kalau orang lain yang tidak terkait dengan otoritas bandara, mengingatkan dan melarang pesawat untuk leanding. Kan aneh.


(5)

Makassar, 07/05/2022

*Pustaka hayat
*Pejalan sunyi
*Rst
*Nalar Pinggiran

Rabu, 21 Juni 2023

MENGAPA POLIGAMI ADALAH SOLUSI


Ada sebuah Kajian Kritis Kontemporer Seorang Dr. (HC) K.H. Husein Muhammad, beliau menyatakan Poligami, merupakan isu paling krusial dalam relasi antara laki-laki dan perempuan yang tak pernah selesai diperbincangkan, khususnya di dunia Muslim. Satu kelompok membolehkan poligami berdasarkan QS. an-Nisaa [4]: 3. Bahkan, ada sejumlah pihak yang memfatwakan bahwa setiap perempuan yang ikhlas dipoligami, jaminannya surga. Sementara, kelompok lain menolak poligami berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw. tatkala menentang rencana Ali bin Abi Thalib. untuk mempoligami Fathimah Ra.

Di Bukunya yang berjudul "Poligami", Ia memang tidak berusaha mengharamkan poligami, melainkan memberikan dasar-dasar ushul fiqh sedemikian rupa, sehingga untuk konteks sekarang ini, tampaknya sudah tidak ada lagi alasan orang untuk berpoligami. Beliau mengkritik manhaj-manjah poligami dengan menggunakan pisau analisis dari hasil ijtihad para mufasir, muhaddits, ahli ushul fiqh, dan cendekiawan Muslim yang menyepakati bahwa monogami lebih banyak menolak mudhorot dibandingkan poligami.

Hanya saja, Analisis Kyai Husein ini kering akan kajian-kajian sosial dan Neuro Sains. Beliau hanya fokus di internal keluarga semata. Barangkali di kesempatan lain sekali-kali kita melirik data persentase populasi lelaki Vs perempuan dari BPS. Pasti mencengangkan bila beliau benar-benar peduli pada perempuan. Tapi, kesempatan ini, saya akan uraikkan mengapa Poligami adalah solusi dalam pendekatan Neuro sains.

Pertanyaan mendasar saat ini, kalau hasrat biologis perempuan-perempuan, tersebut tidak diselamatkan oleh "poligami", apakah ada ajaran islam yang menghalalkan untuk zina?.

Wanita yang rela dimadu, diduakan. Baginya merupakan hal yang sah-sah saja. Asalkan lelaki bisa menafkahi secara materi dan rohani.

Siapa yang rela dimadu?. Jika ada perasaan tidak rela di madu, itu sudah benar. Cuman bagi perempuan yang acap bersinggungan dengan perkembanga Ilmu Pengetahuan dan tahu bahwa ada satu titik, dimana perempuan harus siap dipoligami. Saya menghindari menggunakan diksi di Madu. Sebab, dimadu berkonotasi negatif sedangkan poligami, berkonotasi netral. Substansinya, rela berbagi. 

Agar kita tidak melecehkan syariat Islam yang menganjurkan berpoligami. Dalam Neuro Sains, ternyata Otak perempuan, bersedia berbagi. Allah sang Pencipta Manusia, tahu persis akan hal itu. Cuman karena Perempuan jauh dari Ilmu sehingga menentangnya dan menganggap Poligami adalah sesuatu yang Janggal. 

Ada satu Fase dimana Perempuan mengalami Titik Monopouse. Karena dalam anatomi otak manusia, baik lelaki maupun perempuan. Persis ditengah kepalanya, ada otak manusia yang di sebut Hipotalamus. 

Hipotalamus lelaki, 2,5 lebih besar dari perempuan. Tugas dan fungsi Hipotalamus adalah menjaga keamanan dirinya, istrinya, anaknya, keluargannya, kemanan ekonomi bahkan suami yang bertugas sebagai kepala negara pun bertugas menjaga keamanan negara. Hipotalamus juga berfungsi sebagai Prosesor yang memerintahkan untuk makan dan minum, jika lelaki hipotalamusnya lebih besar dari perempuan, maka yang lebih cepat lapar dan haus adalah lelaki. Maka lelaki akan senang jika Istrinya memenuhi kebutuhan makan dan minum. Contoh : pantang menasehati anak lelaki dalam kondisi lapar atau saat suami baru pulang kerja, tanya susah makan atau belum, sekalipun kita tahu dia sudah makan. Untuk memenuhi kebutuhan otaknya.

Hipotalamus juga adalah pusat syahwat birahi. Jika hipotalamusnya dua stengah lebih besar, siapa yang lebih besar pusat syahwat birahinya?. Tentu Lelaki. Kenapa ?. Sunnatullah, fitrahnya demikian. Lalu, ada lagi pertanyaan yang agak kritis, kenapa Allah tidak Membuat Hipotalumusnya sama besar saja?. 

Apakah kita mau, perempuan yang menjaga lelaki atau lelaki yang menjaga perempuan. Karena tugas suami untuk menjaga istrinya maka Allah buat Otak Hipotalamusnya lebih besar. Maka secara otomatis syahwat birahinya besar. Apakah ada kaitannya?. Ada, saat lelaki mencari nafkah untuk keamanan ekonomi, Hipotalamusnya tegang sehingga harus dibuat rileks, dengan cara hubungan intim - Koitus 

Jika kita menginginkan Hipotalamus lelaki lebih kecil atau sama dengan perempuan, maka berbahaya. Sebab ada penelitian bahwa seorang GAY, yang harusnya orientasi seksualnya senang kepada lawan jenis dan lebih suka pada lelaki tetapi berubah. Maka hipotalamusnya Menyusut bahkan lebih kecil daripada perempuan. Lihat saja GAY, mereka tidak punya nafsu makan, supaya tetap sispack, karena Hipotalamusnya sudah menciut. Maka otomatis fungsi dia menjaga keamanan diri, keluargannya menjadi kecil. 

Nah, Terkadang ada Lelaki, karena Hipotalamusnya tegang maka ia ingin berhububgan intim sehari 2x, apalagi lelaki itu umurnya masih diantara usia 18-30 tahun. Maka, Hormon Testosteronnya lagi tinggi sekali. Bayangkan saja saat lelaki menikahi perempuan, diusia 27 tahun dan mintanya 3x sehari, Karena selama 27 tahun hipotalamusnya tegang,  belum disalurkan. Maka, frekuensi hubungan intim diawal menikah itu tinggi. Bahkan ada lelaki, yang tipikal pemikir, hipotalamusnya lebih tegang ketimbang lelaki yang spontan (tukang atur-Koleris) itu tidak terlalu tegang.

Berdasarkan penelitian, Lelaki yang tipikal pemikir (Melankolis) frekuensi hubungan intimnya jauh lebih banyak ketimbang Lelaki yang spontanitas (galak atau blak-blakan). Nah, untuk perempuan yang memilih lelaki yang tipikal pemikir (baik melankolis koleris atau Plegmagis), maka siapkan diri untuk melayani Frekuensi hubungan intim yang lebih tinggi.

Menapa Dititik Monopuose, perempuan harus rela berbagi?. Karena Perempuan sudah capek juga. Hormon estrogen progesteronnya berkurang bahkan sampai tidak ada. Dulu, hormon estrogen progesteron perempuam masih ada, sehingga membuat panggul perempuan menjadi kuat sehingga sanggup menampung janin dan untuk melayani suami, makanya Panggul kuat. 

Nah, bagi perempuan yang sudah monopuose : jangankan melayani suami atau hamil lagi. Naik tangga saja sudah ngos-ngosan, sambil memegang pinggang. Karena hormon estrogen progesteronnya sudah berkurang. Sementara lekaki Hormon testosteronnya tidak pernah hilang-habis, sekalipun umur berapa lelaki itu, ditambah Hipotalamusnya yang besar sehingga hasrat birahi masih banyak. 

Perempuan yang Pra Monopuose, estrogen Progesteronnya akan menurun, maka melayani suaminya menjadi 3 hari sekali. Bayangkan saja jika sudah memasuki fase Monopuose, maka melayani suaminya menjadi 3 minggu sekali, itupun sudah menggunakan gerakan kegel. Maka itulah perempuan yang memiliki kesadaran tinggi dan memahami bahwa ia tidak sanggup lagi melayani suaminya 3 kali sehari dalam hal hubungan intim, maka Ia harus rela berbagi. Carikan Back Upnya.

Dalam kondisi itulah, kita harus mengakui bahwa Islam memang ajaran agama yang sangat komperhensif dan luar biasa terperinci. Maka yang mengatakan poligami itu salah, mereka adalah orang yang bodoh. 

Alat reproduksi Lelaki itu, ada yang menghasilkan sperma, namanya adalah testis (buah zakar). Testis ini penuh sekitar 2-3 minggu, bagi lelaki yang berusia lebih muda. Tetapi, lelaki yang Sudah berusia 50-an keatas, testisnya pun akan penuh sekitar 3-4 minggu. Sementara perempuan yang mungkin ada MIO dan CA, tentu akan melayani suaminya menjadi 3 bulan sekali. Maka kasihan lelakinya, tersiksa karena Hipotalamusnya tegang sekali. Makanya paling lama meninggalkan suami itu 4 minggu, itu jika suami sudah berusia 40 tahun keatas. Sedangkan suaminya yang masih berusia 30 an, maka perempuan hanya boleh meninggalkannya selama 2 minggu saja. Sebab, 2 minggu testisnya lelaki Sudah penuh sperma, jika perempuan tidak siap dan tidak bisa melayani. maka Spermanya mau diberikan ke siapa?

Dalam Islam, orientasi Berpoligami itu apa : karena materi atau karena ingin berbagi?. Jika mengikuti siroh Nabi, maka Nabi Berpoligami pada perempuan yang berusia Sama atau lebih Tua darinya. 

Kenapa?. Karena perempuan yang berusia 30-an, ia bisa melayani suaminya dalam kurun waktu 3 hari sekali atau 2 hari sekali. Tetapi ketika perempuan memasuki fase Monopouse, frekuensi melayani suami menjadi 2 minggu sekali, maka ia harus mencari yang sama usia dengan istri pertamannya. Karena tidak berimbang, jika lelaki mencari penggantinya yang usianya lebih muda, maka istri pertama bisa tersingkir. karena Perempuan yang lebih mudah bisa melayani 2 hari sekali. 

Maka itulah Hikmah, Rosulullah diperintahkan Allah, menikahi Istri yang lebih Tua. Agar kekuatannya seimbang. Untuk konteks Sayidatuna Aisyah berbeda lagi : hal itu diharapkan agar Aisyah mampu menyerap apa Tutur, tindakan, keputusan, kebijakan dan sikap Rosulullah. Maka dibutuhkan yang lebih muda dariNya. Bisa anda bayangkan Jika yang lebih tua, diberi amanah untuk menyerap informasi yang disampaikkan Rosulullah, nanti malah dia bingung sendiri. Makanya dibutuhkan yang lebih fresh dan segar.


(4)


*Pustaka Hayat

*Pejalan Sunyi

*Rst

*Nalar pinggiran

SEKELUMIT UANG HANTARAN YANG SALAH DI PAHAMI


Kebudayaan itu tersimpan dalam suku bangsa (etnik), yang terkandung di dalamnya unsur-unsur sosial yang jadi pembeda dengan suku bangsa lainnya. Unsur-unsur tersebut seperti sistem ekonomi, sistem pengetahuan dan teknologi, sistem kepercayaan, sistem politik, organisasi sosial, bahasa, kesenian, dan lain sebagaiannya. Ciri perilaku pada setiap unsur tersebut berbeda. karena, perbedaan kontak dengan lingkungan alam sosialnya.

Di dalam masyarakat Bugis-Makassar, salah satu nilai tradisi yang masih tetap menjadi prinsip mendasar, hingga kini, dan tentunya mencerminkan identititas, serta watak orang Bugis-Makassar, yaitu siri' na pacce. Siri yang berarti  Rasa Malu (harga diri). Terma ini kerap digunakan untuk membela kehormatan, terhadap orang-orang yang mau menginjak-injak harga dirinya.

Sedangkan Terma Pacce yang berarti pedih atau pedas (keras, kokoh pendirian). Jadi, Pacce itu semacam kecerdasan emosional, untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan orang lain dalam komunitas (solidaritas dan empati). Makanya, Sering kita dengar ungkapan suku Makassar, yang berbunyi ; Punna tena Siri' nu, pacce nu senk pana'i (kalau tidak ada harga dirimu, maka kepedihanmu, yang engkau pegang teguh).

Salah satu budaya pernikahan pada suku Bugis Makassar yang punya relevansi dengan budaya Siri' na pacce, yaitu uang Pana'i. Menurut Guru Besar Antropologi Universitas Negeri Makassar, "Ima Kesuma" mengatakan, tingginya uang hantaran (uang pana'i) di masyarakat Bugis-makassar sudah berlangsung sejak lama. Uang pana'i itu untuk menunjukkan gengsi dan kekuatan ekonomi pihak lelaki. Karena mengingat, perempuan Bugis-makasar adalah aset. Karena, Ia melambangkan kesuburan dan kehidupan.

Pada masa lalu, anak perempuan di tempatkan di lantai dua rumah. Tempat di mana beras dan sumber makanan di simpan. Sementara anak lelaki di tempatkan di bagian tengah rumah. Hal Ini menunjukkan bagaimana falsafah perempuan Bugis Makasar itu dijaga dengan baik.

Di beberapa literatur yang coba saya ketengahkan, memang ada beberapa nilai dari tradisi yang bergeser cukup jauh dari spirit awalnya uang Hantaran - Uang Pana'i.  awalnya Motif uang Pana'i merupakan bentuk penghargaan kepada Calon mempelai perempuan yang hendak di persunting. Hari ini motifnya berubah menjadi uang belanja pernikahan?. Karena pergeseran nilai semacam inilah, Sehingga anggapan bahwa prosesi pernikahan yang menghabiskan biaya yang tinggi, merupakan bagian yang tak terelakan. Padahal uang belanja pernikahan itu motif kesekian, setelah penghargaan dan penghormatan kepada calon mempelai perempuan.

Sependek pengetahuan penulis, sejarah uang pana'i, bermula dari seorang putri bangsawan Bugis yang begitu cantik dan jelita, yang membuat pria asal Belanda jatuh hati padanya dan ingin menikahinya. Tetapi, sang raja tidak menginginkan putrinya disentuh oleh lelaki manapun, sampai akhirnya, Raja memberikan syarat uang pana'i - Uang Hantaran, Sebagai bentuk penghargaan dari pihak lelaki kepada pihak perempuan yang begitu ia cintai.

Kesalahan kita dalam membaca peta sejarah, bisa berakibat Fatal pada Generasi selanjutnya dan kerap menjadi beban, serta tak jarang menjadi problem sosial baru.

Jika kita mengikuti Rentetan prosesi pernikahan masyarakat Bugis - Makassar, dilakukan dalam beberapa tahap. Ada yang disebut dengan pihak lelaki melakukan kunjungan ke pihak perempuan untuk menyatakan maksud perjodohan. Lalu, melaksanakan pertunangan. Kemudian lamaran, dan menikah.

Penentuan besaran Uang pana'i atau doe nganre atau Uang belanja yang diserahkan pihak lelaki pada keluarga mempelai perempuan, ditentukan saat prosesi lamaran berlansung. Pihak keluarga mempelai lelaki akan menyampaikan kesanggupan dan mendiskusikannya bersama pihak mempelai perempuan. Tak jarang, di saat seperti itu terjadi silang perdebatan yang cukup alot.

selain Uang pana'i adalah bentuk penghargaan. uang pana'i juga kerap disebut sebagai uang naik. Mengapa?. Karena, dulu uang naik diserahkan dengan menaiki anak tangga sebuah rumah. Sebab, kondisi rumah-rumah di etnik Bugis-Makassar kebanyakan rumah panggung.

Memang, pada prinsipnya masyarakat bugis Makassar, menurut Antropolog Universitas Negeri Makassar, memegang prinsip Appa sulappa (empat sisi) dalam menentukan calon mempelai pengantin, yaitu pendidikan, akhlak, pekerjaan dan status darah atau keturunan (Genetik). Sekalipun, belakangan, hanya tiga yang utama, yakni pendidikan, akhlak, dan pekerjaan, sedangkan Faktor genetik, soal yang tidak terlalu substansial. Sekalipun sebahagian masih menganggap hal itu sangat prinsipil.

Senada dengan itu, "Christian Pelras" dalam "Manusia Bugis" juga menjelaskan, bahwa pernikahan di masyarakat Bugis dikenal dengan terma siala (saling mengambil satu sama lain). Pasangan mempelai ini, walaupun dalam status sosial yang berbeda akan menjadi mitra, sebagai sebuah penyatuan dua keluarga. Dengan kata lain, perkawinan adalah cara terbaik membuat orang lain menjadi "bukan orang lain".

Statifikasi sosial, seperti keturunan darah biru punya gelar adat, seperti Karaeng, Andi, Opu, Puang, dan Petta ataupun tingkat pendidikan calon mempelai perempuan adalah S1, S2, PNS, Haji, dan lain-lain. Dengan dasar itulah, sehingga Uang hantaran puluhan juta, atau bahkan sampai ratusan juta dan Milyaran menjadi nominal yang lumrah. Sebab, semakin tinggi nominal Uang pana'i. maka, semakin tinggi juga citra diri keluarga mempelai di mata masyarakat. fakta ini adalah hal yang tak terelakan hari ini.

Jika sejumlah Uang pana'i mampu di penuhi oleh calon mempelai Lelaki. maka, hal itu menjadi suatu kehormatan bagi pihak keluarga perempuan. Kehormatan yang di maksudkan adalah bentuk penghargaan yang di berikan oleh pihak calon mempelai pria kepada calon mempelai perempuan yang ingin di nikahinya dengan memberikan pesta yang megah untuk pernikahannya melalui Uang pana'i. 

Namun, satu hal yang perlu di garis bawahi bahwa Uang pana'i - Uang Hantaran, Bukanlah Mahar?. 

***

--UANG HANTARAN - UANG PANA'I, BUKANLAH MAHAR--

Pernikahan merupakan Sunnah Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melanjutkan keturunan dan menjaga manusia agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang sama sekali tidak di inginkan oleh syariat, yaitu zina. Untuk itu, pernikahan baru dianggap sah apabila memenuhi rukun dan syaratnya. Sekalipun mayoritas Ulama - Syafi'i, Hanafi dan Hambali menyatakan bahwa pernikahan tanpa mahar, tetap sah. Sebab, mahar bukanlah Rukun dan Syarat Nikah. Tetapi, Mahar merupakan hak istri, yang wajib di bayar. 

Mahar merupakan tanda kesungguhan lelaki untuk menikahi seorang perempuan. Mahar juga merupakan pemberian seorang lelaki kepada perempuan yang akan dinikahinya. Dimana mahar tersebut akan menjadi hak milik istri secara penuh. Seseorang bebas dalam menentukan bentuk dan jumlah mahar yang diinginkan, karena memang tidak ada batasan dalam syariat islam mengenai mahar, akan tetapi mahar itu disunnahkan yang sesuai dengan kemampuan pihak calon suami dan Islam menganjurkan agar meringankan mahar. 

Meski sebenarnya cinta hampir tidak bisa dipadankan dengan materi sebanyak apapun. Namun, hargailah perempuan dengan Mahar (bukan uang pana'i) yang Pantas : sebab Puncak cita-cita lelaki pada perempuan adalah mempersuntingnya, dan melamarnya dengan mahar tertinggi yang bisa di berikan kepada perempuannya dengan penuh kerelaan. Sekali lagi, penuh kerelaan.

Boleh saja mahar nikah dengan membaca surat-surat Al Qur'an, cincin besi atau sandal yang dulu viral. Tetapi, jika ada yang lebih baik, berikanlah yang lebih baik. Sebagai penghargaan untuk calon istri dan keluarganya. Sekalipun tidak ada nilai minimal dan maksimal dalam mahar yang diatur dalam islam. Sebab, Ketentuan dalam mahar ini ialah segala apa pun yang sah, dijadikan sebagai alat tukar. Entah, berupa barang ataupun jasa. sah, dijadikan maskawin.

jika kita tinjau dari syariat islam, salah satu rukun pernikahan dalam mazhab Malikiyah adalah mahar (Mayoritas mazhab lain hanya syarat). Mahar biasa kita sebut sebagai maskawin, yaitu pemberian wajib bagi calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebagai perwujudan ketulusan hati. Dalam al-Quran surah an-Nisa ayat 4, Allah SWT berfirman, "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) dengan penuh kelahapan lagi baik akibatnya".

Mahar dalam islam sudah diatur dengan sangat baik, bahkan pernikahan yang baik adalah pernikahan yang mudah maharnya. Keberkahan ada pada kemudahan dan kelapangan dada, sebagaimana Hadist yang Di Riwayatkan Dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara tanda-tanda berkah perempuan adalah mudah dilamar, murah maharnya, dan murah rahimnya". (HR. Ahmad).

Misalnya, Dalam kisah, Sayidina Ali bin Abi Thalib ketika meminang Sayyidah Fatimah (putri Nabi), beliau hanya memberikan sepasang baju besi sebagai maharnya. Lain lagi dengan kisah Abu Thalhah yang menikahi Ummu Sulaim R.A dengan mahar keIslaman Abu Thalhah. Anas bin Malik R.A bekata, "Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim. Maharnya keislaman Abu Thalhah. Ummu Sulaim telah masuk Islam sebelum Abu Thalhah, maka Abu Thalhah melamarnya. Ummu Sulaim mengatakan, 'Saya telah masuk Islam, jika kamu masuk Islam aku akan menikah denganmu'. Abu Thalhah masuk Islam dan menikah dengan Ummu Sulaim dan keislamannya sebagai maharnya". (HR. An-Nasa’I : 3288).

Para Fuqaha berbeda pendapat tentang batas terendahnya Mahar. Imam Syafi'I, Ahmad Ishaq, Abu Tsaur dan fuqaha Madinah dari kalangan tabi'in berpendapat bahwa bagi mahar, tidak ada batas terendahnya. Segala sesuatu yang dapat menjadi harga bagi sesuatu yang lain dapat dijadikan mahar. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Ibnu Wahab dari kalangan pengikut Imam Malik. Sebagian Fuqaha yang lain berpendapat bahwa mahar itu ada batas terendahnya. Imam Malik dan para pengikutnya mengatakan bahwa mahar itu paling sedikit seperempat dinar emas murni, atau perak seberat tiga dirham, atau bisa dengan barang yang sebanding dengan berat mas dan perak tersebut.

Dalam kitab Fathul Qarib dijelaskan, mahar di sunnahkan tidak kurang dari 10 dirham dan tidak lebih dari 500 dirham.

Rasulullah Saw Misalnya, Memberikan Mahar Senilai 500 Dirham Kepada Aisyah. Aisyah berkata, "Mahar Rasulullah Kepada Para Istri Beliau Adalah 12 Uqiyah Dan Satu Nash". Aisyah Berkata : " Tahukah engkau apakah Nash Itu?". Abdur Rahman Menjawab : Tidak. Aisyah melanjutkan dan bertutur : "Setengah Uqiyah". Jadi Semuanya 500 Dirham. Inilah Mahar Rasulullah Kepada Para Istri Beliau. (HR. Muslim).

Saat Rosulullah Menikah Dengan Khadijah RA. Diriwayatkan, Bahwa Rasulullah SAW Memberikan, Mahar 20 Ekor Unta (silahkan di kurs sendiri nilainya). Sedangkan, Saat Menikahi Hindun (Ummu Habibah RA) Rasulullah SAW, Memberikan Mahar 400 Dirham. Sedangkan, Saat Rosulullah menikahi Shafiyah RA, Maharnya Berupa Pembebasan Dirinya Dari Perbudakan. Meski Tidak Berwujud Harta. Namun, Nilainya Bisa Ratusan Juta Sampai Milyaran Rupiah (Yaitu Biaya Normal Penebusan Budak Agar Merdeka).

Menurut hemat saya, sangat Keterlaluan juga, Jika mas kawinnya - Mahar, hanya sekedar 50 ribu rupiah, yang viral beberapa waktu lalu ataukah yang kadang kita temukan adalah Maharnya seperangkat alat Sholat dan Cincin. Sementara Uang pana'i - Uang Hantaran, kadang ratusan juta sampai Milyaran. Padahal syarat sah pernikahan bukan terletak pada seberapa bombastis uang pana'i - Uang Hantaran. 

Dalam tata cara pembayaran mahar - Maskawin, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa kaidah pembayaran boleh dibuat mengikut amalan masyarakat setempat. jika tidak ada penentuan cara pembayaranny. Maka, kembali kepada kaidah fiqh, Maksudnya "sesuatu yang umum diketahui pada masyarakat, samalah seperti yang di syariatakan". Oleh karena itu, apabila amalan yang dibuat dalam kalangan masyarakat setempat selalu membayar mahar sepenuhnya, hendaklah di bayar sepenuhnya. Namun apabila masyarakat setempat selalu membayar setengahnya, maka hendaklah di bayar setengahnya pula, sebelum bercampur - berhubungan badan.

Beberapa fuqaha juga berpendapat, jika di dalam nash tidak terdapat tatacara pembayaran mahar sama dengan berhutang atau tunai, maka tatacara pembayaran di pulangkan ke hukum asal yaitu dibayar tunai.

Mahar wajib dibayar semuanya kepada istri sebelum mereka bercampur. karena, mahar merupakan bagian dari akad pernikahan yang ketentuan hukumnya tertuang di dalam Al-Qur'an. Artinya, Suami wajib memberikan mahar kepada Istrinya. Dengan demikian, tidak ada sebab-sebab tertentu yang boleh menangguhkan pemberian mahar dalam akad yang sah.

Para ulama mazhab juga sepakat bahwa mahar boleh dibayar kontan dan boleh di hutangkan, baik itu sebahagian maupun seluruhnya, dengan syarat harus diketahui secara detail. Misalnya si lelaki mengatakan; “saya mengawinimu dengan mahar seratus dirham uang emas, yang lima saya bayar kontan, sedangkan sisanya saya bayar setahun”. Atau bisa diketahui secara global, misalnya pengantin lelaki mengatakan; "maharnya saya hutang, dan akan saya bayar ketika saya mendapatkan pekerjaan". Akan tetapi, Cara hutang seperti ini Imam Syafi'i melarangnya.


(2)


*Pustaka Hayat

*Pejalan Sunyi

*Rst

*Nalar Pinggiran