29 Mei 1453 M, pukul satu 1 subuh, Muhammad Al-Fatih, memulai penyerangan Besar-besaran ke Kota Konstantinopel. Seorang Anak Muda berusia 24 Tahun memimpin Pasukan Ottoman, yang begitu besar dengan pekikan Takbir.
Pekikan Takbir Al-Fatih bersama Pasukan, digambarkan sejarawan menggetarkan Tembok-tembok Konstantinopel. Kecerdasan dan keberanian Al-fatih dan pasukannya, dianggap sebagai Mukzijat.
Eropa sangat bersedih karena Kejatuhan Konstantinopel karena didalamnya, ada "Hagia Sophia" : Pusat kebanggaan Eropa selama ribuan Tahun. Sehingga mereka menyebut Tindakan Al-fatih, adalah tindakan Bar-Bar.
Ketika pasukan Al-fatih sampai kedalam Kota Konstantinopel, Al-fatih lansung menuju " Hagia Sophia", disana para Pendeta dan Para petinggi gereja berkumpul. Al-fatih lalu betutur : " pulang ke rumah kalian dengan aman dan selamat".
Didalam diri Al-fatih mengalir darah patriot dan religius. Sejak kecil ia kerap dibisiki Mursyidnya (Guru agamanya), bahwa Pasukan yang disebutkan Nabi dalam Hadist yang akan menaklukkan Konstantinopel, adalah Pasukannya. Inilah sumber energi Bagi Al-fatih.
Saat Al-Fatih masih berusia 8 tahun, Ia acap dibisiki oleh Gurunya, bahwa Engkaulah sebaik-baik pejuang dan pasukanmu adalah sebaik-baik pasukan yang akan menaklukkan Konstatntinopel. Seperti kata Nabi : "Tugasmu adalah belajar agama dan perang".
Dari al-fatih kita mendedah Ibrah. Bahwa, dalam memberikan peta Pikir yang benar pada anak-anak, itu merupakan Tugas terberat semua orang Tua.
Amerika Mengancam, Rusia menolak, Uni Eropa mengecam, rencana Turki untuk mengembalikan Fungsi Hagia Sophia menjadi Masjid. Tapi Turki Tak gentar. Dibawah kepemimpinan Erdogan.
Masjid Agung Cordoba diSpanyol, yang saat ini Dijadikan Kathedral saja bisa. Menagapa, Hagia Sophia tidak bisa dijadikan Masjid?.
Tugas kita memang menciptakan sejarah kita sendiri, seperti pesan Malik Ben Nabi, Pada Generasi-Generasi Islam.
Erdogan telah menjawab bagian penting dari perjalanan sejarah negarannya, juga berhasil mendefenisikan dirinya.
Sebelum Konstantinopel Runtuh, oleh Sultan Muhammad Al-Fatih, 825 tahun sebelumnya, Rasulullah bersabda, "Pasti akan dibebaskan Konstantinopel oleh kalian, sebaik-baik pemimpin adalah dia, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu".
pada Tahun 1453, ia nyata. konstantinopel dibebaskan oleh Sulthan Muhammad Al Fatih, di ubahlah kembali fungsinya sebagai Masjid. Saat Fatih Sultan Mehmed (Al-Fatih) menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sophia adalah tempat pertama yang ia kunjungi.
Sejarah mencatat, ia memandang Hagia Sophia yang megah, turun dari kudanya, melepas helm perangnya, lalu bersujud ke arah kiblat, mengambil segenggam tanah Konstantinopel lalu menaburkan keatas kepalanya. Tetapi, kekhilafaan runtuh. Mustafa Kemal, Naik Tahta. Ia, menutup masjid Hagia Sopiah dan menjadikannya museum selama puluhan tahun, sebagai bahagian dari pengalaman Sekularisme yang dia anut.
Hari ini ketika matahari mulai kehilangan sinarnya, Adzan bergema dilangit-langit Konstantinopel. Erdogan kembali Menjadikan Hagia sophia menjadi Masjid yang bernama "Ayasofya". dan di buka untuk malaksanakan sholat. Itu pesan pada dunia bahwa kepemimpinanya telah bermetamorfosis menjadi negara Islam yang Kuat. Punya posisi tawar dan tidak dianggap remeh.
Selamat Untuk Rakyat Turki, Doakan Indonesia agar kelak menemukan Momentumnya.
Bagi saya Hagia Sophia bukan hanya masjid, ia simbol kebenaran sabda Rasulullah Muhammad, ia adalah pengingat sekaligus penyemangat, "Kızıl Elma" dalam keyakinan Utsmani, pencapaian dan penghargaan tertinggi secara kolektif. Semoga Kelak Saya Bisa Bersujud Di altar Ayasofya bersama yang Terkasih.
Aya sofya di buka, ditandai dengan Suara lantunan merdu Erdogan. Lantunan surat Al baqarah dalam masjid Aya Sofya. Fasih dan khusuk. Menembus palung hati.
Cerdas, berani dan sholeh. Gairah Ustmani hidup kembali dalam Turki moderen. Turki yang pada rezim Ataturk, menjadi sekuler - western, kini menjadi sentrum perlawanan terhadap dominasi Barat yang kapitalis. Pun Zionis yang anti kemanusiaan.
Turki kini menjadi antitesis dari sekularisme dalam cakupan dunia. Selalu berada di luar mainstream dalam percaturan politik dunia yang condong ke Barat.
Merubah fungsi Hagia Sophia-Aya sofya bukanlah vis a vis dalam pengertian sesama agama, tapi lebih pada pengukuhan eksistensi Turki sebagai negara berdaulat.
- Makassar 29 Mei 2021-
#Muslim intelektualProfesional
#PustakaHayat
#Rst
#PejalanSunyi
#Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar