Dalil Demokrasi di gunakan untuk membenarkan Wacana "Pemunundaan Pemilu, bahkan dianggap sebagai Hak Warga Negara. Padahal "Munarman" Bicara Khilafah secara Akademis, Di tangkap. Organisasinya Di Bubarkan.
Dalam Gagasan Demokrasi, Minimal tertandai dengan dua hal, yaitu kedaulatan hukum dan perlakuan yang sama terhadap semua waga negara
Di negara-negara Skandinavia, kebebasan berbicara atau Kebebasan Berekspresi adalah Puncak tertinggi dari prestasi demokrasi dan hal itu Dianggap lebih penting dari Teologi agama-agama manapun.
Soekarno tak tahu bagaimana berhenti, orde lama berakhir dengan banyak misteri di dalamnya. Bung Karno meninggal dunia, masih dalam status "tahanan politik".
Soeharto, pun berakhir dengan ongkos sosial yang besar, akibat tekanan yang luar biasa besar. Akhirnya soeharto menyataken "berhenti".
Orde Baru bangkit atas nama pembagunan dengan menjadikan pancasila sebagai alat pukul, tapi runtuh juga, karena kekuatan senapan dan omong kosong tentang pembangunan tidak lagi merayu rakyat.
Pemilihan langsung, pembatasan 2 periode adalah cara terbaik menggilir kekuasaan.
Tahun 1963 MPRS minta Soekarno menjadi Presiden seumur hidup. Soekarno mengaku tidak pernah tau soal ini, tapi karena sudah diputuskan MPRS, maka tak kuasa ia menolaknya.
Ini terjadi setelah 3 tahun pembubaran Masyumi. Partai oposisi pemerintah Orde Lama saat itu.
Jika isu penundaan Pemilu dan Presiden 3 Periode sah atas nama demokrasi oleh jokowi, kenapa wacana mempercepat Pemilu harus dianggap gerakan makar?
Aroma tidak sedap yang datang dari medan merdeka, sekarang dipindahkan ke senayan. Besok dan seterusnya gerakan 3 periode ini akan semakin besar gelombangnya. Komandonya ada di luhut.
Rakyat yang sedang antri minyak goreng dan pupuk berjam-jam tidak terlalu penting diurus. Bagi istana, jabatan lebih penting dari memenuhi stok kebutuhan pokok rakyat.
Hati-hati dengan kekecewaan rakyat, mereka yang memberi daulat. Ada saatnya mereka marah dan mengambilnya kembali.
jika saat itu tiba, hanya ada 2 pilihan. Bertahan dan tenggelam atau menyebrang?. Sejarah telah membuktikan, saat rakyat melawan. Elite yang oportunis, akan lebih dahulu menyebrang dan menyelamatkan diri.
Kita memilih kegembiraaan atau Kesusahan, jauh sebelum kita mengalaminya", kalimat itu di ucapkan oleh "GIBRAN", yang nama depannya adalah KAHLIL. Artinya, bagi Kahlil Gibran, Pikiran itu sudah memilih lebih dahulu sebelum dia mengalaminya.
Jokowi sudah memilih menjadi Otoriter, sebelum dia mengalaminya, sebelum dia menjalankannya. Hal itu di sebut dengan Otoritarian personality.
Ide untuk memperpanjang masa jabatan, menambah masa jabatan dan menjadikan Gibran sebagai Wakil presiden adalah Otoritarian personality.
Hitler pun demikian, dia menyembunyikan Kebengisannya sebelum ia menjadi Pemimpin dan di pilih secara demokratis.
Di titik itulah pentingnya belajar sejarah. Sebab, Pengetahuan Kalian ini sangat kurang tentang demokrasi.
Machieavelli mengatakan, "Kebusukan kekuasaan bukan pada penggunaan fisik kekuasaan, melainkan pada Pengkhianatan dan penipuan"
Di situlah soft power Jokowi. Jokowi tidak datang seperti Soeharto yang mengatakan, "Saya Gebuk Kalian". Tidak. Jokowi melakukan penghinatan dengan senyap.
Tidak pernah ada di zaman Soeharto, orang merobek perutnya karena tidak bisa makan. Bengisan mana Jokowi dan Soeharto?.
Mengapa Soeharto Otoriter, karena dia adalah Rezim militer. Tetapi, Rezim jokowi, lebih berbahaya dari Rezim militer Soeharto. Karena dia menghegemoni dan Menyumblim secara Diam dalam benak rakyat.
Semua itu berpangkal dari Skandal MK yang berujung pada pelanggaran Etik berat di MKMK soal putusan MK tentang batas usua Capres dan cawapres. Segala daya dan upaya Busuk untuk melahirkan anak Haram Konstitusi, di sambut begitu riuh.
Di Harian Aljazeera menulis judul sangat menohok tentang nepotisme kekuasaan era Jokowi dengan judul "NEPO BABY." Sungguh memalukan. Noktah hitam demokrasi pasca reformasi.
NESTAPA BANGSAKU DALAM LAKON TONIL IMITATIF DI TEPIAN NGARAI KEHANCURAN.
Jadi, hentikan pembicaraan yang menyatakan bahwa Jokowi merawat demokrasi. sebab, jokowi tiba ketika bangsa ini sudah demokratis.
*Pustaka Hayat
*Pejalan sunyi
*Rst
*Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar