Simpanlah uang pada soekarno, yakinlah uang itu tidak akan berkurang. Kekayaan bagi Soekarno tidak begitu penting. Rakyat indonesia tahu bahwa soekarno tidak mampan di bujuk rayu dengan uang. Tapi jangan kau dekatkan dengan perempuan cantik padanya. Kata seorang kawan, Kekagumannya pada soekarno banyak sekali kecuali satu, tentang perempuan.
Cyndia Adams, penulis biografi Bung Karno berkata ; aku adalah putra seorang Ibu Bali dari Kasta Brahmana. Ibuku, Idaju berasal dari kasta tertinggi. Raja terakhir Singaraja adalah paman ibuku. Bapakku dari jawa, nama lengkapnya adalah Raden Sukemi Sosrodiharjo. Raden adalah gelar bangsawan yang berarti Tuan. Bapakku adalah keturunan Sultan Kediri. Walau demikian sang Putera Fajar ini, tidak ingin menabung buat anak-anaknya. Karena dia bukan berhala harta, hanya sebauh janji yang tersisa, yang wajib kita jaga, untuk sebuah indonesia yang bersatu dan bermartabat. Tidak ada juga deal-deal khusus. Hanya sebuah persetujuan dalam segenggam bait puisi Chairil Anwar. janji itu terus melintasi jaman, sampai kapanpun.
" Bung Karno!
Kau dan aku satu zat, satu urat.
Di zatmu, di zatku kapal-kapal kita berlayar.
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh"
(Persetujuan Bung Karno dan Chairil Anwar).
Testimoni TD Pardede: TD pardede yang dekat dengan bung karno pasti teringat dengan suatu hal, kala ia di panggil mendadak ke jakarta. Mengetahui betapa miskinya sang Presiden. Setelah berbincang-bincang bersama menteri lainnya, presiden RI mengajak TD pardede ke pojok ruangan. "Pardede, bisa kau pinjamkan aku uang?", pardede Kebingungan karena lansung di todong oleh penguasa negeri. TD pardede merogok saku-saku jasnya dan memberikan seribu Dollar dari kantongnya. Namun bung Karno hanya mengambil secukupnya dan mengemalikan sisanya kepada Pardede.
Lain cerita dengan ajudan terakhirnya, Putu Sugiantiri seorang bekas polisi wanita yang juga harus pensiun tanpa kejelasan. Suatu saat setelah tidak menjadi presiden, Bung karno jalan keliling-keliling kota dan tetiba ingin memakan buah rambutan, yang dijajakan dipinggir jalan. "Tri, beli rambutan?", uangnya mana?, tanya si Polwan asal bali itu. "Sing ngelah pis" kata bung karno dalam bahasa Bali yang artinya "saya tidak punya uang". Jadilah sang ajudan memakai uang pribadinya untuk mantan presiden yang tidak memiliki uang.
Ada juga cerita dari Bang Ali Sadikin saat ia menjabat sebagai Menko Maritim. Ia di tanya oleh bung karno apakah ia bisa membantu bisnis mertua bung karno yang berkaitan dengan perjanjian pelabuhan. Setelah di pejalari Ali Sadikin mengatakan tidak bisa. Peraturan mengatakan demikian. "Ya sudah, kalau tidak bisa". Kata bung karno.
Ali Sadikin berpikir, luar biasa ini manusia. Padahal sebagai Presiden ia bisa memaksakan, memberi perintah. Yang mengagumkan bung Karno tidak pernah dendam, bahkan kelak mengangkat Mayor Jendral KKO Ali Sadikin sebagai Gubernur Jakarta.
Dari cerita diatas, kita akan tahu bahwa Bung karno tidak peduli dengan uang dan harta. Ketika turun dari kekuasannya kita tidak pernah tahu bahwa bung karno dan keluarganya meninggalkan kekayaan yang melimpah ruah.
Sejarah tidak pernah kering dalam mengisahkan orang-orang besar. Besar jiwa. Baik sedang menapaki ketinggian maupun kala terhujam ke dasar keterpurukan. Pada sumur itulah kita bisa menimba tau-pengetahuan.
Saat mendapatkan surat dari Jendral Soeharto bahwa Bung Karno Harus meninggalkan Istana Merdeka, sebelum Tanggal 16 agustus 1967. Bung Karno perintahkan semua anak-anaknya, kalau meninggalkan Istana tidak boleh membawa apa-apa, kecuali buku-buku pelajaran, perhiasan sendiri dan pakaian sendiri. Barang-barang lain seperti televisi, Radio dll, tidak boleh dibawah. Ajaib.
Bung Karno keluar dari Istana Negara dengan Kaos oblong cap cabe. Piyama warna krem. Baju piyamannya disampingkan ke pundak. Ayah Megawati ini memakai sendal bata yang sudah usang. Tangan kananya memegang kertas koran yang digulung, dalam Gulungan itu terdapat bendera pusaka merah putih. Bendera yang dijahit oleh istrinya sendiri, Fatmawati ketika masa proklmasi kemerdekaan dahulu.
Bung Karno meninggalkan Istana dengan mobil VW kodok yang dikendarai seorang supir dari kepolisian. Salah seorang pengawal pribadinya membawakan Ovaltine, minuman air jeruk, air teh, air putih, kue, serta obat-obatan bung karno. Itulah seluruh harta yang di miliki Bung karno ketika meninggalkan Istana. Selebihnya di tinggalkan. Sungguh pemimpin yang asketik. Duhaii..!
Guntur, putera tertua, setelah mendengar penjelasan itu merasa kecewa karena sudah terlanjur menggulung kabel antena tv yang akhirnya tidak boleh dibawa.
* Pustaka Hayat
* Pejalan Sunyi
* Rst
* Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar