Beberapa waktu lalu, merebak soal musik itu haram. Bahkan perdebatannya menjadi panjang kali lebar. Mereka mengutip H.R Bukhori Muslim, bahwa musik itu haram.
Hadist itu memang shohih. Tetapi, hadist itu tidak hanya soal shohih dan tidak shohih. Kita perlu menelaah sanad, matan dan asbabul wurudnya. Karena kita belum tau jenis musik apa yang di haramkan dimasa Rosulullah ; apakah jenis musik, yang konsonan Notasinya adalah "Do re mi fa so la si do" ataukah jenis musik yang mana?.
Sependek pengetahuanku, dalam terma musik modern (Bah). Sekuno-konunya musik, yang pernah kita dengar adalah musik yang ditemukan dan diperdengrkan pertama kali oleh "John Sebastian Bah", pada Tahun 1700 an akhir.
Nah, akan menjadi tidak mungkin lagi, jika musik yang diharamkan adalah musik yang ditemukan oleh Jhon Sebastian Bah, karena dia hidup jauh setelah Rosulullah wafat.
Disinilah pentingnya Hujjah, ketimbang dalil. Sebab, jika kita bicara dalil, maka kita butuh pengkajian dan semua orang punya dalil. Misalnya, sebelum alat musik piano. Ada sebuah alat musik yang bernama Hapsikor. Perbedaannya adalah Kalau piano putihnya yang besar, kalau hapsikor hitamnya yang besar. Bunyinya berbeda, Notasinya sama. Kemungkinan yang menciptakannya adalah Al Habsyi, pada zaman Dinasti Abbasiyah.
Di masa Dinasti Ustmani, ada beberapa literatur yang menyebutkan, musik dan notasi sudah ada. Hanya saja, barangkali di masa Turki Ustmani. Penemuan musik tersebut belum di tuliskan, sehingga Hilang oleh pergeseran waktu. Makanya musik modern yang kita tau, hanya di perkenalkan oleh Jhon Sebastian Bah.
Isa Al Mausul, misalnya, yang di kutip oleh Al-faraby menuliskan bahwa Notasi itu seperti Mutiara-mutiara yang tersebar, yang dalam bahasa Arab disebut "Do ror Mufasholat" (Mutiara yang terpisah-pisah) ; do ror mu fa so la si do. bisa saja, kemungkinan ini benar bahwa notasi do re mi fa so la si do, itu lahir dari peradaban Islam. Sebab, yang orang tau tentang Al faraby hanya Ahli fiqih dan filsuf. Tetapi, sedikit saja yang tau bahwa dia adalah ahli musik. Dan bisa jadi musik seumur manusia?.
Bahasa itu mengandung ritme, mengandung nada dan tentu mengandung musik. Bahasa bukan cuman mengandung pengertian. Apakah orang tersesat selalu memerlukan pengertian dari suatu bahasa?. Tidak cukup dari nada dan ritme suatu bahasa dan tidak cukup dari musik yang tersembunyi dari suatu bahasa.
Dalam Filem 'Autobiografi The music of silences', yang di sutradarai oleh 'Toby Sebastian', seorang Maestro kenamaan asal prancis berkata pada 'Michael Radford' ; " Musik paling dahsyat adalah keheningan". Keheningan adalah musik yang mengalun syahdu, dan hanya bisa ditangkap dengan hati yang bersih. Keheningan adalah musik karya tertinggi ilahi.
Dalam salah satu bukunya, 'Kang Jalal' pernah menulis ; "Diamlah, karena dengan anda Diam sejenak, anda akan jernih mendengar suara Hati. The music of silences adalah perpaduan antara suara hati dan suara semesta. Ia hanya bisa di tangkap dengan kejernihan hati dan kekhusyuaan.
Jika Musik di up grade satu tingkat lebih ke atas. maka Kita ikut Igauan Maulana Jalaluddin Rumi, bahwa " Musik yang haram itu adalah beradunya sendok dan garpu orang kaya dimeja makan yang terdengar oleh tetangganya yang miskin. Yah, nyanyian yang baik adalah ia mampu menyeka debu dari dalam hati.
Jika Para pendekar ilmu pengetahuan seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd, dll adalah penggemar musik, bahkan punya karya tentang musik. Lalu, Ente-ente yang nyaris tidak punya kontribusi apa-apa terhadap peradaban Islam, berani-beraninya mengatakan musik itu haram?.
Saya teringat dengan Adagium Tua, yang berpesan : "Janganlah karena satu pelayaran dipenuhi maksiat, terus kamu kuras lautan tersebut".
Kalau kita memahami bagaimana cara dan betul-betul ingin mencapai keseimbangan, Harmoni dan keindahan. sebenarnya perbedaan apapun. Justru, menjadi komponen yang perlu untuk mencapainya. Misalkan dalam musik, Bayangkan saja kalau nada suara, hanya "Do" atau "Re" saja. Apa mungkin nada tersebut bisa menjadi melodi yang indah dan lagu cinta yang syahdu?.
Oleh sebab itu, Belajarlah dari musik untuk menghasilkan hidup yang indah, serasi, damai dan saling mencintai. Sebagimana Guman Al-Ghazali, "akhlaq itu bagai dawai Gitar, ada yang keras dan ada yang lembut. Harmoni akan terjadi, kala semua dipetik tepat waktu". Hanya, orang yang sakit jiwanya yang tak bisa menikmati angin semilir, indahnya bunga dan merdunya seruling.
Hari MUSIK Nasional diperingati pada tanggal 9 Maret setiap tahunnya. Peringatan Hari Musik Nasional merupakan bentuk penghormatan kepada WR. Supratman.
* pustaka Hayat
* Pejalan sunyi
* Rst
* Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar