Mengenai Saya

Jumat, 09 Juni 2023

BUNG HATTA : Tamasya Pada Tokoh dan Intelektual Indonesia


Bung Hatta, lahir 12 agustus 1902 - 118 tahun yang lalu. Hatta Lahir dikala subuh, maka Ia dikenal dengan Istilah Poetra Subuh.

Hatta Itu adalah Lelaki Cool, asal Minang. Berambut dengan sisiran belah tengah. Beragam orang akan memandangnya. Pandangan kekaguman yang pada gilirannya orang akan berkata, Suami Rachmi ini, manusia langka. Tentang kedisiplinam, kita akan ingat Hatta. Mengenai komitmen pada prinsip, sejarah mencatat Hatta sebagai contoh terbaik.

Saya ingin mengisahkannya kembali tentang kisah kesederhanaan seorang Mantan Wakil presiden Republik Indonesia, Founding Father Bangsa kita yang kerap membuat mata kita sabak.

Ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta-"Ali Sadikin", pernah tercengung di sebabkan oleh Moh. Hatta, Si putera Subuh. Yang meminta permohonan pemotongan biaya listrik, " uang pensiunan saya sebagai Wapres tidak cukup membayar tunggakan biaya listrik, karena banyak di sedot oleh pembayaran kuliah anak saya", kata Hatta.

Mendengar Hatta kesulitan membayar tagihan listrik, Gubernur DKI Jakarta : Ali sadikin membantu membayar listrik.

Suatu ketika Di Tahun 1950-an Hatta sedang membaca koran, Ia melihat Iklan sepatu Kulit- Bally. Ia ingin membeli sepatu tersebut, maka ia menggunting iklan itu lalu menyimpannya untuk memotivasi dirinya agar menabung uang. tapi sayang sampai ajalnya tiba, ia tidak pernah bisa membeli sepatu tersebut : baik masih menjadi wakil presiden atau saat pensiun. ketika pensiun Hatta memang kerap mendapat honor dari tulisan-tulisanya dan sedikit uang pensiun sebagai wakil Presiden. Akan tetapi, dengan uang sebegitu kecil, ia harus membayar tagihan listrik dan menghidupi keluarga dengan cara yang jujur.

Sahabatnya mengungkapkan - Soekarno : " Hatta itu orangnya kering, andai ada wanita di sampingnya dalam perjalanan, ia tidak akan bicara pada wanita itu. ia tidak pandai menghidupkan suasana, itulah Hatta". Berbeda dengan sahabatnya Bung Karno yang merupakan pribadi yang hidup, ia menyenangi pembicaraan dan selalu menyenangkan lawan bicaranya. Beda dengan Hatta yang walaupun Ramah, ia cenderung pendiam dan tekun. Dunia Hatta adalah dunia Buku. Tapi Selain itu, dunia Hatta adalah dunia kejujuran.


Selain Bung Karno, sahabatnya yang lain : Nazir pamuntjak, menuturkan bahwa Hatta itu lelaki Cool, Super Cool malah. ketika Hatta kuliah di Rotterdam, ada kisah yang akan membuat kita tersungging senyum. Saat ia Kuliah di belanda, biasanya pelajar-pelajar dari Hindia belanda pergi ke bar, sekedar untuk refreshing. Suatu ketika Hatta di bawa teman-temannya bermalam minggu. ketika sampai di bar, teman-temannya lansung memesan minuman kelas tinggi, Sementara Hatta memesan minuman anak-anak, Air putih dan susu.

Oleh Nazir, di carikannya wanita untuk menemani Hatta. Pada waktu itu ada wanita-pelajar asal polandia cantik - bahenol. Setiap lelaki ingin mendekatinya. Nazir merekomendasikan dan menantang Perempuan polandia tersebut untuk menaklukkan Hatta. Dengan percaya diri wanita itu mendekati Hatta yang sedari tadi menyudut. beberapa waktu kemudian, wanita itu kembali ke nazir dan kawan-kawanya yang sedang kumpul, sambil berkata; "Hatta itu malaikat, menyerah saya". 



Moh. Hatta, adalah Suami Rahmi, Suatu malam sebuah Rumah di datangi "Bung Karno". Bung Karno : saya mau melamar?. Melamar siapa, Untuk siapa?, kata si Tuan Rumah. Melamar "Yuke" Untuk Mohammad Hatta. Yuke adalah nama panggilan Rahmi Rahim Hatta. Demikiankah sepenggal kisah yang di tuturkan Meutia Farida Hatta dalam Bukunya tentang "Hatta di mata 3 putrinya". Kisah yang menceritakan, bagaimana proses melamar Rahmi Rahim oleh Hatta dengan soekarno sebagai Comblangnya.

Hatta memang punya sumpah sakti, hanya akan menikah jika Indonesia Merdeka, dan 3 bulan setelah Indonesia Merdeka, di megamendung dan di saksikan oleh Soekarno, Fatmawati dan keluarga dekatnya. Hatta 43 tahun menikahi Yuke 19 tahun. Hatta akhirnya membebaskan Sumpah saktinya itu.

Tanggal 15 maret ditahun 1980, Mohammad Hatta meninggal dunia. Jakarta bersedih, indonesia berduka. Iwan Fals, Musisi legendaris itu. Menuliskan bait-bait duka dalam lirik lagunya yang berjudul "Bung Hatta", pada bagian Reffnya Iwan Fals mendendangkan lagunya dengan setengah menjerit :

" Hujan air mata dari pelosok negeri
Melepas engkau pergi.
Berjuta kepala tertunduk haru.
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu.
Terbayang baktimu, terbayang jasamu.
Terbayang jelas, jiwa sederhanamu".

Ketika Hatta Meninggal, lelaki pujaan Hati Rachmi ini tidak banyak meninggalkan uang dan kehidupan yang glamor, bahkan Kliping Iklan sepatu yang tak mampu ia beli, masih tersimpan di laci lemari belajarnya. Yah, Hidupnya Hatta lebih banyak berkisah tentang pergulatan ideologis, idealisme yang luhur, pacaran dengan nasionalisme. Kesederhanaan hidup dan kisah hidup yang bisa membuat kita sabak.

Mohammad Hatta adalah manusia yang anti pengkultusan. Termasuk mengkultuskan sahabatnya -  Soekarno. Karena ingin tetap waras, Hatta mengirimkan surat perpisahan pada sahabatnya - Bung karno. Setelah Bung karno di tahbiskan menjadi presiden seumur Hidup dan sejuble gelar-gelar pengkultusan dan itu diterima dengan sikap terbuka oleh Bung Karno. saat itu juga Bung Hatta merasa perlu mengambil jarak dari sahabatnya itu. Tanpa konfrontasi, tanpa menyakiti dan dengan elegan. Hatta mengatakan bahwa "Rakyat indonesia akan menjadi tidak waras, bila sang pemimpin merasa nyaman kala di kultuskan". Karena baginya pemimpin, tidak boleh dijunjung setinggi langit tanpa cacat-cela. 

Pemimpin bagi Hatta: "Hanya ditinggikan seranting, didahulukan selangkah. Ada perhitungan, ada batas. Ada penghormatan yang Rasional dan Normal".

Mungkin Bung Karno tidak meminta, tapi membiarkan, sama halnya dengan meng-iyakan. Bukankah, diam adalah tanda setuju. Karena membiarkan itulah, akhirnya sejarah mencatat "Lelucon" sanjungan yang mengarah pada pengkultusan Bung Karno Ini. " pemimpin Revolusi", "Penyambung lidah Rakyat", "Nahkoda Agung", "wartawan Agung", "Rimbawan Agung", dan sederet sebutan lainnya. Konon Kawan saya, pengangum Bung Karno mengatakan "Penakluk wanita Gentelman". Entahlah, tapi ia memang Flamboyan, dikagumi banyak wanita. Cantik semua malah.

Zaman nampaknya, tidak bisa lepas dari pengkultusan. Kita masih ingat kala Tim Sepak bola Korea Utara dalam Perhelatan Fifa World Cup di Afsel Juni 2010 lalu, korut dianggap tim yang penuh misteri. Begitu mengagumkan, pemimpin mereka Kim Jong-Il ayah Kim Jong Un (ketika Jong Un belum memegang Tampuk kekuasaan Korea Utara). Dalam wawancara Skysport, Dengan kapten Tim sepak bola negara korut : kebanggaan apa yang kalian persembahkan untuk korea utara?. Jawaban Sang Kapten, sederhana; kami persembahkan kepada Bapak Agung Kim Jong-Il; yang bisa mengubah pasir menjadi padi, Bom atom dari batang pohon tinggi, Kata sang Kapten. Sulit di pahami, mengapa ini bisa terjadi.

Tapi itu semua adalah contoh, dari begitu banyak pemimpin yang dikultuskan. Stalin yang memiliki Nama Lengkap " Joseph Ilyich Stalin juga memiliki banyak gelar yang luar biasa; "Pemimpin besar yang Agung", " Genius Ummat Manusia", "Cahaya pembimbing Ilmu", Ahli Agung dalam hal keputusan-keputusan Revulusioner yang berani". Dan entah apalagi. Konon menurut sejarawan Anton Antonov, ada 24 Gelar yang di sematkan kepada pemimpin yang identik dengan "Horor state" ini.

Bung Hatta, benar. Kultus akan membuat daya Kritis dan kewarasan Hilang. Berkenaan dengan itu, saya ingat ungkapan Vaclac Havel - Sastrawan, Mantan Presiden Ceko, yang bertutur : "Carilah inspirasi pada mereka yang sederhana, jernih berpikir dan berani Hidup". Itulah Mohammad Hatta.


NB ; Sumber Foto : Life Magazine


* Pustaka Hayat
* Pejalan Sunyi
* Rst
* Nalar Pinggiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar