"Muslim Uighur ditindas oleh Pemerintah china, pemerintah kita lambat, barangkali ditenggarai investasi China dinegara ini?"
Sejarah ummat manusia, entah sudah menjadi sunnatullah, senantiasa menghadirkan kisah-kisah para penindas dan yang tertindas. Dalam Terma 'Marxian' : "Borjuis dan proletart". Kelompok Dzolim dan Mustad'fin, dalam Istilah teologis. Tidak pernah berhenti, selalu berulang-ulang dalam bentuk yang lain tapi polanya hampir sama. "Homo Homini Lupus", kata Filsuf 'Thomas Hobbes', yang diadaptasi dari 'Lefia tang'. Hakikat manusia itu memang selalu menaklukkan. Jadi, kisah-kisah seperti ini akan terus terjadi. Walau sejarah dan dunia ini sudah boleh dikatakan lelah, tapi energi konflik horizontal selalu memberikan energi para pemainnya.
Terkadang konflik fungsional, dalam Sosiologi politik : "konflik diperlukan untuk melahirkan formula adaptif yang biasanya hadir diujung konflik tersebut". Tidak jarang, konflik diciptakan. Dihadirkan. Dikondisikan. Tujuannya untuk memunculkan sentimen kemanusiaan bagi kalangan tertindas dan Sentimen reduktif bagi kalangan yang menindas. Sentimen ini sifatnya lintas negara, lintas ruang dan waktu. Sebuah peristiwa kemanusiaan disudut belahan dunia, bisa memantik solidaritas universal.
Contohnya banyak yang bisa dibentangkan bahkan telah terjadi dan sedang terjadi. Berbagai peristiwa timur tengah adalah contoh yang selalu up to date. Adapula konflik kemanusiaan itu sengaja dibuat untuk bertujuan pragmatis ekonomi politik. Pemain yang paling jago tentunya Amerika serikat.
Amerika kerap Menghadirkan suasana panas dibelahan dunia. Perdagangan senjata mereka mengalir deras. Menghebuskan diksi-diksi provokatif dibeberapa negara yang memiliki sumber daya menggiurkan, ujung-ujungnya tercipta konsesi penguasaan sumber daya alam tersebut. Angka-angka tidak selamanya dari penjumlahan 1+1. Bisa jadi 4-2. Bisa juga 10 dibagi 5.
Karena itu Konflik di uighur harus dipelajari dengan jernih. Konflik yang tidak muncul seketika. Konflik sudah menyejarah yang bermula dari apa yang diistilahkan Filosof (politik) Ernest Renan sebagai " sebuah negara terbentuk bukan hanya karena persoalan Nasionalisme dan historis semata, tapi yang terpenting adalah komitmen untuk hidup bersama". Kata kuncinya ialah Komitmen. Komitmen itu bisa dirombak, dibongkar, bisa diingkari, bisa dilanggar. Biasannya selalu ada konsekuensi yang memunculkan situasi duka kemanusiaan.
"Mungkin karena Muslim Uighur adalah kelompok Minoritas?". Tentang mayoritas dan minoritas. Mayoritas-minoritas demografis-kuantitatif atau Mayoritas-minoritas Historis. Tidak selamannya mayoritas menindas kaum minoritas. Seringkali kita jumpai dalam sejarah, justru sebaliknya.
Apartheid yang minoritas secara demografis dan historis diAfrika selatan, misalnya menindas kelompok mayoritas demografis-historis kulit hitam. Berpuluh tahun hal itu berlansung. ' Nelson Mandela' datang meruntuhkannya. Melawannya dengan Rangkulan. Menyampaikkan pesan bahwa kita harus bersama-bersama memajukan Afrika selatan ini, tanpa Mesiu dan dendam. Apa yang terjadi?. Afrika selatan adem, mereka kemudian membangun peradabannya. Karena peradaban tidak bisa dibangun dalam keadaan konflik. Kondisi damailah prasyarat utamannya.
satu hal yang mesti kita ketengahkan ialah Musuh politik terbesar : Jimmy Carter, Ronald Reagan dan Bil Clinton, mantan-mantan Presiden Amerika Serikat itu Siapa?. Adalah "Uni Soviet (Rusia)".
Kalau : Donald Trump, Siapa?. "China atau Tiongkok".
Haluan politik sedang berputar. Dari beruang merah ke tirai bambu. Lawan tanding telah berubah. Opini dibentuk, kita membacanya dengan seluruh dan sepenuh keyakinan. Padahal itu hanyalah petunjuk menuju ke gedung putih. Sejarah menukilkan Fakta, sejak dulu, mereka adalah pembentuk opini Terlihai.
Duhaii, Kawan harus tau. Amerika itu bukan Negara tetapi perusahaan Swasta terbesar. Sahamnya hanya dimiliki beberapa kelompok saja. Karena itu, apapun yang mereka lakukan, Murni Bisnis kawan.
Omong Kosong kalau mereka empati pada Muslim Uyghur, kala itu. Sedang Arab Saudi dan UEA itu kaki tangan Amerika, dan itu sudah sejak lama, kawan saja yang tidak sadar akan hal itu. Kenapa?. Karena tidak membaca. Makanya tidak usah kaget, jika negara teluk tidak bersuara Soal pembantaian Masyarakat Muslim, yang lebih Menyedihkannya lagi di beberapa Negara Muslim, dua negara ini peyokong dana terbesar buat genosida masyarakat Muslim.
*Pustaka Hayat
*Pejalan sunyi
*Rst
*Nalar Pinggiran


Tidak ada komentar:
Posting Komentar