Kalau dari cerita Detik, inisiatif wacana penundaan Pemilu memang datang dari lobi Istana. Dari tujuh parpol koalisi, hanya lima yang dilobi, dimana 3 di antaranya langsung setuju.
Persetujuan tersebut tidaklah mengherankan, mengingat tiga ketum parpol yang langsung mengiyakan tersebut sejak lama memang diketahui tersandera sejumlah kasus, mulai dari kasus korupsi hingga kasus asusila. Sementara, dua parpol koalisi lainnya, yang satu tegas menolak, satunya lagi masih melipir, tak berani tegas menolak.
Sejauh ini dua parpol pendukung pemerintah lainnya, yaitu PDIP dan Gerindra, menurut Detik, belum dilobi.
Menunda Pemilu dengan alasan kinerja kabinet belum maksimal dan pertumbuhan ekonomi belum memuaskan sangatlah menggelikan. Alasan itu tidak sinkron dengan sejumlah survei polesan yang mengklaim publik puas atas kinerja Presiden.
Seperti, survei kepuasan terhadap Jokowi yang dirilis Indikator dan Kompas adalah pretext untuk agenda perpanjangan masa jabatan presiden. agenda tersebut kini bukan lagi hanya diorkestrasi oleh politisi.
Padahal, Jika pemerintah gagal mencapai target, dalam sistem demokrasi yang sehat, lazimnya kita justru mengenal pemilu yang dipercepat dan bukannya memundurkan pemilu. Pemilu yang dipercepat diperlukan untuk menyegarkan visi serta personalia pemerintahan.
Hitungan di atas kertas, memang tak ada gunanya memperpanjang konsep serta aktor politik yang sudah terbukti gagal mengurus negara.
Tetapi, Orkes penundaan Pemilu belum akan berhenti diputar hingga penyusunan APBN 2023 selesai diketok. Segala cara akan dilakukan Istana untuk melancarkan agenda gelap tersebut. Kartu terhadap PKB, Golkar dan PAN sudah dimainkan. Tinggal kita tunggu, apakah Istana punya kartu As untuk PDIP, Nasdem dan Gerindra.
Di titik itulah, saya Mahfum, mengapa dulu Bung Karno dan Pak Harto tak pernah bisa melepaskan kekuasaannya dengan mudah. Mereka jelas pemimpin yang kuat, punya visi, pergaulan yang luas, serta punya basis kekuatan politik besar di dalam negeri.
*Pustaka Hayat
*Pejalan sunyi
*Rst
*Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar